Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V14E11P02

gambar


11. Penantian Da’in (2)



"Phew! Aku kembali ke Morata lagi." Da’in tersenyum lebar.
Dia kembali ke Morata setelah waktu yang lama... dia tak tahu seberapa besar dia akan merindukannya. Itu karena setelah mengalami cukup lama kesendirian di kota langit Lavias, dia telah mengamankan sebuah posisi baru di Wilayah Utara dan memiliki teman di Morata.
"Tapi aku harus mendapatkan penghilang kutukan..." Da’in menampilkan wajah khawatir.
Seluruh pasukan ekspedisi menerima kutukan di Land of the Black Curse. Kulit mereka menjadi gelap seperti seorang Dark Elf, dan pola-pola seperti suku primitif telah muncul.
Sebuah kutukan yang mengurangi setengah dari efek skill dan sihir!
Itu adalah kutukan yang tak bisa dihilangkan, bahkan dengan holy magic dari seorang Shaman atau Claric.
҅Aku harus menemui Priest terlebih dahulu.҆
Meskipun para Priest di dalam pasukan ekspedisi juga tak berdaya, mereka hanya bisa mempercayai para Priest mereka.
Da’in pergi ke Order of Freya.
Sama dengan pasukan ekspedisi yang baru saja datang, ada kerumunan yang mengantri untuk mendapatkan blessing. Setelah menunggu untuk waktu yang lama sampai gilirannya tiba!
Dia bertemu dengan seorang Priest dari Order of Freya.
"Aku ingin menyembuhkan kutukan yang ada padaku."
"Kamu telah menerima kutukan dari kejahatan kuno."
"Ya."
"Itu karena kamu pergi ke tempat yang seharusnya tak kamu datangi. Itu adalah kutukan yang terbentuk saat kamu menjelajahi tanah yang tak menerima penyusup. Untuk mengangkat kutukan tersebut, kamu membutuhkan Kelpie Wood, Sebuk Platinum, Wortel, dan Darah Kelinci Putih.
Jika kamu melumurkan bahan-bahan ini pada tubuhmu, kemudian campurkan semuanya, dan meminumnya, kamu akan terbebas dari kutukan tersebut."
Selain Kelpie Wood, meskipun itu mungkin membutuhkan sedikit waktu, bahan-bahan itu tidaklah sulit untuk dikumpulkan. Da’in tersenyum karena dia tak menduga penyembuhannya begitu sederhana.
"Terima kasih banyak,"
"Itu adalah kehormatan bagiku. Semua harmoni sesuai dengan kehendak Dewi."
* * *

"Membeli dan menjual item!"
"Beritahu aku, jika ada sesuatu yang kamu butuhkan."
Suara-suara keras tersebut berasal dari para Merchant yang berbaris di alun-alun, di luar Order of Freya. Persaingan dari para Merchant adalah pemandangan yang bisa dilihat dimanapun di Benua Versailles.
Setelah menjual semua item jarahan yang ia kumpulkan, Da’in dengan tenang berkeliling alun-alun tersebut.
҅Kali ini aku akan bersantai dan menunggu.҆
Bertemu dengan Weed adalah alasannya datang ke Morata. Namun, Weed belum kembali ke Morata, dan dia bosan menunggu dan pergi untuk berpetualang.
Ketika dia pergi, Patung Dewi Freya dibangun, serta banyak patung-patung lain, dan kastil telah berubah juga. Rumor jika Weed, Count of Morata, telah kembali beredar. Namun, dia tampaknya pergi berpetualang lagi, jadi bisa dikatakan jika menemuinya akan sulit.
҅Apa ada kemungkinan, dia kembali saat aku pergi?҆
Saat Da’in menatap bangunan yang tak ada di sana sebelumnya di jalanan Morata yang baru dikembangkan, dia berjalan-jalan kesepian.
҅Patung Dewi Freya, huh...҆
Saat dia menatap Patung Dewi Freya yang glamor, dia merasa sedikit cemburu. Bagi dia, yang hanya sedikit lebih cantik daripada seorang cewek rata-rata, bahkan saat dia melihat dirinya sendiri secara positif, dia benar-benar merasa sedikit jengkel.
Dia ingin kembali ke Lavias lokasi patung-patung dalam kenangannya. Tapi jika dia melakukan hal itu, akan semakin sulit untuk menemui Weed.
Pada saat Da’in melihat-lihat alun-alun.
"Permisi."
Dia berbalik ke arah suara yang memanggilnya. Pendek dan ramping, itu adalah seorang cewek dengan mata yang tampak sangat ramah. Dari jubah putih yang dia kenakan, dia pasti memiliki profesi seorang Cleric atau seorang Priestess.
"Apa kau memanggilku?"
"Ya."
"Apa ada yang bisa aku bantu?"
"Oh, aku minta maaf untuk menanyakan ini tepat setelah bertemu denganmu... Kamu adalah Shaman Da’in, kan?"
"Itu benar."
"Phew! Akhirnya aku menemukanmu. Namaku Irene."
Memulai percakapan membuat Irene merasa canggung dan sangat tak nyaman, tapi dia tak bisa menyembunyikan ekspresi gembiranya saat menemukan Da’in.
"Party-ku sedang berusaha mengerjakan aebuah quest sekarang ini. Tapi itu sangat jauh, dan kami berpikir itu akan bagus untuk memiliki seseorang dengan banyak sihir petualangan. Jadi, kami berusaha untuk merekrut seorang Shaman."
Nama quest yang Pale temukan adalah, 'Rahasia Pembuatan Plat Dada Kuno.'
Dikatakan jika buku catatan metode dari pembuatan tersebut terkubur di suatu tempat di Utara, jadi mereka ingin merekrut seorang Adventurer dan seorang Shaman, kemudian pergi. Lalu, mereka mendengar jika Shaman terkenal bernama Da’in telah kembali, dan kemudian mencarinya.
Irene menjelaskan lagi dengan penampilan gugup.
"Tingkat kesulitannya C. Jika kamu tak keberatan, maukah kamu berpetualang bersama kami?"
Da’in perlahan-lahan mengamati wajah Irene.
҅Dia tampak seperti orang baik. Dia juga tampaknya seumuran denganku .҆
Tapi dia malas untuk pergi mengerjakan quest. Dia sedang menunggu seseorang. Dia tak bisa selalu menunggu Weed kembali ke Morata, tapi karena dia barusaja kembali setelah menyelesaikan sebuah petualangan, dia ingin beristirahat sekarang ini.
"Aku minta maaf. Sekarang ini aku akan beristirahat..."
Tepat saat Da’in mengatakan ini, seorang cewek mengenakan pakaian megah diimbuhi dengan permata berjalan ke arah mereka dari arah sebuah toko.
Setiap kali dia melangkah maju, dia diikuti oleh mata dari para player yang ada di alun-alun. Hanya melihat dia berjalan, bisa memberi perasaan kesenangan dan semangat.
҅Dia adalah seorang Dancer.҆
Namun, satu-satunya profesi yang bisa pergi berpetualang atau berburu sambil mengenakan gaun adalah para Dancer dan para Minstrel /penyanyi pengembara. Dia juga memakai gelang, kalung, anting-anting, dan sepatu hak pendek yang nyaman untuk menari.
Karena dia tik memegang alat musik, Da’in menyimpulkan jika dia adalah seorang Dancer.
"Hwaryeong-unni, dari mana kamu?"
"Aku makan di restoran. Tapi siapa ini?"
"Ini Da’in-nim. Dia adalah seorang Shaman terkenal...."
"Ah, dia!"
Hwaryeong menatap wajah Da’in, seolah-olah dia melihatnya lagi. Karena dia adalah seorang Shaman dengan kulit gelap dan seperti permata, dia sangat mencolok.
"Apa kamu menanyakan, apakah dia akan pergi bersama kita untuk mengerjakan quest?"
"Ya. Tapi sayangnya, dia tak akan bisa melakukannya bersama kita."
Da’in, yang berdiri diam dan mendengarkan percakapan Irene dan Hwaryeong, tiba-tiba menyela.
"Sebentar, aku berubah pikiran."
"Apa?"
"Petualangan yang barusaja kalian bicarakan, aku juga ingin melakukannya bersama-sama."
"Benarkah? Itu bagus! Terima kasih."
"Ya. Terima kasih sudah mengajakku."
Da’in menerima tawaran Irene.
Patung Dewi Freya yang diukir oleh Lord of Morata Weed!
Itu karena wajah patung itu dan wajah Hwaryeong sangat mirip.
* * *



< Prev  I  Index  I  Next >