LMS_V12E04P01 Pelatihan Neraka

4. Pelatihan Neraka (1)
Banyak siswa kelaparan, saat mereka berkumpul di pasir. Ketika
sudah saatnya, para profesor datang terlebih dahulu, dan menunggu semua orang
untuk berkumpul.
"Satu putaran di pantai dan itu akan mengakhiri
pelatihan neraka hari ini."
Para siswa merasa mendapat kemudahan.
҅Kita punya waktu
sampai jam 5 untuk bersantai menyelesaikannya .҆
҅Itu akan seperti
sebuah tur di sekitar Silmido dalam hal ini.҆
Sepanjang ini, mahasiswa baru Kim Hyeonjun mengangkat
tangannya.
"Profesor, saya punya pertanyaan. Kelompok kami tak
makan. Jika kami masih punya waktu setelah memutari pulau, bisakah kami
makan?"
Profesor menyetujuinya.
"Tentu. Jika kalian punya waktu di akhir dari pelatihan
neraka ini, maka itu adalah waktu bebas sampai jadwal yang selanjutnya. Jadi,
semuanya siap?"
"Ya!"
Para mahasiswa mengenakan sepatu berlari yang nyaman, mereka
melakukannya dalam persiapan untuk berlari di pantai.
"Kalau begitu, larilah. Mulai!"
Pada aba-aba profesor, lebih dari 100 mahasiswa berlari.
"Dengan angin laut yang sepoi-sepoi, tak apa-apa
seperti ini. Ini cukup bagus untuk jogging."
"Untuk kesehatanmu, menurutku itu bagus kita ikut MT
ini. Benarkan, senior?"
"Ya, aku berpikir begitu juga."
Para mahasiswa berlari seolah-olah itu adalah jalan-jalan
santai. Bahkan dengan pasir yang panas di bawah kaki mereka, itu bukanlah medan
yang sulit. Butiran-butiran pasir yang halus menyatu saat mereka
terinjak-injak.
Tetapi, beberapa mahasiswa dipimpin oleh senior mereka,
tengah berlari dengan penuh keyakinan.
"Huah huah!"
"Lebih cepat, lebih cepat, ayo!"
Mayoritas dari mahasiswa tak memahami pemikiran para senior
mereka.
"Larilah sedikit lebih pelan, tolong."
"Mengikuti kecepatan itu sangatlah sulit."
Keluhan-keluhan kecil keluar. Tapi, para senior melihat
kebelakang sambil tersenyum cerah.
"Oh, kalau begitu kalian bisa pelan-pelan."
"Kami tak mau menunggu dan akan duluan."
Para mahasiswa menjadi tenang dan bertanya.
"Apakah ada suatu alasan?"
Kemudian para mahasiswa senior ini menggelengkan kepala
mereka.
"Tak ada. Aku hanya ingin berlari, yeah."
"Tidakkah kalian berpikir itu bagus untuk berlari pada
event yang langka seperti ini, untuk merasakan hembusan angin laut yang bagus
berhembus ke pulau seperti ini?"
"Itu benar, kami hanya ingin berlari."
Dengan itu, para senior berlari layaknya anak panah yang
meluncur.
Lee Hyun juga, tak terlalu peduli tentang berlari. Dia
berpikir jika itu hanya satu putaran yang nyaman mengelilingi pulau. Namun, dia
memperhatikan perilaku yang aneh dari para mahasiswa yang mengulang semester
dan menjadi curiga.
҅Ada sesuatu.҆
Lee Hyun tak mempercayai siapapun. Segalanya adalah demi
kehidupan keluarganya yang baik!
Dia telah lama meninggalkan kepercayaan pada belas kasih
kemanusiaan dan simpatik. Setelah dia mempelajari kerasnya kenyataan, dia tak
lagi memiliki kenaifan. Dia bertindak keras pada dirinya sendiri, karena dia
hidup sambil melafalkan 'uang, uang, uang' dalam kelimpahan.
Tetapi seolah-olah dunia benar-benar mencoba untuk menariknya
ke bawah, kehidupannya yang keras bukan hanya itu. Itu memberi dia pengalaman
sesaat, merasakan 30 milyar won digenggamannya, lalu dirampas sesaat
setelahnya.
Pukulan realitas!
Setelah benar-benar jatuh ke dalam lubang tersebut, dia tak
akan dengan mudah menempatkan kepercayaan mutlak pada orang lain.
҅Berhati-hati agar tak
mendapat pukulan di bagian belakang kepala . Tak mungkin aku akan dengan mudah
percaya orang -orang ini.҆
Sambil memperhatikan para senior ini, Lee Hyun meningkatkan
kecepatan berlarinya. Atribut fisik ini tak didapatkan dari latihannya di
dojang, itu sudah tertanam dalam dirinya jauh sebelum itu. Karena dia tak
pernah sekalipun mengeluarkan uang untuk naik bis untuk bepergian.
Dengan waktu untuk dihargai, dia meningkatkan kemampuan
fisiknya untuk mengubah berjalan menjadi berlari cepat di tempat ini.
Dadadadadadadadak!
Kecepatannya meningkat jauh melampaui para mahasiswa itu!
Segera setelahnya, dia menyusul para senior. Namun, dia tak
peduli tentang peran memimpin sambil tetap berada di sekitar mereka, untuk
mengetahui alasannya. Dia dengan cepat mengetahui alasan tindakan para senior.
Tak peduli seberapa jauh mereka berlari, mereka tak bisa melihat ujung dari
pantai Silmido.
"Hah hah! Aku yakin pada poin ini, kita harus
mengacaukan arahnya? Kenapa kita lurus dan tampak tak akan ke mana-mana."
"Aku pikir, ini sudah lebih dari 15 menit."
"Aku lapar."
"Sial aku juga lapar."
Beberapa dari para senior tahu. Hanya dengan sekilas,
kebanyakan orang sering salah untuk berpikir jika pulau-pulau di Laut Kuning
itu kecil.
Tetapi, harus berlari dari satu ujung ke ujung lain bukanlah
sebuah tugas yang mudah. Garis keliling dari pantai Silmido lebih dari 6 km!
Setelah berlari hanya satu putaran saja, kamu tak akan pernah mau melakukannya
lagi.
҅Aku minta maaf.҆
Untuk para senior ini yang mengetahuinya, ini adalah
permulaan layanan dasar. Pengaruhnya menelan korban, saat para mahasiswa lain
juga meningkatkan kecepatan berlari mereka. Pikiran mereka menjadi tak sabaran,
saat mereka menapaki secara terus-menerus di pantai tanpa ujung.
Batasan fisik karena rasa lapar!
Ada beberapa mahasiswa yang mencoba untuk mengejar. Tetapi
sesaat setelahnya, kecepatan mereka secara keseluruhan dengan cepat menurun,
karena ngos-ngosan. Bagi para mahasiswa yang mengabaikan olahraga, tak ada cara
lain untuk menyebut event tersebut selain neraka. Dari kecepatan berlari yang
sebelumnya mereka miliki, pada akhirnya mereka semua berjalan kemudian.
Adapun untuk Lee Hyun, satu putaran dengan mudah dicapai
dalam set 30 orang pertama. Di antara yang datang pertama secara kelompok ini,
ada jumlah yang banyak dari mahasiswa yang mengulang semester, senior, dan
bahkan mahasiswa baru yang tampak masih segar.
Seoyoon ada di antara mereka. Ini lebih mudah dibandingkan
dengan jogging pagi yang biasanya dilakukan bersama Cha Eunhee yang menjadi
sebuah kebiasaan.
Bagi mereka yang tak berhasil di dalam kelompok ini, mereka
harus melakukan satu putaran lagi mengelilingi Silmido. Dari kelelahan karena
rasa lapar, ini adalah sebuah perkembangan yang tak berujung.
"Sial."
"Seseorang tolong aku, siapapun."
Para mahasiswa mencari bantuan di dalam kelompok mereka. Tapi,
tak seorangpun mencoba memberi bantuan.
Jaraknya 6 km!
Meskipun itu awalnya tampak dekat, itu adalah jarak yang
sangat panjang. Tak perlu dikatakan lagi, bagi mereka yang harus melakukannya
dua kali. Sekarang mereka memahami, kenapa waktu yang diberikan adalah 3 jam.
Jika kamu tak bisa berlari, maka kamu lebih baik berjalan
untuk menyelesaikannya!
Tetapi selama bagian kedua ini, mereka memiliki sedikit
kekuatan, bahkan untuk berjalan. Dan berada diambang pingsan.
"Aku.... tolong bantu aku. Aku benar-benar minta maaf. Tapi
tolong, bisakah kamu menggantikanku."
Hong Seonye mengalami saat-saat yang sulit dan meminta Lee
Hyun. Dia sudah berada di batas fisiknya, dan kehabisan tenaga hingga
mengandalkan Lee Hyun. Karena dia tampak masih baik-baik saja.
Tentu saja, Lee Hyun berkata.
"Yah.... Aku tid..."
Dia mencoba untuk menemukan saat yang tepat untuk menolak!
"Tentu."
Lee Hyun berubah pikiran dan berlari.