Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V30E06P05

gambar


6. Patung di Central Square (5)


Lee Hyun tak harus pergi ke kampus, sehingga dia bisa bermain Royal Road seharian. Layaknya bumerang, dia bisa kembali ke masa lalu.
Lee Hyun membuat gerakan lebay, layaknya orang yang kelelahan, sambil bersandar pada kursinya.
"Pokoknya, aku harus mempertimbangkan kondisi tubuhku. Ada banyak waktu pada liburan, tapi setelah aku pergi ke kampus, maka hari-hariku akan lebih sulit."
"Kamu akan dapat melakukannya dengan baik, Oppa. Aku juga akan membantumu, jika kamu membutuhkannya."
"Aku hanya ingin beristirahat perlahan. Aku selalu tampak sibuk dan tak bisa menikmati hidup."
"Oppa."
Dia berpura-pura sakit dengan adiknya, dan memutuskan untuk cuti selama 1 tahun dari perkuliahan!
"Aku akhirnya bebas dari sakit kepala."
Lee Hyun berjalan melalui Universitas Korea sembari mengingat-ingat kenangan 1 ½ tahun yang lalu.
"Bangku itu berubah, karena biaya pendaftaran yang aku bayar. Bahkan, bunga-bunga yang ditanam di taman bunga juga... Gym dan ruang makan staff juga memanfaatkan uangku."
Matanya menangkap pemandangan yang tak asing baginya.
"Tapi, jika aku mengambil cuti selama 1 tahun, maka aku tak perlu membayar biaya kuliah."
Cuti adalah fasilitas paling bermanfaat saat kamu berkuliah di universitas!
Lee Hyun pergi ke kantor fakultasnya dan mengisi aplikasi absensi. Seharusnya, hukum di Korea adalah hal yang harus dipenuhi sebelum perkuliahan dimulai, tapi itu tak lagi berlaku.
Alasan yang dia tulis pada aplikasi absensi adalah: 'Dendam pada Bardray.'
* * *

Lee Hyun kembali ke rumah dengan langkah ringan. Dia cukup santai, karena tak perlu membayar uang kuliah selama 1 tahun.
"Absen selama 1 tahun mungkin akan diperpanjang sampai 2 atau 3 tahun ke depan."
Jika adiknya kuliah di luar negeri, maka dia akan menggunakan segala cara untuk memperpanjang cutinya. Dia pergi ke halaman dan memberikan nasi pada Boshin.
"Makan yang banyak."
Guk guk guk!
Boshin tampaknya cukup peka untuk melindungi dirinya sendiri, dan dia sedang diet hari ini.
"Kamu harus meningkatkan banyak berat badan. Kamu harus menimbun lemak pada tubuhmu."
Dia ingin log in ke Royal Road, tapi dia memiliki tumpukan tugas yang harus dikerjakan. Lee Hyun juga memberi makan kelinci dan bebek.
Terkadang, pekerjaan seperti itu cukup rumit, tapi dia tak boleh berhenti merawat hewan piaraan. Adalah suatu hal yang menyenangkan, saat melihat mereka tumbuh semakin besar setiap hari!
Sementara Lee Hyun sedang menikmati waktu damainya, terdengar keributan konstruksi dari tetangganya, yang baru pindah beberapa waktu lalu. Lee Hyun tinggal di area perumahan, tapi lahan yang paling luas di sebelah telah dijual baru-baru ini dengan harga tinggi. Lantas, rumah-rumah kecil di lahan tersebut dirobohkan, kemudian dibangun suatu rumah yang lebih besar.
Dan itu adalah rumah Seoyoon!
Dia mendengar jika Lee Hyun mengambil cuti kuliah, dan menyuap tetangga sebelah. Tentu saja, Seoyoon hanya berencana untuk membangun pagar kayu Amerika sederhana, pada sisi dinding yang melekat pada rumah Lee Hyun.
Upaya Ban Jik-seok untuk merebut hati Seoyoon gagal total.
* * *

Choi Ji-hoon duduk di suatu kafe, di mana dia bisa melihat Sungai Han.
"Saatnya telah tiba....."
Hari ini adalah hari kencannya dengan Lee Hayan. Dia pikir, akan menyenangkan untuk pergi nonton film atau makan di tempat yang bagus. Tapi akhirnya, dia hanya memutuskan untuk pergi bersepeda.
-Aku ingin bersepeda 1 bulan yang lalu. Tapi tak jadi, karena aku lelah.
Lee Hayan memang menakutkan. Terlepas dari fakta jika dia sibuk setiap hari, dia masih saja menyetujui kencan hari ini.
Sementara Choi Ji-hoon memesan kopi dan kue, mata para wanita di kafe menatapnya. Dia adalah seorang pria berperawakan tinggi dan berpakaian rapi. Sehingga wajar, jika para gadis menatapnya.
Tapi Choi Ji-hoon tak lagi mempedulikan mereka. Dia sudah takluk oleh pesona Lee Hayan, sehingga dia tak bisa menyukai wanita lain.
"Dia adalah seorang wanita yang benar-benar baik."
Gadis itu tak menyerah pada kondisi yang sulit, dan tumbuh dengan baik. Choi Ji-hoon benar-benar berbeda dari dirinya yang mengunyah permen karet di masa lalu!
"Cerdas, rapi, dan tampan, benar-benar terlihat suatu kesenjangan. Jika kami dapat hidup bersama dengannya, maka apapun akan tampak sepele."
Kantung tebal di bawah kelopak matanya adalah akibat kurang tidur. Cho Ji-hoon merasa senang, bahkan ketika menunggu kedatangan si pujaan hati. Suatu kencan di pagi hari adalah suatu perkembangan besar pada hubungan mereka.
Burururu!
Ponsel bergetar, dan nama Lee Hayan melayang di layar.
"Aku kira, dia akan datang sekarang."
Choi Ji-hoon merasa jantungnya berdebar lebih cepat, saat dia menjawab telpon tersebut.
"Di mana kamu sekarang?"
Dia datang lebih awal daripada waktu janjian, meski begitu, dia tak malu untuk mengatakan jika dia tiba sebelum Lee Hayan.
- Maafkan aku. Aku tiba-tiba memiliki beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Jadi, aku tak bisa pergi.
"Aku paham. Tak masalah. Jika sesuatu terjadi, maka apa boleh buat."
Choi Ji-hoon adalah orang yang pengertian.
"Tapi, apa yang sudah terjadi? Apakah kamu sedang kesulitan?"
- Oppa membuat kekacauan saat mencuci. Rambutnya tertinggal di kamar mandi... aku harus membantu.
"Itu..."
Choi Ji-hoon tak lebih penting daripada urusan kamar mandi!
- Mungkin Ji-hoon oppa harus datang ke sini?
"A-Aku tak pandai membersihkan kamar mandi..."
- Kamu tak mau pergi ke sini?
"Aku akan pergi. Haruskah aku pergi ke rumahmu?"
-Terima kasih. Cepatlah datang.
Choi Ji-hoon meraih kunci dan dompet sebelum bangkit dari kursinya. Dia memeriksa waktu pada arlojinya yang mewah. Banyak wanita terpesona oleh tubuh Choi Ji-hoon.
Tapi kenyataannya adalah, Choi Ji-hoon harus pergi dengan cepat, karena permintaan mutlak dari seorang gadis.



< Prev  I  Index  I  Next >