LMS_V20E01P04
1. Reuni yang Emosional (4)
Van Hawk dan Tori tanpa takut bertarung di antara para
undead. Saat para Tairbeth mengepung sekelilingnya, para Penyihir dan Skeleton
Mage mengganggu dengan mengeluarkan serangan sihir.
Meskipun para Tairbeth terbang secara tak teratur dan
sempoyongan, layaknya kupu-kupu. Mereka tak bisa menahan serangan
terkonsentrasi. Dan beberapa saat kemudian 1 dari sekumpulan makhluk itu, mati.
Melihat jika itu adalah pertempuran yang mudah, Seoyoon kembali tanpa mencabut
pedangnya.
"Hmm, dengan ditambahkannya Tori, itu jauh lebih
mudah."
Seperti yang diharapkan dari seorang Vampir, HP dan damage
Tori sangatlah tinggi.
Mencabik-cabik musuh menjadi potongan kecil-kecil dengan
kuku atau menyerang dengan sihir, serta menggunakan sihir ilusi untuk
mempercepat perburuan.
Menghadap Seoyoon yang beristirahat dalam diam, Weed
berkata.
"Jangan terlalu khawatir, karena kamu akan dilindungi
oleh para undead. Berkeliaran sendirian di Las Phalanx pasti sangat sulit, iya
kan? Mulai sekarang, kamu boleh percaya padaku."
"......."
Seoyoon hanya mengangguk ringan. Dia percaya perasaannya
terhadap Weed, dan itu adalah sesuatu yang bisa ia andalkan.
'Sebagai seorang
wanita, sangat mungkin dia lebih takut daripada aku. Memang, dengan adanya
semua monster aneh di Las Phalanx, itu pasti menakutkan.'
Weed terus bertarung sambil melantunkan mantra.
Sihir kutukan, memanggil undead, dan Corpse Explosion!
Dengan memanfaatkan berbagai sihir sambil berburu Tairbeth,
dia meningkatkan exp dan hasil jarahannya. Sementara itu, Seoyoon hanya berdiri
di dekat Weed.
"Jika damagenya sampai sejauh ini, kita bahkan bisa
berburu kelompok yang terdiri dari 5 Bollard."
Weed menaksirkan situasinya, dan memilih metode
pemberantasan tertentu. Dengan kembalinya Tori, dia bisa melanjutkan perburuan
dengan hasil yang lebih drastis.
"Van Hawk dan Tori, majulah duluan!"
Sembari memimpin pasukan undead, mereka bergegas ke tempat
di mana 5 Bollard berkumpul. Pertarungan terjadi melawan para Bollard bertubuh
hitam dan memancarkan api.
Di bawah perintah mereka, Van Hawk menghadapi satu, Tori
menghadapi dua, dan para undead menyerang sisanya dalam kelompok.
"Konsentrasikan serangan pada satu monster secepat
mungkin, dan perpendek durasi pertempuran. Itulah satu-satunya cara untuk
mengurangi kerusakan sampai sekecil mungkin."
Para Bollard melepaskan api ke sekelilingnya, menghancurkan
undead yang berlevel lebih rendah seketika.
Skeleton biasa atau Zombie bahkan tak bisa menyentuhnya. Tapi
dengan mengirimkan mereka, para Skeleton Mage memberikan ketenangan pikiran
untuk menggunakan sihir mereka.
Hilangnya undead berdampak besar untuk waktu singkat, tapi
hal itu mampu mengurangi kerusakan di seluruh pertempuran.
"Serang!"
Para undead berjalan satu demi satu di atas jalur sempit. Van
Hawk dan Tori bergegas untuk menangani musuh yang ditunjuk. Selagi para
Skeleton Mage mengeluarkan sihir mereka untuk menyerang dua yang tersisa.
Para Skeleton Archer juga menembak panah sebagai dukungan. Namun,
Seoyoon berlari seperti angin ke arah kedua Bollard itu.
Weed buru-buru memperingatkan.
"Bahaya! Para Bollard jauh lebih kuat daripada
Tairbeth. Bahkan, dengan adanya undead, itu adalah hal yang sembro......."
Pada saat itu, Seoyoon mengumpulkan aura merah gelap pada
pedangnya dan mengayunkannya ke arah dua Bollard itu.
Kaeaeaeng!
Kaing!
Bollards mengeluarkan suara yang tak pernah terdengar
sebelumnya selagi mereka berguling di tanah, tubuh mereka gemetar.
Ketika Weed bertarung bersama para undead, mereka tak pernah
menampilkan perilaku semacam ini. Setelah hantaman tunggal dari pedang Seoyoon,
mereka jatuh ke dalam keadaan kebingungan.
'Berapa banyak damage
yang diperlukan, agar Bollard jatuh ke dalam keadaan tertegun seperti ini? Bahkan,
jika kamu menyerang titik vital untuk membuat mereka terkena stun. Setidaknya,
kamu harus mengurangi 20% atau lebih dari HP mereka sekaligus.'
Sembari Weed masih tercengang, Seoyoon terus mengeluarkan
skill-skill serangan miliknya dan mengayunkan pedangnya. Berbeda dari metode
pertempuran Weed yang mempertimbangkan pertahanan, sembari menggunakan
kombinasi beberapa serangan.
Itu tidak mencerminkan perilaku lawan, atau daerah
pertahanan lawan yang lemah. Karakteristik dari seorang Berserker, dia mengumpulkan
kekuatan besar dan meledakkannya dalam serangan ganas, yang terus-menerus
menimbulkan kerusakan parah.
Suatu serangan cepat, ekstrim, dan tak tertandingi.
[Bollard telah terbunuh]
Kematian seekor Bollard!
Yang satunya masih terjebak dalam kebingungan, sembari
mencoba untuk memulihkan cedera parah yang ditimbulkan oleh serangan Seoyoon
yang tanpa henti. Selain itu, mata dari para Berserker memiliki efek atrofi
sangat kuat pada monster-monster.
Serangan tak terbendung dari Seoyoon kasarnya telah
membantai para Bollard. Begitu dia mulai bergerak, dia tak pernah berhenti. Sementara
itu, Tori menghadapi seekor Bollard dengan meluncurkan skill-skill miliknya
dengan liar.
Bagi para Berserker yang melompat ke dalam pertempuran, tak
ada kata 'menahan diri'. Bahkan, monster-monster di level yang jauh lebih
rendah daripada mereka, diburu secara ganas dengan kemampuan terbaik mereka.
Suatu profesi pemulihan cepat yang bertarung tanpa henti
tanpa menyisakan HP atau Mana, pertempuran dari para Berserker memang luar
biasa!
Weed berburu dengan cepat, dan berharap menjaga pasukan
undead-nya agar tak cepat habis. Selain itu, dia harus mencari dan melihat
apakah ada Bollard yang masih hidup. Itu mungkin akan menjadi berbahaya, tanpa
bantuan mereka. Oleh karena itu, dia sedikit mengakui hebatnya serangan
Seoyoon.
Seoyoon melintasi medan pertempuran dengan suka cita dan
kesedihan terhadap Weed.
'Sekarang Seoyoon dan
Tori telah bergabung, kita bisa mengatasi Chaos Warrior untuk quest. Dan bahkan
mungkin bisa menemukan peta pahatan yang tak terduga.'
Setelah berburu 3 Bollard, Seoyoon secara tak sengaja
melihat Weed. Itu adalah perilaku naluri yang sama yang akan kamu lihat dari
seorang anak yang ingin dipuji ibunya.
Rahang Weed menganga dan mulutnya memberikan senyum yang
dipaksakan.
"Kerja bagus Seoyoon. Ada beberapa hoedeopbap yang
tersisa, apakah kamu mau makan lagi? Oh, aku akan mengantarkan kelincinya,
setelah aku membersihkan dan memandikannya."