LMS_V27E01P02

1. Patung yang Terbuat dari Tanah (2)
Para praktisi berjuang dan bertarung di posisi mereka
masing-masing. Tapi, para monster masih terus muncul dan melompat dari Hairen
Nest.
Di area sekitarnya, jarang ada perburuan yang terjadi. Itulah
sebabnya, para monster telah berkembang biak untuk sementara waktu. Mereka
datang dengan berduyun-duyun layaknya lebah, sehingga menyebabkan kegemparan.
Para Monster yang menyerang Benteng Vargo untuk memperoleh
makanan, hanyalah makhluk-makhluk kecil dan lemah dari kelompok mereka. Oleh
karena itu, level monster yang mereka buru saat ini berada pada tingkatan yang
begitu berbeda dari sebelumnya.
Para praktisi kemudian menyadari jika mereka tak terlalu
sering mengalami bencana seperti itu.
Akhirnya, para praktisi mati satu demi satu. Para senior
mempertaruhkan diri mereka dalam menyelamatkan satu sama lain. Setidaknya,
mereka masih memiliki semangat walaupun kalah perang. Meskipun mereka memiliki
skill Sword Cloning, masihlah sangat sulit bagi mereka untuk berurusan dengan
monster-monster itu. Karena Mana mereka yang rendah, mereka bisa hanya
menggunakan skill ini beberapa kali.
"Yah, aku rasa kita perlu menginvestasikan lebih banyak
statistik kita pada Intelligence dan Wisdom untuk meningkatkan Mana."
Setiap kali para praktisi naik level, mereka hanya meningkatkan
satu poin pada Wisdom. Meskipun mereka telah meremehkan statistik mereka,
melanjutkan pertempuran adalah sesuatu yang benar-benar membantu, untuk
mengasah kemampuan tubuh mereka sampai batas tertentu.
Geomchi5 berteriak jika mata-mata musuh yang tadinya keluar,
kini sudah kembali.
"Master, monster itu datang!"
"Apa? Kalau begitu, ayo kita pergi, dan menemukan
tempat yang baik untuk bertahan."
Para praktisi dari Benteng Vargo lari menuju bukit di
sekitarnya, dan bersembunyi di bawahnya. Sekelompok monster lapar yang baru
saja kembali dari luar telah berbondong-bondong menuju para instruktur.
"Makan manusia-manusia itu!"
"Mereka adalah orang-orang bodoh yang keluar dari kota
mereka. Dan juga, senjata mereka adalah milikku!"
Air liur para monster menetes ke bawah. Sehingga, tanah
hitam di sekitar mereka tertutupi oleh air liur mereka sendiri.
Para praktisi merasakan gelombang ketegangan, sekaligus
kegembiraan.
"Untuk bisa bertarung dengan sepenuh hati. Ini adalah
pengalaman baru untuk melawan monster."
Bahkan, para Geomchi yang mengalami luka parah masih ikut
serta dan bertarung.
"Keh! Manusia, matilah!"
"Ambil kulit mereka dan makan mareka. Serpent
Curse!"
Monster-monster menembakkan panah beracun, dan bahkan
menggunakan sihir. Tiba-tiba, orang-orang muncul dari punggung bukit di sekitar
mereka, dan datang secara serentak. Mereka adalah para praktisi yang
bersembunyi di pegunungan sekitar.
Ketika pertempuran terjadi, area itu tampak seperti medan
perang.
"Senior, ayo majulah."
"Kami datang!"
Dan lagi, para praktisi mati satu demi satu.
Kali ini, totalnya 143 orang yang mati. Jika kamu
mempertimbangkan keadaan para Geomchi saat ini, mereka mengalami kerusakan yang
begitu parah. Setelah pertempuran berakhir, mayat-mayat dan item jarahan di
sekitarnya menumpuk. Jumlahnya begitu banyak, sampai-sampai area di sekitar
pegunungan terisi penuh.
"Master, haruskah kita mengambil item yang terjatuh di
tanah?"
"Ambil saja yang kelihatannya bisa dijual."
"Baik!"
Para Merchant yang mendengar percakapan ini pasti akan
terkejut. Biasanya, para Geomchi hanya mengambil pedang dan senjata yang
terlihat bagus, dan sisanya akan ditelantarkan karena terlalu merepotkan untuk
dibawa.
"Dan juga, cari cincin dan kalung. Pastikan jika aku
mendapatkan satu item dengan Intelligence dan Mana paling banyak."
"Ini dia, setidaknya ini akan membuat kita bisa
menggunakan skill lebih dari sekali. Ayo ambil dan pakai, sehingga kita akan
menjadi lebih kuat."
Geomchi adalah tipe pria yang mengabaikan cincin, kalung,
dan aksesoris lainnya. Bahkan, ada barang-barang perhiasan langka di antaranya
yang ditinggalkan, karena tak menarik minat mereka. Jika harga benda-benda itu
dijumlahkan, sebenarnya itu sudah cukup untuk membeli sekumpulan Villa mewah di
Morata.
"Master, aku melihat Barbarian di sekitar pintu masuk
dungeon."
"Jangan hanya diam dan menonton, pergilah untuk mencari
mereka."
"Baik!"
Para praktisi berpencar, lantas menemukan para Barbarian di
dekat pintu masuk dungeon, sesuai dengan kabar yang telah mereka dengar.
"Ayo kita pertimbangkan terlebih dahulu."
"Ayo masuk!"
[Anda telah menemukan sebuah Dungeon, Favlo Montain Den.
Ini adalah perbatasan Suku Barbarian Kana.
Sarang monster ini sangat penting bagi para monster. Cerita
mengatakan jika tempat ini mengandung harta tersembunyi dari monster, tetapi
tak seorangpun pernah masuk dan menemukannya.
Jika Anda menaklukkan dungeon ini, kamu akan menerima kehormatan
dari Suku Barbarian Kana.
Hadiah:
- Fame telah meningkat sebesar 1.980.
- Dobel exp dan item drop selama satu minggu.
- Monster pertama yang dibunuh akan menjatuhkan item
terbaik.]
Level monster yang tinggal di dalamnya sangat tinggi
dibandingkan dengan Gua biasa.
"Biarkan aku melihat pertempuranmu. Di dalamnya ada
sarang monster, jika kamu belum mengalahkan mereka, kamu belum boleh makan
daging."
"Baik, Master!"
Geomchi, Geomchi2, dan Geomchi3 menjelajahi bagian dalam
gua, dan memimpin setengah dari para praktisi pada pertempuran. Geomchi4 dan
Geomchi5 bersama dengan sisanya, bertarung melawan monster yang datang ke pintu
masuk gua.
Sejak dahulu, walaupun mereka tak bersekolah, mereka masih
bisa secara teratur makan lebih dari tiga kali sehari.
Walaupun mereka memiliki hasil ujian yang buruk, mereka
makan nasi dengan semangat sambil mengingat kembali kenangan hangat dari pujian
orang tua mereka!
Setiap kali mereka berburu di dungeon, mereka tak akan makan
daging dan kadang-kadang juga tak makan nasi. Tapi, bahkan dengan kesulitan
ini, mereka mengatasi pertempuran dengan baik.
"Aku akan memimpin."
"Master, kami akan mengikuti tepat di belakangmu."
Geomchi bersama dengan Geomchi2 dan para praktisi, menuju
lurus ke dalam, dan bertarung melawan semua monster yang muncul.
Level para praktisi tak begitu mirip. Secara khusus, ada
beberapa yang berlevel rendah. Tapi, para instruktur dan senior saling menjaga
satu sama lain, dan dengan sempurna membersihkan dungeon hanya dengan 47 korban
jiwa.
"Yah, banyak yang mati."
"Maafkan aku, Master!"
Jika kamu membandingkannya dengan tingkat kesulitan dari
dungeon tersebut, apa yang mereka dapatkan sebenarnya hanyalah damage ringan.
Mereka bertarung tanpa adanya seorang Priest satu pun, dan hanya menggunakan
perban untuk menutupi luka mereka. Walaupun seperti itu, mereka masih bisa
mengupayakan kinerja yang luar biasa.
*Ding!*
[Anda telah menyelesaikan Favlo Mountain Den.
Anda akan dihormati sebagai prajurit sejati oleh para
Barbarian dari Suku Kana.
> Fame telah meningkat sebesar 2 poin
> Charisma telah meningkat sebesar 1 poin]