Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V12E05P03

gambar


5. Identitas Lee Hyun Terbongkar (3)



"Huaa."
Lee Hyun terbangun dan menghirup udara segar. Meskipun tadi malam dia tampaknya telah minum terlalu banyak sampai mabuk, tak ada perubahan dalam jadwal pagi miliknya.
"Dan sekarang, kita akan kembali."
Dia sedikit kecewa, tapi sepertinya dia mendapatkan motif yang ia miliki. Faktanya adalah segera setelah dia kembali ke rumah, dia log in kembali ke Royal Road. Absen selama tiga hari dua malam, dia yakin jika banyak hal-hal yang telah dikembangkan.
Dia sekali lagi akan masuk ke dalam bayangan dalam kegiatan subversif dari seorang dark gamer, dengan menghasilkan uang melalui quest-quest dan item-item dengan rekan-rekannya yang ambisius. Dan ini akan menjadi tak lebih dari sekedar mimpi.
Itu adalah medan pertempuran yang sengit, bukan hanya sebuah permainan! Lee Hyun harus kembali ke dunia itu.
҅Hari ini, aku mungkin punya sedikit waktu untuk pergi ke Dojang. Perlu melakukan sedikit latihan pagi.҆
Lee Hyun keluar dari tempat tinggal sementara itu. Dia merenggangkan otot-ototnya yang kaku dengan bergerak dan berniat untuk berlari. Tapi, sama seperti kemarin, dia melihat Seoyoon duduk di atas batu.
҅Kapan itu terjadi?҆
Lee Hyun mendekatinya dan berbicara.
"Hai."
"......"
"Kenapa kamu bangun pagi sekali?"
"......"
Masih tak ada jawaban. Lee Hyun dalam diam duduk di sampingnya, dan itu saja saat dia tetap duduk. Setelah Lee Hyun duduk di atas batu tersebut, pikirannya masih gelisah. Karena dia berpikir tentang tak bisa berolahraga, sehingga dia tak ingin hanya dalam diam duduk di sana.
Lee Hyun ak lagi berbicara, sementara Seoyoon masih ragu-ragu mencoba untuk menemukan apa yang harus dikatakan. Meskipun dia benar-benar ingin berbagi banyak hal, dia tak tahu di mana untuk memulai, atau berapa lama menunggu di antara setiap balasan.
30 menit dalam keheningan.
Cheosseokcheosseok!
Suara ombak di sekitar mereka bisa terdengar, bersama dengan teriakan burung-burung camar. Meningkatnya kecemasan Lee Hyun, berbanding lurus dengan meningkatnya perasaan Seoyoon tentang kenyamanan.
Saat sapaan angin bertiup, hari itu menjadi lebih cerah. Mereka menyaksikan matahari terbit di atas cakrawala!
Tiba-tiba, ada sentuhan lembut di bahu Lee Hyun. Itu tak dapat menang melawan kepala Seoyoon yang mengantuk yang bersandar di atasnya. Karena ini adalah hari kedua dia tak bisa tidur dengan baik, serta dengan fakta jika dia lelah karena minuman beralkohol.
Dan di sini, temannya yang bisa dipercaya, Lee Hyun, menghadirkan kenyamanan dari ketegangan yang terbentuk dan membuat dia tidur secara spontan.
Segeunsegeun.
Irama pernapasan Seoyoon terdengar di telinga Lee Hyun. Dengan setiap hembusan napas, Lee Hyun bisa merasakan jantungnya sendiri bereaksi pada hal itu, saat detakannya meningkat karena ketegangan.
Di tempat ini, hanya ada Lee Hyun dan Seoyoon.
Meskipun para mahasiswa masih tidur di pantai berpasir, mereka berada di jarak yang jauh. Selain itu, Seoyoon sudah melayang ke negeri mimpi, tampaknya mabuk karena minuman dari hari sebelumnya.
Dengan kata lain, itu adalah kesempatan yang diberikan oleh surga!
Tak ada cara lain selain mengatakan jika Seoyoon tak berdaya dalam keadaan ini dihadapan Lee Hyun. Mata Lee Hyun dipenuhi dengan niat membunuh.
҅Kamu memperlakukanku seperti alat, huh. Dan saat aku flu, kamu menyuapiku dengan bubur pembunuh ke tenggorokanku !҆
Ini adalah kesempatan emas untuk membalas dendam. Seperti yang terlihat, dia tertidur sangat lelap, Lee Hyun bisa mengangkat dan melemparkannya ke laut.
Menyimpan dendam tanpa akhir!
Namun, benak Lee Hyun segera menyingkirkan pikiran itu. Meskipun dendam akan mendebarkan, dia takut masalah yang akan datang di masa depan.
҅Aku tak tahu bagaimana dia akan bertindak, setelah aku melemparkannya ke laut !҆
Tetap saja, dalam gejolak internalnya, dia memperhatikan dengan hati-hati, agar tak membangunkan Seoyoon. Kemudian sebuah pikiran melintas.
҅Biarkan aku menyesuaikan sedikit, agar kamu tidur bisa lebih nyaman.҆
Lee Hyun dengan lembut mengangkat kepala Seoyoon dan meletakkannya di pangkuannya. Setelah itu, dia mengamati wajah Seoyoon secara detail.
҅Pasti ada bagian yang jelek di suatu tempat.҆
Dia masih belum menyerah pada dendamnya yang kekanak-kanakan. Pertama kali Lee Hyun melihat wajah Seoyoon adalah di rumah instruktur Training Hall. Tapi, karena dia melihat tanda 'pembunuh' selama kejadian itu, hingga dia tak memeriksa kecantikannya secara lebih rinci.
Meski demikian, fragmen wajah Seoyoon tetap ada dalam pikirannya, hingga dia menggunakannya untuk memahat Patung Freya. Gambaran yang dia miliki pada waktu itu memang indah. Tapi, dia tak tahu jika kecantikan tersebut melebihi apa yang telah ia bayangkan.
Pertemuan kedua dimana dia melihat Seoyoon berada di Lands of Despair, di mana kecantikannya bersinar cerah lagi. Kemudian, pada saat-saat mereka mempertaruhkan nyawa di wilayah utara, dia mencuri- curi pandang pada Seoyoon di waktu luangnya.
Tapi setiap kali dia melihat Seoyoon, dia terus memancarkan daya tarik. Itu bukan karena Seoyoon menjadi semakin dan semakin cantik. Dia sudah cantik sejak awal. Itu karena semakin cermat ia melihat wajahnya, semakin banyak kecantikan yang ia lihat dari dirinya.
Mata, hidung, alis, dahi, dagu, dan bibir.
Tak mungkin untuk menggapai sosoknya. Sambil bertanya-tanya bagaimana bisa sesuatu teramat sangat indah seperti itu, daya tarik baru muncul kapanpun Lee Hyun memperhatikannya. Tak peduli seberapa lama dia menatap wajahnya, dia tak merasa bosan karena pemandangan itu. Dengan masing-masing pemandangan untuk dikagumi, dia tak punya pilihan selain untuk menatapnya!
Lee Hyun ingin menemukan kekurangan dalam wajah Seoyoon. Dia membungkuk begitu dekat, sehingga dia bisa merasakan setiap napasnya, sebuah kesempatan yang langka untuk melakukannya, karena dia masih tidur.
҅Kulit. Yah, itu sempurna. Tak ada satupun kerutan dan aku bahkan tak bisa melihat satupun pori-pori. Bagaimana bisa kulit manusia memiliki kualitas seperti susu seperti ini? Fitur wajah. Bagus. Ini adalah rasio emas yang sempurna dari penempatan, jika aku memahat . Alis panjang... bagaimana bisa rambutnya bahkan memiliki penempatan teratur seperti ini ?҆
Mencoba untuk menemukan suatu kecacatan wajahnya, bahkan jika itu hanya bagian kecil yang jelek dari dirinya, tak berhasil.
҅Baik, aku akui wajah ini sangat bagus. Bagaimana dengan tempat yang lain .....҆
Mata Lee Hyun meluncur ke bawah. Dia kira-kira bisa melihat sosoknya melalui gaun tersebut. Dan di sini masih sama, dia tak bisa menemukan kecacatan. Tinggi dan langsing, tubuhnya juga bagus. Betis, paha, dan bahkan garis pinggang yang halus.
Bahkan jari-jari kaki yang keluar dari sandal juga indah!
Lee Hyun tak membenci wanita. Dia hanya ingin menghindari hubungan dengan seseorang, karena akan ada uang yang harus dikeluarkan. Tapi pemikiran ini telah berubah sedikit, setelah memperhatikan Seoyoon.
҅Jika itu adalah dia, maka itu kemungkinan tak masalah mengajak dia ke toko Kimbap. Tidak tunggu. Jika aku melakukan hal itu, maka itu akan buruk. Jika dia mengembangkan kebiasaan ingin pergi ke sana. Oh ya, kurasa aku bisa mentraktirnya di warung udon atau sumthin҆
Ini adalah sedikit dari perubahan yang signifikan dalam dirinya. Lee Hyun masih memberikan Seoyoon bantal pangkuan, bahkan saat matahari sepenuhnya muncul. Matahari terbit dari laut adalah sebuah pemandangan yang spektakuler untuk dilihat.
Karena fakta jika kemarin pagi dipenuhi dengan kabut, hingga dia bisa tak bisa melihat matahari terbit. Tetapi hari ini, tak ada satupun awan di langit yang bisa dilihat di cuaca yang cerah ini.
Dari di mana langit dan laut mencoba untuk saling menyentuh, matahari tampaknya membakar mereka berdua saat naik.
"Ahh!"
Moral Lee Hyun juga naik. Siapapun yang melihat indahnya matahari terbit tersebut dapat merasakan komitmen mereka meningkat, Lee Hyun bukanlah pengecualian.
҅Tahun ini aku harus mendapatkan lebih banyak uang!҆
Matahari telah terbit sepenuhnya, jadi tak mungkin untuk membeda-bedakannya lagi. Lee Hyun mengembalikan tatapannya pada pangkuannya dan memfokuskan pada Seoyoon. Dia entah bagaimana menjadi lebih cantik di bawah sinar matahari yang menyinarinya. Karena aspek alkohol, pandangan tersebut menjadi sedikit diperkuat.
Pada jarak sedekat ini, dia tampak seolah-olah dia adalah bayi yang sedang tidur. Lee Hyun membungkuk dan mengambil sepotong kayu di dekatnya. Dan lengannya mengeluarkan pisau kecil.
Sagaksagak.
Dia mencoba untuk mengukir Seoyoon tertidur nyenyak. Keterampilan berguna yang dia pelajari di Royal Road, membuatnya lebih mudah baginya untuk memahat. Membuat Master, Fine, atau Magnum piece itu tidak mungkin. Tapi terlepas dari Nilai Artistik, dia masih bisa memahat, selama dia memiliki pengendalian ketenangan dan kehendak.
Meskipun tetap saja, pada kenyataannya, dia masih tak memiliki Zahab's Sculpting Knife. Bahkan jika dia mengerahkan usahanya yang terbaik, tak mungkin dia bisa menciptakan karya yang luar biasa. Namun, karena pengalaman yang tak terhitung jumlahnya dan komitmen, karya itu menjadi mirip dengan apa yang ingin ia buat.

Lee Hyun dengan hati-hati mengukir Seoyoon yang tidur.



< Prev  I  Index  I  Next >