Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V11E02P02

gambar


2. Seirun (2)



Namun, mereka dengan tegas menentang Seechwi. Para Orc adalah mahluk-mahluk berkedudukan rendah! Mengingat bagaimana mereka memandang diri mereka sendiri sebagai para bangsawan. Para vampir tak akan mengizinkan sesuatu yang tak sesuai dengan standart mereka berkeliaran di jalanan milik mereka.
"Chwiik Chwiik! Ayolah."
Mata dari para penjaga tetap acuh tak acuh, terhadap permohonan Seechwi.
"Kota kami bukanlah tempat, di mana Orc sepertimu bisa menginjakkan kaki!"
Sekarang. Giliran para Geomchi.
"Yah, itu sederhana. Lakukan apa yang kita lihat, buat beberapa gerakan di sana-sini."
"Yeah, baik, ya, tapi......"
"Tunggu dan perhatikan. Kalian, aku akan memulai duluan."
Geomchi5 memutuskan untuk menjadi yang pertama maju ke arah para penjaga.
"Hai, kalian tak perlu berdiri di sini!"
"Huh, apa? Apa katamu?"
Kening para penjaga mengerut.
"Dengan wajah milikmu, kamu akan menjauhkan semua orang bermil-mil...."
"Sampah, dikeluarkan dari mulut manusia kotor ini!"
"Apa? Dasar undead bangsat!"
Geomchi5 hendak memulai perang dengan penjaga.
"Jangan lakukan itu!"
"Tolong jangan."
Membutuhkan beberapa saat, bagi Weed dan Zephyr untuk menenangkan situasinya. Kemudian adalah giliran Geomchi3.
"Perhatikan apa yang aku lakukan."
Weed diliputi rasa cemas memikirkan apa yang terjadi. Karena metode Geomchi5 gagal, dia berpikir Geomchi3 mungkin telah mempelajari sesuatu, oleh karena itu dia yang maju.
"Manusia, tak boleh masuk."
Para penjaga memblokirnya.
"Mhmm, pertahankan kinerja mengagumkan itu."
Geomchi3 menepuk bahu para penjaga, saat dia mencoba untuk lewat.
"Manusia. Kau tak diizinkan masuk."
"Uh-huh, terserahlah."
"Manusia rendahan seperti kau yang bodoh, tak memiliki izin masuk. Berbaliklah, kecuali kau mau mati!"
"Apa? Aku bunuh kau....."
Para penjaga menjadi lebih agresif daripada yang sebelumnya, Weed dan Zephyr bertindak lagi untuk menenangkan mereka. Dalam diam memperhatikan situasinya, Mapan berkata dengan sikap yang serius.
"Aku tak berpikir, mereka bisa masuk ke dalam kota, apa yang bisa kita lakukan?"
Tak seorangpun dari para Geomchi diizinkan lewat, adalah sebuah krisis yang besar.
"Para Sahyeong sekalian! Bukankah lebih baik untuk menunjukkan pada mereka sedikit sanjungan, agar mereka memperbolehkan masuk ke dalam kota?"
Kata-kata bujukan Weed tak berhasil. Bahkan, Geomchi2 yang berpikiran tenang, mencibir pada pemikiran tentang menyanjung sekelompok vampir.
"Aku memiliki harga diri seorang pria! Aku tak akan membungkuk pada monster seperti itu, ataupun jenis apapun dari mereka."
Geomchi2 dengan dingin menyatakan.
Geomchi3 dan Geomchi5 memiliki pendapat yang sama, dan semua praktisi memiliki pola pikir yang sama terhadap para vampir.
"Ini sungguh merepotkan...." Weed berbicara dengan ragu-ragu,
"Bagaimana kalau mempelajari bagaimana caranya memahat dariku?"
Skill memahat milik Weed telah mencapai tahap Advanced, hingga dia bisa mengajari orang lain untuk memahat. Mengingat para vampir sangat menyukai seni, jika para Geomchi menawarkan patung yang mirip dengan sosok mereka sebagai manusia, mereka mungkin akan diizinkan untuk memasuki kota.
"Memahat? Apakah benar-benar harus?" Geomchi2 membalas dengan nada jengkel.
"Ya. Patung-patung indah bagus untuk mendapatkan cewek, dan itu bisa menjadi hobi sampingan."
"Benarkah? Hanya perlu tahu sedikit saja, untuk menarik para gadis serta mendapatkannya? Memungkinkan juga?"
Alasan mengerikan bagi Geomchi2 untuk mulai mempelajari, meskipun dia bagus dalam melakukannya. Weed mengeluarkan pisau pahat dan mulai mengukir semak terdekat berpura-pura mengajari.
"Ini dia. Segera setelah kamu mengukir 'patung' ini, aku akan bisa melewatimu."
Geomchi2 dan para instruktur, serta semua praktisi dari sekolah itu berbakat dengan pedang. Sementara itu, cukup sama dengan senjata-senjata yang lebih kecil, mereka menyelesaikan mengukir "patung" sederhana.
*Ding*
[Wisdom terlalu rendah, tidak bisa memperlajari skill memahat]
Weed tertegun. Seberapa rendah Wisdom milik mereka, hingga membuat mereka tak bisa mempelajari skill tersebut?
"Sahyeong, apa kamu keberatan memberitahuku, berapa banyak Wisdom yang kamu miliki?"
"Yah, coba aku lihat.... 8 poin."
"......."
Geomchi3.... bahkan lebih parah. "Aku 6 poin."
Geomchi4 juga, mengerikan.....
"Aku 5."
Beberapa praktisi lain juga keterlaluan rendahnya.
"Aku pasti sama mengesankannya seperti para guru. Aku 3 poin."
Serendah 3 poin! Weed tak bisa mempercayai situasi ini.
"Bukankah kalian memulai dengan Wisdom 10 poin, ketika kalian mulai bermain?"
Skill memahat tak memerlukan statistik Wisdom yang tinggi seperti halnya sihir. Seseorang hanya perlu berada di tingkat dasar untuk mendapatkannya. Tetapi, para Geomchi bahkan tak memenuhi syarat dasar pada statistik tersebut. Mulut Geomchi3 terbuka, seolah-olah dia menyadari sesuatu.
"Oh, mungkin aku tahu kenapa. Intelligence kami menurun."
"........"
"Bukan, Weed, bukan itu yang aku maksudkan.... awalnya, kami memulai dengan 10 poin, dan profesi sebelum Martial Art, kami mencapai Wisdom sebanyak 60 poin."
Weed menganggukkan kepalanya. Statistik naik di hari-hari awal adalah sebuah fenomena umum. Jika mereka lulus dari Basic Training Center, mereka bisa memilih untuk mendapatkan profesi khusus sebagai Martial Art, yang mana juga berarti beberapa tingkat Wisdom didapatkan pada pergantian profesi.
"Dan menurutmu kenapa Wisdom-nya menurun?"
"Aku pikir, itu karena fakta jika kami berulang kali berburu dan bekerja keras sambil menggunakan skill yang sama. Kami melakukannya selama beberapa hari dan Wisdom kami terus menurun. Di sisi lain, meskipun selama perburuan, tak seperti menurunnya Wisdom. Kami bisa melakukan apapun terhadap para monster."
"Aku mengerti."
Pengulangan sederhana dan Wisdom menurun. Weed juga sama seperti mereka, tapi dia mempelajari berbagai skill di sana sini. Memiliki skill memahat sebagai dasar, ada skill-skill memancing, memasak, repair, blacksmith, menjahit, dan mengumpulkan serta meracik herbal.
Namun, para Geomchi membatasi diri mereka sendiri hanya pada skill-skill yang bisa dimanfaatkan dalam pertempuran. Mereka perlahan-lahan bertarung dan mengasah skill-skill mereka, sambil sepenuhnya mengabaikan Wisdom yang berkurang seiring waktu.
Ketidak-pedulian sederhana!
Situasi ini bukan hanya pembukaan statistik mereka, tapi juga karakteristik mereka. Weed dengan hati-hati memberi mereka saran.
"Jika Wisdom kalian terlalu rendah, kalian tak akan bisa mempelajari skill-skill baru. Ketika sebuah situasi yang mengharuskan kalian untuk melakukan hal itu datang. Jadi, kalian lebih baik meningkatkan Wisdom kalian sebelum memasuki kota."
"Ya, tampaknya lebih baik kami melakukan hal itu."
Bagaimanapun juga, karena mereka tak bisa mempelajari skill memahat, kesempatan mereka untuk memasuki kota sangat kecil.
"Berburulah di area sekitar, dekat sini sampai kalian naik level, dan masukkan semua poin statistik yang didapatkan, ke dalam Wisdom. Maka, kalian akan bisa mempelajari skill itu."
Weed tak punya keyakinan pada rencana ini, meskipun dia yang memikirkannya. Para Geomchi adalah sekelompok orang-orang arogan dan penuh harga diri.... yang mana semuanya terangkat untuk berdiri tegap sekaligus.
Melalui gerbang kota yang terbuka, lampu-lampu jalan di dalam kota itu menyala. Saat malam semakin larut dan semakin gelap, jalanan kota yang sebelumnya kosong menjadi lebih hidup, saat setiap pintu terbuka dan para vampir keluar. Tampak seolah-olah para vampir menjadi aktif di malam hari. Suara perempuan bergema melalui jalanan pasar.
"Beli apel!"
"Di sini menjual apel semanis madu."
Para vampir perempuan menjual apel di alun-alun pasar. Kulit putih yang rapi dan hidung mancung, mereka memiliki badan yang langsing. Namun, ini adalah sesuatu yang tak bisa dipandang dengan indra normal. Ukuran pingang yang ramping, seiring dengan tubuh yang langsing dari para vampir, yang tak seperti gadis-gadis polos dan murni!
"Aha!"
"Ne...Negeri impian......"
Tubuh Geomchi3 dan Geomchi4 bergetar. Dari Geomchi5 sampai Geomchi505 dengan cepat melaju ke arah cahaya itu, dengan Geomchi yang memimpin kawanan itu.
"Saudara penjaga!"
"........."
"Kami bersedia untuk melayani, apa yang kalian inginkan? Mungkin sesuatu seperti pijatan punggung?"
"Kalian bahkan bisa mengambil roti gandum kami yang kami gunakan dengan hemat......"



< Prev  I  Index  I  Next >