Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V15E07P01 Keingintahuan Smith

gambar


7. Keingintahuan Smith (1)



Weed kembali ke Kastil Nekan dengan wajah lesu. Perburuan tanpa istirahat di dalam Dungeon Kramado!
Dia masih bisa mendapatkan level dan item-item yang lumayan banyak. Tapi dengan rasa lelahnya, dia menimbulkan kutukan kerja yang berlebihan, dan jatuh kedalam kondisi kritis. Vitality dan statistik miliknya saat ini bahkan tak sampai ⅓ dari aslinya.
Weed memasuki sebuah bar setelah membeli kacang, bawang merah, dan bawang putih.
"Beri aku satu setengah bir!"
Dia memesan bir dan meneguknya.
[Sejumlah kecil Vitality telah dipulihkan.
Anda berada dalam kondisi Overwork yang parah.]
Dia merasa dia bisa hidup sekarang.
'Bukan hanya perburuan, festivalnya juga melelahkan.'
Festival pertama dari kehidupan kampusnya dan itu membosankan bagi dia!
'Aku tak bisa bersantai seperti orang lain, ketika waktunya menghasilkan uang. Jika aku makan apapun yang ingin aku makan, memainkan segala yang ingin aku mainkan, dan melakukan apapun yang aku inginkan, seperti orang lain. Maka kapan aku bisa menghasilkan uang?'
Zaman sekarang, bahkan anak kecil tahu tentang kesenjangan antara si kaya dan si miskin.
Dalam sudut pandang Weed, anak kecil yang datang ke TK naik mobil luar negeri yang dikendarai orang tua mereka, penuh dengan kepercayaan diri dan martabat. Namun, anak kecil yang datang naik bis sekolah agak terintimidasi.
"Kamu...."
"Huh?"
"Kamu menggunakan bolpoin Monami(nama si anak) untuk menulis."
"Mamaku di phk... Bulan depan, aku akan menggantinya dengan pena buatan Jepang."
Itu adalah percakapan antara anak-anak TK dari mimpi Weed.
Kenyataannya, memiliki uang atau tidak akan menghasilkan perbedaan, bahkan dalam hal yang kecil.
Ketika memakan makanan pada nampan makan siang mereka, seorang anak kecil dari keluarga kaya akan mencelupkan sosis mereka ke dalam kecap dan memakannya duluan. Tapi anak-anak dari keluarga miskin memakan touge atau sayur-sayuran mereka duluan.
Obsesi jika sosis perlu disimpan untuk yang terakhir. Lee Hyun mengakui perasaan rendah dirinya.
'Anak-anak yang tumbuh dengan meminum susu putih tak akan pernah sama, dengan anak-anak yang tumbuh dengan meminum susu strawberi.'
Teori tulusnya pada susu strawberi telah melekat dalam hatinya!
Saat dia meminum bir-nya, Weed teringat hal-hal yang terjadi dalam festival. Konser langsung Jeong Hyo Lynn berlangsung sampai subuh. Konser itu terus berjalan saat encore terus diteriakkan, dan karena dia memeluk tangan Lee Hyun, Lee Hyun harus terus bersamanya.
'Dan bukan hanya itu saja.'
Jika itu berakhir di sana, vitalitasnya tak akan begitu kelelahan seperti ini.
* * *

Di hari terakhir dari festival, para senior berbicara pada Seoyoon.
"Seoyoon, kamu harus menikmati festival juga. Apa kamu hanya akan berkerja di sini saja?"
90% dari pelanggan kedai datang untuk melihatnya, tapi para seniornya memberi dia kebebasan.
"Setidaknya keluarlah dan melihat-lihat. Semua orang harus berpartisipasi dalam festival bersama- sama. Apa ada seseorang yang ingin kamu ajak keluar dan bermain?"
Sebagai tanggapan pada niat baik para seniornya, Seoyoon secara reflek menatap Lee Hyun. Lee Hyun segera tersenyum cerah untuknya.
"Baiklah. Jangan khawatir tentang kedai dan nikmatilah festivalnya."
Kedai itu sukses dan karena pesanan berjalan dengan baik, tampaknya hampir tak ada bahan-bahan yang tersisa. Jika mereka menutup lebih awal pada jam 8 malam, dia bisa pulang dan log in ke Royal Road.
Lee Hyun adalah seseorang yang akan menolak meskipun itu adalah kencan dengan Seoyoon, jika dia punya 2 jam untuk di habiskan di Royal Road.
"Lee Hyun."
Tentara cadangan yang kembali dari pasukan tak akan melewatkan masalah yang sensitif.
"Ya. Seonbae."
"Meskipun kami tak bisa mempercayainya, sepertinya Seoyoon menginginkan dirimu. Pergilah, pandu dia berkeliling festival."
Karena dia tak bisa menolak para pasukan cadangan seniornya, Lee Hyun dipaksa untuk mengambil peran sebagai pemandu festival.
"Argh, aku iri padanya."
"Ah, aku bisa memandumu dengan baik juga...."
Di tengah-tengah kecemburuan dari para senior dan para pelanggan, Lee Hyun dan Seoyoon meninggalkan kedai itu bersama-sama.
Dia berganti dari gaun pernikahan ke pakaian santai, tapi kecantikannya masih cukup untuk membuat mata dari para laki-laki yang datang untuk melihat festival melompat keluar. Para pria yang melewati mereka, melihat kebelakang lagi dengan ekspresi tak percaya dan tak bergerak.
"Haruskah kita pergi?"
Lee Hyun tiba-tiba memegang tangan Seoyoon.
Jeong Hyo Lynn suka berpegangan tangan sampai pada poin tak mau melepaskannya, jadi dia memegang tangan Seoyoon duluan. Yakin jika Seoyoon kemungkinan tidak akan mungkin untuk tak menyukainya.
Itu bukanlah keberanian yang jantan, tapi festival itu penuh dengan kerumunan orang. Jadi, alasan utamanya adalah mereka sepertinya akan terpisah, jika mereka tak berpegangan tangan.
"....."
Lembut dan halus, tangannya tenyata hangat. Dia merasa tubuh Seoyoon menjadi kaku setelah dia memegang tangannya, tapi dia segera rileks.
"Apa ada sesuatu yang ingin kamu lakukan?"
Ketika Lee Hyun bertanya, Seoyoon tak bisa menjawab. Meskipun suaranya tersendat setiap kali waktunya berbicara, itu juga karena dia tak pernah berkeliling festival kampus sebelumnya.
"Kalau begitu aku akan memandumu."
Lee Hyun pergi untuk bermain Whack-a-Mole bersama Seoyoon, karena harganya tak terlalu mahal dan reaksinya cukup bagus, ketika dia memainkannya bersama Jeong Hyo Lynn.
Para mahasiswa dari permainan tikus yang telah melihat Lee Hyun sebelumnya, tengah sebal.
"Argh...."
"Itu pria yang sama dengan yang kemarin."
"Seonbae! Pria itulah yang datang bersama Jeong Hyo Lynn-ssi kemarin... Dan hari ini dia bersama Seoyoon-ssi."
Orang-orang dari permainan tikus itu tak bisa menyembunyikan rasa cemburu mereka yang meluap- luap. Seolah-olah itu masih belum cukup jika dia bersama Jeong Hyo Lynn kemarin, jadi hari ini dia membawa Seoyoon.
Terlebih lagi, perilaku Lee Hyun sangat sangat menjengkelkan.
'Kemarin saat Jeong Hyo Lynn menggandeng tangannya, dia bertindak seolah-olah dia malu... tapi hari ini dia secara antusias memegang tangan Seoyoon-ssi.'
'Bajingan tengik.'
'Dia adalah playboy di antara semua playboy.'
Para tikus muncul penuh kemarahan.
"Kamu harus memegang palu plastik ini dan memukul mereka."
Dengan saran Lee Hyun, Seoyoon mengangkat palu plastik itu.
Pyok pyok pyok pyok pyok pyok pyok!
(Suara palu plastik memukul tikus)
Itu sangat berbeda dari bermain dengan Jeong Hyo Lynn yang kikuk. Bahkan sambil memegang tangan Lee Hyun, Seoyoon tak melewatkan satupun tikus dengan serangannya yang cepat. Dibandingkan dengan kepribadiannya yang sederhana, kemampuan atletiknya tidaklah normal.
Setiap kali mereka terpukul oleh palu plastik itu, para tikus itu merasa sedih.
'Itu akan adil, jika itu adalah seorang pria dengan wajah tampan atau memiliki banyak uang.'
'Pesona macam apa yang dimiliki pria biasa seperti itu....'



< Prev  I  Index  I  Next >