Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V23E02P02

gambar

2. Master Pedang Ash (2)



Lebih dari 30.000 player mendaftar dalam pembangunan Katedral dan Perpustakaan di Morata. Bukan hanya penduduk desa dan para player yang terlibat dalam pembangunan tersebut. Beberapa orang berkontribusi dengan membawa material-material sambil berburu atau mengerjakan quest mereka.
[Aku menemukan suatu tempat yang terdapat batu Eplyn yang berlimpah di hutan Navi.
 Adventurer Kashoo]
Pengumuman si Adventurer tersebut dipasang di dinding Lord's Castle.
"Tampaknya ada banyak batu di hutan Navi."
"Ayo kita gali."
Para player berkumpul, sambil membawa pickaxe dan menggali batu-batu tersebut. Setelah mereka pergi, hutan Navi menjadi porak-poranda.
"Batu."
"Aku membawa kayu."
Para pemula membawa material-material yang bisa mereka bawa, sesuai level mereka.
Berkat kerumunan Architect dan Stonemason/tukang batu, menara dan dinding dari Grand Cathedral dan Great Library bisa dibangun. Di langit-langit katedral, mereka memasang kubah besar, membuatnya cukup tinggi, hingga bisa dilihat darimanapun di Morata.
"Apakah kita benar-benar membangun bangunan ini?"
"Bagaimana bisa kita mampu membangun bangunan ini, dengan menumpuk bata dan batu?"
Sebuah struktur besar, bahkan mereka yang berpartisipasi dalam pekerjaan tersebut tak bisa mempercayai, meskipun mereka melihat dengan mata-kepala mereka sendiri!
Di langit-langit kubah tersebut, mereka memasang kaca berwarna, sehingga cahaya bisa masuk ke dalam katedral tersebut.
"Masih belum selesai. Kita masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan."
Para Mage membantu para Sculptor dan Painter mengerjakan pekerjaan mereka. Dengan mantra terbang, hal itu menjadi jauh lebih mudah untuk melukis dan mengukir di langit-langit, dan bagian pilar-pilar yang lebih tinggi.
Karena mereka bisa berpartisipasi dalam proyek berskala besar dengan dukungan-dukungan yang kuat dari semua tingkatan masyarakat. Para Seniman tak menahan diri dalam mengerahkan upaya mereka. Para Paladin dari Order of Freya terbentuk, saat patung dan lukisan tergambar di langit-langit.
Dewi Freya yang memiliki lumbung dan perkebunan luas tanpa akhir!
Orang yang berlutut dan melakukan pengakuan dosa pada sang Dewi.
Dengan lukisan-lukisan kelas top, tak menahan diri tentang hal itu. Dan melukis secara sungguh-sungguh. Dengan ratusan warna, mereka mengungkapkan pemandangan dari lahan gandum, pakaian Dewi Freya, dan banyak orang yang di buat dengan sangat detail dan penuh warna.
Menunjukkan kekayaan dan kecantikan dengan percaya diri. Tentu saja, penampilan Dewi Freya didasarkan pada patung Dewi yang Weed buat.
Para Painter juga memperhatikan eksterior dari katedral tersebut.
"Ayo kita lukis asal mula Morata di sini."
Asal mula Morata.
Para Painter dari Benua Tengah atau mereka yang memulai karir mereka di sini hanya mendengar tentang hal itu. Bagaimana Weed menyelamatkan desa ini, dengan mengalahkan para Vampir bersama Alveron, sang kandidat High Priest dari Order of Freya.
Mengalahkan cuaca dingin wilayah Utara, Weed secara resmi menjadi Lord. Patung Dewi Freya diukir, populasi meningkat, dan desa meluas. Sejarah yang terjadi sampai bangunan Grand Cathedral dan Grand Library dilukis, sebagai sebuah lukisan dinding.
Perpustakaan tersebut kurang dalam hal keindahan artistik, tapi perpustakaan itu dibangun dengan batu yang besar dan kokoh. Hingga bisa menampung sumber daya dalam jumlah yang besar di dalamnya.
Untuk sekarang ini, buku-buku yang tersedia untuk dipajang hanyalah buku-buku sejarah umum, yang dijual di toko-toko umum atau buku-buku dongeng dari Benua Versailles wilayah utara. Tapi, ketika perpustakaan tersebut dibuka secara resmi, tempat itu akan dipenuhi dengan gulungan-gulungan atau peta-peta dari perburuan monster, dan buku-buku dari cerita-cerita petualangan.
Jika informasi dari wilayah Utara benua dikumpulkan, lebih banyak quest akan diaktifkan dan itu akan jauh lebih mudah untuk menyelesaikan permintaan quest. Hal ini membuat para player di Morata menjadi bersemangat untuk menyelesaikan perpustakaan tersebut.
"Aku mendengar suatu hal yang aneh dari nona bunga sebelumnya. Mungkinkah itu sebuah pertanda untuk sebuah quest?"
"Aku menyerah pada sebuah quest, karena kurangnya informasi yang aku miliki. Mungkin setelah perpustakaan ini selesai, aku bisa mencobanya lagi."
Semua orang memiliki beberapa quest yang sulit dan membuat mereka menyerah. Quest-quest hanya terjadi dengan pemicu khusus. Dan kadang-kadang permintaan-permintaan yang tak berarti bisa, mengarah pada quest-quest berantai. Oleh karena itu, mereka menjadi bersemangat untuk menyelesaikan perpustakaan tersebut.
Para player dari Benua Tengah menyukainya juga, tapi para player yang memulai di Morata memiliki kebanggaan dan kekaguman diri pada diri mereka sendiri. Morata memang memiliki banyak kekurangan, jika dibandingkan dengan kota-kota metropolis yang lain. Tapi, kesenangan dari mencapai hal-hal satu demi satu dengan tangan mereka sendiri, adalah hal yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata!
Keterikatan dari tinggal di dalam sebuah gubuk, alun-alun, dan jalanan yang penuh energi.
"Ini benar-benar kota terbaik."
"Tak ada kota lain yang sangat indah, ataupun memiliki perkembangan yang begitu cepat."
"Aku akan memastikan teman-temanku memulai di Morata."
"Aku akan membawa semua orang ke Morata."
* * *

Para Geomchi yang memutuskan untuk berenang menuju Morata.
"Akup ikir kita baru saja melewati setengah perjalanan."
"Whoooooa, sudah!"
Jika mereka menaiki kapal, mereka pasti sudah sampai, tapi fakta jika mereka sudah setengah perjalan dari tujuan mereka, membuat mereka begitu senang.
"Lumayan melelahkan untuk berenang selama ini."
"Sulit untuk berenang dengan benar, sebagaimana yang aku inginkan. Karena kuatnya gelombang, sahyung!"
Para Geomchi ini pastinya mempelajari hal-hal yang sulit dengan tubuh mereka. Jika hujan atau berangin, itu adalah sebuah pertarungan yang lebih sulit bagi mereka!
Tetap saja, jarak yang telah mereka lalui sudah sangat panjang. Beberapa saat kemudian, mereka bisa melihat daratan.
"Apa kita sudah sampai?!"
"Gelombang-gelombang di area ini sedikit membantu kita, eh?"
"Yap, itu jauh lebih memudahkan kita untuk berenang."
Saat mereka semakin dekat dengan wilayah utara, mereka bisa berenang lebih cepat, berkat gelombang-gelombangnya. Meskipun airnya menjadi lebih dingin.
Untuk mengatakan jika mereka dekat dengan Morata, tampaknya masih terlalu awal. Karena pantai dan pepohonannya sedikit asing.
"Sahyung, ayo pergi mencari sesuatu untuk dimakan. Siapa yang peduli apakah ini wilayah utara atau bukan? Kita cuma harus berenang lagi."



< Prev  I  Index  I  Next >