Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V09E08P03

gambar


8. Universitas Korea (3)



Dia tak benar-benar ingin menyembunyikannya. Tapi dia tak mau menunjukkannya juga.
Bagi mereka yang hanya menikmati virtual reality, level mungkin menjadi sesuatu untuk dipamerkan, tapi bagi para Dark Gamer, hal itu sama saja dengan membuka kartu mereka!
҅ Lagian, mereka tak menanyakan secara detail.҆
Melihat pengalaman sampai sekarang, mereka kemungkinan tak akan menduga apa yang akan terjadi, Lee Hyun membuka mulutnya.
"Sculptor."
"Hm?"
"Profesiku seorang Sculptor."
"Ya ampun."
Itu hanya sesaat, mata orang-orang penuh dengan rasa kasihan. Choi Sang Joon menepuk pundak Lee Hyun untuk menyemangati.
"Berusaha keraslah. Aku dengar orang-orang banyak yang memilih Sculptor belakangan ini."
"Ya."
Mengobrol dari waktu ke waktu seperti ini, mereka mendengarkan pengarahan.
Lee Hyun menulis rincian yang penting dalam buku catatan yang ia persiapkan secara terpisah.
Kebanyakan subjek-subjek itu yang akan membantu untuk belajar sebelum kehidupan kuliah, informasi tentang studi luar negeri dan bantuan finansial.
Dia telah berpisah dengan belajar setelah keluar dari SMA.
Meskipun dia lulus ujian GED, itu mustahil untuk mendapatkan bantuan finansial di tengah-tengah kehidupan kampus.
Tetap saja, dia menulisnya untuk jaga-jaga.
Saat sesi pengarahan berakhir, teman-temannya berdiri.
****

"Ah, akhirnya selesai. Aku lapar."
"Ayo cari sesuatu untuk dimakan."
"Ya. Ayo makan di kantin kampus."
Lee Hyun mengikuti teman-temannya.
҅Tak ada salahnya untuk mengalami seperti apa kantin kampus.҆
Kantinnya berada di dalam kampus.
Makanan gaya Korea dan Barat disajikan berdasarkan pada hari untuk per-minggu tersebut. Para gadis memilih gaya Korea dan para laki-laki memilih gaya Barat.
"Tampak lezat."
"Mari makan."
Dalam makanan gaya Korea, ada nasi, sup, dan sekitar 5 jenis Banchan.
Dalam makanan gaya Barat, ada daging babi panggang atau ikan dengan salad dan mie. Min Sura tersenyum setelah mencoba nasi dan Banchan.
"Cukup enak."
Choi Sang Joon dan Bak Soon Jo mengiris daging babi panggang dan memasukkannya ke dalam mulut mereka untuk merasakan rasanya.
"Hidangan kampus tidaklah buruk."
"Akan menyenangkan untuk pergi ke kampus."
Ketika semua orang menikmatinya, Lee Hyun saja yang makan dengan ekspresi berkerut.
҅Bahan makanannya mengerikan.҆
Itu mungkin sudah jelas, tapi daging babi gorengnya tak dibuat di sana.
Produk yang dibekukan!
Selain itu, karena sudah lama sejak danging itu dimasak, kesegarannya sangat rendah.
҅Jika seperti ini, lebih baik membawa makanan dari rumah .҆
Harganya 2.500 won, itu tidaklah benar-benar murah.
Akan jauh lebih menyehatkan untuk membuat bekal dengan bahan-bahan yang baru dibeli dari pasar dan membawanya.
Lee Hyun menyelesaikan makanannya, berpikir tentang mengemas bekal terbaik.
Pada saat itu, orang-orang kekar berkumpul di kantin kampus. Mereka adalah mahasiswa jurusan seni beladiri.
Pria dengan badan besar dan berkeringat, datang untuk makan dan menemukan Lee Hyun.
Kemudian mereka membungkuk.
"Kami menyapa hyung-nim!"
Saat seorang mahasiswa yang ada di depan membungkuk, puluhan mahasiswa lainnya membungkuk juga.
"Kami menyapa hyung-nim!"
Lee Hyun tetap duduk dengan wajah tanpa ekspresi. Dia memalingkan wajahnya juga.
Dia menggunakan skill mengabaikan dengan melakukan hal lain, yang dipelajari dari Seoyoon. Tapi para mahasiswa jurusan seni beladiri tak pergi dan tetap membungkuk.
Teman-teman di sampingnya terkejut dan duduk dengan mulut mereka terbuka lebar. Seekor lalat bisa saja terbang masuk ke dalam mulut Choi Sang Joon.
Karena para mahasiswa jurusan seni beladiri dengan tubuh besar itu menunduk, mereka hanya bisa bingung dan terkejut.
Dan meskipun itu tampak seperti Lee Hyun tak menyukainya, dia menerima sapaan mereka dengan sangat alami.
Keempat orang yang ada di sana begitu terkejut, mereka bolak-balik menatap Lee Hyun, dan kemudian para mahasiswa seni beladiri.
Lee Hyun menanggapi sapaan tersebut, saat dia mendesah.
Hubungan Lee Hyun dan teman-temannya berubah. Karena seorang senior menunduk padanya, dia pasti memiliki usia yang sama atau lebih tua. Bukan usia 20 seperti yang ia nyatakan.
Akhirnya para mahasiswa seni beladiri berjalan menjauh dari Lee Hyun.
"Sang Chual-Hyung, siapa dia? Siapa sebenarnya dia, sampai-sampai kamu harus menunduk seperti itu?"
Sejujurnya, kebanyakan dari para mahasiswa itu menunduk tanpa mengetahui sebabnya. Karena senior mereka, Han Sang Chual, tiba-tiba menunduk, mereka ikut menunduk juga.
Keringat mengalir turun di kening Han Sang Chual.
"Aku mengatakannya padamu sebelumnya."
"Huh?"
"Aku memberitahumu dojo di mana aku belajar kan?"
"Ya. Bukankah kamu pergi ke sana?"
Yang mereka bicarakan adalah dojo di mana Ahn Hyundo bekerja sebagai master. Dojo terkenal yang menghasilkan pemenang kompetisi pertarungan pedang dunia.
Itu adalah sebuah tempat di mana para monster yang tak takut pedang berkumpul. Tanpa menghitung praktisi resmi, hanya praktisi pemula saja berjumlah lebih dari 5000.
Han Sang Chual adalah salah satu dari para praktisi pemula.
"Dia adalah praktisi terbaik. Bukan. Dia adalah murid resmi Master yang terbaik."
"Gasp! Murid terbaik?"
"Mungkin. Hampir pasti. Kebanyakan instruktur mengajarinya, tapi kadang-kadang dia bertarung melawan sang master, jadi kemungkinan benar."
"Tapi dia tampak lebih muda atau sama dengan usia kita, tak seharusnya untuk seformal itu, kan?"
Para mahasiswa memiringkan kepala mereka.
Mereka yang berlatih seni beladiri memiliki perasaan yang kuat tentang harga diri.
Bahkan jika seseorang lebih tinggi dalam status di sebuah dojo, tak ada perlunya untuk menundukkan kepala seseorang kepadanya.
Han Sang Chual gemetar, seolah-olah dia merasakan rasa dingin yang tiba-tiba.
"Kamu seharusnya sudah melihatnya. Kamu pikir, aku terancam olehnya seperti ini sejak awal? Awalnya aku tak mengakui kekuatannya. Hanya satu tahun. Itu terasa sangat tak adil bagi seseorang yang hanya memperlajari pedang selama setahun, untuk menjadi murid master yang terbaik.
Bahkan aku, yang pergi ke dojo Kumdo selama lebih dari 3 tahun, tak bisa menjadi seorang praktisi resmi. Aku pikir, dia adalah seorang bajingan arogan."
"Maka bukankah seharusnya kamu menghajarnya untuk memberinya pelajaran?"
"Aku hendak melakukannya! Melihat bagaimana seorang pendatang baru menyingkirkan semua praktisi asli. Tapi, aku melihat dia bertarung dengan sebuah pedang kayu."
"Seperti apa itu...."
"Dia bertarung, bertarung, dan bertarung. Bahkan di depan pedang kayu yang bisa dengan mudah mematahkan tulangnya, dia tak menunjukan rasa takut apapun. Dan pedang yang dia ayunkan memiliki jiwa yang terkandung di dalamnya."
"Sehebat itu kah? Bukankah itu normal untuk tak takut pada pedang, saat mengayunkan dan untuk mempertarukan nyawa seseorang pada pedang tersebut?"
"Itu hebat. Sangat hebat. Aku menyadarinya kemudian. Meskipun kekuatan fisik bisa dibentuk dengan latihan, kekuatan mental harus kamu lahirkan sendiri. Sejujurnya, berapa banyak orang yang akan benar-benar bertarung dengan mempertaruhkan nyawa mereka di dunia seperti ini?"
"........"
"Seseorang yang bisa merenggut kehidupan seseorang untuk sebuah keyakinan. Seseorang yang kuat secara mental. Mengesampingkan kondisi fisik, kemudian aku menyadari jika hatinya adalah yang terkuat. Setelah itu, skill pedangku menjadi jauh lebih kuat."
Anak buah Han Sang Chuak akhirnya mengerti. Sebuah pedang mengayun dengan kesungguh- sungguhan.
Jika itu adalah seseorang yang bisa mengayunkan sebuah pedang semacam itu, mengesampingkan waktu yang dihabiskan untuk pembelajaran, mereka bisa menunduk kepadanya.
҅Seseorang yang memiliki pikiran yang sangat kuat.҆
҅Ingat wajahnya dan jangan pernah menyentuhnya.҆
Han Sang Chual mengatakan kepada juniornya untuk berjanji padanya.
"Ada pesan dari para Sahyung dojo. Mulai dari sekarang, jika kalian bertemunya, menunduklah padanya, jika kalian tak melakukannya, aku akan terbunuh."
"Baik."



< Prev  I  Index  I  Next >