LMS_V19E02P03
2. Makan Malam Di Pulau Ipia (3)
Weed memasukkan sepotong rumput laut kering pada giginya
yang membusuk dengan jari-jari tulangnya. Bahkan, setelah berubah menjadi
seorang undead, itu masih memungkinkan untuk merasakan aroma rasa.
Biasanya, seorang Skeleton tak memiliki banyak indra perasa,
namun berkat efek dari Sculptural Shapeshifting, dia secara efektif menutupi
tubuh sejatinya. Jadi, dia masih memiliki beberapa keuntungan dari tubuh
manusia.
Saat dia mempelajari Sculptural Shapeshifting, dia tak tahu
apakah sifat-sifat penutup itu akan menghilang. Namun, sekarang rasa dan aroma masih
bisa untuk dinikmati. Sambil meminum bir, Weed mendengarkan cerita-cerita yang
ada di sekitarnya.
"Aku senang kita datang ke Pulau Ipia. Aku akan datang
lagi tahun depan."
"Lalu, undang Oze dan yang lainnya, untuk datang di
Tahun Baru."
"Tim Palowin mengikuti pasukan Berwick ke dalam dungeon
ini. Di sana mereka mengungkapkan kalau mereka sedang mengerjakan sebuah quest
yang benar-benar besar, dan Fame-nya luar biasa."
"Kamu tahu, jika kamu bisa membawa keju ke Kerajaan Brent,
untuk mendapatkan banyak uang."
"...Apa kamu benar-benar berpikir demikian?"
"Informasinya berasal dari sumber yang kurang
terpercaya, tapi aku rasa, itu mungkin menjadi sebuah penghasilan yang
besar."
Para player dengan berbagai profesi dan para Merchant
berbicara dengan bebas dan berbagi cerita. Kamu bisa mendapatkan keuntungan
dari mendengarkan, dan mereka mungkin menerima bantuan juga. Jika tak ada
rahasia-rahasia yang dibagikan, seseorang bisa mendengarkan band musik.
Itu sudah sewajarnya untuk membayar harga minuman, sambil
mengumpulkan informasi. Weed menguping pembicaraan banyak orang di pusat kedai
tersebut, sambil mengenakan sebuah jubah berat. Setelah sekitar 10 menit
memata-matai, dia mendengar.
"Tapi, setiap kali aku pergi ke Morata, sang Lord
sibuk. Aku ingin melihat wajahnya sebelum aku pergi."
Setiap telinga di dalam tempat itu pasti mendengarnya dan
mulai berbicara.
"Di mana kamu mendapatkan sebuah quest memahat?"
"God of War Weed, quest Order of Matallost... menurutmu,
apa dia hanya membagi questnya dengan para player yang membantunya
menyelamatkan tahanan dari Order of Matallost?"
"Aku dengar, jika semua orang yang mengerjakan quest
aslinya termasuk ke dalamnya. Tapi, mereka tak punya hal eksklusif, jadi semua
orang bisa bergabung."
"Itu adalah pengalaman yang bagus bagi profesi-profesi
tempur. Suatu exp yang mudah untuk didapatkan dari satu quest tak sering
terjadi di dalam organisasi yang besar."
"Ratusan orang bekerja sama untuk sebuah quest...
kedengarannya menyenangkan."
Weed tiba-tiba merenggangkan bahunya yang lebar, meski itu
hanyalah tulang-tulang yang kecil. Para player yang menyelesaikan quest Order
of Matallost bertekad untuk menyelesaikan quest yang selanjutnya. Di Royal
Road, itu bukanlah suatu hal yang semudah itu, untuk ikut serta dalam sebuah
quest besar. Itu juga akan menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan.
"Obsesi Lord of Morata dalam mendapatkan uang tentunya
sangat unik. Dia melakukan lebih banyak bisnis daripada kebanyakan
Merchant."
"Oh, ngomong-ngomong, pernahkah kamu mendengar tentang
pertunjukan malam dari Hairen Benti?"
Mereka dengan cepat mengubah topik. Saat sedang minum-minum
tak ada keharusan untuk berbicara terlalu dalam, tentang Lord-Lord dari wilayah
lain.
"Maksudmu pertunjukkan yang diadakan di alun-alun pusat
itu?"
"Apa sudah sampai di alun-alun pusat? Pada tingkat ini,
akan ada banyak orang yang hadir."
"Itu adalah sebuah pertunjukan yang bagus."
Hairen Benti adalah seorang Bard perempuan. Menyanyi dan
menari di Morata, dia mendapatkan popularitas yang sensasional. Berkat
investasi dalam budaya, para Bard bekerja dengan sungguh- sungguh. Ada banyak
lagu dengan tema Morata, yang ditampilkan di seluruh Benua Versailles.
Morata penuh dengan kesenangan petualangan, dan termasuk
sentral perdagangan yang kuat.
Fakta cerita-cerita tentang Morata telah menyebar jauh
sampai Pulau Ipia yang berada di utara, adalah bukti bahwa Morata berkembang
pesat. Setiap kali quest-quest milik Weed disiarkan, setiap bar selalu
membicarakan tentang hal itu.
"Sebelah sini, pelayan!"
Weed memanggil salah satu karyawan.
"Ya, tuan?"
Dengan segera seorang pelayan dengan rambut di kepang
datang.
"Tepatnya, para Bard di meja itu tampaknya
memanggilku... bisakah aku memberikan tagihannya padamu sekarang?"
"Tidak, tidak. Tolong jangan memberiku dua untaian
rumput laut lagi. Aku akan menghitung tagihannya nanti."
"Sheeeesh! Baiklah, tuan."
Dia mengabaikan perilaku buruk si pelayan. Inilah yang
terjadi saat kamu memiliki kedekatan yang buruk. Weed adalah seorang Skeleton dan
tak diketahui, bahkan empat minuman tidaklah cukup untuk menambah kedekatan
bagi Weed.
"Terima kasih."
Weed berterima kasih pada si pelayan yang memiliki perilaku
buruk itu, kemudian dia menerima rumput laut dengan lambaian tangan yang
lembut. Dan dia segera berjalan ke arah si nyonya rumah, dengan kibasan dari
mantel miliknya. Telinga yang direnggangkan segera menciut.
"Apa kamu menyukai patung?"
Bekerja untuk membangun kedekatan!
Weed berbicara pada para karyawan perempuan, di bawah
mata-mata waspada dari para player. Itu adalah sebuah bar di samping laut. Mempertahankan
sebuah hubungan yang bersahabat dengan para pelayan wanita, bisa menghasilkan
informasi yang diperlukan untuk sebuah quest. Orang lain bersimpati, saat
mereka terus melihat. Bertanya-tanya informasi macam apa yang akan diberikan
oleh para karyawan perempuan itu.
"Namaku Delia, bukan ‘kamu’, dan aku benci
patung!"
Sebuah penolakan yang tajam!
Dia bahkan tak harus mengerahkan upaya sebanyak ini, untuk
mengukir sebuah Masterpiece. Jika dia harus membangun kedekatan seperti ini,
itu akan membutuhkan waktu yang lama, untuk mendapatkan informasi yang ia
butuhkan untuk quest miliknya.
Weed tak akan menyerah hanya karena itu sulit. Bagaimanapun
juga dia bisa berbagi makan siang dengan instruktur. Dan mengambil ubi yang
berharga dari Tetua Morata, hanya dengan hanya penampilan pasrah yang tersisa
di wajah si Tetua itu.
Weed mengetukkan jari tulangnya di meja dan berkata ringan.
"Kamu sangat cantik."
"Mendengar pujian seperti itu dari seorang Skeleton tak
membuatku senang."
"Pria seperti apa yang kamu sukai?"
"Aku suka seorang pria dengan rambut pendek. Aku benci
pria yang botak."
Kesedihan dari seorang Skeleton!
Penampilan menusuk dan bermata satu, dihadapkan dengan rasa
tak suka yang parah dari Delia.
'Seorang Skeleton tak
indah?'
Itu tidak keren?
Bagaimana bisa pakaian miliknya tidak indah?
Dia tak pernah mengerti selera wanita. Memang, bagian retak
dari tengkorak, secara alami memberikan penampilan yang tak elegan dari sebuah
tengkorak bercelah. Karena penampilannya jauh dari Orc Karichwi yang memiliki
pesona terhadap wanita, Weed memutuskan untuk mengubah caranya.
Mengasumsikan seseorang tak bisa mendapatkan kedekatan dari
berbicara, masih ada cara khusus yang bisa mendapat keuntungan.
'Hadiah.'
Cara tercepat untuk mendapatkan perhatian dari karyawan
perempuan!
Namun, kedekatan yang diperoleh dari hadiah tak berlangsung
lama. Jika hadiah yang kamu berikan tak setimpal, maka kedekatan akan segera
menurun.
'Dan kemudian kamu
menyesali karena memberi hadiah tersebut.'