LMS_V21E09P01 Lautan Lepas

9. Lautan Lepas (1)
Lima kapal bergegas masuk ke dalam formasi segitiga, saat
Kapal-Kapal Hantu bergerak ke samping kapal clipper yang mengeluarkan tembakan.
"Hehehe, para manusia berani melawan."
"Ayo cepat tenggelamkan mereka"
Kapal-Kapal Hantu itu menghantam kapal-kapal perang.
* * *
"Tembak! Kenapa tak kena?"
Para Undead menembakan meriam ke sisi lain, tanpa
mempertimbangkan kerusakan yang terjadi pada kapal.
"Aku tak bisa melihat. Aku tak bisa melihat apa-apa.
Suara dari sesuatu yang meledak, sangat menakutkan. Setiap kali aku
mendengarnya, aku berpikir jika kapal kita akan tenggelam."
Para Undead menembakkan meriam sambil menutup mata mereka
erat-erat. Semua orang di Kapal Hantu benar-benar sulit diatur dan tak
disiplin, melakukan sesuka hati mereka.
Namun, kapal di pihak mereka dibuat dengan banyak uang.
Mereka menembak, bahkan tanpa membidik. Tapi, hanya dengan menembak ke arah
target sudah cukup untuk mengenainya.
Beberapa peluru menghantam tiang-tiang dan meledakkan bagian
dari kapal. Sementara beberapa peluru yang lain menciptakan kolom air yang
membumbung tinggi di sekitar kapal perang.
Karena Kapal Hantu menggunakan peluru yang sangat tua,
peluru-peluru itu bahkan tak meledak saat membuat kontak dengan target. Layaknya,
granat yang tak aktif.
Tapi, jika mereka kurang beruntung, peluru itu akan
menimbulkan kerusakan nantinya, karena tiba-tiba meledak. Tapi seseorang tak
bisa mengharapkan keberuntungan saat melawan Kapal Hantu.
Segerombolan tikus tiba-tiba keluar dari kabin, dan epidemi
yang tak terduga mulai menyebar.
"Maju! Terus maju! Ini adalah perintah dari
Admiral!"
Kapten memerintahkan kru kapal perang maju ke tengah formasi
Kapal Hantu.
Kru Kerajaan Haven kebanyakan terdiri dari tentara NPC yang
sangat setia kepada mereka. Para NPC mengerjakan tugas mereka tanpa ragu-ragu,
bahkan saat ada risiko kematian yang tinggi.
Ada pem-bombardir-an yang ganas, di antara kapal perang. Dua
kapal perang dari armada Drinfeld terjebak pada karang, dan terlilit rumput
laut. Tapi, mereka masih berhasil mencapai laut.
"Mulai menembak. Tembak. Tembak. Tembak!"
Karena baku tembak yang terus-menerus antara kapal perang,
ada api dan asap yang berasal dari senjata dan meriam. Dan peluru yang
ditembakkan kearah Kapal Hantu mengenai mereka dengan tepat.
"Kekekeke, kapalnya terbakar."
"Tuangkan minuman keras. Matikan apinya. Huh? Apinya
semakin besar. Itu bagus. Di sini dingin. Biarkan terbakar."
Para Undead mengoceh di atas Kapal Hantu, di mana kobaran
apinya semakin besar, dan di ambang tenggelam.
"Tembak!"
Banyak Kapal Hantu dikalahkan setiap kali meriam ditembakkan
dari kapal perang.
"Tak perlu untuk menghemat peluru. Isikan peluru
suar!"
Peluru suar yang dibuat secara khusus ditembakkan, dan
peluru tersebut meledak dengan cemerlang di Kapal Hantu. Aliran api menyebar di
segala arah, di atas Kapal Hantu dan menyelimuti mereka. Jika bukan karena
hujan yang melemah api tersebut, itu bukanlah tugas yang mudah untuk
menghentikan api yang menyebar.
Armada kapal perang 1 dan 3 memblokir skuadron banyak Kapal
Hantu, yang berbondong-bondong ke arah mereka.
Saat musuh menampilkan celah sebentar, terompet ditiup dari
kapal perang milik Drinfeld.
"Armada utama, maju!"
Armada utama yang dipimpin oleh kapal perang Drinfeld
bergerak maju menuju Kapal Hantu. Meskipun Kapal Hantu menembakkan peluru ke arah
kapal perang sambil mengepung mereka, mereka dengan penuh keberanian tetap
keluar dari Unfreezing River.
"Buka pintu samping. Tembak ketika sudah diisi!"
Pintu dibuka di sisi kapal perang, dan meriam mulai
mengeluarkan tembakan. Di sisi kiri dan kanan dari armada utama Drinfeld,
Kapal-Kapal Hantu mulai tenggelam.
Yellowy dan para patung hidup yang lainnya diberi tugas
melindungi japtem milik Weed yang berhargam di dalam Kapal Hantu agar tak
terbakar.
"Kami ingin bertarung, juga. Bukankah kamu sudah
mengatakan sebelumnya, jika ini akan menjadi pertempuran skala besar?"
Sebuah patung hidup memegang tombak bambu dan menyerupai
pahlawan goblin bernama Kallanorsaka mulai memprotes. Di antara patung-patung
hidup, ada beberapa yang menyerupai pahlawan monster. Mereka memiliki sedikit
kasih sayang terhadap pencipta mereka.
Weed mulai menggeleng.
"Apakah kalian tahu kenapa aku memberi kehidupan pada
kalian semua?"
Yellowy, Golden Bird, dan Silver Bird menjawab dengan
jawaban yang sama pada waktu yang sama.
"Untuk mendapatkan uang."
"Bukankah semuanya untuk uang?"
"Apakah ada alasan lain selain uang?"
Si kikir Weed dengan penampilan Lich memasang wajah
tersenyum yang lembut dan menjawab.
"Kalian semua layaknya bayi yang baru lahir."
"Kami bukan bayi!"
Si patung hidup menyerupai Kallanorsaka sangat menentang
gagasan tersebut. Bahkan, monster-monster dan mahluk-makhluk lain yang
menyerupai Knight merasa seolah-olah kehormatan mereka telah dipermalukan dan tak
senang.
Kedekatan akan turun cukup banyak saat kebanggaan seseorang
rusak, dan mereka mungkin menyatakan kebebasan dan pergi.
Lebih jauh lagi, penampilan Lich tersebut membuatnya lebih
buruk. Tentu saja, perlakuan Weed terhadap patung-patung hidup sangat menyedihkan,
tapi itu semua adalah bagian dari rencana.
"Apakah kalian tahu jika Benua Versailles adalah tempat
yang sangat indah dan menyenangkan untuk ditinggali? Kalian semua seperti
anak-anakku. Tak perlu dikatakan lagi, jika kalian bertarung demi diriku dan
mati dalam pertempuran, hal itu akan menghancurkanku. Aku akan melakukan apa
saja demi melindungi kalian. Kalau itu untuk kalian, bahkan menjadi seorang
Lich tak masalah bagiku."
Pikiran dari orang tua yang khawatir pada anak mereka!
"Ini adalah pertempuran yang harus aku tanggung. Jadi
tonton saja pertempurannya dari jauh."
"Aku tak berpikir begitu. Aku masih ingin
berpartisipasi dalam pertempuran."
Makhluk-mahluk dengan sifat yang ganas bersikeras jika
mereka ingin bertarung dalam pertempuran. Bahkan, setelah dia memberi mereka penjelasan.
Ini sulit, tapi begitu mereka dijinakkan, mereka akan menjadi polos dan patuh.
Yellowy dan Golden Bird berpikir.
"Sekarang, dia akan memukuli mereka!"
"Dia mungkin akan membawa mereka secara terpisah ke
suatu tempat yang tenang, untuk menanganinya!"
Tapi Weed mencoba lagi untuk menjelaskan pada patung-patung
hidup itu dengan suara yang tenang. Seperti, seorang ibu yang penuh kasih
sayang menanyai anaknya yang baru saja lulus sekolah kedokteran, tntang apa dia
inginkan untuk sarapan. Sebagai bentuk apresiasi atas prestasi anaknya.
"aku ingin membangun rumah, membuat pakaian, dan bahkan
membuat makanan lezat untuk kalian. Tapi tak peduli apa takdir kita, kita harus
mencoba untuk tetap bahagia bersama-sama, untuk waktu yang lama."
"Aku masih ingin bertarung."
"Iya iya. Akan ada banyak kesempatan untuk bertarung
dalam pertempuran nanti. Ketika saatnya tiba, aku akan memimpin barisan depan
masuk kedalam pertempuran."
"Kamu janji?"
"Tentu. Untuk saat ini kalian bersantai saja dan makan
makanan lezat, tapi jika kalian ingin bertarung dalam pertempuran, aku akan
membiarkan kalian bertarung setelah kita mencapai pantai. Aku adalah orang tua
kalian. Tapi untuk saat ini, biarkan aku mengurus semuanya, aku melakukan ini
demi kalian. Oh, kalian tak menganggapku sebagai seseorang yang hanya
memikirkan uang sepanjang waktu, kan?"
"Tentu saja tidak."
Patung-patung hidup sangat terkesan bahwa Weed sangat peduli
pada mereka.
"Ah. Kita diberkati dengan seorang Master yang
baik."
Setelah kedekatan naik, patung-patung berhenti menentang
Weed. Ketika hanya ada beberapa patung, lebih mudah untuk menangani mereka
dengan cara memeras mereka dengan santai, melalui kekerasan.
Tapi, ketika ada banyak patung hidup, itu menjadi sulit
untuk menanganinya dengan cara yang sama, mereka harus dimanjakan dengan
menunjukkan rasa hormat dan penghargaan.
Ini adalah bakat yang diperoleh dengan mengasah dan
mempertajam skill miliknya, sebagai seorang yang munafik!