LMS_V15E06P02

6. Slave Date (2)
Lee Hyun memperhatikan kedai tenda itu. Meja-meja yang penuh
pelanggan, dan para mahasiswa yang sangat sibuk menerima pesanan. Selama 3 hari
terakhir, popularitas Seoyoon mencapai puncaknya.
Semua pelanggan ingin memesan dari dirinya. Karena hal
itulah, Seoyoon yang bekerja keras telah menerima liburan hari ini dan tak
datang ke kedai.
"Meskipun aku tidak ada, aku yakin itu akan berjalan
dengan baik."
Segera setelah Lee Hyun meninggalkan tenda kedai, dia
berbaur dengan kerumunan di festival itu. Orang-orang yang datang bersama
keluarga mereka, para mahasiswa dari sekolah lain, dan para mahasiswa
Universitas Korea yang berdandan dan berkeliaran kesana-kemari.
Kampus yang tenang, sekarang sangat ramai. Itu adalah sebuah
tempat di mana kegembiraan masa muda bisa dirasakan!
Seolah-olah menghirup kegembiraan itu, Lee Hyun menarik
nafas dalam-dalam.
"Ah, bagus sekali. Udara yang penuh dengan aroma
uang!"
Sebuah panggung telah dipasang di taman, di mana dia selalu
memakan makan siangnya, dan band- band tampil di sana. Banyak tim dari Fakultas
Virtual Reality berpartisipasi dalam pertemuan atletik, festival lagu, dan
permainan.
Hasilnya adalah bencana!
Mereka tereliminasi dalam babak pendahuluan dalam pertemuan
atletik, itu mustahil bagi mereka untuk menyanyikan nada-nada tinggi dalam
penampilan mereka untuk festival lagu, dan mereka berkata penontonnya hanya
beberapa anak-anak SD yang datang pada permainan.
"Tampaknya para nona itu tak berlatih."
Seorang anak SD memakai kacamata dengan tatapan tajam,
bahkan mengatakan sesuatu seperti ini. "Sungguh berantakan."
Itu adalah permainan yang bahkan dikritik oleh anak-anak SD!
Itu adalah pemicu pasti yang menyebabkan untuk mengirimkan
semua dukungan Fakultas Virtual Reality pada kedai tersebut.
* * *
Tampaknya fakultas-fakultas lain telah melakukan banyak
persiapan sebelumnya, karena mereka mengadakan banyak acara. Fakultas Kedokteran
Hewan membawa karakteristik fakultas mereka dan menjual daging sapi.
Di dalam Fakultas Kesejahteraan Sosial, para mahasiswa
mendorong kursi roda orang-orang lumpuh dan jompo, saat mereka memandu mereka.
Dikatakan jika fakultas tersebut mengumpulkan mereka di hotel terdekat atau di rumah
mereka sendiri, saat mereka memandikan mereka dan melakukan perbuatan berarti,
yang memberi orang-orang sebuah hadiah.
Di Fakultas Desain Pakaian, pakaian-pakaian yang mereka buat
dijual murah.
Para mahasiswa musik selalu memiliki popularitas yang
tinggi. Karena para mahasiswi cantik tampil, ada kerumunan penonton laki-laki
dan mereka sukses besar. Panggung-panggung dipasang di sana-sini, dan bahkan
acara-acara kecil terus berlanjut.
Bahkan sebuah pasar tradisional yang menjual produk-produk
tak terpakai sangat meriah.
Ketika langkah kaki Lee Hyun membawanya ke arah pasar
tradisional di belakang panggung utama, seseorang di sampingnya meraih lengan
dan menyeretnya.
"Lihat, tampaknya 1 lagi relawan telah muncul."
Seorang penyiar tengah menjalankan Slave Dating di atas
panggung. Para kru acara memilih peserta Slave Dating dari penonton, tapi Lee
Hyun didorong menerobos kerumunan itu.
Total 30 mahasiswa laki-laki berpartisipasi dalam Slave
Dating!
Penyiar mendekatkan mic-nya dan berteriak.
"Saatnya bagi mereka untuk memamerkan masing-masing
kemampuan mereka dalam pertunjukan bakat. Tuan kalian bisa berganti bergantung
pada seberapa keren bakat yang kalian tampilkan, jadi para budak, kalian harus
melakukan sebaik-baiknya! Kalau begitu, mari kita mulai dengan peserta nomor
1."
Lee Hyun menerima nomor 23.
Dia berusaha menolak dan tak mau naik ke panggung, tapi
karena ejekan kerumunan itu, dia mau tak mau harus naik.
'Sebuah pertunjukan
bakat yang menjengkelkan, keberuntunganku hari ini sangat buruk.'
Memangnya ada bakat yang bagus dari dirinya!
Yah, satu-satunya hal yang dia ketahui adalah seni beladiri.
Wajah Lee Hyun menegang lagi dan lagi setiap kali para peserta lain memamerkan
nyanyian, tarian, memainkan instrumen musik, pertunjukan sulap, atau lelucon
komedi.
Dia ketakutan pada penampilan dingin di mata para penonton!
Dia bukanlah seseorang dengan kepribadian periang, dan dia
tak memiliki kemampuan individual, jadi kecemasannya semakin tinggi. Demam
panggung. Karena para mahasiswa dari kampus yang sama sedang menonton, hal itu
lebih mengerikan.
'Yah menari saja.
Haruskah aku melakukan senam nasional?'
Peserta nomor 6 melakukan senam nasional terlebih dahulu.
"Booooooo!"
"Membosankan! Lempar saja dia kelaut!"
Lee Hyun lega.
'Beruntung aku tak
melakukan senam nasional. Lalu, haruskah aku menyanyikan sebuah lagu? Tampaknya
lagu klasik “I will love you until the end” akan bagus.'
Peserta nomor 14 menyanyikan lagu itu duluan.
[Aku bahkan tak bisa tertawa
Aku selalu mengingat tawamu, sehingga aku bahkan tak bisa
menagis
Karena jika aku sedih, kau mungkin terluka]
Meskipun Lee Hyun berpikir peserta itu memiliki kemampuan
bernyanyi yang luar biasa, dia tak bisa mendapatkan nilai yang tinggi. Sekarang
masalahnya bukan mendapatkan nilai yang tinggi. Bagaimanapun caranya dia hanya
perlu melewati situasi ini.
"Sekarang kita akan melihat pertunjukan bakat peserta
nomor 23."
Tiba-tiba sudah saatnya untuk giliran Lee Hyun. Karena itu
adalah sebuah pertunjukan bakat yang singkat, tak ada waktu baginya untuk
berpikir dengan santai.
"Beri aku pisau...."
"Apa?"
"Aku akan menunjukkan pengupasan apel."
"Apel. Apa ada apel yang dipersiapkan? Ya, mereka
bilang mereka akan segera mempersiapkan apel dan pisau untukmu. Pertunjukan
bakat peserta nomor 23 adalah pengupasan apel. Semuanya, silahkan
menikmati."
Kru acara memberi dia sebuah apel masak dan pisau buah!
Lee Hyun mengusap apel tersebut saat dia memutar-mutarnya.
Kemudian, dalam sekejap.
Sliiiiiiceeeee.
Dalam sekejap pisau itu memotong apel tersebut dan
kupasannya jatuh.
Ketika bilah pisau itu menggores, kupasan apel itu jatuh,
seolah-olah melepaskan kulitnya. Tak ada sisa kulit yang tertinggal pada apel
itu.
"Apa kau sudah mengupasnya?"
"Ya."
"Kamu mengupasnya sangat cepat. Bagaimanapun, kami telah
melihat trik yang bagus!"
Penyiar itu memujinya. Itu karena pemikiran dari melihat
sebuah trik baru setelah hanya melihat pertunjukan bakat biasa-biasa saja, dari
nyanyian dan tarian. Para penonton juga bertepuk tangan dengan meriah.
'Phew. Sepertinya aku
berhasil lolos.'
7 orang lagi melakukan pertunjukan bakat mereka setelah Lee
Hyun, dan kemudian saatnya untuk menetapkan harga para budak. Penyiar
membariskan para budak.
"Orang-orang tampan di belakang! Untuk kalian yang
berpikir berpenampilan biasa, silahkan berdiri di depan!"
Sesuai dengan kata-kata penyiar, Lee Hyun berpindah untuk
berdiri di depan.
'Mungkin lebih baik
untuk terjual terlebih dahulu.'