Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V26E04P02

gambar


4. Banjir dan Sphinx (2)




Weed melihat Van Hawk dan Tori.

Berkat pengalaman yang mereka dapatkan dengan mengikutinya ke wilayah-wilayah berbahaya, mereka bertempur dengan baik. Mengingat mereka adalah Undead, ketahanan mereka terhadap kutukan dan racun cukup tinggi. Van Hawk memiliki cedera serius, setelah pertarungannya melawan para Dark Paladin, tapi dia masih bisa bertahan.
Seoyoon yang menunjukkan kekuatan aslinya, menghabisi sisa-sisa Dark Paladin dan Demon, sebelum mereka bisa mendekat. Kemampuan Berserker menyebabkan bangkitnya potensi serangan sejati, saat dia mengalahkan musuh yang kuat.
Weed dengan sifat-sifat Ice Troll miliknya yang memancarkan hawa dingin terhadap lingkungan, memperlambat pergerakan musuh.
[Karena resistensi musuh yang rendah terhadap hawa dingin, musuh telah membeku.]
Weed memutar-mutarkan tombaknya, menghancurkan para Cultist yang membeku, dan mengubah sejumlah besar dari mereka menjadi cahaya abu-abu.
Kutukan menjadi lemah dari waktu ke waktu. Sehingga, situasi mereka saat ini tidaklah begitu parah. Tapi masalah terbesar adalah, apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.
'Tak peduli seberapa jauh kami berlari, aku tak bisa secara positif mengatakan jika kita sanggup bergerak lebih cepat daripada para pengejar. Tapi, kalau kami meloloskan diri terlalu awal, pasukan Order of Embinyu akan kesal, dan mengalihkan kemarahannya kepada para pengungsi.'
Mereka harus mengulur waktu, menarik perhatian Order of Embinyu secara terus-menerus, dan juga tak boleh kehilangan nyawa. Tak ada yang lebih menjengkelkan daripada ini.
"Aku bisa saja tidur selama jam kerja berlangsung. Aku bisa saja menaruh Jajangmyeon dan Ganjajang dalam satu mangkuk, kemudian memakannya sepuas-puasnya. Aku bisa saja menonton televisi pada akhir pecan, dan bermalas-malasan sepanjang hari. Tapi karena nasib sialku, sekarang aku harus berurusan dengan semua ini."
* * *

"Oohhhh!"
"Kahahahaha."
"Seperti yang sudah aku katakan. Dia adalah Weed yang kita bicarakan. Hanya Weed yang bisa mendapatkan petualangan seperti ini!"
Bart berada di sebuah kedai yang gaduh dengan kegembiraan. Kedai itu penuh sesak dengan pelanggan, yang lupa tentang bir dan makanan pembuka milik mereka. Perhatian mereka malah tertuju pada petualangan Weed di bola kristal besar.
Tentu saja, Bart menonton bersama-sama dengan orang banyak.
'Apakah ini suatu tontonan yang menyenangkan? Mereka takut pada beberapa monster, pergi melalui suatu dungeon, dan sekarang, mereka tampaknya akan melarikan diri dari kejaran suatu kelompok.'
Tapi setelah beberapa waktu berlalu.
'Huh, ini cukup menarik, dan secara aneh hal itu perhatianmu. Sangat menggemaskan saat melihat para pengungsi terancam bahaya.'
Dan sesaat setelahnya, menonton Weed yang hanya memiliki satu pendamping dan bawahannya akan maju dan bertindak sebagai umpan.
'Oh! Keputusan seperti itu...'
Kedai itu menjadi sunyi-senyap layaknya kuburan. Mereka menyaksikan bola kristal besar, seolah-olah tengah terhipnotis. Mereka bahkan lupa untuk mengisi ulang gelas bir mereka yang sudah kosong. Orang-orang di sana lupa tentang segala sesuatu, karena mereka tersedot oleh ketegangan dari menonton Weed, Seoyoon, dan bawahannya melarikan diri dari pasukan Embinyu.
Bart, yaitu pak tua yang tak memiliki pengetahuan atau pengalaman apapun, tentang pertempuran, tak bisa mengukur seberapa baik Weed bertarung. Selain serigala, rubah, dan kelinci, dia tak tahu seberapa kuat monster-monster yang lainnya.
Dia menerima apapun yang orang-orang pujikan terhadap kehebatan Weed di medan pertempuran. Mereka mengatakan jika skill-nya luar biasa, dan gerakannya tiada duanya. Si pak tua hanya menerima itu semua tanpa bisa protes.
Dia hanya bisa merasakan jika Weed sedang merencanakan sesuatu. Pertemuannya dengan Weed sangatlah singkat, tapi dia tahu jika Weed bukanlah tipe orang yang mau melompat begitu saja ke terjangan para pasukan Order of Embinyu, tanpa rencana yang matang.
"Tapi, gadis yang mengenakan topeng di sampingnya. Dia tampak tak asing bagiku. Dia tak mungkin putriku, kan?"
* * *

"Tori, tangani sebelah kiri."
"Dimengerti. Master!"
Tori memanggil klan True Blood Vampire. Para vampir meningkatkan level mereka, saat menyerang para Cultist. Di satu sisi, para Cultist adalah musuh yang paling cocok untuk klan True Blood Vampire, karena mereka juga memiliki darah 'murni'.
Pertarungan antara para Vampir dan Cultist sedang berlangsung di sekitarnya. Sementara itu, terdapat juga banyak Priest Embinyu, mencoba untuk menghindari para vampir, dan hanya mengejar Weed.
Membunuh Weed adalah prioritas utama.
Setelah berbelok ke kiri, Tori dihadapkan dengan sungai yang mengalir. Ini adalah tempat di mana Pyramid dan Sphinx berada.
"Mereka yang melanggar kekudusan Order of Embinyu tak boleh lolos!"
Para Wyvern Knight bergabung dalam pengejaran, mereka terbang rendah untuk menyerang, dengan tombak mereka. Dari kejauhan, mantra dan panah terus menghujani mereka. Pasukan Embinyu mendekat dan semakin dekat. Dari sisi lain Pyramid dan Sphinx terdapat kelompok Demon dan Cultist, itu membuat Weed dan rekan-rekannya terjebak.
Mereka tak bisa lagi bergerak bebas, benar-benar terkepung dan terisolasi. Pasukan Embinyu menutup semua rute melarikan diri. Karena para Demon bergerak begitu cepat, mereka terlalu sibuk untuk memukul mundur para Demon dan Cultist untuk membersihkan pengepungan Order of Embinyu.
'Lagi-lagi, aku gagal melindungi dirinya.'
Seoyoon bersiap-siap untuk bertarung sampai titik darah penghabisan. Tak peduli apa yang terjadi, dia memutuskan untuk mati terlebih dahulu, dan bertarung untuk melindungi Weed sampai saat terakhir.
"Jangan berhenti sekarang, mendakilah."
Weed mulai mendaki Pyramid tersebut. Karena itu dibangun sebagai Step Pyramid/piramida bertangga, Weed memiliki sedikit masalah saat mendakinya.
Seoyoon memiliki beberapa keraguan jika mendaki itu hanya akan berujung pada jalan buntu, dan medannya tak menguntungkan.
"Ah!"
Setelah punya keteguhan, Seoyoon mendaki Pyramid tersebut.
"Kita rentan terkena mantra dan panah milik musuh di sini."
"Melupakan jalan melarikan diri, dan memilih untuk bertarung sampai titik darah penghabisan, itu bukanlah pilihan yang buruk Master."
Tori dan Van Hawk melangkah ke batu Pyramid dan mulai memanjat.
Para Demon, Cultist, dan prajurit Order of Embinyu masih mengejar mereka. Mereka diganggu oleh para Wyvern Knight, setiap kali memanjat. Tapi dengan adanya Weed, dan Seoyoon yang mengaktifkan kemampuan Berserker-nya, para Wyvern Knight bukanlah halangan yang berarti.
Walaupun hanya sepertiga dari jumlah mereka yang tersisa, mereka bahkan lebih gigih dalam menyerang.
Akhirnya, Weed mencapai batu puncak. Di sana terdapat makam raja yang dibangun dengan mencurahkan segenap hati dan jiwanya. Kini, dia adalah seorang penguasa Morata yang disegani. Tapi sebelumnya, dia adalah seorang pengusaha jahat yang mengeksploitasi orang lain tanpa penyesalan, untuk membangun konstruksi sebesar itu.
Seoyoon, Van Hawk, dan Tori tiba di batu tepat di bawah Weed.
"Pemandangan yang mengesankan."



< Prev  I  Index  I  Next >