LMS_V13E02P01 Princess's Knight

2. Princess's Knight (1)
Mata Weed bersinar tajam.
҅Yang jelas, aku hanya
bisa melakukan yang terbaik .҆
Setelah menerima quest tersebut, dia tidak bisa mundur. Karena
pertempuran sedang berlangsung, dia tak akan memiliki saat-saat untuk
beristirahat, Weed dengan sopan membungkuk.
"Remy, bukan, Putri."
"Ya, Knight-nim."
Mata Putri Remy yang berkilauan tengah menatap Weed. Di mata
Weed, dia melihat kaki dan betis sang Putri yang kecil dan halus. Bagi beberapa
orang, kaki perempuan adalah hal yang sangat beracun. Tapi Weed tak memiliki
ketertarikan semacam itu.
"kamu harus bersedia, untuk percaya padaku. Jangan
hiraukan apapun yang terjadi, kamu harus percaya hanya padaku."
"Ya, aku mengerti. Hidupku, aku akan mempercayakannya
padamu."
Weed mengakhirinya di sana dan tak berbicara lagi. Jumlah
Pasukan Manusia yang mendekati mereka meningkat, dan batu-batu serta mantra
sihir yang beterbangan di hadapan mereka.
Tempat ini di mana mereka berdiri, sudah berada diambang menjadi
pusat peperangan. Weed menerima tali pengendali untuk menjadi tuan dari kuda
putih itu. Dia kemudian menarik sang Putri dan menempatkannya di belakang
punggungnya.
Puhihing!
Kuda itu meringkik ringan.
Sementara satu tangan memegang tali kendali, tangan yang
lain menghunus pedang.
*Ding*
[Menggunakan pedang Koldeurim dari Kerajaan Kallamore, Fame
meningkat 2.500.
>Attack Speed meningkat
>Strength meningkat
>Agility meningkat
>Dengan Charisma yang kuat, akan menciutkan nyali monster
lemah
>Pedang ini mengandung kekuatan Ice Daemon]
Weed menghentak kuda itu untuk menuju pusat kamp musuh.
"Maju, melesatlah!"
Dengan masing-masing langkah yang diambil, kuda putih ini
melaju dengan kecepatan yang menakutkan. Kuda ini berada di dimensi yang
berbeda, jika dibandingkan dengan kuda yang ia terima saat di Kerajaan
Rosenheim, selama operasi di Lair of Litvart.
Serangan seorang Knight secara signifikan dipengaruhi oleh
serbuan dari si kuda. Seekor kuda yang bagus tak semuanya didasarkan pada
stamina atau kecepatan. Bahkan, gen-nya juga dipertimbangkan dengan baik,
ketika membesarkan kuda dari pembuahan.
Untuk kuda-kuda yang paling berharga, pertimbangan awalnya
dimulai pada garis keturunan si kuda!
Dia tak tahu pastinya, tapi dia tahu jika kuda yang sedang ia
tunggangi pasti sangat mahal. Karena kecepatan berlari yang mengerikan dari si
kuda, angin terbelah di depan mereka. Sebuah kecepatan yang sebanding dengan
panah yang sedang melesat. Mata Weed melebar dan mengulurkan pedangnya.
Mulai dari sekarang, satu-satunya hal yang dia rasakan adalah
gagang pedangnya. Dia tak merasakan kelembutan dan kehangatan halus dari Putri
yang ada di belakangnya.
****
Dojang ilmu pedang. Chung Il Hoon, mengenakan seragamnya,
sedang menunggu Cha Eunhee.
"Yo."
"Ya, Sahyeong."
"Perempuan mengatakan, penampilan bukanlah segalanya.
Jadi kamu tak usah mengkhawatirkan hal itu."
Choi Jong Bom buru-buru berbicara.
"Kamu benar juga."
Ma Sang Bom juga menepuknya.
"Aku yakin Nona Seechwi sifatnya lembut. Dan dia tampaknya
menyukaimu. Dia bahkan datang ke Dojang untuk bertemu denganmu, kamu
tahu?"
Dia bahkan akan membawa kimbap buatan sendiri juga. Waktu
yang disepakati semakin dekat.
"Tenangkan hatimu untuk saat ini, oke."
Bagi Chung Il Hoon, itu adalah cinta pertamanya. Hatinya
berbunga-bunga, karena ini adalah pertemuan pertama yang sebenarnya, bukannya
pertemuan kompetisi pedang. Hal itu sama bagi Choi Jong Bom, Ma Sang Bom, dan
Roi Lee.
Ini adalah sesuatu yang benar-benar tak terduga. Kakak
pertama mereka mendapatkan pacar. Meskipun pihak yang bersangkutan adalah
seorang Orc. Orc buruk, jelek, dan gemuk, itu adalah sesuatu layak diberi
ucapan selamat padanya.
Mereka semua menyaksikan mereka selama petualangan mereka di
Royal Road, kebijaksanaan Seechwi adalah sesuatu yang bisa menyaingi hati Chung
Il Hoon.
"Sekarang sudah waktunya baginya untuk datang..."
Chung Il Hoon dengan cemas ketakutan selama menunggu, lalu
seorang wanita membawa kotak makanan berjalan ke Dojang.
"......"
Choi Jong Bom, Ma Sang Bom, Roi Lee semuanya tersentak.
҅Apakah dia!҆
҅Dia sedikit
menyerupai Seechwi.҆
҅Tapi usianya wow...
akhir 30-an, 40 mungkin?҆
Si bibi yang bertubuh gemuk terus berjalan ke arah Dojang. Wajah
Chung Il Hoon masih mempertahankan senyum lebar dan maju untuk bertatap muka.
"Kamu datang tepat waktu. Terima kasih sudah datang.
Apakah itu sulit untuk datang ke sini?"
Chung Il Hoon adalah yang pertama mengulurkan tangannya. Meskipun
tindakan itu sangat kecil, keberanian yang dibutuhkan sangatlah besar. Agar
tidak membuat dia merasa canggung, Chung Il Hoon tersenyum dan meminta untuk
berjabat tangan. Itu bukanlah penampilannya, tapi hatinya lah yang penting,
jadi Chung Il Hoon mencoba untuk menyambutnya.
Namun!
"Kamu siapa?"
Perempuan itu memicingkan mata. Kemudian dari dalam Dojang,
seseorang yang tampak seperti siswa SD berlari keluar.
"Mama! kamu membawa makan siangku?"
"Ini. Jangan melupakannya lagi lain kali."
"Um, ok. Ah, para Master. Hallo!"
Anak kecil itu membungkuk seperti anak anjing yang lucu di depan
Chung Il Hoon dan para instruktur lain, sebelum berlari kembali ke dalam
Dojang.
Ibu anak itu pergi.
"Ahem!"
Chung Il Hoon dengan malu-malu berdehem, dan sekali lagi
menunggu Cha Eunhee. Kemudian, sebuah kontak mata dengan seorang wanita yang
datang dari jalan membuat tubuhnya kaku.
҅Apakah itu dia?҆
Dia datang sambil membawa kotak makan siang kimbap. Jika dia
bertangan kosong, Chung Il Hoon tak akan menatapnya. Dia memiliki kulit yang
lembut, mata berbinar, dan sebuah kecantikan yang berasal dari 1 banding
ribuan.
Chung Il Hoon bisa terus tinggal di tengah pusat kota sambil
menghadap kecantikan tersebut. Dia memegang dua tas belanja besar dan berjalan
menuju Dojang. Chung Il Hoon berpikir.
҅Itu bukan dia.҆
Para instruktur lain juga memiliki pemikiran yang sama.
҅aku tak berpikir, dia
Seechwi.҆
҅Tapi dia berjalan ke arah
sini.҆
҅Apa yang sedang
terjadi? Mungkin seorang pengacara untuk perusahaan kartu kredit? Atau untuk
menjual barang-barang. Jika dia memintaku untuk bergabung , mungkin aku akan
bergabung. Mari kita perhatikan saja gerak-geriknya...҆
Roi Lee adalah yang paling bersemangat. Semua pikiran mereka
tak pada tas belanja yang berat. Jika mereka melihat dia menggerutu karena beratnya
tas-tas itu, mereka tak akan diam saja di sana dalam keadaan linglung.
Mata mereka semua tertuju pada wanita muda dan cantik yang
mendekat, dan tak bisa membuka mulut mereka.
҅Kenapa dia masih
mengarah ke sini?҆
҅Apa dia punya
keperluan untuk datang ke arah ini?҆
҅Apakah kami melakukan
sesuatu yang salah?҆
Di kepala keempat pria itu, segudang pemikiran muncul dalam
benak mereka. Dia datang dan berdiri tepat di depan Chung Il Hoon, kemudian
dengan lembut berbicara.
"Halo, Il Hoon-ssi!"