LMS_V21E10P05

10. Teman (5)
KMC Media menyiarkan Pertempuran Las Phalanx selama
sepanjang hari. Tentu saja, mereka memiliki rating tertinggi. Tapi itu tak
sebesar masalah seperti yang mereka pikirkan.
- Aku sudah berpikir dan menduga, jika itu akan menjadi
suatu pertempuran semacam itu.
- Weed mengalahkan seekor Naga sambil naik di atas seekor
Wyvern. Di Continent of Magic, God of War membunuh sekelompok player adalah
kejadian yang sangat umum.
Ada banyak player yang tak pernah mengalami petualangan
lautan lepas. Tapi sekarang minat mereka dengan cepat menurun dan semua orang
sekarang berkonsentrasi pada Benua Pusat.
Guild-guild bergengsi telah mengobarkan perang dan melakukan
serangkaian penyerbuan. Itu adalah medan pertempuran antara beberapa wilayah,
desa, dan benteng.
Semua orang dengan ganas terlibat dalam perang tersebut, dan
para player kuat yang sebelumnya tak diketahui bermunculan satu per satu. Para
player berlevel tinggi dari guild bergengsi secara aktif bertarung dalam
kegelapan menimbulkan pukulan pada oposisi mereka.
Pada stasiun televisi Game, mereka menyiarkannya secara
langsung selama 24 jam dalam mode darurat, Royal Road memanas lagi.
* * *
"Haaaah, musim gugur benar-benar singkat."
Saat Lee Hyun melihat daun-daun berguguran, dia merasakan
ketidak-pastian terhadap biaya kuliahnya.
"Semester menjadi lebih begitu cepat selesai dan
menjadi begitu mahal. Setelah liburan musim dingin berlalu, aku harus menjalani
semester lain."
Dia mendesah, saat berjalan pulang dengan cepat untuk
beristirahat.
Mereka saat ini di tengah-tengah perjalanan dari Las Phalanx
ke Morata, meskipun mereka tak berada dalam bahaya, dia mengerahkan
teman-temannya yang ditempatkan di posisi tertentu, sebagai tindakan
pencegahan.
"aku harus fokus pada pembuatan patung dan membuat
beberapa jubah kulit sampai kita tiba."
Satu-satunya orang yang sangat bersemangat untuk melakukan
pengasahan adalah Lee Hyun. Namun saat menuju kembali ke rumahnya, dia melihat jika
ada sebuah mobil hitam dan orang-orang mengenakan setelan, menunggu di depan
rumahnya. Saat dia mencoba untuk menghindari mereka, mereka mendekat dan
berbicara padanya.
"Maaf, tapi apakah kamu Lee Hyun?"
Lee Hyun menjawab acuh tak acuh.
"Iya? Dan kalian?"
Jika suatu insiden terjadi, lebih baik untuk berpura-pura tak
tahu!
Dia berpura-pura tak mendengar mereka. Tapi orang-orang itu
merupakan pengawal Seoyoon yang sudah ia lihat beberapa kali sebelumnya.
"Kami datang ke sini untuk membicarakan tentang apa
yang terjadi antara kamu dan Seoyoon. Presiden sedang menunggu, apakah kamu
keberatan untuk meluangkan waktu beberapa sebentar?"
Lee Hyun berhenti berjalan. Ayah Seoyoon memanggilnya. Itu
bagus dan menakjubkan, namun anehnya ada firasat tak enak.
Dia tak terkejut, karena dia tahu jika sesuatu seperti ini
akan terjadi suatu hari. Yang mana merupakan alasan dia bersikap baik pada
Seoyoon.
Setiap kali Seoyoon memberi tatapan ramah, Lee Hyun secara
kasar telah memprediksi jika hari seperti ini akan datang.
"Aku mengerti. Baiklah."
Lee Hyun mengikuti mereka.
* * *
Didampingi oleh beberapa pengawal, mereka tiba di depan
sebuah Mansion mewah, dengan taman yang mengesankan.
"Apakah ini rumah Seoyoon?"
Ketika Lee Hyun bertanya, bagian keamanan tersentak, namun
menjawabnya seolah-olah mereka tak menganggapnya sebagai sebuah rahasia.
"Seoyoon tak tinggal di sini. Ini adalah rumah singgah,
yang kadang-kadang digunakan Presiden."
Beginilah dia bertemu dengan ayah Seoyoon, Presiden Jeong
Deuk Soo. Dia menawarkan kursi pada Lee Hyun.
"Ayo masuk. Apa kamu sudah makan?"
Dalam situasi ini, Lee Hyun biasanya akan menjawab
pertanyaan ini jika dia belum makan apa-apa. Itulah keyakinannya.
Dia merasa canggung untuk makan begitu awal, karena sekarang
ini bahkan belum jam 5 sore. Dan bagaimanapun juga, dia tak mau mempermalukan
dirinya sendiri.
"Terima kasih, tapi tak apa-apa. Aku sudah makan banyak,
saat makan siang tadi."
"Kalau begitu kita akan minum minuman ringan, sambil
kita berbicara."
"Jika kamu memiliki sesuatu untuk dikatakan kepadaku,
silahkan katakan saja, itu tak apa-apa."
"Oh tidak, kamu tak dalam masalah apapun. Bagiku, kamu
adalah seorang tamu penting. Jadi, jangan khawatir tentang hal itu."
Presiden Jeong Deuk Soo bangkit dan membawa beberapa minuman
ringan.
"Kamu adalah teman baik dari putriku Seoyoon di
Universitas Korea, dan aku juga telah mendengar jika kalian telah melakukan
petualangan menyenangkan bersama-sama di Royal Road. Petualangan seperti apa
yang biasanya kamu kerjakan?"
"Aku hanya melakukan ini dan itu."
"Petualanganmu bahkan disiarkan di acara TV, apakah itu
terkenal sampai sejauh itu?"
Presiden Jeong Deuk Soo sangat tertarik pada pekerjaan Lee
Hyun. Lee Hyun secara singkat bercerita tentang Quest Order of Freya, quest
Lich Shire, dan pertempuran yang telah ia lakukan.
Meskipun Presiden Jeong Deuk Soo hanya diberi pengarahan
selama sekitar 10 menit dari cerita tersebut, itu terlalu samar dan dia
kehilangan minat. Satu-satunya hal yang Jeong Deuk Soo pikirkan adalah tentang
putrinya.
"Apakah Seoyoon. kadang-kadang tersenyum?"
"Seoyoon kadang-kadang tersenyum, tapi hanya
berlangsung untuk sesaat."
"aku baru-baru ini mendengar jika. Seoyoon telah mulai
berbicara lagi. Namun, aku diberitahu jika dia hanya berbicara denganmu."
"Iya."
"Apa yang kamu pikirkan tentang putriku?"
Lee Hyun berpikir, jika pembicaraan mereka tiba-tiba
mengarah pada arah yang berbahaya.
'Dari saat aku datang
ke sini, pasti inilah apa yang dia pikirkan.'
Setiap orang tua, sejujurnya ingin mengetahui tentang
orang-orang yang ditemui putri mereka. Dalam kasus Lee Hyun, dia akan
menunjukkan kekhawatiran yang sama, ketika mengenai adiknya.
Lebih baik bajikahwa pria yang ia temui bukanlah orang
jahat. Itu juga lebih baik untuk memeriksa kemungkinan menjadi lawan, atau
untuk memastikan dirinya bukan playboy.
Lee Hyun telah mengurus adiknya sejak kecil, sehingga dia mengerti
posisi orang tua. Dan dia mengerti dan menebak pikiran dari perasaan Presiden
Jeong Deuk Soo untuk putrinya. Ini memang tak banyak, meski demikian dia
mengetahui beberapa hal.
"Sama seperti yang kamu katakan... aku menganggap
diriku sendiri sebagai temannya."
Makna dibalik kata 'teman' pertama kali dari Seoyoon sangat
ambigu bagi Lee Hyun. Yang bisa dia tawarkan pada Seoyoon adalah menjadi
seorang teman.
"Aku mendengar putriku sangat bergantung padamu. Meski
demikian, apakah kamu yakin tak memiliki perasaan lain? Bagaimanapun juga, kamu
adalah seorang pria."
"Aku hanya menganggap dia sebagai temanku."