Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V09E08P01 Universitas Korea

gambar


8. Universitas Korea (1)




Lee Hayan pergi ke dojo Kumdo.
Di dalam dojo, ada ratusan praktisi mengayunkan pedang. Orang-orang yang secara serius fokus pada mengayunkan pedang kayu, sambil dengan bangga memakai seragam dojo.
Dia datang saat sore hari, itu adalah waktu berlatih keterampilan pedang.
Biasanya, mereka akan menunjukkan sisi santai mereka. Tapi, ketika memegang sebuah pedang kayu, mereka akan menjadi serius layaknya mereka bertemu dengan musuh yang membahayakan. Mereka adalah orang-orang yang mendedikasikan hidup mereka pada pedang.
Choi Jong Bom yang mengajari para praktisi melihat Lee Hayan dan mendekat.
"Masuklah. Tapi kakakmu sudah pergi, setelah menyelesaikan latihan paginya."
"Aku ke sini bukan untuk menemui kakak."
"Lalu kenapa?"
"Aku punya sesuatu untuk didiskusikan."
"Benarkah? Akan aku dengarkan. Tunggulah di ruang tunggu. Aku akan segera ke sana setelah latihan mereka selesai."
"Tentu."
Lee Hayan menuju ke ruang tunggu di mana para tamu bisa menunggu. Segera setelahnya, Chung Il Hoon, yang hanya memiliki kekuatannya untuk dipercaya, menjatuhkan pedang kayunya.
"Master."
"Apa?"
"Aku merasa tak enak badan hari ini jadi....."
"......."
"Bisakah aku beristirahat di ruang tunggu sebentar?"
Seolah-olah dia pusing, Chung Il Hoon memegang keningnya.
Hal itu tak pernah terjadi sebelumnya.
Kemudian, para praktisi lainnya mulai berbicara.
"Ah, hari ini aku merasa ingin menangis, hanya karena melihat daun gugur."
"Bahkan hembusan angin bisa menggetarkan tubuh ini, pedang tak bisa menemukan jalurnya. Master, bisakah kamu beristirahat sebentar?"
"Aku pikir, sekarang aku mengerti, apa yang coba dikatakan pedang kepadaku. Untuk mendengarkan ceritanya, aku ingin mengistirahatkan kepalaku sebentar di ruang tunggu."
"Sebenarnya tubuhku sedikit lemah...."
Mata mereka berkobar dengan semangat!
Para praktisi membuat alasan, ingin pergi ke ruang tunggu tak peduli apapun yang terjadi! aku Hayan dikelilingi oleh 500 laki-laki dalam sekejap.
Pada akhirnya, Choi Jong Bom secara pribadi membawa aku Hayan ke ruangan instruktur. Chung Il Hoon menyajikan teh untuknya.
"Silahkan."
"Terima kasih."
Di ruangan instruktur, selain aku Hayan dan Chung Il Hoon, ketiga instruktur lain dan 20 praktisi telah berkumpul.
Karena para praktisi menyukai aku Hayan seperti adik mereka sendiri, mereka tak mau ketinggalan.
aku Hayan menghabiskan teh tersebut.
"Tehnya sangat enak."
"Mantan muridku mengirim ini padaku. Sebelum itu, kamu punya sesuatu untuk disampaikan?"
"Ya."
"Mungkinkah itu tentang Lee Hyun?"
Chung Il Hoon bertanya dengan tajam.
Ahn Hyundo berpikir tentang mengangkat Lee Hyun sebagai murid.
Lalu, selanjutnya setelah Chung Il Hoon, Lee Hyun akan menjadi murid termuda. Tapi, karena itu akan berarti mereka akan menjadi seperti keluarga, dia sensitif terhadap hal itu.
Hayan mengangguk.
"Itu benar."
"Apa yang terjadi?"
"Itu karena ulang tahun kakak."
"Ulang tahun?"
"Ya. Sebulan lagi ulang tahun kakak. Aku ingin mengadakan sebuah pesta ulang tahun untuknya."
"........"
aku Hayan merencanakan pesta ulang tahun kakaknya, dan datang ke dojo untuk mendapatkan bantuan.
Lee Hyun tak pernah peduli pada ulang tahunnya sebelumnya. Dengan kehidupan mereka yang sulit, ingat ulang tahunnya saja, itu sudah bagus. Tetapi, adik dan neneknya tak pernah lupa ulang tahunnya dan bahkan mempersiapkan hadiah kecil.
Kali ini, aku Hayan ingin mempersiapkan sebuah pesta ulang tahun kejutan untuk Lee Hyun.
Mata Chung Il Hoon, Choi Jong Bom, dan Ma Sang Bom melebar.
"Pesta ulang tahun? Seperti yang di TV?"
"Bukankah kamu hanya merayakan ulang tahunmu dengan makan rumput laut saja?"
"Setelah aku berusia 8 tahun, aku tak pernah melakukan sesuatu yang spesial pada ulang tahunku."
"Ulang tahun adalah, ketika perusahan asuransi melakukan panggilan terima kasih...."
Mereka adalah orang-orang yang mendedikasikan hidup mereka pada pedang! Mereka hampir tak pernah merayakan ulang tahun mereka, dengan cara yang tepat.
Bahkan Chung Il Hoon, yang dianggap para anggota sebagai tertua, menjadi pesimis juga.
"Perayaan ulang tahun tidaklah sesuai dengan kita."
Choi Jong Bom setuju.
"Benar. Daripada ulang tahun, kemenangan dalam skill pedang adalah alasan yang lebih baik untuk dirayakan."
Ma Sang Bom mengangguk.
"Memenangkan sebuah kompetisi jauh lebih penting, daripada ulang tahun seseorang. Karena kamu bisa memamerkan skill pedang yang kamu latih sendiri kepada seluruh dunia."
Setiap orang mengatakan penentangan mereka.
Meskipun Lee Hayan, yang mereka anggap adik mereka sendiri, membuat permintaan tersebut, perayaan semacam itu tak sesuai dengan mereka.
Itu adalah sebuah contoh, kenapa mereka tak populer dengan para gadis. Seperti inilah, tampaknya rencana pesta ulang tahun akan berakhir sia-sia. Tapi setelah kalimat selanjutnya dari Lee Hayan, segalanya berubah.
"Aku akan memperkenalkan kalian kepada para Unni ku saat aku masuk ke universitas."
"Se-Seorang mahasiswa pe-perempuan?"
"Ya. Aku akan memperkenalkan Unni yang cantik. Bagaimana dengan sebuah kencan buta?"
"Kencan buta. Yang biasanya kamu lihat di dalam sebuah drama?"
Chung Il Hoon menggertakkan giginya. Kemudian, dia melihat sekeliling rekan-rekannya. Choi Jong Bom dengan tegas mengangguk tanda persetujuaannya.
"Para instruktur, ayo adakan sebuah pesta ulang tahun! Bukankah kita bisa melakukannya, jika itu untuk Lee Hyun?"
Roi Lee menggerakkan pantatnya, seolah-olah dia hendak bangun karena gembira.
"Tentu saja. Karena ini adalah pesta ulang tahunnya yang pertama, bukankah seharusnya kita melakukannya dengan benar?"
Persetujuan yang antusias dari para instruktur. Dan tak ada yang dikatakan tentang para praktisi.
"Tak terpikirkan, aku akan melakukan kencan buta dengan seorang mahasiswi selama hidupku."
"Aku bahkan tak memerlukan kencan itu berjalan dengan baik. Jika saja, aku bisa kencan selama sehari seperti orang lain....."
Para praktisi sedang berjuang dengan kesendirian.
Karena mereka terlatih dalam pertarungan pedang, selain dari gairah mereka, mereka menjalani sebuah kehidupan yang jauh dari wanita.
Bahkan, bercakap-cakap dengan gadis sangat canggung dan tak nyaman. Namun, bertarung melawan yakuza jauh lebih nyaman.
Orang lain mungkin terbiasa untuk berkencan dengan seorang cewek dan berpisah. Tapi bagi mereka, itu adalah saat-saat yang akan tersimpan bersama mereka, sepanjang hidup mereka.
Lee Hayan berjanji.
"Jika kalian membantuku mengadakan pesta ulang tahun, aku akan merancang sebuah kelompok kencan."
"Ohhhhhh!"
Para praktisi bersorak. Kemudian, mereka mulai merencanakan untuk pesta ulang tahun Lee Hyun sebulan kemudian. Benar-benar dalam gaya mereka sendiri!
****



< Prev  I  Index  I  Next >