LMS_V25E07P02

7. Maid Tua dari Kerajaan Rosenheim (2)
Berburu bersama Seoyoon, para Dark Gamer, dan patung-patung
hidup sangatlah produktif. Tapi setiap malam, teriakan keras bisa terdengar
dari suatu tempat. Setiap kali hal ini terjadi, sekawanan burung terbang dari
hutan dan suku-suku yang tinggal di Grapass memindahkan habitat mereka.
"Master, tempat ini tampak berbahaya."
Bingryong merasakan sesuatu.
'Itu mungkin adalah
monster boss dari Grapass.'
Di Las Phalanx, dia menderita segala macam penderitaan, dan
mengakhirinya dengan membunuh Kubicha, sang Chaos Daejeonsa, dengan memainkan
kedua sisi. Weed menetapkan peraturan pada dirinya sendiri, untuk menghindari
situasi semacam itu. Dan ketika dia mencapai level 406, dia memutuskan untuk
meninggalkan wilayah Grapass.
Meskipun itu disesalkan, karena dia tak bisa melanjutkan
berburu secara terus-menerus, bertemu Zahab dan bertahan hidup di wilayah
terlarang, tetaplah suatu keberhasilan besar.
"Untuk sekarang ini, aku harus mengirim item-itemnya ke
Morata."
Weed menginstruksikan para Wyvern untuk membawa
patung-patung ke kediaman lord di Morata.
"Wah1."
"Keewk. Kaawak."
"Jangan coba-coba terbang melenceng untuk memakan
sesuatu, ini harus segera sampai di kediaman lord."
"Kakakaw. Baik master, aku tak akan memakan ikan apapun
dan terbang lurus."
"Kalau aku melihat ada tulang dicelah gigimu, aku bunuh
kau."
"Aku akan terbang lurus ke Morata."
Dia menyuruh Bingryong dan Phoenix untuk mendukung para
Wyvern saat mereka bergerak. Dengan patung hidup sebanyak ini, mereka harusnya
tak akan mendapatkan masalah dalam perjalanan ke Morata. Dan hal itu dilakukan,
mengingat mereka harus membawa barang bawaan yang berharga. Karena, itu adalah
patung-patung yang mengandung skill pedang rahasia.
Para Dark Gamer dan Hwaryeong setuju untuk bertemu di Morata
nanti.
"Kalau begitu, ayo bertemu lagi nanti. Hubungi saja aku
ketika kamu kembali!"
"Ya. Hwaryeong-nim pergilah dengan aman."
Mereka memutuskan untuk menunggangi Wyvern yang tak membawa
barang bawaan. Meskipun sudah jelas kalau Hwaryeong akan kembali ke Morata, di mana
anggota partynya yang lain berada. Sangat mengejutkan, jika para dark Gamer
akan mengabaikan Kerajaan Brent, titik perkumpulan mereka.
'Skill pedang itu,
tampak luar biasa.'
'Itu benar-benar
menakjubkan. Itu akan sangat membantu saat bertarung melawan monster. Dan lawan
kita akan kebingungan saat mereka melihatnya untuk yang pertama kalinya.'
Setiap kali Weed dan Seoyoon menggunakan Radiant Sword, mata
para Dark Gamer menjadi tamak. Dari semua skill pedang yang mereka ketahui, itu
adalah sebuah teknik yang sama sekali tak diketahui!
'Mereka bilang Zahab
adalah seorang Sword Master, jadi mereka pasti mempelajarinya darinya.'
'Ada peluang yang
tinggi jika itu adalah salah satu skill pedang rahasia.'
Para Dark Gamer menjadi sangat bersahabat.
"Aku kehabisan perban."
"Weed-nim, gunakanlah perban ini."
"Ini adalah set perban yang tak pernah aku gunakan
sebelumnya, pakai saja."
"Aku juga tak punya anak panah yang tersisa."
"Ini, ambillah quiver (tempat untuk anak panah)
milikku. Ini adalah sebuah quiver yang diperkuat, sehingga bisa menyimpan
sampai lima ribu anak panah. Jangan sungkan-sungkan, pakai saja sesukamu. Kamu
tak harus mengembalikannya."
Ketika Weed mengatakan apa yang dia butuhkan, mereka segera
menawarkan semuanya pada dirinya. Itu karena mereka memiliki harapan jika
mungkin Weed akan mengajari mereka skill pedang rahasia tersebut. Tentu saja,
karena keserakahan Weed, dia ingin menyimpan skill pedang rahasia milik Zahab
untuk dirinya sendiri.
Patung-patung yang dia buat, yang memungkinkan skill pedang
rahasia tersebut dikuasai, adalah sebuah harta berharga. Dan hanya para Geomchi
yang dia izinkan untuk mengetahuinya. Tak peduli siapa saja yang meminta, dia
tak akan menunjukkan skill pedang rahasia tersebut pada siapapun. Tapi
kemungkinan orang lain muncul, mengetahui Radiant Sword tersebut sangatlah
tinggi, karena Zahab berkeliaran di luar sana. Ketika saat itu tiba, dia bisa
bernegosiasi dengan para Dark Gamer.
Dalam kasus Seoyoon, dia bilang dia memiliki sesuatu yang
harus dikerjakan di Kerajaan Rosenheim, dan memutuskan untuk pergi bersama Weed.
Itu adalah saatnya bagi Wah3 untuk meregangkan tubuhnya yang berat untuk
terbang. Sehingga dia terhuyung-huyung tak stabil, saat dia memasuki posisi.
"Wah3."
"Gyaruk?"
"Aku akan pergi bersamamu."
"Gagagak!"
Wah3 membungkuk sambil berteriak. Dan dengan demikian Weed,
Seoyoon, dan Wah3 terbang ke arah Kerajaan Rosenheim.
"Wah3, haruskah aku membuatkan kamu satu set
pakaian?"
Wyvern ketiga, paruh Wah3 merenggang sampai pada poin akan
patah, saat dia menganggukkan kepalanya.
'Master memang
membuatku mengalami banyak kesulitan. Tapi, aku adalah satu-satunya yang paling
dia perhatikan.'
"Aku akan membuat pakaian tebal, karena cuacanya
dingin."
"Master, aku sangat senang jika kamu bahkan
mempertimbangkan membuatkan aku pakaian."
"Aku mendapati punggungmu dingin dan keras, ketika
menunggangimu untuk waktu yang lama. Setidaknya harus ada selimut yang nyaman
di atasnya. Ah, aku harus membuat bantal juga."
"....."
Wah3 menjadi semakin khawatir jika kalau ada ruang yang
cukup di punggungnya, dia akan dipaksa untuk terbang sambil membawa meja dan
kursi!
Sembari terbang ke Kerajaan Rosenheim, Weed membuat
patung-patung cahaya bulan. Rambut Seoyoon berkibar saat dia melihat Weed
bekerja. Ada saat-saat ketika pria yang tenggelam dalam pekerjaan mereka sangatlah
menarik.
Tapi Seoyoon yang secantik seorang dewi, bahkan ketika dia
sedang melamun. Dia duduk diam dengan bulan dan bintang bersinar di langit,
sebagai latar belakangnya. Rambutnya berkibar diterpa angin.
Setiap kali Weed menggunakan skill Moonlight Sculpting, itu
bahkan menambahkan efek cahaya yang tak diperlukan. Tak akan berlebihan untuk
mengatakan, hal itu mengubah wajah Seoyoon yang sudah cantik, menjadi sebuah
harta yang berharga!
"Saat aku menjelajahi luasnya dan dalamnya pemahatan,
aku merasa seolah-olah itu memiliki potensi yang tak ada habisnya."
Ketika Weed menggunakan pisau pahatnya, dia secara mendalam
tergerak oleh originalitas dari patung-patung milik Zahab.
"Dunia di mana patung-patung bisa dijual dengan mahal
telah datang."
Bagi para Sculptor, itu adalah sebuah masa depan. Di mana
mereka benar-benar tak bisa mengharapkan sesuatu yang lebih. Kalau mereka bisa
makan dan hidup dengan patung-patung, kalau mereka bisa menggantungkan semua
harapan dan impian mereka, pada jalur mereka sebagai para Sculptor. Itu akan
menjadi kebahagiaan sejati.
* * *