LMS_V07E01P03

1. Persiapan Perang (3)
“…..”
Seoyoon berusaha tersenyum. Dia ingin tersenyum secerah
senyum patung tersebut.
Air mata bisa mengalir dengan mudah, tapi untuk tertawa lagi
adalah hal yang mustahil.
Entah bagaimana, itulah yang dia rasakan.
*drip, drip, drip*
Bibir merahnya bergerak sedikit.
Memang jauh dari sempurna, tapi dia sedang tersenyum.
Dia merasa senang oleh kejadian ini!
҅Mungkinkah aku bisa
tertawa?҆
Tapi pada pemikiran ini, wajahnya kembali muram. Masih ada
hal-hal penting yang tak bisa ia lakukan.
Dia masih tak bisa berbicara atau tertawa.
Tak peduli secanggung apa itu, senyumnya sangatlah manis dan
hal ini mencerahkan wajahnya yang muram.
Si cantik berkulit putih dengan patung yang tak terhitung
jumlahnya, menggambarkan kecantikannya.
Dengan latar belakang dari jurang di sebuah lembah, seorang
gadis sendirian berdiri di samping sebuah patung.
Bagi Seoyoon, dunia ini telah menjadi sebuah tempat yang
sedikit lebih cerah.
****
*kraak kraaak*
Gerobak milik seorang Merchant yang membawa barang-barang sangat
banyak sampai di sebuah kota. Setelah perjalanan yang panjang dan melelahkan,
gerobak itu akhirnya sampai di tujuan.
Si Merchant yang duduk di kursi pengemudi menoleh ea rah
pria yang berbaring di atas gerobak. “Pak, kita sudah sampai.”
“Begitukah?”
Pria itu melompat turun dari gerobak tersebut, mendarat di atas
kedua kakinya. “Tampaknya ini adalah Kerajaan Prain.”
Dia memiliki pundak lebar dengan wajah gelap terbakar
matahari.
Dengan rambut pendek dan ekspresi bodoh, penampilannya
benar-benar biasa. Geomchi449!
Geomchi449 dengan selamat telah sampai di Kerajaan Prain.
Levelnya, sebenarnya cukup rendah dibandingkan dengan
teman-temannya yang lain, yang rata-rata berlevel 241.
Namun, ada alasan kenapa dia masih berlevel 200.
Dia pergi ke hutan sendirian untuk memburu rusa berlevel 5
dengan satu tujuan!
“Darah rusa benar-benar lezat…”
Dia teringat jarum besi menusuk leher rusa beberapa kali
sebelum rusa itu mati. Itu menyakitkan jika dia tak bisa berbagi hal ini dengan
siapapun.
“Semuanya akan baik-baik saja bagi seorang prajurit, selama
dia memiliki pedang.”
Geomchi449 melakukan perjalanan dengan langkah-langkah
panjang dan gaya berjalan yang kuat.
Semua yang dia miliki adalah pakaian lusuh dan sebuah tas yang
penuh dengan pedang. Dia menghabiskan semua gold yang ia peroleh dari berburu untuk
makanan dan pedang.
“Seorang pendekar pedang sejati hanya membutuhkan pedang.
Armor hanya menjadi beban.” Geomchi449 mencari prajurit kuat dan terkenal di
Kerajaan Prain.
Pendekar pedang, Warrior, Knight, Paladin….
Asalkan mereka menggunakan senjata, profesi mereka bukanlah
masalah.
Dia hanya ingin menjadi lebih kuat.
“Aku telah mendengar jika kamu adalah salah satu dari
orang-orang terkuat di kota ini. Aku menantangmu untuk berduel.”
Orang yang ditantang sangat terkejut. Melihat pakaian lusuh
Geomchi449, orang tersebut menanyainya.
“Apa kamu sudah tak waras? Levelku 280. Levelmu tampaknya
rendah dan kamu bahkan tak berperlengkapan dengan baik.”
“Tak masalah. Akankah kamu menerima tantangannya?”
Kebanyakan orang yang mendapatkan sebuah tantangan akan
menerima tanpa banyak berpikir, hanya berpikir jika hal itu hanyalah semacam
hiburan sampingan.
“Baiklah. Lebih baik kamu jangan menyesali ini, setelah aku
menghajarmu.”
“Tentu saja aku tak akan menyesal.”
Orang yang akan berduel dengan Geomchi449 adalah seorang
Paladin.
Untuk beberapa alasan, si Paladin mendapatkan suatu perasaan
khawatir tentang duel tersebut.
“Kamu baru saja datang ke sini dan menantangku sambil
mengenakan pakaian lusuh seperti itu…. Aku tak tahu siapa dirimu, tetapi
bertarunglah dengan benar, oke? Holy Shield!”
Si Paladin merapal Holy Shield, salah satu skill dasar
miliknya. “Perlindungan suci dewa matahari! Warrior’s Blessing!”
Para Paladin menggunakan blessing untuk melindungi diri
mereka sendiri, dan untuk meningkatkan kekuatan bertarung mereka.
Mereka juga bisa menyembuhkan diri mereka sendiri dalam
situasi kritis.
Karena hal inilah, kebanyakan orang cenderung menghindari
berduel dengan para Paladin.
Para Paladin bisa menyembuhkan luka mereka dengan sangat
cepat. Jadi, jika kamu tak menghantamkan damage cukup besar, mereka hanya akan
memulihkan HP lebih banyak, daripada HP mereka yang hilang.
“Holy Blade!”
Pedang milik si Paladin dilapisi cahaya putih.
Api suci muncul kapanpun pedang tersebut diayunkan.
Skill tersebut mengkonsumsi banyak Mana untuk menambahkan
sebuah efek tambahan pada serangan si Paladin.
“Terima ini.”
Kapanpun si Paladin mengayunkan pedangnya, api putih muncul.
Geomchi449 melompat-lompat, menghindari api itu.
“Api itu mempengaruhi area yang semakin besar… Semakin lama
pertarungan berlangsung, semakin bahaya bagiku.”
Geomchi449 berlari ke dalam api tersebut, meskipun dia
beresiko kehilangan beberapa Hpnya, dan mengangkat pedangnya saat dia mendekati
si Paladin.
“Kepala!”
Si Paladin yang terkejut memblokir serangan tersebut dengan
pedangnya.
*sliiiiiide*
…..
Pedang milik Geomchi449 meluncur melewati pedang milik si
Paladin seperti seekor ular.
“Pergelangan tangan!”
Kali ini, pedangnya mengarah ke pergelangan tangan si
Paladin.
Sekali lagi, si Paladin menghindari serangan itu dengan
jarak yang tipis.
Mata si Paladin akhirnya menajam, dia telah melihat banyak
pertempuran.
Biasanya duel seperti ini ditentukan oleh level orang yang
berduel. Biasanya, sebuah pertarungan dengan perbedaan level seperti ini akan
berakhir. Lawannya melawan secara mengesankan, meskipun jarak levelnya sangat
besar.
“Baiklah.”
Si Paladin mengangkat pedangnya sejajar dengan dadanya, dan
menusukkan pedang itu dengan semua kekuatannya.
“Bash!”
Si Paladin telah menenangkan dirinya sendiri, dan memulai
serangkaian serangan pedang yang kuat.
Kekuatan yang dikumpulkan pada pedang, membuat
serangan-serangan tersebut sangat kuat. Kali ini, dia berniat untuk bertarung
dengan kekuatan penuh sejak awal.
Tanpa sedikitpun tanda-tanda kecemasan, Geomchi449 mengubah
sikap bertarungnya.
Serangan lawannya sangat lurus ke depan, dan dia dengan
mudah menghindarinya, dengan menggerakkan pinggang dan pergelangan kakinya.
Pedangnya menggores sisi si Paladin dan menghasilkan luka kecil, tapi damage
yang dihasilkan sangatlah kecil.
HP Geomchi449 telah turun 20% saat terserang “Holy Blade”
sebelumnya. Disisi lain, si Paladin hanya menerima sedikit damage dari luka
pada sisinya.
Blessing pertahanan si Paladin membatalkan sebagian besar
damage. Meski demikian, luka tersebut membatasi si Paladin dari bergerak
sebebas sebelumnya.
Gumaman kerumunan penonton yang berkumpul untuk melihat duel
tersebut.
“Orang ini….”
“Aku telah mendengar rumor-rumor tentang orang-orang seperti
dia yang melakukan perjalanan untuk mencari orang-orang kuat dan ditantang
berduel.”
“Orang-orang yang memburu monster kuat dan player kuat,
hanya mengandalkan ilmu pedang mereka.”
“Mungkinkah dia adalah salah satu dari mereka!”
Banyak rumor tentang para Geomchi telah menyebar di Benua
Versailles.
Level dari Geomchi449 sangat rendah, dan dia sangat rentan
pada serangan si Paladin. Meskipun dia unggul dalam seni beladiri, perbedaan 80
level pada akhirnya berpengaruh sangat besar. Selain itu karena tak memakai
armor, statistik Defense miliknya juga sangat rendah, tapi tujuannya adalah
untuk melakukannya seperti ini.
“Hanya dengan melawan orang-orang yang lebih luat dariku,
aku berharap bisa meningkatkan teknik pedangku.”
Aku harus berpikir dan
bertindak lebih cepat. Aku telah berlatih untuk waktu yang lama, apakah aku
punya harapan menang melawan lawan dengan keuntungan besar seperti itu, atau
aku hanya akan kalah pada kekuatan dari skill dan sihir mereka.