Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V24E09P02

gambar

9. Hujan Salju Di Malam Natal (2) 


Lee Hyun berdiri di depan mall. Pasangan-pasangan pergi ke atap, sedangkan pintu masuk mall itu penuh dengan cowok atau cewek yang menunggu seseorang.

"Mall tidaklah buruk."

Karena itu untuk Natal, dia pergi ke mall bukannya outlet. Perbedaan harganya tak terlalu jauh saat kau membeli produk bermerek. Dan Kim In Young memberitahunya lewat sms jika ada diskon spesial yang sedang berlangsung di mall itu.

"Kamu juga membutuhkan informasi dalam berbelanja."

Ketika Lee Hyun menunggu, Seoyoon mendekat dengan langkah yang cepat, dan berdiri di depannya. Karena sekarang bersalju serta udaranya dingin, Seoyoon memakai mantel panjang serta sebuah syal.

"Apa kamu lama menunggu?"

"Tidak, di luar dingin, jadi ayo masuk."

Lee Hyun dan Seoyoon memasuki lantai pertama dari mall tersebut.

"Ngomong-ngomong, di mana kamu mendapatkan pakaian itu? Pakaian itu tampak benar-benar bagus."

Pakaian Seoyoon, sembari tak mencolok, warnanya benar-benar indah, dan teksturnya tampaknya unggulan. Biasanya dia tak akan bertanya, tapi karena dia harus membeli pakaian untuk adiknya, jadi dia bertanya.

"Aku rasa membelinya di mall yang berbeda."

"Benarkah? Berapa harganya?"

"Aku tak benar-benar ingat. Aku rasa sekitar 400 ribu won."

"...."

Itu adalah kata-kata yang memperkuat rasa takutnya terhadap mall. Mall jauh lebih menakutkan daripada Bone Dragon.

Lantai pertama mall tersebut dipenuhi dengan tas-tas, barang-barang mewah, perhiasan, dan kosmetik berbagai macam merek. Kekhawatiran Lee Hyun berkurang, karena harganya tak terlalu tinggi, asalkan itu bukan merek premium.

"Harga ini adalah sesuatu yang tak akan pernah bisa aku lupakan seumur hidupku. Harga itu cukup untuk membeli 80kg beras dan masih ada kembaliannya, ini sudah cukup untuk memberi mimpi buruk."

Itu adalah sebuah dunia di mana sebuah bando kecil berharga beberapa puluh ribu won!

"Siapapun yang menemukan pita kuning elastis akan memenangkan Nobel Prize."

Harga yang mencengangkan dari aksesoris perempuan memastikan ketakutannya. Mereka melihat-lihat lantai dua dan tiga untuk memeriksa pakaian wanita.

"Aku rasa, ukuran adikku sama seperti ukuranmu.... bisakah kamu mencobanya, sehingga aku bisa memilih?"

"Tak masalah."

Lee Hyun membuat Seoyoon mencoba pakaian-pakaian yang ia pikir manis, terutama pakaian-pakaian yang ada pada peragawati. Pertama, dia mencoba membeli jumper atau sebuah mantel, jadi hanya dengan menggantungnya pada bahu Seoyoon, dia bisa memutuskan.

"Pelanggan, jumper tebal ini benar-benar sesuai denganmu. Ini adalah stok terakhirku. Sejak aku memulai usahaku, kamu adalah nona tercantik yang pernah aku lihat."

"Zaman sekarang, produk-produk slimline sangat diminati. Bahkan di musim dingin, itu secara bijaksana mengungkapkan figur. Tapi kamu tampak begitu cantik."

"Itu adalah sebuah style yang nyaman, dan kamu tak akan bosan dengannya. Teksturnya benar-benar premium dengan perasaan yang bagus. Ngomong-ngomong, apa kamu seorang selebriti?"

Seoyoon tampak cantik dalam pakaian apapun yang ia kenakan. Blus, rok, t-shirt, tudung, dan bahkan jaket hiking membuatnya cantik. Jika para designer dari pakaian-pakaian ini datang dan melihat, mereka tak akan pernah percaya jika pakaian mereka akan tampak semenyenangkan ini.

"Berapa harganya?"

"Tak mahal. Harganya 540 ribu won dan barang ini dalam diskon 20%."

Lee Hyun memakai jumper tebal dan jean yang dia beli secara sembarangan di pasar. Bahkan jam tangan yang ada di pergelangan tangannya seharga 20 ribu won.

'Aku sudah melihat banyak orang kaya. Tapi orang kaya yang sebenarnya tak memiliki tanda-tanda kisah seperti ini.'

'Pria itu pasti telah keluar negeri untuk waktu yang lama. Itu pasti telah tertanam dalam dirinya untuk hidup secara sederhana, ketika belajar di luar negeri.'

'Benarkah, berapa banyak uang yang harus ia miliki, untuk seorang pacar seperti ini?'

Jika itu adalah pakaian pribadi yang akan ia pakai, dia tak akan pernah berani untuk membelinya. Tapi karena itu adalah sebuah hadiah untuk adiknya, Lee Hyun membulatkan tekad dan membelinya. Satu set mantel, tiga blus, satu rok, celana, sepatu, dan bahkan bando!

Dia memilih pakaian-pakaian yang akan sangat sesuai dengan usia 20 tahun.

"Me-Menurutmu dia akan membutuhkan sebuah tas tangan juga? Mungkin, kan?"

Setelah ragu-ragu sejenak, dia membeli sebuah tas tangan diskon-an dari suatu merek yang kurang terkenal. Pakaian untuk neneknya juga membuatnya harus mengeluarkan uang yang lebih banyak daripada yang ia perkirakan dari mall itu.

'Tapi itu adalah sesuatu yang kamu butuhkan.'

Melalui Royal Road, dia menghasilkan uang dalam jumlah yang besar, sehingga dengan besar hati dia memutuskan untuk membelanjakannya. Tentu saja dia khawatir, jika dia akan jatuh ke dalam kecanduan belanja, jika hal ini terus berlanjut.

"Dan ini adalah hadiah dariku."

Lee Hyun memberi hadiah pada Seoyoon. Berpikir itu tak akan ada artinya, untuk membelikan Seoyoon sesuatu dari mall, dia memberi Seoyoon sesuatu yang dia ukir sendiri.

Lee Hyun mengukir banyak potongan kayu, dan menjadi ahli dalam memahat, bahkan di kehidupan nyata. Dia mulai menonton dokumenter yang berkaitan dengan memahat, dan membaca buku-buku tentang hal itu juga. Dan kemudian, dia mulai mengerahkan upaya dan pengabdian ke dalam patung-patung miliknya.

Hari saat dia bertemu Seoyoon untuk yang pertama kalinya, hari-hari dia pergi berpetualang bersama Seoyoon. Air mata yang ia lihat, jatuh dari matanya. Saat dia lewat dengan menunggangi Wyvern miliknya, saat-saat mereka berjuang bersama ketika menjelajahi benua utara, saat-saat mereka bertemu di universitas, dan adegan baru-baru ini yang dia lihat, ketika mereka melakukan perjalanan bersama-sama ke pantai.

Ada 15 patung tentang Seoyoon. Setiap moment memiliki pakaian dan gaya rambut yang berbeda. Setelah dia mengukir patung-patung itu, dia memasukkan patung-patung itu ke dalam penyimpananya bersama barang-barang lain. Tapi dia memasukkannya ke dalam kotak kardus, dan memberikannya pada Seoyoon.

"Maaf itu mungkin tak mahal. Itu adalah sesuatu yang aku buat saat aku sedang tak ada kerjaan."

"....Aku akan merawatnya."

Seoyoon menerima patung-patung itu. Bagi dirinya, itu adalah hadiah Natal terbaik yang ia terima.

Mereka berdua keluar dari mall dan berjalan di jalan. Mereka tak punya tempat lain yang mau didatangi, di dalam pikiran mereka. Itu adalah sebuah hari di mana musik mengalir dan pasangan-pasangan dengan ceria saling mendorong satu sama lain!

Karena dia berputar-putar di seluruh mall, untuk membeli pakaian-pakaian yang paling bagus tapi tak mahal, dia menjadi lapar.

'Sudah gelap sekarang.'

Suasananya terasa seperti dia harus membelikan Seoyoon makan malam, sebelum mereka berpisah.

'Restoran adalah perampok selama musim Natal....'

Tak banyak tempat yang bisa didatangi di hari seperti ini. Kemanapun mereka pergi, harganya pasti mahal dan penuh dengan orang. Yang mana hal itu akan menjadi tak nyaman. Lee Hyun berpikir akan lebih baik untuk membawa Seoyoon ke rumahnya.

"Kamu mau kerumahku? Adikku nonton bioskop bersama teman-temannya, jadi dia akan pulang terlambat."

"..."

Itu adalah kata-kata yang bisa dengan mudah disalah-pahami. Tapi Seoyoon mengangguk dan mengikutinya. Itu karena dia sepenuhnya mempercayai Lee Hyun.

Tepat setelah mereka tiba di rumahnya, Lee Hyun menyiapkan makan malam.

'Hayan akan pulang telat, jadi aku rasa hanya perlu membeli bahan untuk dua orang.'

Di luar, salju dalam jumlah yang sedikit masih berjatuhan. Itu adalah cuaca yang membuatnya ingin makan sup iga atau sup tulang belakang.

"Aku gak punya bahan-bahannya."

Dia mencoba memasak sup miso sederhana malam ini, tapi dia tak membeli daging.

'Terus apalagi yang bisa aku masak....'

Lee Hyun mencari-cari di dalam kulkas. Dan kemudian dia menemukan bahan-bahan yang dikirim dari stasiun siaran. Salmon, telur ikan, dan sampanye!

"Ini adalah barang-barang yang dikirim oleh KMC Media."

Itu adalah bahan-bahan yang dikirim dari KMC Media sebagai hadiah akhir tahun. Itu akan menjadi makanan yang lebih baik, jika mereka mengiriminya iga sapi Korea dan sekotak sprite. Tapi, dia tak tahu kenapa mereka mengirim hal-hal seperti ini.

"Terserahlah. Aku bisa membuat rasanya jadi aneh, kalau aku memasukkannya ke dalam sup ikan. Jadi, biar begitu saja."

Lee Hyun mengolah salmon dan telur ikan, dan membawanya dengan sampanye. Dan dia juga membawa bebera kue yang tersisa, yang ia buat untuk adiknya pagi tadi.

"Ini memang tak banyak, tapi silahkan dinikmati."

Dia membuat makan malam yang megah dengan salad salmon, telur ikan, kue, dan sampanye, kemudian menyalakan tv.

Program yang ada di tv adalah "Sendirian di sebuah Pulau Yang Sunyi", diakui menjadi sesuatu yang harus ditonton saat Natal. Itu adalah tentang dua anak yang terjebak di sebuah pulau tak berpenghuni saat Natal!

Itu adalah sebuah kisah tentang dikejar-kejar oleh dinosaurus, mengalahkan penjahat kejam, menemukan harta karun, dan karena keserakahan, mulai bertarung satu sama lain. Ketika keduanya hendak melakukan pertandingan terakhir mereka, mereka menerima pesan satelit, dan ibu mereka datang ke pulau tak berpenghuni tersebut untuk menyelamatkan mereka. Mereka dimarahi karena membuat masalah dan kembali pulang untuk belajar lagi.

Film tersebut sukses besar, hingga mereka melanjutkan proses pembuatan film dari sekuel lanjutannya, "Sendirian di sebuah Dungeon."

Setelah menyelesaikan makan mereka, mereka melihat jika sejumlah besar salju telah menumpuk di luar jendela mereka. Dia makan berdua bersama Seoyoon sambil menonton film di tv.

* * *




< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "LMS_V24E09P02"