Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V09E03P03

gambar


3Keajaiban Wilayah Utara (3)


Itu adalah sebuah raungan yang menakutkan. Sebuah raungan yang membuat Weed atau Seoyoon bergetar dari jarak yang jauh! Saat dia melakukannya, Bingryong terbang di langit yang indah seperti yang direncanakan sebelumnya.
Setiap kali dia menggerakkan sayapnya yang sepanjang puluhan meter, tekanan angin yang kuat terjadi. Bingryong terbang ke bawah dengan kecepatan yang cepat dan mendarat di depan Weed, Seoyoon, dan Alveron dengan anggun. Itu adalah penampilan seekor naga sepanjang lebiih dari 300 meter.
"Ahem!"
Weed mendekati Bingryong saat dia berdeham. Dalam kenyataannya, naga itu tak punya banyak martabat seperti yang ia tunjukkan.
Naga itu tampak bagus, tapi dia tidaklah terlalu efisien.
Meskipun naga itu sangat besar, karena dia memiliki strength dan stamina yang lemah, dia akan ngos-ngosan jika dia berjalan sebentar saja.
Kaki itu bergetar saat berdiri untuk waktu yang lama. Kadang-kadang, dia memiliki saat-saat yang sulit hanya untuk membuka sayapnya. Meskipun semua itu tak akan mungkin, jika dia tak berada di wilayah Utara. Karena dia bahkan tak bisa mengurus tubuhnya sendiri, sebenarnya tak memiliki banyak kemampuan fisik. Tetap saja, kehadiran Bingryong tidaklah sia-sia.
"Jangan terlalu terkejut. Dia adalah anak buahku."
Weed dengan mudah menaiki tubuh Bingryong.
Dia hanya menaiki Bingryong, tetapi pandangannya menjadi jauh lebih luas. Seoyoon dan Alveron terlihat sangat kecil.
Mereka menatap Weed untuk waktu yang lama.
"Huhuhuhu."
Weed mengeluarkan senyum arogan. Dia berpikir dirinya saat ini akan tampak sangat keren. Weed menunggangi seekor Ice Dragon!
Jubahnya berkibar tertiup angin dan Armor Tallock menjadi semakin berkilauan juga. Yang membuat semuanya lebih baik lagi, langitnya berubah menjadi berwarna merah dengan terbenamnya matahari. Pemandangan ini sangat sempurna dengan pencahayaan dan item-item yang ditambahkan pada efek itu.
Tak mungkin untuk melihat apapun yang lain selain si tampan ini, ketika menatapnya dari bawah. Tentu saja, dia tak mempertimbangkan Bingryong sama sekali, yang nyaris tak bisa menahannya mendapati Weed sendirian di atas punggungnya. Weed tiba-tiba memiliki desakan untuk menyanyi.
"Aku tidak bisa untuk tak bernyanyi di tempat seperti ini."
Dia mengeluarkan Serena's Harp yang ia dapatkan dari Rhodium.
Diriring!
Tangan Weed bergerak dengan terampil pada harpa tersebut. Harpa itu mengeluarkan suara yang jernih. Di bawah langit dengan matahari terbenam, bermain harpa duduk di atas seekor Ice Dragon. Bukankah ini penampilan dari seorang pahlawan!
Itu adalah adegan indah yang hanya muncul dari kisah penyair mabuk. Weed menatap Seoyoon.
҅Jika seperti ini, dia mungkin mendapatkan fantasi tentang diriku .҆
Jika dia menunjukkan kemampuan dan perasaan seperti itu, hal itu memungkinkan. Ditambah, jika itu adalah sebuah pemandangan seindah ini, mungkin Seoyoon akan menyukainya.
Diriring. Diriring!
Weed terus bermain harpa, menatap matahari terbenam.
Mabuk dalam suasana. Kemampuan Weed bermain harpa tidaklah buruk.
Dia memainkan beberapa lagu dengan harpa yang dia miliki untuk waktu yang lama, jadi kemampuannya meningkat. Setelah dia memainkan harpa, Weed tersenyum.
Untuk menjadi seorang pahlawan dari pemandangan seindah ini. Dia merasa bersemangat. Weed berteriak ke arah Alveron dan Seoyoon yang ada di tanah.
"Ayo pergi ke Valley of Death. Menunggangi Ice Dragon ini!"
"......"
Seoyoon tak mengatakan apa-apa. Dia hanya mengalihkan pandangannya pada Weed dan Bingryong dan menggelengkan kepalanya.
Weed memberi tawaran sekali lagi.
"Tak apa-apa. Dia adalah anak buahku, jadi tak satupun dari apa yang kamu khawatirkan akan terjadi. Kau tak perlu takut. Kamu bisa menungganginya tanpa kekhawatiran apapun!"
Mereka menunggangi Bingryong dan terbang ke Valley of Death.
Ini adalah transportasi yang Weed rencanakan!
Alveron menaiki Bingryong tanpa masalah apapun. Tapi Seoyoon berdiri diam, di mana dia berada dan tak menaiki Bingryong.
"Hm!"
Weed merasa sedikit kecewa.
҅Itu akan menjadi bantuan besar, jika aku bisa membawanya.҆
Warlock yang terfokus pada pertempuran! Dia tak bisa melupakan cara Seoyoon membantai para monster.
Tapi dia tak benar-benar berpikir Seoyoon akan diperlukan.
҅Aku menyelesaikan semua quest tak peduli seberapa sulitnya itu.҆
Tentu saja, dia harus mengalami segala macam kerja keras.
Semua upaya yang dia kerahkan untuk menyelesaikan quest-quest dimulai dari nol.
Ingatan dari dia melawan Death Knight untuk mendapatkan item suci Freya di Lavias, dan ingatan mengurus para Paladin selama berbulan-bulan untuk menyingkirkan para vampir.
Saat-saat menggembirakan, ketika dia bertarung melawan Immortal Legion, mengkomando para Orc di Lands of Despair.
Ada bantuan tak langsung dari Mapan, tapi dia selalu sendirian di saat-saat kritis. Tak perlu kecewa, karena Seoyoon tak bersama dirinya.
Weed memutuskan.
҅Jika dia tak mau, tak perlu memaksanya . Meskipun itu sedikit disayangkan.҆
Jika Seoyoon mengatakan, dia tak bisa pergi bersama dirinya, Weed tak bisa memakasa Seoyoon untuk pergi bersamanya.
Weed mengatakan pada Seoyoon setelah membuat keputusan.
"Beristirahatlah di Morata. Aku akan menyelesaikan dan kembali secepatnya.... Ayo pergi, Bingryong!"
Dengan itu sebagai sinyal, Bingryong membuka sayapnya. Bingryong nyaris tak bisa berdiri pada saat itu.
Karena dia tak punya kekuatan yang tersisa dalam tangan atau kakinya, terbang di langit jauh lebih mudah baginya. Dengan Weed dan Alveron di punggungnya, Bingryong terbang ke langit. Setelah 3 sekitar jam!
"Achoo!"
"Uhuk!"
Weed dan Alveron kembali di mana mereka mulai menunggangi Bingryong dan gemetar.
[Anda telah mengalami flu yang serius.
Kemampuan fisik berkurang sebesar 45%
Efek skill berkurang 60%
Flu bisa mengarah pada penyakit lain.
Makmimum HP dan MP berkurang.]
Ketika menggunakan skill memahat, ada kemungkinan patungnya akan hancur karena flu tersebut. Dengan flu yang tak pernah dia inginkan lagi sebagai bonus! Alasan kenapa segalanya menjadi seperti ini sangatlah sederhana. Bingryong sangat cepat di langit.
Masalahnya adalah Weed ataupun Alveron yang menunggangi di atasnya harus gemetar kedinginan. Itu cukup dingin hanya dengan berdiri, tapi mereka terbang di langit dengan kecepatan yang luar biasa.
Semakin tinggi ketinggiannya, temperaturnya semakin rendah dan angin menjadi lebih kencang. Pada akhirnya, mereka kembali tak bisa menahannya lebih lama lagi. Seolah-olah dia mengetahuinya, Seoyoon tengah menunggu di tempat itu dengan api unggun yang menyala.
"Achoo!"
Weed mendekati api unggun saat dia bersin-bersin. Pepatah tua memang benar. Jika kepala dalam keadaan buruk, tubuh harus melalui kerja keras. Pikir Seoyoon saat dia menyalakan api unggun. Dia sudah terbiasa untuk berkamping sendirian.
Memperhatikan dengan cermat apakah ada monster d isekitar, dia mengumpulkan kayu, menyalakan api, dan memasak makanan yang bisa dimakan. Dia mempelajari bagaimana caranya memasak di rumah kayu dari istri instruktur Training Hall.
Karena itulah saat dia pertama kali bertemu Weed, dia bisa mengatakan ada suatu hubungan yang dalam. Memasak hanya untuk seseorang.
Dia hanya makan untuk membuat rasa lapar menghilang, jadi dia hanya memasak sedikit. Resep-resepnya juga sederhana, jadi dia menggunakan apa yang ia dapatkan dari berburu.
Jika dia sudah bosan dengan itu, maka dia makan roti yang dia beli dari toko atau mengambil buah- buahan liar. Karena hal itulah, skill memasak miliknya tidak berkembang dari level 3 tahap Beginner.
Kemudian, dia makan lebih dari yang diperlukan, saat dia makan makanan yang dimasak Weed.
҅Lezat.҆
Itu tidaklah buruk untuk makan makanan yang dibuat dengan kepedulian seseorang, bukannya makanan yang dibuat hanya untuk menyingkirkan rasa lapar.
҅Pfft.҆
Ketika dia berpikir tentang hal semacam itu, dia hampir tertawa keras saat dia melihat Weed dan Alveron muncul. Wajah dan seluruh tubuh mereka tertutupi es. Mereka kembali tampak seperti tikus menyedihkan yang membeku. Bahkan jika itu adalah Seoyoon, penampilan mereka sangat mengerikan cukup untuk membuatnya tertawa.



< Prev  I  Index  I  Next >