Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V15E06P01 Slave Date

gambar


6. Slave Date (1)



Segera setelah Lee Hyun melepaskan kerudung itu, para pelanggan masuk ke dalam tenda kedai.
"Ini sudah saatnya untuk memulai pekerjaan, kan?"
"Kedainya dibuka, ya?"
Mereka ditanyai para pelanggan yang sudah menunggu dalam barisan antrian selama 10 menit. Karena tak ada berita setelah 15 menit, para pelanggan mulai memaksa masuk.
"Whoa!"
"Itu Seo-Seoyoon."
Seoyoon adalah seorang selebritis yang tak seorangpun Universitas Korea tak tahu.
"Pesananmu, silahkan."
Para mahasiswi yang bertanggung jawab melayani berjalan kesana-kemari sambil mengenakan gaun.
"Pelanggan, silahkan pesan!"
"Apa kamu tak mau memesan?"
Bahkan setelah ditekan untuk memesan makanan, para pelanggan hanya terpesona oleh Seoyoon dan hanya menatapnya.
Kejutan visual dari kecantikan yang mempesona!
Ketika para mahasiswi membawa menu-menunya pada mereka dan mendesak mereka untuk memesan, mereka sekali lagi terkejut pada apa yang mereka lihat.
"Live Sea EelIkan Bass Liar, Kepiting Rebus, Belut Bakar, Bakmie Seafood Kacang Hitam.... Apa ini menu yang sebenarnya? Dikatakan sup pedas akan ditambahkan saat Ikan Bass dipesan..."
"Ya. Menu hari ini utamanya berpusat pada seafood. Menu utama berubah setiap hari di sepanjang festival. Namun, menu-menu seperti buah pembuka, telur dadar gulung Korea, kimchi bisa dipesan setiap saat."
"Untuk sekarang, beri kamu 3 hidangan Live Sea Eel."
"3 hidangan Live Sea Eel di sebelah sini!"
Pemanggang dengan cepat dipasang di meja pelanggan. Kemudian, belutnya dimasak bersamaan dengan rempah-rempah. Setiap kali belut-belut itu menggeliat, mereka bercampur dengan rempah- rempah. Setelah mereka matang, belut laut yang sempurna dan bernutrisi dimakan potongan demi potongan.
Jika mereka membuat kedai, Lee Hyun ingin menghasilkan keuntungan dan menampilkan kualitas dari makanan.
"Meskipun ini adalah kedai festival, ini tak boleh dikerjakan setengah hati!"
Itu adalah makanan yang dibayar para pelanggan untuk dimakan. Tak boleh dibuat dengan sembarangan. Itu adalah sebuah pekerjaan yang hanya bisa dilakukan, jika dia mengambil tanggung jawab untuk memastikan rasa dan nutrisinya.
Karena selain Lee Hyun tak ada yang bisa memotong sushi dari ikan bass, dia adalah orang yang paling sibuk.
Dia mengiris semuanya di atas talenan begitu artistik!
Ikan bass yang dihilangkan tulangnya mengedipkan matanya, masih hidup. Itu adalah pemotongan yang sangat terampil, sehingga bisa menghindari merusak urat-uratnya.
Hari ini, ikan bass, kepiting, dan belut laut dikirim dari pasar, yang mana dia sudah kenal dengan pedagangnya. Kesegaran bahan-bahannya terjamin, dan dia bisa mendapatkan barang-barang bagus dengan harga murah.
"Apa kamu benar-benar seorang mahasiswa?"
"Ngomong-ngomong, menyarankan pada kami para mahasiswa. Maksudku, memberitahu mereka untuk membeli produk-produk dari pasar."
Berkat kemurahan hati mereka, dia bisa menggunakan bahan-bahan berkualitas. Tapi karena itu adalah sebuah kedai sekolah, harganya tak bisa dimahalkan.
Di Royal Road, semua orang bisa menghasilkan uang dengan berburu, jadi tak masalah meskipun kamu merampok orang. Namun, meminta para mahasiswa membayar harga yang mahal adalah masalah hati nurani.
Pada akhirnya, dia mengurangi hidangannya secukupnya dan menyesuaikan harganya, sehingga tak terlalu mahal. Meski demikian, para pelanggan puas.
"Ini dia."
"Tolong bawakan pesanan mereka di meja 9."
Seoyoon juga sibuk kesana-kemari membawa pesanan sambil mengenakan gaunnya. Intensitas dari seorang dewi terpancar, bahkan ketika dia hanya berjalan-jalan saja!
Ada banyak kasus di mana para pelanggan menumpahkan makanan mereka sambil terbengong. Itulah yang sering terjadi, saat mereka hanya menatap Seoyoon selama beberapa menit, seolah mereka meminum alkohol.
Setiap kali Seoyoon berjalan lewat, dia meninggalkan aroma lemon yang manis. Dia hanya memakai sedikit lotion untuk makeup. Meski begitu, dia tetaplah cantik meski tanpa makeup. Tapi hari ini, dia secara khusus memakai parfum.
Seoyoon memberikan menu untuk para pelanggan.
"....."
Dia berdiri diam dan menunggu pesanan mereka. Dia malu pada tatapan dari para pelanggan di sekelilingnya, tapi dia menahannya.
"Tolong beri kami hidangan buah pembuka."
"......"
Seoyoon mengangguk ringan dan berbalik. Bahkan para pelanggan yang sudah memiliki hidangan pembuka yang cukup banyak di meja mereka, berebut untuk membuat pesanan baru. Itu adalah sifat keserakahan mereka untuk mencoba berbicara dengan Seoyoon.
"Para peelanggan sudah menunggu selama 30 menit."
"Chef, kapan kepiting rebusnya siap?"
"Sebentar lagi!"
Hanya Lee Hyun yang bekerja mati-matian. Karena kecepatan memasak para mahasiswa lain begitu pelan, dia harus melakukan pekerjaan 2 kali, bukan, 3 kali lebih banyak.
Di hari pertama festival, dia tak bisa melihat pemandangan kembang api atau nyanyian para mahasiswa, dan bahkan tak bisa meninggalkan kedai sama sekali.
Di hari berikutnya, lebih banyak pelanggan datang lebih awal.
"Tolong bawakan pesanan kami!"
"Kami sudah siap memesan di sini!"
Meskipun dapur dan meja-meja itu tetap sibuk, mereka memiliki lebih banyak waktu luang dibandingkan dengan hari pertama. Memasak sudah diselesaikan sebelumnya, dan banyak hidangan sampingan juga telah dipersiapkan. Tumpukan kotak alkohol dan tendanya juga diperluas.
Karena fakultas mengirim sekitar 10 orang sebagai bala bantuan untuk mengerjakan pekerjaan seperti mencuci piring dan membersihkan meja, beban kerja telah berkurang.
Lee Hyun merasa pekerjaan tersebut layak melalui kesenangan dari menghasilkan uang.
'Keuntungan hari pertama berjumlah sampai 700.000 won. Bahkan setelah dikurangi biaya penyewaan mangkok dan yang lainnya selama 5 hari, masih tersisa sebanyak ini.'
Bisnis sekarang ini adalah pengalaman untuk masa depan!
Dia sangat mengetahui tentang bagaimana menjamu pelanggan dan memasak dari pekerjaan paruh waktunya, tapi wirausaha bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dengan mudah.
'Jika aku tak bisa membuat keberhasilan gila-gilaan dalam situasi spesial seperti ini, aku tak akan bisa mempertimbangkan segala macam karir dalam bisnis selanjutnya!'
Di hari festival ketika orang lain menikmatinya dan bermain, dia mengemban tanggung jawab kedai dengan tekad yang kuat. Mereka menghasilkan keuntungan yang besar juga di hari kedua.
Dan, dari hari ketiga, meja dan kursi tak pernah kosong. Bahkan di hari keempat, mustahil bagi Lee Hyun untuk melihat-lihat festival.
Pemandangan dari dia pasti sangat menyedihkan, karena itulah para seniornya memegang pisau dapur untuk menggantikannya.
"Lee Hyun, kami akan mengurus tempat ini, jadi kamu juga harus pergi bersenang-senang."
"Tapi aku telah ditugaskan pada tempat ini."
"Apa ini Dinasti Silla atau apalah, hingga kamu menunjukkan pola pikir 'pantang mundur' seperti itu? Festival bukanlah medan perang, jadi pergilah bersenang-senang. Anak-anak yang lain bermain seperti mereka telah kehilangan akal sehat mereka, jadi kamu juga harus menikmati festivalnya."
Lee Hyun melepaskan apron dan meluruskan punggungnya.
'Festival... mungkin ada gunanya untuk melihat bisnis macam apa yang dilakukan fakultas lain. Bahkan restoran membutuhkan banyak pengetahuan. Semakin beragam informasi yang aku miliki, semakin bagus.'
"Kalau begitu aku akan pergi sebentar dan kembali."
"Beristirahatlah hari ini. Sekarang sudah jam 6 malam. Karena kedai hanya dibuka sampai jam 10, kami akan mengerjakan sisanya."
Untuk menghindari ketegangan energi festival terlalu banyak, kedai tersebut ditutup jam 10.
"Baiklah."



< Prev  I  Index  I  Next >