LMS_V15E02P02

2. Dungeon Yang Belum Ditemukan (2)
Mata Lee Hyun menjadi lebih tajam. Mata dengan penampilan
yang bisa membunuh!
Bahkan saat dia menatap, dia mengangkat jempolannya untuk
rasanya.
"Itu lezat. Teruslah membuatnya seperti ini."
"......."
Meskipun tak ada jawaban, mata Seoyoon tampak seperti sedang
tertawa, meski hanya sedikit.
'Apa dia juga tahu
bagaimana caranya tertawa?'
Itu adalah sebuah ekspresi berkedip-kedip yang berlalu
sangat singkat. Namun, kecantikan yang dia tunjukkan dalam sekejap itu adalah
senyum yang Lee Hyun bayangkan, saat dia membuat Dewi Freya yang pertama.
Seoyoon membuat salad buah dengan baik juga, dan
kemampuannya menyusun itu di piring juga mengagumkan.
Latihan memasak yang mereka lakukan di ruang kelas Fakultas
Makanan dan Nutrisi yang mereka pinjam berakhir seperti itu, dan mereka
merencanakan untuk membuka kedai secara terpisah.
10 cowok dan 7 cewek menyusun personil untuk kedai tersebut.
"Buat itu sebuah kedai tenda. Melakukan hal itu akan
mengurangi biaya. Sepertinya sekitar 5 tenda berjajar akan bagus, bagaimana
menurut kalian."
Pada kata-kata Hong Sun Ye, para pria mengangguk serempak.
Festival tersebut tak akan berakhir dalam sehari, jadi mereka juga harus berpersiapan
terhadap hujan.
"Kalau begitu 5 tenda. Kita akan bisa mendirikannya
sebelum festival dimulai, kan?"
Hong Sun Ye menatap Lee Hyun. Dia telah melihat kemampuan
konstruksi yang menggunakan segala macam material di MT juga. Jadi, dia
berpikir jika pada tingkat itu, sebuah tenda atau semacamnya adalah hal yang
mudah.
"Sudah pasti itu bisa dilakukan."
"Tetapi di mana kita mendapatkan tenda-tenda
tersebut?"
"Seharusnya ada tempat tertentu yang
menyewakannya."
"Kalau begitu tenda tak masalah...."
Hong Sun Ye dengan cepat menggambar blueprint. Dia
menggambarkan tempat di mana mereka akan mendirikan kedai dan ukuran tendanya,
saat dia menggambar blueprint tersebut.
"Aku pikir, 20 meja bisa masuk."
"Lalu sekitar 100 kursi akan dibutuhkan. Apa itu tak
terlalu banyak?"
"Kita juga harus mempersiapkan untuk kasus-kasus saat
pelanggan datang sekaligus. Karena ada sangat banyak mahasiswa dari sekolah
lain dan banyak orang yang datang, banyak pelanggan akan berkumpul. Kita bisa
meminjam kursi dari ruang kelas, jadi ayo cari sebanyak mungkin."
"Di pagi hari sebelum festival, kita harus memasang
tenda, meja, dan bahkan kursi."
"Material-material untuk tungku gas dan
memasak..."
"Jika kita memesan di pengepul, meraka akan mengirimnya
pada kita dengan truk."
Saat Hong Sun Ye dan Lee Hyun berbincang-bincang, semua
pekerjaan berkembang sangat cepat. Sementara yang lain hanyalah menempati ruang
kosong belaka. Kenyataannya, para mahasiswi dan Lee Hyun yang membuat persiapan
kedai tersebut.
"Tapi, apa yang harus kita pilih sebagai konsep kedai
kita?" Hong Sun Ye menanyai semua orang.
Semua kedai di Universitas Korea berkembang dengan konsep
mereka masing-masing. Untuk menarik pelanggan, itu penting sehingga mereka
mendandani dan mengeluarkan kedai mereka yang berbeda dengan yang lain.
"Haruskah kita menggunakan suasana club?"
"Bagaimana dengan suasana cewek sekolahan. Aku masih
memiliki seragamku..."
"Aku juga masih punya seragamku. Tapi berat badanku
naik beberapa pon..."
Setiap kali para mahasiswi cewek berbicara, para mahasiswa
laki-laki terdiam. Rok pendek, pakaian yang mengungkapkan pundak dan punggung
telanjangnya yang Seoyoon kenakan dalam sebuah club. Seoyoon berpakaian seperti
seorang cewek sekolahan yang polos dan murni.
'Jackpot.'
'Jackpot.'
'Jackpot.'
'Jackpot.'
"......"
Fantasi para mahasiswa laki-laki sudah lepas landas.
"Konsep apa yang harus kita gunakan?"
Ini adalah kekhawatiran terbesar para mahasiswi perempuan.
Jika untuk menang dalam kompetisi kebanggaan dengan kedai-kedai sekolah lain,
mereka membutuhkan untuk merencanakan konsep yang menonjol.
"Untuk sekarang, kalian harus berpakaian secara nyaman.
Para cewek akan memikirkan tentang konsepnya dan mencoba untuk
memilihnya."
Pada kata-kata para cewek itu, para laki-laki menjawab dengan
sungguh-sungguh.
"Baiklah. Aku harap kalian memilih konsep yang
bagus."
"Jangan memikirkan hal itu terlalu serius, yang kalian
sebutkan sebelumnya juga bagus."
"Ahh. Jika itu adalah festival yang sekarang...."
"......"
Para cewek berkumpul secara terpisah dan berdebat. Club
cewek, cewek sekolahan, seragam kantoran. Meskipun mereka awalnya memilih
konsep-konsep yang cukup menggairahkan laki-laki, mereka semua membatalkannya.
"Kita tak boleh hanya menjadi pemanis mata, bagi para
laki-laki!"
Mereka juga mempertimbangkan posisi Seoyoon, karena dia
sudah jelas gelisah tentang pemaparan dari pakaian.
"Konsep apa yang harus kita gunakan? Karena kita yang
melayani, banyak orang akan melihat kita. Jadi, apa tak ada sesuatu yang elegan
namun memikat, yang bisa mengeluarkan kefeminiman, tapi tidak menusuk hati
nurani kita, untuk mengenakannya?"
"Karena ini adalah sebuah festival Mei, bagaimana kalau
pengantin wanita?"
"Pengantin wanita! Itu sangat bagus. Pengantin wanita
di bulan Mei. Dengan para mahasiswa pengantin mengenakan gaun pernikahan dan
kerudung pengantin, menurutku itu akan memiliki perasaan penuh semarak."
"Aku setuju juga!"
"Ide yang bagus, tapi apa ada tempat di mana kita bisa
meminjam gaun-gaun itu?"
"Kita akan membeli kain atau material dan membuatnya
sendiri. Kita bisa melihat majalah fashion dan membuatnya semirip
mungkin."
Para cewek mencapai kesepakatan bersama-sama. Bukankah
mereka mengatakan pakaian yang membuat wanita paling cantik adalah gaun
pengantin?
Itu juga akan menjadi sebuah kesempatan bagi mereka untuk
mengenakan gaun pernikahan sebelum mereka menikah.
"Seoyoon-seonbae, apa senior juga setuju dengan
ini?"
"......"
Seoyoon ragu-ragu sebentar sebelum mengangguk.
* * *