Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V11E05P03

gambar


5. Kelas Pertama Lee Hyun (3)



Detail yang halus.
Hal itu bermanfaat, tetapi jelas-jelas memiliki batasannya. Seni tak akan pernah bisa didasarkan pada aspek teknis. Meski hanya sebagian kecil, saat mencoba untuk meniru secara persis sesuatu apa adanya, itu tak akan pernah disebut sebuah karya seni.
Lee Hyun mengetahui jika sistem Royal Road sangat buruk.
҅Aku tak bisa menghentikan mereka dari secara sembarangan membuat asumsi -asumsi liar. Dan karena bola akan terus bergulir,  itu tak berguna bagiku jika menghentikannya. Mungkin juga tak akan memberikan omong kosong .҆
Banyak siswa menjawab pertanyaan tersebut, tapi si profesor mengesampingkan semua pendapat mereka.
Akhirnya, setelah profesor menyadari tak ada orang lagi yang mengomentari masalah tersebut, dia berbicara.
"Jadi mari kita ganti pertanyaannya. Tinggalkan Royal Road. Dan kembali ke realitas nyata, bagaimana kalian menilai sebuah karya seni?"
Bahkan sebelum para siswa bisa menjawab, profesor melanjutkan.
"Dalam realitas, banyak orang bermimpi menjadi bintang. Tapi, di antara banyak orang itu, hanya beberapa yang bisa benar-benar naik dan hidup dengan baik melalui seni. Tetapi, bahkan mereka tak memahami arti dari seni."
Banyak orang bermimpi bisa menjalani kehidupan melalui seni. Tetapi sayangnya, tanpa konsensus populer dari publik, tak banyak orang bisa mencapai tujuan mereka.
"Seniman kelas dunia dan karya-karya mereka yang ternama, itu artinya banyak orang mengetahui nama mereka, dan menerima banyak pujian. Mereka menciptakan karya-karya seni yang seringkali sangat mahal.
Tetapi, ketika menatap karya-karya mereka, bahkan para ahli dibidangnya, kadang-kadang mengatakan jika mereka tak merasakan sedikitpun inspirasi. Tapi, bagi banyak orang yang benar- benar menyukai seni, tak bisa menapaki jalan tersebut. Karena, alasan-alasan pribadi atau menempatkan keluarga di depan mereka sendiri."
"......."
"Untuk membuat sebuah karya seni tidaklah sulit. Lukisan ibunya dari seorang anak kecil yang dilukis pertama kalinya adalah seni. Atau bahkan, lukisan di dinding selama masa prasejarah, serta harapan dari keluarga pemburu untuk kembali ke rumah dengan selamat, juga dianggap sebagai seni juga.
Nilai seni hanya ada di dalam pikiran penonton. Apa itu seni, selain kecantikan yang digambarkan, apa yang hati orang-orang tegaskan dari apa yang dihadirkan oleh lukisan atau patung, dan ada kemungkinan yang tak terbatas."
Para siswa mendengarkan rentetan perkataan profesor dengan tenang. Mereka sedang mendiskusikan sistem Royal Road. Dan sekarang cerita-cerita acak keluar, hingga mereka tak bisa mengikutinya.
"Sekarang mari kembali berbicara tentang Royal Road. Para seniman menciptakan karya-karya mereka dan dijadikan objek pada evaluasi dari Grand piece, Masterpiece, atau Magnum piece dengan Nilai Artistiknya sendiri.
Tetapi, dengan metode ini, yang masih merupakan pertanyaan sulit mengenai karya atas penyelesaiannya.
Dalam contoh ini, masalahnya adalah kesalahan yang kamu buat saat membuat karya tersebut. Atau katakan saja, kamu tak membuat kesalahan apapun, saat mengerjakan karya tersebut. Dan telah membuat sebuah representasi secara identik, sistem masih akan menurunkan nilai seni tersebut."
Lee Hyun menganggukkan kepalanya.
Dia telah mengukir banyak patung di Royal Road, bahkan saat dia tak membuat kesalahan sedikitpun pada sebuah karya, karya tersebut masih tak menjadi sebuah Masterpiece. Sementara itu karya-karya yang dibuat relatif baik, mendapatkan lebih banyak Nilai Artistik daripada yang sebelumnya. Atau beberapa tak akan menerima Nilai Artistik sama sekali.
"Di dunia kita, dari zaman kuno ada banyak ahli. Jadi, bayangkan dievaluasi berdasarkan pada standart-standart mereka? Jadi, dengan cara yang mana sistem Royal Road mengakses skill-skillmu dengan memasukkan input dari era-era seniman masa lalu kita? Apa ada sebuah metode atau catatan yang spesifik, atau sesuatu yang lain?"
Para siswa menganggap masalah tersebut dalam sebuah cara yang tak memihak. Memasukkan semua ungkapan dari semua karya yang ada, dan menetapkannya pada sebuah standart. Namun, si profesor membantah asumsi mereka.
"Jika kalian tak menciptakan sesuatu yang baru, tapi secara terus-menerus mengakui dan membandingkan dengan ungkapan-ungkapan yang sebelumnya, pada dasarnya kalian hanya berdiri di tempat.
Sama halnya, orang lain memaksakan untuk melakukan hal yang sama, dan tak bisa mengatasinya. Untuk bisa menyaksikan dan menciptakan karya-karya yang sebanding dengan para ahli masa lalu, tapi tak bisa melampaui mereka untuk mencapai keagungan sejati, hal itu membuat frustasi."
Keheningan melanda para siswa. Mendengarkan profesor, hal itu terlalu rumit. Karya-karya seniman seharusnya dievaluasi dalam cara yang adil. Faktanya adalah masalahnya sulit untuk dipecahkan.
"Banyak para ahli memuji karya-karya? Karya-karya akan dinilai secara subyektif, bergantung pada perbedaan di antara banyak orang atau di dalam sedikit orang. Banyak karya-karya seni menghadapi penolakan, karena sudut pandang dari arus utama."
"........"
"Meskipun, bisa dikatakan, sistem Royal Road di bawah keamanan penuh. Untuk mengevaluasi sebuah karya seni, itu adalah informasi klasifikasi."
"Apa Anda tahu, profesor?"
Menanggapi pertanyaan siswa tersebut, profesor menunjukkan senyum yang sedikit malu.
"Dalam kenyataannya, aku tidak tahu bagaimana proses sistem tersebut, dan pemberian Nilai Artistik. Mungkin dalam sebuah persentasi, level dari skill mempengaruhi nilainya. Namun, mungkin ada lebih dari ratusan variabel untuk memperhitungkan nilainya. Atau mungkin, ribuan?"
"Jika sebanyak itu.... akan sulit untuk mendapatkan nilai yang bagus."
Segera setelahnya, kebanyakan siswa yang secara diam-diam berfantasi tentang menjadi seorang seniman meredup. Jika ada informasi yang jelas mengenai kriteria dari bagaimana nilai tersebut diberikan, itu akan mudah untuk mendapatkan nilai yang bagus. Tetapi, sebuah kriteria yang tak diketahui dengan ratusan variabel akan sulit untuk dipecahkan.
Profesor menggelengkan kepalanya.
"Sudah aku katakan sebelumnya, seni tidaklah sulit. Sebuah penampilan, sebuah perasaan, dan jika kalian bisa menikmatinya, itu sudah cukup. Daripada menyesuaikan ratusan kriteria, lakukan saja dengan apa yang kalian pikir lebih baik, dan ciptakanlah. Karena Royal Road hanyalah sebuah ruang dalam virtual reality."
"........."
"Royal Road bukanlah sebuah game yang sederhana. Akankah itu akan bagus, jika skill-skill hanya pada level itu? Royal Road di sini adalah sebuah dunia lain dengan sebuah sejarah yang lengkap, sejak awal dari terciptanya.
Dalam kehidupan nyata, apa itu mungkin untuk mentransformasikan apa yang kamu nilai, dalam pikiranmu pada realitas?
Virtual reality secara realistis menggambarkan realitas nyata, dan itu artinya sesuatu yang lebih. Intinya, bukan hanya bisakah kamu mencapai impianmu, kamu juga bisa menikmatinya sebagai ruang menghadapi tantangan untuk disama-ratakan."
Profesor memiliki sebuah profesi di Royal Road. Profesinya adalah Landscaper. Profesinya adalah untuk memelihara dan membudidayakan bunga-bunga yang indah dan pepohonan. Alasaan dibalik profesi khusus ini adalah, ketika dia mendapatkan sebuah quest di awal bermain.
Itu berkat seorang anak kecil yang duduk sambil menatap sebuah bunga layu. Kemudian si profesor memberi saran pada anak kecil itu, tentang bagaimana untuk membudidayakan bunga.
Kemudian sebuah quest terjadi!
Si profesor memberi bunga itu pupuk dan menyiramnya, saat bunga itu pulih. Dia menganggapnya sebagai tanda untuk menjadi seorang Landscaper, untuk membudidayakan bunga-bunga dan pepohonan, dan membuat mereka tumbuh dengan subur.
Kadang-kadang, dia mendapatkan pekerjaan untuk merawat taman yang mewah. Tetapi sayangnya, tak banyak pekerjaan seperti itu. Tentu saja, dia lebih miskin daripada orang lain, dan dia bangga. Tapi, itu bukanlah sesuatu yang bisa disombongkan.
Namun, suatu waktu, bunga-bunga menarik para kupu-kupu denga aromanya di bawah malam berbintang. Itu adalah sebuah pemandangan yang indah, saat bunga-bunga bermekaran.
Bunga mekar dan memudar, hanya dalam satu waktu, hal itu memberi kesan yang hebat. Royal Road dipenuhi dengan pemandangan-pemandangan eksotik, itulah tujuannya.
Profesor berkata dengan paksa.
"Sebuah ruang di mana orang-orang bisa menggapai impian mereka. Pelajaran selanjutnya adalah kombinasi kehidupan nyata dan virtual reality."
Setelah pelajaran tersebut, para siswa meninggalkan ruang kelas satu per satu.



< Prev  I  Index  I  Next >