Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

ARK_V01E01P03

gambar


1. New World (3)



Sementara itu, Ark membunuh beberapa tikus lagi. Dia juga memukul mundur mereka, hingga ke lubang tempat mereka bersarang satu demi satu, selagi dia terus mengayunkan daggernya.

Para tikus tak menyerah begitu saja.

Beberapa dari mereka mulai bekerja sama dengan satu sama lain, dan mulai melompat ke arah Ark, setelah bersembunyi di kardus-kardus untuk menyerang balik.

Pertempuran sengit antara manusia dan tikus berlangsung hingga 30 menit.

Di akhir pertempuran, Ark hanya punya 3 potong roti gandum tersisa. Agar bisa mengisi ulang HP-nya yang terus turun, dia harus mengkonsumsi 7 potong roti. Daya tahan dari dagger dengan 2 poin attack dan pakaian kulit dengan 2 poin defense miliknya pun turun drastis.

Benar-benar kemenangan yang terasa hampa.

'Phew, apapun yang terjadi, intinya aku bisa membunuh mereka semua. Memang susah, tapi paling tidak, exp-ku sudah naik lumayan banyak kan?'

Ark membuka jendela informasi karakter untuk melihat hasil bagus yang ia harapkan, dan dalam sekejap menunjukkan ekspresi sedih.

Satu tikus memberikan 1 EXP. Namun, sekalipun dia membunuh lebih dari 30 tikus, dia hanya mendapat 30 EXP.

Dia pikir, karena dia baru saja mulai bermain, paling tidak itu bukanlah jumlah yang kecil. Namun, setelah melihat bar EXP miliknya, EXP yang ia dapat ternyata tak sampai 1%. Tak peduli sesusah apapun kamu melawan mereka, tikus tetaplah tikus.

Rasa kecewa miliknya benar-benar tak tertandingi. Tapi, Ark kembali menahan emosinya. Karena bagaimanapun juga, sebuah quest masihlah sebuah quest, dan pasti akan ada hadiah yang didapat nantinya.

"Semua tikus sudah dimusnahkan."

"Oh ya? Bagus sekali. Aku punya sedikit hadiah untukmu."

Kraydon tertawa terbahak-bahak selagi mengeluarkan 10 potong roti gandum.

"..."

Ark yang tadinya mengharapkan hadiah yang bernilai, menatap Kraydon dengan ekspresi mengerikan. Tak mungkin dia akan menghabiskan waktu lebih dari 30 menit dalam situasi yang sangat membahayakan nyawanya, kalau dia hanya akan mendapat beberapa potong roti gandum. Tapi, Kraydon malah menatap Ark dengan ekspresi bingung, layaknya ada sesuatu yang salah dengannya.

"Tak mungkin, apakah ada suatu kesalahan di sini?"

"Apa maksudmu? Bukannya hal yang terpenting adalah kamu masih hidup?"

"Tapi..."

"Kamu mengharapkan hadiah yang lebih bagus, hanya untuk membunuh beberapa tikus?"

Ark hanya bisa diam dan menahan amarah dan penderitaan, yang ia rasakan. Dia menghabiskan waktu 30 menit dan harus memakan 7 potong roti gandum, agar bisa membunuh para tikus. Dagger dan pakaian kulit miliknya menjadi usang.

Dan hadiahnya cuma 10 potong roti gandum? Apa ini lelucon? Tapi apa gunanya bertengkar dengan NPC?

Apalagi, roti gandum memang murah, namun tak terlalu berguna. Tapi, Ark menerima dan mengambil 10 potong roti gandum itu dan pergi meninggalkan kedai. Dia kembali pada Hansen dengan ekspresi penuh kekecewaan dan bertanya padanya.

"Apa tak ada pekerjaan yang lebih bagus?"

"Hehe, bocah ini. Dari awal saja kamu sudah terlalu rakus. Kamu adalah pendatang baru di tempat ini. Siapa yang mau memberikan pekerjaan penting pada seorang pendatang baru? Kalau kamu ingin pekerjaan dengan hadiah yang besar, kamu harus membangun kepercayaan dengan semua orang."

'Sepertinya, game ini dipengaruhi oleh tingkat keakraban.'

Banyak game sebelum virtual reality muncul, fokus pada hubungan dengan NPC.

Itu adalah suatu fitur game yang mana keakraban seseorang dengan NPC akan menentukan quest, informasi, dan skill apa yang akan kamu dapatkan. Sistem seperti ini akan berperan penting dalam sebuah game, yang mana kamu bisa merasakan dirimu sedang berada di dunia nyata, sekalipun aslinya kamu sedang bermain game.

Karena itulah, tak mungkin perusahaan berteknologi tinggi seperti Global Exos tak mengimplementasikan sistem seperti ini.

'Dengan kata lain, pemula harus terus-menerus mengambil quest dengan hadiah jelek, untuk mendapat hadiah yang lebih bagus.'

Setelah mengerti konsep dasar dari game ini, Ark berniat untuk bertanya lebih banyak pada Hansen. Namun tiba-tiba seseorang yang ada di belakangnya mengajaknya bicara.

"Apa kamu seorang pemula?"

Ark memutar badan dan melihat seorang gadis manis mendekat.

"Ya, aku pemula."

"Apa kamu mencoba untuk mendapat quest dari tetua itu?"

Ark menganggukkan kepalanya, dan senyuman jahat muncul di wajah gadis itu. Namun, segera setelah Ark menunjukkan ekspresi tak nyaman di wajahnya, gadis itu dengan cepat tersenyum tulus.

"Oh, maaf. Tapi, mencoba untuk mendapat quest dari tetua itu bukan ide yang terbaik."

"Kenapa?"

"Semua quest yang diberikan tetua ini cuma berhadiah jelek dan exp rendah. Sekalipun aku menyelesaikan beberapa quest darinya untuk jaga-jaga, dia tetap saja memeberiku quest yang serupa. Ada juga orang yang sudah mencoba lebih dari 50 kali. Tapi, satu-satunya hal yang mereka terima adalah kenaikan dalam biaya perbaikan barang."

"Terus, apa yang harus aku lakuin diawal-awal, seperti ini?"

"Pilihan terbaik, ya dengan berburu anjing liar di pinggiran kota. Sekalipun normalnya untuk level 1 adalah berburu di kelinci atau rakun, EXP yang mereka berikan cuma sedikit lebih besar daripada tikus...

Alasan kenapa di desa ini cuma ada sedikit orang, yaitu karena kebanyakan orang berburu di kawasan anjing liar."

"Anjing liar?"

Ark menunjukkan ekspresi gelisah, ketika dia mengulangi pertanyaan itu. Membunuh beberapa tikus saja terbukti jadi hal yang benar-benar susah. Bukannya memburu anjing liar berarti akan jadi hal yang lebih susah lagi?

Tapi, layaknya membaca pikiran Ark, gadis itu kembali berkata.

"Susah untuk membunuh mereka sendiri. Oleh karena itu, banyak orang membuat party untuk memburu mereka. Kebetulan, aku dan seorang lagi yang berburu denganku mendapat sedikit masalah. Jadi, apa kau mau berburu dengan kami?"

"Ya? Apa itu baik-baik saja? Aku kan baru level 1?"

"Tak apa-apa. Aku juga baru main hari ini, jadi aku baru level 2. Dan seorang yang lain levelnya masih 3."

"Kalau begitu, tolong izinkan aku ikut bergabung."

"Ya, ikuti aku. Anggota party yang lain sedang menunggu di luar."

Teman party gadis itu adalah seorang pria besar, yang sedang memakan roti di gerbang desa. Melihat seseorang di desa tempat awal bermain, menggunakan longsword/pedang panjang adalah pemandangan yang langka.

Setelah gadis itu memperkenalkan diri, Ark segera mengamati pria itu dari ujung rambut sampai kuku kaki, lalu menganggukkan kepalanya.

"Ya, paling tidak, seorang player level 3 akan lebih baik daripada satu player level 1, ditambah satu player level 2."

Pria itu bernama Andel, dan si gadis bernama Bulma.

Baik Andel maupun Bulma juga seorang pemula di New World, tapi mereka mengetahui lebih banyak hal ketimbang Ark.

Sekalipun dia mulai bermain New World dalam waktu yang kurang lebih sama dengan Ark, dia bisa menaikkan level lebih cepat dengan membuat party dan memburu anjing liar.

"Oke, kalo begitu, kita tak punya waktu untuk bermain-main."



< Prev  I  Index  I  Next >