LMS_V17E05P03
5. Kunjungan Seoyoon (3)
Lee Hyun berjalan bersama Seoyoon ke rumahnya.
Orang-orang yang melihatnya di jalan berdiri dengan bengong
dan mengusap mata mereka beberapa kali, sebelum akhirnya menatapnya lagi. Baik
pria maupun wanita tak dapat mengalihkan mata mereka dari kedua orang itu.
Sepertinya mereka tak percaya dengan apa yang mereka lihat,
saat menatap Seoyoon yang terlalu cantik dari kejauhan. Tatapan mereka tertuju
pada Seoyoon, mereka tak bisa mengatasi rasa ingin tahu pria yang berjalan di
sisinya.
'Pria beruntung macam
apa yang bisa berjalan-jalan dengan seorang wanita seperti itu?'
Lee Hyun sangat normal, dan mengenakan t-shirt biasa dan
celana jins biru berwarna pudar.
'Mengapa bajingan
seperti itu... apakah dia seorang pria rentan yang mudah sakit-sakitan,
sehingga harus ada seorang wanita yang menjaganya?!'
'Dia kaya! Keluarganya
pasti kaya. Dia pastilah seorang pria kaya berharta ribuan juta Won di usia
muda, atau pewaris harta yang sangat banyak.'
'Kekuatan cinta yang
besar.'
Tatapan cemburu dan iri hati yang menyerangnya, Lee Hyun
hanya berdiri kokoh untuk menanggapi itu semua.
"Penampilan bukanlah segalanya di dunia ini. Hati
adalah yang terpenting."
Dia tahu identitas Seoyoon yang sesungguhnya. Dia kejam,
keras, dan bahkan curang. Dia adalah seorang wanita terburuk di dunia!
Bahkan, jika wajahnya begitu cantik dan itu membuatnya sulit
bernapas, benar-benar tak baik jika kamu terlena karena itu.
"Bahkan jika seorang wanita bisa memasak cukup baik,
memiliki banyak uang, langsing, memiliki sosok yang bagus, cantik jelita,
mengenakan pakaian yang cukup bagus, dan cerdas, itu semua belum tentu
baik."
Jika dia cukup layak untuk masuk ke Universitas Korea, maka
otaknya pasti cukup brilian. Meskipun mereka sama-sama mengambil mata kuliah matematika,
Seoyoon bisa memecahkan soal-soal di buku dengan begitu mudah. Dia bahkan cepat
memahami dan memecahkan soal-soal yang tak bisa dikerjakan oleh teman-teman
sekelasnya.
"Entah kenapa, aku sendiri menyesalkannya." Lee
Hyun berjalan dengan kepala tegak.
Seoyoon tiba-tiba juga mengikutinya. Mungkin dia bisa
melakukan itu karena tak sedang mengenakan sepatu berhak tinggi, tapi
langkahnya memang cukup cepat.
Ketika hendak melihat rumah Lee Hyun, wajahnya memerah
dengan begitu jelas. Ini adalah pertama kalinya dia mengunjungi rumah seorang
pria, dan dia memiliki harapan tinggi pada ayam yang akan dibawanya pulang
sebagai teman.
"Kita sampai."
Lee Hyun masuk ke tempat terpencil itu, lantas membuka
rumahnya sendiri, kunci demi kunci. Ada total 7 kunci di pintu depan!
Terdapat suatu password yang terpisah dan bahkan memerlukan
kartu kunci untuk membukanya. Saat Seoyoon mendekati ambang pintu, Lee Hyun
memblokir pintu masuk dengan tubuhnya.
"Akan aku katakana, ini sebagai nasehat, tapi kamu tak
bisa pergi ke rumahku dan menyentuh berbagai benda. Aku tahu di mana letak dan
posisi semua benda, oke?"
Lee Hyun sangat mencurigainya dan bahkan memperlakukan gadis
itu layaknya maling!
Karena itulah tak banyak orang berkunjung ke rumahnya. Choi
Ji-hoon kadang-kadang berkunjung sembari bertemu dengan Lee Hayan, tapi gadis itu
tak terlalu sering bersamanya, setelah perbaikan elektronik berakhir.
Lee Hyun sedang waspada penuh.
Seoyoon mengangguk.
"..."
"Untuk sekarang, masuklah."
Seoyoon berjalan melalui pintu.
Guk, guk, guk!
Seekor anjing besar seukuran anak sapi dengan cepat berlari,
berbaring di perutnya, dan menyalak dengan manis. Gonggongannya yang manis tak
selaras dengan fisiknya yang kekar.
Mohm Boshin, nama yang Lee Hayan telah berikan sendiri!
Lee Hyun menjelaskan dengan segera,
"Ini adalah anjing yang kami besarkan. Dia adalah
partner yang sangat berbahaya, jadi lebih aman bagimu untuk menjauh
darinya."
Saat Seoyoon mengulurkan tangannya yang indah, Boshin bahkan
mengibaskan ekornya dengan keras.
Indera penciuman seekor anjing adalah 10.000 kali lebih baik
daripada manusia. Dia mencium aroma lezat dari sandwich iga, dan juga aroma
Half Sauce Half Fried yang melekat dengan Seoyoon.
Seperti ketika seekor anjing secara naluriah waspada saat
mereka melihat seorang penjual daging. Saat melihat Seoyoon, dia berlari dengan
harapan akan diberi sepotong atau dua potong daging, dan dia pun menggeliat
untuk menyambutnya. dia berjingkrak di sekitar Seoyoon sembari mengibaskan
ekornya sebagai ucapan selamat datang.
Lee Hyun berteriak,
"Hei, hei! Hentikan itu, Boshin, kamu akan menggigit
seseorang lagi, kan? Baru minggu lalu kamu menggigit seseorang dan membuatnya
dirawat di rumah sakit. Kali ini tidak. Pergilah!"
Guk guk.
Boshin hanya mengibaskan ekornya dan diam-diam kembali ke
rumah anjing-nya. Bahkan setelah mendapatkan tuduhan palsu tentang menggigit
seseorang, Boshin memang benar-benar jinak.
'Harga ayam adalah
beberapa ribu Won di pasar, tapi kamu bisa mendapatkan 200 ribu Won untuk
seekor anjing! Jangan harap aku memberimu!'
Boshin memiliki tubuh yang luar biasa montok dan dia begitu
terlatih, sehingga otot-ototnya sangatlah baik. Mereka bahkan tak menjualnya,
ketika pedagang daging anjing datang dan menawarkan 350 ribu Won. Sehingga
tidaklah mungkin, jika dia memberikannya pada Seoyoon.
"..."
Seoyoon mendekati kawat yang menyatu pada kandang dengan
langkah tergesa-gesa. Dalam rajutan kawat itu, ada juga kelinci yang
melompat-lompat. Seoyoon dengan cepat menulis catatan dengan pensil.
[Bolehkah aku menyentuh mereka?
Ini adalah pertama kalinya aku sedekat ini dengan kelinci.]
"Silahkan saja. Ah ya, hati-hati karena baru kemaren
kelinci-kelinci ini melahirkan bayi."
[Bayi? Di mana?]
"Mereka ada di dalam kandang."
Seoyoon menatap kelinci dengan bersemangat, layaknya anak
kecil yang makan hamburger untuk pertama kalinya.
Lee Hyun adalah seorang OCD/obsessive compulsive disorder,
artinya orang yang begitu memperhatikan tentang sanitasi, sehingga bagian dalam
jala itu sangat bersih dan tertata dengan baik. Ada tumpukan rumput untuk
makanan kelinci, dan bayi kelinci dengan tubuh berukuran sekitar 2 atau 3 kali
lebar jari, sedang menggeliat di sudut yang teduh. Meskipun mereka hanya bayi,
mereka memiliki telinga panjang dan kaki belakang mereka bergerak seakan
melompat di sekitar!
"Aahhhh."
Seolah-olah dia sedang bernyanyi, seruan terucap dari bibir
Seoyoon!
Layaknya bisikan yang merdu dan jelas. Dia menempel ke
kandang kelinci, mengintip dengan mata berbinar. Tak bisa menyentuh bayi karena
mereka mungkin takut, ekspresinya penyesalan terlihat pada raut wajah si gadis.
"Kamu bisa menyentuh mereka."
"..."
Namun, Seoyoon tak bisa dengan mudah menyentuh mereka.
"Okelah. Mereka adalah bayi yang bahkan belum sanggup
membuka matanya sendiri."
Bukan itu yang membuat Seoyoon khawatir, tapi Lee Hyun meletakkan
tangannya melalui jala dan mengeluarkan bayinya.
"Sini."
Saat dia menurunkannya ke punggung tangan Seoyoon, bayi
kelinci menendang dengan lemah karena menggeliat. Seoyoon memeluk bayi kelinci
seolah-olah itu adalah benda berharga dan membelainya. Tapi, dia segera
memasukkannya kembali ke dalam kandang, karena bayi kelinci mungkin merasa
cemas.
Bahkan setelah itu, Seoyoon tak meninggalkan kandang kelinci
dan berjongkok terus.
'Tentunya, dia tak
akan memintaku untuk memberikan seekor!'
Lee Hyun menjadi semakin kaget. Adiknya belum pulang dari
sekolah.
'Berduaan di rumah
dengan seorang gadis... aku benar-benar harus hati-hati!'