Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

ARK_V01E01P04

gambar


1. New World (4)



Setelah mereka berjalan selama beberapa waktu, party tersebut sampai di lapangan, di mana para anjing liar berlalu lalang. Bulma berkata dengan gugup.

"Kamu tak boleh bersantai, hanya karena kamu dekat dengan desa. Mereka lebih kuat dari kelihatannya. Jadi, kita harus membunuh mereka dengan cara memisahkan mereka satu demi satu."

Ketika Andel diam-diam berhasil mendekati seekor anjing liar, dia menyerangnya sekali, lalu melarikan diri. Posisi Andel cukup jauh dari anjing liar yang lain. Jadi, monster yang lain tak ada yang ikut mengejarnya, selain anjing yang ia serang.

Si anjing liar itu meraung kesakitan, karena menerima serangan. Sementara itu, Ark dan Bulma menerjang ke arahnya. Namun, pertempuran itu tak sesederhana, seperti apa yang mereka kira.

Rasa takut membuat mereka tak bisa berpikir dengan baik.

Mungkin seseorang akan bicara, kenapa  juga takut di dalam game. Tapi, anjing liar di sini, benar-benar tampak seperti anjing sungguhan. Bahkan, ujung-ujung bulunya pun terlihat sangat detail.

Nyatanya, Ark bahkan tak pernah bertarung melawan kucing sebelumnya. Dia bahkan tak pernah membayangkan, jika dirinya akan bertarung melawan anjing liar. Apalagi, benar-benar bertarung melawannya.

Melihat anjing-anjing liar ini menunjukkan taring-taring mereka, membuat tubuh Ark gemetar. Gerakan mereka juga cepat. Saking cepatnya, Ark yang menggunakan dagger, tak bisa memukul mereka sekalipun.

"Hei, Ark. Apa yang kamu lakukan?"

"Eh anu, ini..."

Ark menerima gigitan di pahanya, sebagai hasil dari serangan si anjing liar. Dengan instan, dia kehilangan 30 HP.

Ketika dia menjadi takut dan mulai mundur, Andel dan Bulma menyerang anjing liar itu dari belakang, dan dengan susah payah, mereka berhasil membunuhnya. Ketika anjing liar itu mati, dia menjatuhkan kulit dan daging.

Andel, layaknya hal yang paling alami di dunia ini, langsung mengambil semua drop dan menatap Ark dengan remeh.

"Apa ini pertama kalinya, kamu bermain game virtual reality?"

"Tidak juga..."

Ini memang pertama kalinya, dia bermain virtual reality.

Andel melotot ke arah Bulma dengan tatapan penuh penghinaan.Kenapa kamu ngajak orang bodoh seperti ini?

Bulma menatap Ark dengan marah.

Wajah Ark pun memerah karena malu, sadar jika dirinya dianggap sebagai beban.

Game yang mampu menunjukkan segala jenis ekspresi, kadang-kadang bukanlah hal yang baik. Mereka berhasil membunuh beberapa anjing liar, namun hasilnya tetap saja sama.

"Ark, aku tak bisa nyerang, kalau kamu tiba-tiba muncul di sampingku!"

"Oh, apa kamu mau menyerangku, hah?"

"Kamu mau aku mundur ke sana? Tapi, terus bagaimana aku bisa nyerang?"

"Ah, tapi kamu parah sekali..."

Andel terus protes dengan ekspresi penuh jengkel. Ark menjadi panik dan dikejar oleh anjing-anjing liar. Dan sebagai hasilnya, Andel dan Bulma lah yang membunuh semua anjing.

Karena dia bahkan tak bisa menyerang menggunakan dagger-nya dengan benar, Ark tak mendapat satupun exp. Tentu saja, semua kulit dan daging yang di drop monster, dimonopoli oleh Andel. Kalau Bulma saja tak mengatakan apa-apa, bagaimana mungkin Ark, yang hanya bisa membuat masalah, protes kepada Andel? Bukan, ini bukan soal protes.

"Tolong… kamu amati saja, apa yang kami lakukan dari belakang."

'Sialan, kalau terus-menerus seperti ini, aku akan kena kick.'

Ark merasa cemas, mendengar protes terus-menerus dari Andel. Hanya ada 4 potong roti tersisa. Equip miliknya juga sudah sangat rusak, dan bisa hancur kapan saja. Tak ada party yang mau menerima seorang player yang di-kick oleh party lain, dengan penampilan seperti Ark.

Hari-harinya bertarung mati-matian melawan tikus hanya untuk mendapat 10 potong roti dan 1 EXP akan berlanjut. Apalagi, koneksi sangatlah penting dalam bermain game.

Jika seseorang pernah bermain game, maka mereka akan mengerti, sepenting apa rasanya untuk menambah satu orang yang akan ada disisimu, bila kamu sedang membutuhkan mereka.

'Oke. Kali ini, aku harus bisa nyerang dengan benar, urusan mati tak jadi masalah.'

Ark memantapkan niatnya.Tiba-tiba, anjing liar lain yang ditarik oleh Andel sampai. Ark sama sekali tak mendengarkan saran Andel, dan setelah dia maju ke depan, dia terus mengayunkan dagger-nya ke arah anjing liar.

Melihat Ark yang bertarung mati-matian, anjing itu mulai mundur. Untuk pertama kalinya, Ark mampu menyerang anjing liar itu dengan dagger miliknya.

Pada waktu yang sama, si anjing liar itu juga menyerang Ark.

[Anda menerima critical hit dari anjing liar. Menerima 50 damage.]

Ark merasa pusing sesaat dan tubuhnya goyah, sebelum akhirnya jatuh terjelembab.

"Awas!"

Bulma berteriak bukan karena dia khawatir soal Ark, tapi karena dia terkejut.

Beberapa anjing liar mulai mendekat dan berkumpul di tempat Ark terjatuh. Wajah Bulma dan Andel dipenuhi oleh ketakutan. Bahkan dengan level mereka, satu anjing liar adalah musuh yang sangat kuat. Apalagi ada 5!

"Sial, habis dah kita."

"Makanya, kamu harusnya di belakang aja!"

Ark dipenuhi oleh rasa ketidak-puasan.

'Sial, lebih baik aku keluar party ini.'

Ark mengepalkan tangannya erat-erat, sampai para anjing mulai menggigit tangannya, lalu dia berdiri.

"Aku akan menahan mereka, kalian lari!"

"Ha? Tapi kalau gitu..."

Bulma kaget, ketika Andel tiba-tiba menarik dirinya dari belakang.

Tanpa melihat ke belakang, Ark mengangkat dagger-nya dan mengayunkannya ke segala arah. Dua dari anjing liar yang berkumpul di sekitar Ark, melompat ke arahnya. Bersamaan dengan itu, dia melihat cahaya merah berkedip-kedip dari segala arah.

Ketika dia mendengar 3 atau 4 pesan sistem yang mengatakan jika dia menerima beberapa damage, penglihatan dari kedua matanya mulai menjadi gelap. Tak lama kemudian, Ark jatuh, dan para anjing liar kembali ke posisi awal masing-masing.

Kematian pertama Ark.

***



< Prev  I  Index  I  Next >