LMS_V26E01P04
1. Lorong Bawah Tanah (4)
Bart tak berada pada level di mana dia bisa melakukan
perjalanan ke mana saja sambil membusungkan dada. Lembah dalam gunung adalah
tempat yang aman baginya, karena ada banyak orang di sini. Di sini juga
merupakan tepat di belakang kota besar, sehingga tak ada monster berbahaya yang
muncul.
Kota di Kerajaan La Salle penuh sesak dengan player, mereka
saling tawar-menawar dan mencari orang untuk melakukan perjalanan bersama.
"Kami mencari orang untuk memanen obat herbal biru!
Siapapun yang berada di atas level 25, kami terima! Kamu bisa menghasilkan uang
yang lumayan banyak hanya dengan bekerja keras selama 1 jam."
"Kami mencari anggota party untuk berburu di benteng
goblin, yang baru dibuat di daerah ini."
Itu adalah teriakan-teriakan yang berasal dari para pemula. Tapi
bagi Bart, level mereka sangatlah tinggi.
"Semua orang tampaknya benar-benar menikmati Royal
Road."
Sembari berkeliaran di sekitar kota, Bart melihat ekspresi
gembira orang-orang yang sedang asyik dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Langitnya begitu cerah, dan lingkungannya tak berbeda dengan kenyataan. Game
ini memberikan sensasi yang realsitis, ketika seseorang berjalan-jalan sambil
menikmati suasana di sekitarnya.
Perasaan kegembiraan muncul saat dia berjalan melalui dunia
baru!
Bart mengangguk sendiri, sambil melihat burung-burung yang
bersarang di atap.
"Inilah alasan mengapa game ini begitu populer."
Sebagai seorang pengusaha, dia hanya memperhatikan teknologi
dan peluang yang terkait dengan Royal Road. Saat ini, Unicorn Corps tumbuh pada
skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, omset atau keuntungan bersih dari
semua perusahaan sukses bahkan tak bisa menandingi mereka. Bahkan, laba operasi
antara Unicorn Corps dan perusahaan top dunia berbeda satu digit angka.
"Waktu telah berubah. Mungkin, semakin lama bermain
Royal Road, maka akan menghasilkan manfaat yang semakin besar di masa
depan."
Dia berpikir jika Royal Road hanyalah hiburan sederhana. Tapi,
setelah melihat orang-orang yang begitu tergila-gila pada game ini, dia ingin
mendapatkan pengalaman penuh pada game ini. Untungnya, dia punya banyak uang
yang telah ditabung. Sekretaris perusahaan telah menyisihkan banyak uang
untuknya, agar dia menikmati hari liburannya.
"Pertama, dapatkan beberapa senjata yang tepat untuk
bertempur..."
Bart tak memiliki nalar yang baik, dan dia mulai mendapatkan
peralatannya, tanpa batasan level yang jelas. Dia masih tak memiliki kelas, tapi
dia memperoleh pakaian dasar dan sebuah longsword ringan.
Suara bersemangat para player bisa terdengar dari toko
bertandakan senjata.
"Apakah kamu mendengarnya? Order of Embinyu sedang
menyerang Benteng Serabourg sekarang."
"Sekarang?"
"Sedang terjadi pengepungan saat ini. Mereka mengatakan
jika ada Demon yang besar!"
"Ah... Aku akan pergi berburu di Bolog Dungeon."
"Apakah hanya berburu yang ada di kepalamu? Menontonnya
di kedai adalah hal yang lebih penting."
"Ya, aku rasa kamu benar. Aku akan menyesal jika aku tak
bisa menyaksikan."
"Cepat. Tak akan ada ruang yang tersisa di kedai, jika
kita terlambat."
Bagi Bart, itu adalah hal yang mustahil. Tapi sepertinya,
dia bisa melihat sesuatu, jika dia pergi ke kedai. Mungkin, itulah sebab
mengapa jalanan tiba-tiba kosong, dan toko yang tadinya ramai, sekarang
lengang.
"Aku juga harus pergi ke kedai."
Bart masuk kedai dan memesan ayam utuh dengan bir. Dan pada
kristal yang besar, tercerminlah suatu video. Di sana ditampilkan pengepungan
Benteng Serabourg, seperti yang telah dibicarakan oleh player-player itu
sebelumnya.
Para player terpaku pada tayangan di kristal besar sambil
mereka makan dan minum.
"Kaah, bir ini enak. God of War Weed benar-benar
berbeda."
"Apakah ada yang berani menentang Order of Embinyu
seorang diri?"
"Ranker? Kamu pikir jika level yang tinggi adalah
segalanya? Mereka bahkan tak bisa menyentuh jejak langkah kaki seorang Weed."
"Lihatlah kecepatan berburunya. Itu lebih cepat dari pada
kecepatan kita berjalan! Dia bahkan tak mengedipkan mata saat monster
muncul."
"Order of Embinyu hanyalah daging cincang bagi
Weed."
Sembari mendengarkan ocehan dari player lain, Bart terus menonton
tayangan pada kristal besar tersebut. Kristal besar itu bisa me-relay siaran
yang sama persis, seperti siaran dari stasiun. Perbedaan waktu yang sangat
besar antara game dan realitas bisa diatasi, dengan menampilkan iklan atau
program lain!
Layar itu biasanya menunjukkan Order of Embinyu yang
menghancurkan Benteng Serabourg. Tapi, beberapa kali tayangannya beralih pada
Weed yang sedang membersihkan dungeon bersama player-player lainnya.
"God of War Weed."
Nama itu cukup akrab dengan Bart. Itu adalah karakter pria
yang biasa menghabiskan waktu dengan putrinya, yaitu Seoyoon!
"Aku kenal dengan Weed itu."
Ketika dia bergumam, orang-orang lain menoleh dan
memperhatikan dirinya.
"Ahjussi, orang itu adalah God of War Weed. Apakah kamu
benar-benar kenal orang itu?"
"Ya, itu pasti dia"
"Yah, ada banyak orang dengan nama yang sama."
"Aku bilang, dia adalah Weed yang itu."
"Ah iya..."
Karena usia Bart, mereka tak berdebat dengannya lebih
lanjut, dan orang-orang di kedai sudah memakluminya. Bagi seorang pemula yang
memakai peralatan awal, mengenal Weed secara pribadi adalah lelucon belaka.
"Ahjussi itu keterlaluan."
"Setidaknya dia harus mengatakan sesuatu, yang bisa
dipercaya oleh orang lain."
Seakan-akan, Bart adalah orang bodoh dan sombong yang
berbohong jika dia mengenal Weed.
* * *
"Gyaaa!"
Teriakan Weed bergema di seluruh lorong bawah tanah, sambil
teriakan ini memiliki efek untuk menarik para monster. Sehingga, player-player
lain yang mengikutinya dari belakang tak bisa tenang.
"Cepat!"
"Orang-orang di belakang tak akan memperlambat
gerakannya. Jika kita melambat, akan terjadi penumpukan di sini."
NPC dan para player lain susul-menyusul di lorong rahasia.
Guild tingkat menengah yang awalnya berencana untuk mengikuti guild yang lebih
besar, kini mempercayakan semuanya pada Weed.
Lebih dari 100 ribu orang perlu dievakuasi. Semua orang
berdesakan di dalam sekaligus, dan masih banyak lagi jumlah mereka, yang harus
memasuki lorong tersebut.
Weed menerima permintaan Selina, dan dia jatuh dalam godaan
gelang bunga tersebut. Tapi sebenarnya, ini adalah quest sangat sulit. Ini
bukan suatu quest yang bisa dia persiapkan terlebih dahulu, dan dari waktu ke
waktu, takdir ratusan NPC akan segera ditentukan.
"Izinkan kami bertarung bersamamu."
"Bunuh mereka semua! Lenyapkan mereka!"
Para player level tinggi melewati NPC, dan membantu untuk
membersihkan para monster.
"Maju!"
Dengan adanya bahaya yang semakin mendekat, maka ini adalah
pertempuran melawan waktu. Bahkan, dalam keadaan seperti ini, para player lebih
banyak merasakan kegembiraan, bukannya bahaya. Mereka larut dalam kegembiraan
sembari terus mengikuti Weed.
Bahkan, dari jarak yang jauh di belakang, cukuplah mudah
untuk melihat sosok si Ice Troll yang tinggi dan besar. Dia mengayunkan
pedangnya dengan kekuatan besar!
Otot-ototnya tertekuk saat Weed menggenggam pedang, lengan
panjang Ice Troll terlihat seperti menggenggam tombak, sambil menebas para
monster di depan.