LMS_V23E08P04
8. Pemahatan Bencana Alam (4)
"Wow.... Dia benar-benar menakjubkan. Meskipun dia adalah
Weed dan mencoba untuk menyelesaikan quest. Bagaimana mungkin, dia melompat
begitu saja ke tempat yang penuh dengan monster?"
"Aku meragukannya, sampai dia menunggangi Gargoyle
miliknya. Tapi dia benar-benar pergi ke dalam. Apakah dia tak sayang nyawanya?"
Para Necromancer sangat terkesan pada tindakan berani dari
Weed. Seorang komandan yang melompat ke dalam basis musuh yang penuh bahaya,
hanya untuk menang!
'Sama seperti yang
katakan rumor.'
'Benar-benar ada
kesempatan kemenangan dalam pertempuran ini.'
Weed menghidupkan kembali harapan dan keberanian kepada para
Necromancer. Para Necromancer memulihkan HP para undead yang tak sepenuhnya
hancur dan memperkuat mereka dengan mantra-mantra pendukung.
"Barisan depan relatif aman sekarang, ayo kita maju
juga."
Daratan itu tercemar oleh mayat undead mati. Kekuatan suci tak
bisa naik, dan hanya membakar sisa-sisa mayat para undead. Para Necromancer
naik di atas punggung para Ghoul dan menuju biara, cukup dekat untuk
menembakkan mantra.
* * *
"Serang!"
Sembari Weed memprovokasi monster dan mengerahkan lebih
banyak usaha ke dalam pertempuran, dia melirik ke samping. Dia menyerang
wilayah bagian dalam biara, bersama para Death Knight miliknya yang tak kenal
takut. Mencegah kesempatan bagi monster untuk menjadi lebih aktif. Bukannya
menjadi heroik dengan berada di garis terdepan, dia membuat para undead
bertarung. Dan menunggu dibelakang untuk kesempatan yang sempurna!
"Aku yakin ada harta di suatu tempat di biara
ini."
Keinginannya akan item membawanya ke bagian dalam biara.
Jika dia datang bersama para Necromancer yang lain setelah pertempuran
berakhir, dia harus berbagi harta tersebut. Tapi tak ada keharusan untuk
berbagi harta yang dia ambil secara diam-diam!
Sekarang adalah satu-satunya kesempatan untuk menggeledah
biara tersebut.
Pushung!
Di depan matanya, kekuatan suci berkumpul dan meletus menuju
ke angkasa. Di kejauhan, tanah dihantam dengan sihir yang ditembakkan oleh para
Necromancer dan Skeleton Mage.
Setelah mengerahkan para undead dan menilai tempatnya, para
Necromancer maju ke arah Natalia Plain.
'Pasti ada harta di
suatu tempat. Aku perlu mencari struktur yang runtuh atau tangga ke lantai
bawah.'
Bahkan bagi Weed, itu sulit untuk menemukan petunjuk, tentang
harta yang tak diketahui di tempat yang penuh dengan monster dan reruntuhan.
Karena monster menuju ke arah Weed, dia juga sibuk bertarung bersama unit Death
Knight miliknya.
"Bunuh mereka semua!"
Dia memberi perintah untuk menaikkan moral para Death
Knight.
"Aku mengikuti perintah komandan."
"Bunuh para monster!"
Kelas Weed adalah Death Knight yang berkaitan dengan
pertempuran. Meskipun dia memiliki bawahan dengan kelas yang sama, tak ada
sesuatu yang seperti kalah jumlah pada monster. Karena para undead yang merasa
sulit untuk bertahan di dalam biara, para Death Knight tak bisa menang atas
kekuatan suci dan mulai runtuh.
HP Weed mengalami penurunan yang sangat cepat. Pada
pandangan orang lain, entah menyebut apa, keberanian tak kenal takut atau
kegilaan yang tak tertolong lagi.
'Tak diketahui, kenapa
biara tua dan terpencil ini memiliki begitu banyak kekuatan suci yang tersisa.'
Jika Weed tak mendapatkan perasaan jika ada harta yang
sangat besar di sini, dia tak akan memulai suatu pertempuran sangat nekat
seperti ini.
"Aku rasa tak punya pilihan."
Weed mengambil patung miliknya. Itu bukanlah sebuah patung
Fine Piece, Masterpiece, atau Magnum Opus.
Terbuat dari kayu, itu adalah patung yang didasarkan pada
sebuah badai yang ia temui, saat perjalanan kembali dari Las Phalanx di sebuah
kapal.
[Awan Gelap dan Petir
Patung yang terbuat dari kayu pembongkaran dari tiang kapal dan
tong anggur di kapal hantu. Dengan dua papan kayu lebar yang mewakili bumi dan
langit, di antara terdapat petir dan angin puyuh bertiup.
Karena keterbatasan material, karya ini tidak memiliki
banyak ekspresi artistik. Aroma anggur yang tidak bisa dihilangkan masih ada di
dalamnya.
Nilai Artistik: 49 ]
Itu tak layak dijual sebagai sebuah patung dimanapun. Tapi
Weed tetap menyimpannya, menunggu suatu hari nanti untuk menggunakan patung
ini.
'Sekaranglah saatnya
menggunakan patung ini.'
Weed memutuskan untuk menggunakan skill Sculpting rahasia
dan bertindak dengan segera.
"Nature Disaster Sculpting!"
[Skill Nature Disaster Sculpting telah digunakan
> Statistik Art menurun sebesar 20 poin secara permanen
> 20.000 HP dan Mana telah dikonsumsi
> Semua statistik berkurang sebesar 15% selama empat hari
> Nature Affinity menurun
-Nature Disaster Sculpting hanya bisa digunakan sekali per
hari
-Ketika bencana berbahaya dipanggil, tergantung pada damage,
Fame atau Infamy bisa meningkat
-Anda bisa mati di tengah-tengah bencana, jadi
berhati-hatilah ]
Meskipun ada banyak monster yang tersisa, Weed melucuti
pedangnya dan berbaring di atas tanah.
"Para Death Knight singkirkan pedang kalian dan
tiaraplah!"
Para Death Knight tak bisa mengikuti perubahan perintah yang
mendadak tersebut, ketika sedang bertarung. Weed memerintahkan lagi.
"Buang pedang kalian dan bertahan dengan perisai
kayu."
Para Death Knight membuang pedang berkarat milik mereka, dan
mengangkat perisai kayu mereka. Perisai-perisai itu rusak dan busuk, sehingga tak
ada yang tahu apakah itu masih bisa berfungsi sebagai perisai. Tapi itu lebih
baik, daripada tak ada sama sekali.
Menerima serangan sepihak dari para monster selama sekitar
sepuluh detik, Weed mengangkat kepalanya sedikit.
"Apakah skillnya gagal?"
Nature Disaster Sculpting berbeda dalam kekuatannya
berdasarkan Nature Affinity. Tapi tak harus menaikkannya secara terpisah
melalui penguasaan skill.
Ketika Weed dalam keadaan bingung, patung kayu yang
digunakan untuk mengeluarkan skill tersebut, hancur layaknya pasir lembut dan
menyebar kemana-mana.
"Kaoh! Bunuh para Death Knight!"
Para Monster menyerang para Death Knight dengan kapak.
Craaaaak!
Petir menyambar para monster!
Akibatnya sangat luar biasa, 6 monster di sekitarnya
terbakar, menjadi sehitam arang. Kekecewaan yang besar menerpanya, karena Weed
mengharapkan sesuatu kekuatan yang luar biasa.
"Jadi, haruskah aku menggunakan Masterpiece atau Magnus
Opus sebagai dasar untuk skill ini?"
Meskipun itu adalah sebuah skill Sculpting rahasia, itu
adalah suatu bencana yang terasa kosong. Kekuatannya sama seperti serangan
petir sederhana yang digunakan oleh para Mage.
Meskipun itu bukan sesuatu yang benar-benar mengubah situasi
pertempuran, tak ada perlunya bagi Weed untuk begitu menderita dalam
mempelajari skill ini, jika kekuatannya hanya setingkat itu.
Tiba-tiba, meskipun tak ada yang menyadarinya, karena sekarang
masih dini hari. Bintang-bintang di langit secara bertahap menyembunyikan diri.
Segera, awan gelap sepenuhnya menutupi langit dan suara yang sangat keras
terjadi.
Zzzzaaaaaappp
Secara naluriah, hal itu memberinya perasaan takut.
"Lambat sekali datangnya."
Weed buru-buru menyembunyikan tubuhnya di dalam lubang.