Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V14E11P04

gambar


11. Penantian Da’in (4)



Mereka sangat puas jika yang harus mereka lakukan adalah memakan makanan bersama-sama, dan para Orc mengulangi reproduksi tersebut. Desa-desa Orc di Pegunungan Yuroki telah meluas.
Para Orc dewasa akan membawa para Orc bayi muda dan membuat mereka tumbuh. Seluruh keluarga dari suku-suku Orc berkembang, dan para Orc yang mengendalikan keluarga-keluarga tersebut muncul.
Karena Seechwi adalah seorang Orc Commander, setelah dia sampai di Pegunungan Yuroki, dia memancarkan cahaya bakat.
"Kalian para Orc, chwi-chwi-chwik!! Kita harus makan lebih banyak. Harus memiliki lebih banyak makanan. Ayo bertarung. Chwik!"
Tak ada penjelasan yang masuk akal atau alasan atau semacamnya. Dia membuat para Orc puas hanya dengan logika makan dan bertarung, dan mendapatkan bawahan. Di area sekitar desa-desa Orc, ada banyak turis yang datang untuk menyaksikan pemandangan untuk memuaskan rasa penasaran mereka.
"Para Orc benar-benar tampak unik."
"Para Orc secara indiviual memang lemah, tapi tingkat reproduksi mereka adalah sesuatu yang menakutkan. Mereka tak merekrut tentara bayaran, para bayi Orc muncul begitu mudah dan mempersembahkan kesetiaan mereka yang tanpa akhir... aku pikir, para Orc akan bisa berkembang benar-benar cepat."
"Akankah tak apa-apa, meskipun mereka mengatakan para Orc memiliki hubungan yang sangat buruk dengan para Dark Elf?"
"Karena para player sekarang bisa memilih Dark Elf juga, konflik besar di antara mereka mungkin akan terjadi."
"Perang dengan Manusia juga bisa saja terjadi di masa depan."
"Perang ras antara Orc dan Manusia? Ada kemungkinan tentang hal itu. Jika jumlah para Orc berkembang, dan mereka datang ke Pusat Benua. Maka tak diragukan lagi, mereka akan saling berhadapan."
"Bukankah sekarang ini adalah kesempatan untuk menyerang, ketika para Orc masih lemah?"
"Tak ada untungnya kita bertarung dengan Orc. Dan itu terlalu berlebihan bagi tentara Manusia untuk melintasi Land of Despair. Jika pertempuran dengan Orc terjadi, maka itu sendiri akan menjadi sebuah quest, jadi ada kemungkinan banyak orang yang menantikan hal itu terjadi."
Para turis tak masuk ke dalam desa dan mengamati dari luar. Itu karena hubungan antara Orc dan Manusia tidaklah bagus, jadi itu berbahaya untuk mendekat.
Namun para Geomchi memasuki desa Orc tanpa reservasi apapun, dan setelah melihat para Geomchi mengerjakan quest-quest bersama seorang Orc perempuan, para turis sangat terkejut.
"Bagaimana bisa seorang Manusia bertindak seperti itu? Para Orc bahkan tak mempedulikan mereka."
"Itu pasti bagian dari sebuah quest."
"Menurutku itu mungkin karakteristik dari profesi mereka. Aku dengar, ada profesi yang memiliki kedekatan yang tinggi dengan ras-ras lain."
Ketika para turis saling mengatakan pendapat mereka, sebuah jawaban yang meyakinkan muncul.
"Lihatlah penampilan mereka. Apa ada perbedaan antara mereka dan seorang Orc laki-laki?"
"......"
Pengamatan yang lebih cermat mengungkapkan jika penjelasan tersebut masuk akal. Meskipun tak ada keraguan jika mereka adalah Manusia, bahu mereka yang lebar dan fisik mereka mengungguli para Orc.
Hanya dengan melihat tubuh-tubuh itu, para Orc sederhana dengan mudah menjadi ramah terhadap mereka.
* * *

"Hyaaaa!"
Geomchi dengan ganas mengayunkan pedang dua tangan. Ogre. Dalam hal kekuatan fisik saja, monster itu adalah lawan yang tak ada duanya. Geomchi yang berada pada puncak dari kelas, ajaran dan seni pedang miliknya tak bisa menekan amarahnya yang tertumpuk.
Pergerakan dari pedang tersebut sangat cepat dan ganas.
*Kuooooooo!*
Si Ogre mengayunkan kapaknya dengan kemarahan yang ekstrim, dan meskipun angin menyisir wajahnya, saat kapak tersebut lewat, Ogre itu tak bisa mengikuti pergerakan-pergerakan alami dari Geomchi.
"Tak!"
Pedang Geomchi yang terayun menghantam sisi Ogre. Bahkan dengan kekuatan serangan luar biasa miliknya, si Ogre tak mati dengan mudah.
Karena dia tak menggunakan skill apapun, dia memiliki banyak Mana yang tersisa. Dia secara sengaja tak menargetkan tempat vital yang fatal dan mencincang seluruh tubuh Ogre.
Kata-kata dari muridnya yang paling brilian, yang telah datang padanya, tak akan meninggalkan pikirannya.
"Tak memiliki impian....."
Kenangan Geomchi dari masa mudanya melintas dalam pikiran.
҅Hanya ada bertarung untukku.҆
Dia mengejar kekuatan dan bergerak maju ke arah pertarungan yang membuat darahnya berpacu.
Ada banyak saat-saat ketika dia harus mempertaruhkan nyawanya, dan dia bahkan berjuang dengan luka-luka yang mengerikan dalam situasi mematikan. Meskipun dia merasa puas yang sangat singkat setelah mengalahkan seorang lawan yang kuat, hal itu hanya mengarah pada proses dari mencari orang yang lebih kuat untuk ditantang.
Hanya dengan bertarung dan berlatih seolah-olah kerasukan sesuatu, masa mudanya telah berlalu. Kemudian, suatu hari saat dia mendapatkan kembali kesadarannya dan melihat sekeliling, dia telah naik ke posisi puncak dari pendekar pedang top.
Kejayaan dari kekaguman dan bekas-bekas luka yang ia terima, setiap kali dia mengalahkan seorang lawan yang kuat. Dia telah menembus batas, menjadi Geomchi yang tak seorangpun bisa lampaui dengan sebuah pedang.
Meskipun ada banyak orang dalam masyarakat umum yang tak mengetahui dirinya, para seniman bela diri dan orang-orang dari dunia lain, semuanya mengaguminya, dan takut padanya.
Meski begitu, satu bagian dari hati Geomchi tetap kosong. Setelah dia mencapai tujuannya, dia tak punya seorang pendamping hidup, dan seluruh keluarganya berpikir jika dia telah meninggal.
"Aku tak punya keluarga."
Kekosongan dan kesedihan yang dihasilkan dari tujuan yang telah tercapai dalam hidupnya!
"Meskipun aku menjadi yang terbaik dalam hal ilmu pedang, tak ada siapa-siapa di sekitarku."
Sebelum Geomchi kembali ke kehidupan normal dengan kembali ke Korea, menemukan keluarganya, dan merawat murid-muridnya, dia telah menghabiskan banyak waktu sendirian. Tak ada perlunya bagi murid-muridnya untuk mengikuti jejaknya.
Itu karena beban keluarga dibebankan pada pundaknya. Karena itu adalah sesuatu yang bisa dilakukan bersama-sama dengan keluarga, teman, dan saudara, tak ada perlunya untuk merasa kesepian.
Weed memiliki kehendak dan penilaian yang kuat, dan memiliki kemampuan untuk mengambil tindakan dengan segera dan mengerahkan kemampuannya ke dalam penerapannya. Jika ada sesuatu yang perlu dia lakukan, dia tak ragu-ragu. Meskipun terkadang dia menunjukkan sebuah kecenderungan pada rasa takut, dia adalah seorang pria.
Dalam keadaannya saat ini dia seperti seorang anak kecil yang mencari impian dan tujuan hidupnya.
"Aku iri pada bocah itu."
Perasaan jujur milik Geomchi memahami murid terbaiknya 100%. Jika dia juga punya seorang adik secantik dan semanis Lee Hayan, dia tak akan pernah meninggalkan keluarganya.
"Dan begitu pula dengan teman-temannya."
Dia bahkan memiliki nona-nona cantik dan menyenangkan seperti Hwaryeong, Irene, dan Romuna di sampingnya. Geomchi menatap kembali pada kenangannya.
Bagaimana dengan masa-masa mudanya?
"Hanya ada pria berpenampilan malang! Aku harus menjadi lebih kuat hanya untuk menginjak-injak para bajingan arogan itu."
Jika dia berada dalam lingkungan yang menimbulkan rasa iri seperti Weed, kenapa juga dia harus bertarung di masa-masa mudanya!
"Kehidupan tanpa menikah yang menjijikkan ini."
Geomchi menggerutu dan mengeraskan tekadnya.
"Aku telah meninggalkan dia sendirian di tangan para instruktur yang lain terlalu lama. Sudah saatnya untuk mengajarinya sekarang."
Dia akan menunjukkan pada Weed apa itu pelatihan neraka yang sebenarnya. Dia bertekad untuk mengajari Weed pedang yang sebenarnya.
* * *



< Prev  I  Index  I  Next >