LMS_V25E09P03
9. Invasi Order of Embinyu (3)
Dengan Fame miliknya yang banyak, kalau dia bergabung dalam
pertahanan tersebut, penyamarannya di pasukan Kerajaan Rosenheim akan
terbongkar. Dia bisa dengan mudah dipaksa untuk menjadi kapten dari gerbang
benteng, atau menjadi sosok penting untuk pasukan pertahanan tersebut.
Memainkan peran pusat dalam pertempuran melawan Order of
Embinyu, dengan mengambil komando dari sebuah pasukan yang terdiri dari
ratusan, atau seribu pasukan.
Weed menilai, jika maksimal jumlah prajurit yang
mempertahankan Benteng Serabourg adalah sekitar 20.000. Namun pasukan lawan,
Order of Embinyu, terdiri dari lebih dari 400.000 penganut dan monster. Selain
itu, para Priest, Cursed Shaman, dan Paladin dari Order of Embinyu bisa
mengendalikan monster, tergantung pada kekuatan roh jahat mereka.
"Akan sangat sulit untuk bertahan melawan itu."
Meskipun mereka bisa mengandalkan dinding benteng untuk
menghambat penyerbuan, pada akhirnya mereka harus menghadapi musuh secara
heroik!
Kalau Weed memakai item-item milik Barkhan sambil
menggunakan Sculptural Shapeshifting, dia bisa menjadi figur penting dalam
pertempuran tersebut. Tapi, karena efek samping dari item-item itu, dia tak
bisa muncul secara sembarangan. Dan juga, karena insiden di River of
Lamentation, dia yakin jika Order of Embinyu tengah menunggu untuk membalas
dendam!
"Hidup dengan nyaman jauh lebih baik daripada dikenal
selamanya sebagai seorang pahlawan, setelah kematian."
Jika dia menerima quest untuk mempertahankan Kerajaan
Rosenheim, dan mengabaikannya setelah mengetahui situasinya tak dapat
dipertahankan, dia akan dicap dengan aib yang akan bertahan lama. Weed,
Seoyoon, dan banyak player lain yang memutuskan untuk tak berpartisipasi dalam
pertempuran, menunggu, dan melihat perkembangannya.
Wajah Weed penuh dengan ketakutan.
"Aku harap, Kerajaan Rosenheim menang...."
Pemulihan yang mendadak dari keseriusan menjadi kebahagiaan!
"Yah, setidaknya aku menghasilkan beberapa uang."
Ketika dia berpikir tentang kantongnya, dia menjadi senang.
Tapi, situasi saat ini cukup buruk.
Baik player yang terjebak dalam Benteng Serabourg dan player
yang berafiliasi dengan Kerajaan Rosenheim, tengah mengalami frustasi.
"Tembak!"
Kemudian, area sekitar puncak gunung yang bisa dilihat dari
kejauhan, mulai menyala terang. Itu adalah sinyal tembakan yang memanggil bala
bantuan dari seluruh Kerajaan Rosenheim, ketika Benteng Serabourg berada dalam
keadaan bahaya.
Kerumunan pasukan Order of Embinyu yang membentang sampai
pada piramid dan sphinx, semakin dan semakin mendekat, membawa senjata perang
mereka. Para prajurit yang terbentuk dari para monster membentur-benturkan
senjata mereka, dan meraung dengan suara keras.
"Ini gila."
"Ini terasa lebih mengerikan daripada menonton film horor."
Di Kerajaan Roseheim, para Knight naik ke atas dinding
benteng dan membentur-benturkan pedang mereka, bersama para prajurit dalam
penyemangatan.
"Untuk raja!"
"Pertahankan posisi kalian. Kita hanya perlu bertahan
selama satu hari. Bala bantuan telah dikirim dari semua wilayah dari
kerajaan."
Itu adalah sebuah adegan yang menyalakan api di hati. Tapi
itu menyebabkan ketakutan yang besar.
"Mereka datang."
"Sudah dimulai."
Para player meneteskan air liur. Akhirnya, Order of Embinyu
mulai menembakkan senjata-senjata perang mereka. Sembari bebatuan dan proyektil
ditembakkan ke arah dinding, para demon, penganut, dan prajurit Embinyu
menyerbu benteng.
Pertempuran antara Benteng Serabourg dan Order of Embinyu
telah dimulai.
"Tembak!"
"Tembakkan segalanya ke arah musuh. Bunuh mereka
semua!"
Para Archer dan Crossbowmen dari Kerajaan Rosenheim
menembakkan panah mereka. Tapi beberapa mantra dari Order of Embinyu berhasil
menghantam dinding.
"Konsentrasikan tembakanmu."
Pasukan Kerajaan Rosenheim memfokuskan tembakan panah perak
mereka pada para demon bertanduk yang menyerbu. Menganggap itu sebagai bahaya
yang lebih besar, daripada monster atau musuh manusia.
-Gwraaaaaaar!
Para Archer di dinding menembakkan panah-panah api dan panah
yang diperkuat, yang mengenai para demon yang lambat karena berjalan
tertatih-tatih ke arah mereka. Setelah serangan yang menyebabkan kebingungan,
para demon besar jatuh. Kehilangan keseimbangan mereka, saat mereka mencoba
untuk melangkah maju. Kekacauan terjadi saat para demon setinggi 20 meter jatuh
pada para prajurit Order of Embinyu.
"Kehormatan pengorbanan untuk dewa Embinyu!"
"Bunuh musuh dan pasrahkan hidupmu sendiri."
Para penganut dan pasukan monster menggelapkan dinding
benteng.
"Bertahan!"
"Kita bisa melawan mereka."
Para penganut dan monster dari Embinyu memasang tangga dan
melemparkan tali untuk mulai memanjat dinding. Serangan-serangan sihir seperti
Frost Wind dan Sand Vortex meluncur ke arah para prajurit yang berada di atas
dinding Benteng Serabourg.
Para Mage dari Kerajaan Rosenheim memasuki pertempuran.
"River of Endless Fire!"
Saat para Mage ngulurkan tangan mereka, tanah terbelah dan
membuat jalur tersebut menjadi kobaran api yang besar.
Lalu, sebuah pekikan terdengar dari atas, dan para Wyvern
Rider dari Order of Embinyu muncul. Tak seperti Wah3 yang Weed ukir, para
Wyvern ini sangatlah cepat, licik, dan brutal. Para Wyvern Rider turun dari
atas melewati awan, melemparkan tombak-tombak mereka, dan menggunakan pedang
mereka untuk menyerang para Mage dan prajurit yang ada di bawah.
Jika bukan karena Royal Road, pertempuran ini hanya akan
terjadi dalam mimpi saja.
Sebagian kecil player di Benteng Serabourg gembira, karena
mereka bisa menonton pertempuran tersebut dari dekat. Tapi, mereka juga
terkejut oleh kemegahan yang ada di hadapan mereka.
Seiring berlalunya waktu, para demon dari Order of Embinyu
menjadi semakin agresif. Para demon besar yang tingginya lebih dari 3 meter
mengayunkan tanduk mereka, saat mereka menghantam gerbang benteng.
Beberapa monster memanjat dinding layaknya laba-laba. Para
penganut Order of Embinyu memengang kuat tombak dan pedang mereka. Seperti;
senjata, beliung, dan golok. Dan datang, layaknya gelombang pasang. Para
Warlock membuat bola-bola api berjatuhan dari langit, dan memenuhi dinding
tersebut dengan teriakan-teriakan penderitaan.
* * *