LMS_V17E05P04

5. Kunjungan Seoyoon (4)
Seorang pria dan seorang gadis. Ini adalah situasi yang tak
masuk akal.
Lee Hyun berkata dengan tegas, "Ayo cepat untuk melihat
ayamnya!"
Dia melakukan sebisanya, untuk menjauhkan si gadis dari
kandang kelinci.
Seoyoon ingin terus melihat bayi kelinci, yang bahkan belum
sanggup membuka matanya. Dia telah jatuh cinta dengan pandangan menggemaskan
dari bayi-bayi itu, yang meringkuk bersama induknya. Induknya melihat dia
secara tak acuh, sembari menggembungkan pipinya yang terisi penuh dengan
wortel!
Namun, Seoyoon meninggalkan mereka dengan penyesalan besar,
untuk membiarkan waktu beristirahat pada kelinci-kelinci kecil dengan nyaman. Lantas,
dia pergi ke halaman belakang di mana ayam tinggal.
Kok-kok-kok.
Kok-kok-kok-petok!
Ayam Korea bisa naik pohon dan terbang layaknya burung. Anak
ayam sedang bertatah di tanah.
Begitu Lee Hyun dan Seoyoon yang belum pernah mereka lihat,
datang, mereka dengan cepat melarikan diri ke sudut atau ke atas pohon. Mereka
memasang pandangan yang begitu waspada dan penuh kehati-hatian.
Ketika mereka bersembunyi di sudut-sudut, mereka menjulurkan
kepalanya keluar, dan mengamati pergerakan manusia, mereka tak berniat untuk
keluar.
Namun, melalui Half Sauce Half Fried, Seoyoon akrab dengan
kebiasaan ayam. Dia merobek sandwich iga yang sudah dia siapkan, menjadi
potongan-potongan kecil dan menaburkan itu ke tanah.
Kok-kok-kok-petok!
Ayam melompat dari pohon dan dari ranting layaknya binatang
buas, lantas mematuk potongan- potongan itu. Bahkan anak ayam terjun bersama
paruhnya yang kecil, dan merobek iga itu.
Seoyoon menepuk ayam dan anak ayam. Terlepas dari kenyataan jika
dia adalah orang asing, mereka dengan cepat menjadi ramah, karena sudah diberi
sandwich. Dan mengusapkan sisi tubuhnya pada gadis itu.
'Mereka mulai suka
denganku.'
Tak tahu apa yang harus dilakukan, Seoyoon hanya bisa
mengelus ayam dengan sorotan mata penuh kasih sayang. Lee Hyun sedang tertekan.
'Sandwich iga itu
adalah makanan sama, seperti yang aku makan tadi siang...'
Dia hidup sebagai orang yang makan makanan sama seperti
ayam!
Meski begitu, walaupun wajahnya hampir tak menunjukkan suatu
ekspresi pun, Seoyoon benar-benar senang berada bersama ayam, dia pun merasa
lega.
Dia adalah seorang gadis yang selalu ia pandangi tanpa bisa
didekati. Kini, dia sedang tersentuh begitu dalam dengan ayam, sembari beberapa
tetes air mata berlinang di kelopak matanya.
Meskipun begitu, Lee Hyun tersentak tanpa alasan.
'Ini terasa lebih aneh
daripada ketika aku pertama kalinya menggoreng ayam bersama adikku.'
Dia tahu jika Seoyoon bukanlah orang yang sangat buruk.
Namun, tak mudah baginya untuk mengakui itu.
'Apakah dia orang jahat
atau orang baik... dia tak bisa dekat denganku.'
Kalau mau dilihat dari sudut pandang realistis, mereka hidup
dalam keadaan yang terlalu berbeda. Lee Hyun bisa dengan baik memperkirakan
seberapa mahal satu setel pakaian yang dikenakannya.
'Bahkan pakaian
bermerek ternama yang muncul di televisi dihargai lebih dari 100 ribu Won... dengan
kain yang baik, merek yang disebut Dior, dan desainnya, pasti minimal berharga
150 ribu Won!'
Ada perbedaan terlalu besar dalam situasi rumah tangga
mereka. Seorang gadis seperti Seoyoon menyukai pria hebat, yang bahkan tak
layak dibandingkan dengan Lee Hyun.
'Seorang pria yang
memenuhi syarat akan muncul.'
Seperti itulah yang terjadi pada Jeong Hyo Lynn dan
gadis-gadis lain. Lee Hyun membuat keputusan besar.
"Pilih satu. Dan jika ada satu lagi yang kamu suka...
Kamu boleh memilih dua."
Sembari membelai ayam dengan kebahagiaan, Seoyoon menatap
balik ke arahnya dengan mata bahagia. Mata itu bertanya, apakah dia
bersungguh-sungguh!
Lee Hyun memalingkan pandangannya ke arah lain, dan dia pun
berbicara.
"Peliharaan seperti ayam... diambil dua atau tiga ekor
tak akan masalah."
Cukup luar biasa, Lee Hyun menunjukkan kemurahan hati yang
besar. Itu karena dia merasa jika membayar makan siang dengan hanya seekor ayam
tidaklah cukup.
Seoyoon memilih tiga ekor ayam. Setiap kali dia mengambil
ayam, wajah Lee Hyun menjadi pucat.
'Yang itu adalah ayam
petelur... dan yang itu adalah ayam potong, dan yang itu adalah ayam gemuk yang
masa depannya sangat menjanjikan!'
Seekor ayam petelur tentu saja makhluk yang begitu berharga.
Dia berniat menangkapnya saat adiknya menikah, dan memberikannya pada si suami
adiknya sebagai hadiah. Tapi ayam-ayam itu akan terus berproduksi sampai saat
itu tiba, lagian masih ada dua ekor ayam petelur yang tersisa. Jadi itu
tidaklah masalah...
Meski begitu, saat ini Seoyoon memilih ayam petelur, dia
merasakan kesedihan dan rasa sakit, seakan-akan hatinya terpotong-potong.
Lee Hyun berbicara sedih.
"Aku akan... mengemas mereka untukmu."
Agar Seoyoon nyaman membawa mereka, dia mengikat kaki dan
leher ayam-ayam itu dengan tali dan menghubungkan mereka satu sama lain. Tampak
seperti kereta luncur ayam, dan itu tampak begitu aneh, tapi Seoyoon mengambil
talinya begitu saja.
Dia menulis di catatan.
[Aku benar-benar bersyukur.
Terima kasih banyak, karena telah mengabulkan permintaanku
meskipun itu berlebihan.]
"Tidak apa. Ini tak begitu merepotkan. Jika perlu, satu
lagi..." Lee Hyun buru-buru merevisi kata-katanya. "Lain waktu, kamu
dapat mengambil satu lagi anak ayam."
[Benarkah?]
"..."
Seoyoon, ingin mengambil seekor lagi, seketika pria itu
menyatakan izinnya!
Ketika Lee Hyun berbincang melalui catatan, dia pikir itu
agak aneh.
'Mengapa dia tak
berbicara?'
Dia awalnya berpikir jika gadis itu menyembunyikan fakta kalau
dia bisa berbicara dengan tujuan untuk menipunya, namun ternyata tak begitu. Sewaktu
MT dan festival, dia tak mendengar si gadis berbicara sekali pun.
Bahkan, waktu mereka makan siang bersama, dia tak berbicara.
Jujur, mereka berbincang melalui catatan, setelah dia meninggalkan catatan
tersebut di kotak makan siang. Dan itu bisa disebut sebagai kemajuan yang luar
biasa.
'Dia berbicara hanya
satu kata di Royal Road, tapi suaranya terdengar sangat bagus di telinga... mungkin
saja, suaranya yang sebenarnya benar-benar kering, kan?'
Ketika Lee Hyun hendak meninggalkan halaman belakang untuk
mengantar Seoyoon pergi, Boshin mendekat sembari merengek. Seoyoon juga
tampaknya berpikir jika Boshin adalah anjing yang lucu, karena dia tak mampu
menjauh.
Lee Hyun berbicara dengan suara gemetar.
"J-Jangan-jangan kamu suka anjing ini?"
"...?"
"Apakah… kamu ingin... mengambil Boshin juga?"
Perubahan yang mengejutkan pada Lee Hyun!
Dia bahkan juga akan memberikan Boshin pada Seoyoon, yaitu
seekor anjing yang begitu ia hargai, dan sudah dia besarkan pada hari-hari
musim panas.
[Dapatkah aku benar-benar membawanya untuk memeliharanya?]
"Boleh saja. Karena tampaknya anjing ini
menyukaimu."
Lebih dari apa pun, Seoyoon tampak senang bukan kepalang,
setelah mendengar kata-kata yang menyatakan jiks sepertinya anjing itu
menyukainya. Terkejut dan tersentuh, dia pun meneteskan air mata.
Lee Hyun berbicara dengan suara rendah.
"Anjing bajingan ini makannya banyak, jadi ada baiknya
untuk sering memberinya makan. Dia akan membanting semangkuk makanan yang
terlalu sedikit, jadi persiapkan yang besar untuknya. Dan biarkan dia pergi
bermain di halaman belakang pada hari hujan.
Jangan mengikatnya di malam hari. Dia berburu
binatang-binatang kecil seperti tikus dan musang. Dia memakan waktu sekitar 2
jam untuk tidur siang, tapi jika kamu ingin bermain dengannya, panggil saja
namanya. Dia akan bangun.
Dia suka lobak dan wortel, jadi beri dia beberapa sayuran
itu saat ini dan nanti..."
Setiap kata dari penjelasannya seakan-akan merelakan
kekasihnya pergi.
'Rasanya seperti
hatiku sedang dirobek-robek.'