Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V31E01P04

gambar


1. Teknik Memahat Rahasia Baru (4)



"Kyah!"
Sebuah serangan kuat muncul secara pasti. Dan tangan adalah dasar, dari semua olahraga dan seni beladiri.
"Menakjubkan."
Ketertarikan menyebar saat mereka bertarung melawan monster. Bahkan, jika mereka menyerang titik vital, pertahanan monster tak bisa diabaikan, sehingga mereka mencari tekstur yang sempurna. Seluruh Strength dan damage mereka meledak naik.
Sculpting Blade milik Weed bisa mengabaikan pertahanan fisik dari pihak lawan. Tapi Mana yang dipakai sangat besar, sehingga kekuatan serangan langsungnya sendiri lemah. Meskipun Sculpting Blade menyerang dua atau tiga kali, kekuatan serangnya lebih lemah daripada pedang biasa.
"Kuoooooooh!"
Setelah titik lemah ditemukan, monster mundur dan jatuh ke dalam kondisi ketakutan. Jika mereka berhasil mengeluarkan serangan beruntun, maka mereka akan lebih unggul dari monster. Serangan-serangan agresif mereka bisa meningkatkan Weapon Mastery mereka, tanpa menyia-nyiakan banyak Mana.
"Ini aneh. Itu sampai sejauh aku tak harus secara sengaja mencarinya. Jika aku melihat suatu kesenjangan, maka aku bisa mengendalikan Mana dan kekuatan untuk melawan monster."
Para prakstisi menguasai serangan tersebut, ketika berada di bawah ancaman kematian.
"Um, begitulah."
"Tapi ini adalah sebuah teknik pedang yang sangat sulit, sahyung. Sulit untuk membuat tubuh bergerak, meskipun kepala menyuruhnya bergerak."
Sangat sulit untuk berhasil menyelesaikan teknik tersebut 100 kali. Tapi tubuh mereka perlahan-lahan memahami kemampuan monster, seiring waktu. Jika mereka mengetahui titik vitalnya terlebih dahulu, maka mereka bisa membuat persiapan untuk menyerang.
Biasanya, para monster tak hanya diam saja untuk menerimanya. Monster berlevel tinggi memiliki berbagai skill untuk melawan. Tubuh mungkin saja memahaminya, tapi sulit untuk menerapkannya dalam tindakan.
"Master, aku sudah menemukan bagian teksturnya."
Geomchi2 melaporkannya pada Geomchi. Kemudian Geomchi menerima whisper dari seorang Shaman perempuan. Mereka bertemu di tepi Pegunungan Yuroki. Dia menjalani seluruh kehidupannya sebagai pria jomblo. Tapi sekarang, dia akhirnya mendapati harapannya terkabul, untuk bertemu dengan seorang wanita.
- Apa kamu datang kemarin? Berhari-hari telah berlalu, sejak kamu berjanji untuk datang.
- Aku minta maaf. Pekerjaanku menyebabkan beberapa penundaan. Aku akan segera kembali.
- Di mana kamu sekarang? Bisakah kamu beritahu diriku?
Geomchi kesulitan menjawab. Itu tidaklah seperti dia tak suka si Shaman datang ke Benteng Vargo, sehingga mereka bisa berburu bersama. Tapi, Geomchi ingin tampak tenang dan elegan di depannya, jadi Geomchi tak bisa mengomeli siapapun.
'Yah kami berburu bersama di Pegunungan Yuroki.'
Dia memutuskan untuk menjawab secara jujur. Seorang wanita biasanya tak akan menyadari, jika saat-saat penderitaan sangatlah singkat. Zephyr juga memberi saran jika lebih baik menjawab secara jujur. Atau dia akan dikubur ke dalam sebuah kuburan, setelah tertangkap basah.
- Kamu mungkin tak mengetahuinya, tapi sekarang ini aku berada di sebuah benteng yang terletak di utara.
- Kerajaan Arpen?
- Itu benar. Besok aku akan ke Pegunungan Yuroki.
Suara Shaman perempuan itu tidaklah marah. Malahan sebenarnya dipenuhi dengan keingin-tahuan.
- Kenapa kamu ada di tempat sejauh itu?
- Aku mengajari beberapa anak di sebuah tempat bernama Morata. Dan salah satu muridku adalah raja di sini.
- Weed sang God of War?
- Ya.
- Kyaah! Apakah itu benar-benar Weed-nim yang hebat itu? Weed-nim... Apa Weed-nim benar-benar muridmu?
Weed juga populer dengan perempuan berusia 30-an!
Geomchi memang cemburu, tapi cukup bijaksana untuk memanfaatkan status selebriti milik Weed.
- Itu hampir seperti, aku membesarkannya. Karena aku yang mengajarinya, bagaimana caranya menggunakan pedang.
- Kalau aku pergi ke Morata, apakah aku bisa menemui Weed-nim?
- Ikuti saja aku dan kita akan bisa bertemu. Kamu tak harus melakukan apa-apa.
- Kalau begitu aku akan pergi ke Morata bersama adik dan keponakanku. Terima kasih. Dan... aku cinta kamu.
- Aku juga.
Si gadis memutuskan untuk naik kapal penumpang, untuk menuju ke utara. Geomchi yang telah menangani krisis besar dan tak harus menuju ke Pegunungan Yuroki, tampak gagah, saat dia memegang pedangnya dan berkata.
"Hmm, katakan padaku di mana letak tekstur itu."
"Itu berbeda-beda untuk masing-masing monster. Kita harus menyerang bagian tersebut, bergantung pada HP, Defense, dan skill milik monster. Ini membutuhkan Strength, kecepatan, dan Mana yang tepat."
Biasanya, kebanyakan player tak tahu apa-apa tentang memukul dengan benar. Adalah pengetahuan umum, jika memukul lebih keras akan menyebabkan lebih banyak damage. Itu sebabnya kebanyakan orang memilih serangan yang rumit.
Dengan secara akurat menyerang mengikuti tekstur pada titik lemah monster, hal itu memungkinkan untuk mengabaikan HP dan Defense monster.
"Ini sangat menarik. Aku baru saja bosan dengan bertarung."
Geomchi segera menerapkannya pada monster. Kekuatan dan kecepatan harus dibedakan ketika mempertimbangkan Defense dan kemampuan monster. Dia akhirnya berhasil melakukannya, setelah memburu monster ke tujuh.
Kuweeek!
Monster tersebut menderita, hanya dari satu tebasan. Serangan-serangan yang terus-menerus pada titik vitalnya menyebabkan monster itu jatuh ke dalam keadaan kacau. Itu adalah sebuah serangan yang sepenuhnya mengabaikan Defense lawan!
"Mengejutkan, tenyata sangat sederhana."
Geomchi menguji teknik tersebut saat berhadapan dengan monster. Dia memahami sifat khusus dari tubuh seekor monster. Geomchi bertarung secara naluriah, layaknya sebuah mesin penghitung.
Kuwawak!
Dia bahkan menggunakan monster kuat, sebagai partner penguji teknik tersebut.
Kwaaek!
Dia juga menemukan teksturnya, saat berhadapan dengan monster lemah.
"Ini memotong di sepanjang butiran."
Dia menghidari monster lemah dan dengan ringan menggenggam pedangnya.
Suksak!
Itu menunjukkan efek terbesar dari pengeluaran tenaga minimal. Ini adalah tipe penguasaan pedang yang berasal dari ayunan, tusukan, dan tebasan dengan sebuah pedang sebanyak puluhan ribu kali.
Bagian inti dari penguasaan sebuah pedang adalah kekuatan, kecepatan, dan akurasi. Mereka bisa menggandakan kekuatan serangan dalam pertempuran. Teknik ini akan sulit digunakan dalam pertarungan yang membingungkan, dan hanya bisa digunakan pada saat pertarungan satu lawan satu. Ini adalah teknik terbaik untuk menunjukkan permainan pedang dasar.
Geomchi bisa menemukan teksturnya, dan menebas monster dengan pedangnya secara langsung. Tubuh-tubuh yang tak terhitung jumlahnya tergeletak di tanah, layaknya tanaman yang dibudidayakan!
Geomchi dengan tegas menyerang dan berhasil dalam lima serangan beruntun. Terlepas dari Endurance monster, monster itu segera terhuyung dan jatuh.
"Ini adalah teknik pedang yang cukup sulit. Tak akan mudah digunakan dalam pertempuran yang mendesak dan sulit."
*Ding!*
[Sebuah teknik pedang baru telah dibuat.
Memungkinkan untuk memberi nama teknik pedang ini.
-Anda memiliki prestasi yang tinggi dari membuat teknik pedang pertama, menyebabkan penguasaan skill ini dimulai pada level 2 tahap Intermediate.
-Penguasaan Weapon Mastery meningkat.
-Fame meningkat sebesar 3.196 berkat permainan pedang yang menakjubkan.]
Geomchi menerima hasil yang tak terduga, setelah memburu monster secara berturut-turut.
"Aku menyebutnya Texture Sword Technique."
Geomchi tak punya ketertarikan, sehingga pemberian nama dari dirinyaa sama persis dengan muridnya, Weed.
"Sekarang aku harus mengajari murid-muridku teknik pedang ini."
Itu sangat sulit dan ketat, tapi sebuah teknik pedang yang tak buruk telah dihasilkan.





< Prev  I  Index  I  Next >