Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

ARK_V01E02P01 Mouse Hunter

gambar


2. Mouse Hunter (1)



"Whew, setelah aku coba, ternyata lebih gampang dari yang aku kira."

Hyun Woo menghembuskan nafas legal ketika dia keluar dari unit khusus game.

Sekali lagi, perkembangan teknologi benar-benar patut untuk dikagumi. Pemandangannya, orang-orangnya, dan monster-monster di dalam game, tampak sangat nyata. Pertempurannya juga penuh dengan rasa 'kenyataan'.

Sekalipun dia mulai bermain game ini untuk melakukan tes perekrutan karyawan, dia berpikir jika dirinya mungkin akan ketagihan dalam bermain New World. Tapi, Hyun Woo tak boleh ketagihan seperti itu.

Game-nya memang bagus, tapi bagi dirinya, diterima ke dalam Global Exos lebih penting, daripada memainkan game itu sendiri. Dia berada dalam situasi yang berbeda, dibandingkan kandidat lain. Sudah jelas dia tak akan bisa makan atau membayar biaya perawatan ibunya di rumah sakit, jika dia tak bekerja. Dia tak bisa meninggalkan semuanya, hanya untuk fokus terhadap pertarungan antar calon karyawan, dengan perbandingan 1:200 ini.

'Tapi, game ini juga sama pentingnya. Aku tak bisa berhenti bekerja. Tapi, aku bisa berhenti pergi ke kursus privat untuk sementara waktu. Kemudian, aku mungkin bisa main lebih lama, kalau waktu tidurku dikurangi.'

Jam dinding sudah menunjukkan waktu pukul 2 dini hari.

Hyun Woo yang tadinya rela untuk tak makan malam, agar ia bisa memasang unit khusus game yang ia dapat, kini hanya meminum sebotol susu instan dan duduk di depan komputer.

Dia telah meremehkan New World.

Setelah dia memainkan game itu, dia menyadari jika New World sangat berbeda dari game-game lain. Sebagai hasil, dia merasa jika dirinya butuh untuk mencari lebih banyak informasi, ketika dia tak sedang bermain. Dan jelas, dalam waktu sebulan, New World telah menjadi topik utama yang muncul di puluhan situs-situs website yang ada di internet.

Ada beberapa situs yang membagikan informasi dengan para player. Sekalipun informasinya tak terlalu banyak, namun mempelajari informasi-informasi tersebut untuk jaga-jaga, bisa dibilang adalah langkah bagus.

Hyun Woo masuk ke dalam salah satu situs dan mengamati informasi yang ada.

Tapi, informasi yang ditulis di sana, hanya bisa dimengerti oleh seseorang yang memiliki pendidikan dasar, tentang game itu sendiri. Karena dia tak tahu banyak, karena informasi tersebut ditulis dalam bahasa asing. Pada saat itu, setelah mengklik berbagai thread di forum secara acak, botol susu yang ada di genggaman Hyun Woo jatuh ke lantai.

"A-apa ini?"

Hyun Woo mendekatkan wajahnya tepat di depan monitor dan membaca tulisan-tulisan di forum itu dengan jelas.

'Whoa, t-tak mungkin... ini serius?'

Seketika, Hyun Woo lupa akan rasa lelah yang ia alami, dan langsung masuk ke dalam unit khusus game.

***



Ark muncul di kota Harun bersamaan dengan cahaya yang samar.

"Statistik window."

Ketika Ark buru-buru melihat jendela statistik yang terbuka di hadapannya, wajahnya langsung pucat pasi.

"Ya Tuhan! A-aku ditipu!"

Nama
Ark
Ras
Human
Guild
None
Job
None
Level
1
Gelar
None
Fame
0



Health Point (HP)
100
Mana Point (MP)
100
Strength (STR)
1 (-14)
Agility (AGI)
1 (-14)
Stamina (STA)
1 (-14)
Intelligence (INT)
1 (-14)
Wisdom (WIS)
1 (-14)
Luck (LUK)
1 (-14)



Semua statistik ditulis dengan warna merah dan turun menjadi 1, bahkan masih dikurangi lagi.

Informasi yang dilihat Ark di situs online ternyata benar.

Di forum, ada cerita di mana seorang player pemula yang tak memiliki banyak pengetahuan tentang game, mati. Menurut pemula itu, statistik miliknya berkurang 1 poin, setiap kali dia mati. Dan sama seperti Ark, dia tak memeriksa statistik yang dikurangi dan langsung menaikkan level, yang pada akhirnya membuat dirinya kehilangan statistik yang hilang selamanya.

Angka yang ada di dalam kurung, di samping angka statistik menunjukkan poin statistik yang dikurangi karena penalti. Dan jika player mengalami kenaikan level tanpa mengembalikan poin yang hilang tersebut, maka statistik itu tak akan pernah bisa dikembalikan lagi nantinya.

Ark memahami semua yang telah terjadi hingga saat ini.

'Jadi, ini kenapa orang-orang disekitarku menunjukkan reaksi yang berlebihan.

Mereka pasti berpikir, jika aku adalah orang yang sudah menyerah untuk bermain game ini, karena aku terus-menerus maju seperti orang gila. Dan setiap kali aku mati, statistikku terus berkurang.

Sialan… Jadi, perkataan Bulma, kalau dia menyesal, itu gara-gara ini. '

Dia merasa kemarahannya tak lagi bisa dibendung, layaknya gunung yang hampir meletus.

Ark yang punya pengalaman bermain banyak game, mengerti dengan pasti, sepenting apa statistik yang dimiliki oleh seorang player. Tiap kali kamu naik level di New World, kamu akan mendapat 10 poin tambahan.

Itu artinya, di level 10, kamu seharusnya memiliki 100 poin statistik. Tapi, Ark sudah kehilangan 84 poin. Dengan kata lain, ketika Ark mencapai level 10, dia akan menjadi lebih lemah daripada seorang player dengan level 2. Ini adalah perbedaan yang sangat besar.

Jangankan mencapai level 10, dalam kondisinya seperti ini, dia tak akan bisa melakukan apapun.

Sebelum log out, Ark merasa nafasnya sesak, ketika dia menggenggam dagger miliknya, tapi dia tak sedang kelelahan. Dia hanya punya 1 strength, jadi daggernya terasa berat. Dan juga, dia hanya punya 1 agility, jadi gerakan tubuhnya juga sangat lambat.

'Mulai dari awal, si bajingan Andel itu tahu tentang ini. Bulma juga. Mereka memanfaatkanku, agar bisa berburu dengan aman. Semua ini aku alami, cuma untuk mendapat beberapa item sampah.'

Untuk 84 poin statistik, dia mendapat beberapa kulit serigala, daging, dan sebuah pedang berkarat.

Ark mengepalkan tangannya dan menunjukkan gigi-giginya, dengan seringai yang tampak ganas sambil mencari mereka. Tapi, kedua orang itu pasti sudah pergi dari kota Harun, atau memutus semua cara untuk berkomunikasi, karena Ark tak bisa menemukan mereka, di manapun ia mencari. Lagi pula, dia tak bisa melakukan apapun, sekalipun dia berhasil menemui mereka.

Dengan statistik seperti ini, dia tak bisa membalas dendam, dan mereka juga tak bisa mengembalikan statistik yang sudah hilang. Pada akhirnya, Ark hanya bisa duduk lemas di tanah dengan ekspresi wajah kosong.

Semua hal tampak gelap di depan matanya.

'Sialan, aku tak mengerti jika ada sistem seperti ini.'

Statistik karakter tak bisa turun lebih dari 1. Jadi sekarang, dia benar-benar memiliki tubuh yang tak akan bisa kehilangan apapun, ketika dia mati.

Rasa marahnya mereda sedikit, dan rasa penyesalannya naik. Tak peduli secepat apapun dia ingin bermain, dia seharusnya mencari informasi telebih dahulu. Meskipun hanya 1 jam, atau bahkan 30 menit, bila dia gunakan untuk menjelajahi forum di internet, dia pasti bisa mencegah kejadian seperti ini.

Ini adalah kesalahannya sendiri, karena berpikir jika game ini tak akan berbeda dari game-game lain.

Ark menyadari seberapa banyak perbedaan yang bisa dibuat, dari sedikit informasi yang ada. Tapi, sebelum dia berpikir lebih lanjut, rasa kecewa yang ada pada dirinya muncul.

'Aku benar-benar bodoh! Kenapa aku tak menyadari alasan, kenapa Bulma bersikap baik padaku? Memang benar ini cuma sebuah game. Tapi pada akhirnya, orang-orang itu juga manusia. Tak ada alasan buat mereka untuk bersikap baikm terhadap orang yang tak berguna sepertiku!'

Kalau ini adalah kehidupan nyata, dia tak akan pernah membuat kesalahan seperti itu.

'Andel dan Bulma! Kalian berdua salah, memilih orang untuk ditipu. Aku bakal membuat kalian menyesal suatu hari nanti, bajingan!'

Hidup memang sangat tak adil. Jika seseorang menganggap remeh kehidupan, maka mereka tak akan bisa bertahan hidup. Jika ada satu hal yang dipelajari Ark ketika ia bekerja keras di kehidupan nyata, maka itulah hasilnya.

Kadang-kadang, setelah dia bekerja paruh waktu selama lebih dari satu bulan, dia tak akan menerima bayaran sepeserpun.

Si instruktur menganggap Ark adalah target yang mudah, karena dia hanyalah seorang murid. Jadi, Ark tak pergi kursus selama seminggu, dan terus memohon pada si instruktur, hingga akhirnya dia mendapatkan bayaran. Dia tak boleh menyerah, karena hidupnya bergantung pada uang itu.

***



< Prev  I  Index  I  Next >