Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V33E01P03

gambar


1. Perang Armada Laut Geng Bubur Rumput (3)



"Rapat ke-4 dari Geng Bubur Rumput sudah berakhir. Dan sekarang adalah rapat yang ke-5!"
Bukan hal yang mustahil untuk mengumpulkan seluruh player dari Bubur Rumput di satu tempat. Gerbang- gerbang Morata tengah dibanjiri dengan jumlah yang luar biasa dari para pemula.
Setiap player yang hidup di gubuk mempersenjatai diri mereka dengan pedang dan panah. Mereka telah mempersiapkan diri untuk mati, jadi mereka tak terlalu memikirkan pada perlengkapan armor mereka.
Para player yang berasal dari Geng Bubur Rumput dengan sukarela berkumpul dari desa-desa dan kota-kota, yang tersebar di seluruh Kerajaan Arpen.
"Wah, ini sungguhan."
"Lihat di sebelah sana. Ada beberapa orang yang memegang pedang kayu biasa, dan memakai pakaian pemula."
Bahkan, anggota Bubur Rumput tak mengetahui akan ada orang sebanyak ini, tapi mereka menjadi percaya diri, setelah datang ke dataran Selatan. Barisan para personil berlanjut sampai malam hari. Benua Utara telah dipenuhi dengan para player. Dan banyak orang yang baru saja masuk, keluar dari gerbang Morata.
"Unit Cemilan Tengah Malam, kami memang menunggu sampai malam tiba. Sesuai dengan penetapanmu."
Para Wyvern, Bingryong, dan Phoenix terbang di atas dataran selatan. Para player memandang ke langit dan bersorak dengan semangat.
"Bubur Rumput, Bubur Rumput, Bubur Rumput!"
"Pertempuran untuk mempertahankan wilayah Utara!"
* * *

"Ini akan menjadi ekspedisi yang mudah. Mereka takkan mampu melawan."
Pasukan Ekspedisi Utara dari Kekaisaran Haven. Pasukan darat dan diiringi dengan tiga armada laut.
Setelah Drienfeld kehilangan armada lautnya, kekuatan armada laut Guild Hermes berkurang, yang menyebabkan sakit kepala yang sangat menyakitkan.
Sangat sulit memberikan para player pendidikan armada laut. Mereka memberi investasi yang sangat besar dalam pembangunan galangan kapal dan membuat 4 armada laut baru. 3 armada angkatan laut berisi 23 kapal tempur.
Untuk melindungi pasukan Ekspedisi Utara, kapal-kapal tersebut mengawal mereka menuju Pelabuhan Varna di Utara.
"Cuacanya sangat cerah, dan angin yang lumayan untuk perjalanan yang nyaman."
Komandan dari ketiga armada laut, Hakim berdiri di haluan kapal. Melihat ke arah burung camar yang terbang di dekat kapal, dia memprediksi kalau mereka telah dekat dengan daratan. Mereka yang terjebak dalam badai di tengah lautan atau kapalnya hanyut, bisa menemukan jalan pulang dengan menggunakan burung.
Akan tetapi, para Merchant yang melakukan perjalanan menuju ke Utara telah membuat sebuah jalur berlayar yang aman.
"Kita tak bisa menyerang Pelabuhan Varna sebelum siang hari."
Mereka bermaksud untuk berlabuh di Pelabuhan Varna dan menyerang. Itu adalah operasi untuk menghancurkan kota secara menyeluruh, dengan sihir dan menghancurkannya.
"Selamat, Kapten-nim."
"Hari di mana kamu akan dipromosikan menjadi Admiral di angkatan laut Kekaisaran sudah dekat."
Hakim adalah seorang navigator kelas satu. Dalam perang laut, kemampuan tempur sangat bergantung pada kemampuan kapten kapal dalam melakukan manuver.
Seorang Kapten yang kompeten, akan membuat efek yang sangat besar, pada perburuan dalam sebuah party. Kapten yang terkemuka, dapat menggunakan awak kapal dengan level rendah. Tentu saja, hubungan dengan para awak kapal tak selalu harmonis, jadi terkadang terjadi pemberontakan.
"Yah, hal itu mungkin saja, kalau perang kali ini sukses."
"Tentu saja, Admiral Angkatan laut Hakim-nim."
"Huhuhuhu! Itu terdengar tak terlalu buruk."
"Itu wajar saja. Kamu akan segera mendengarnya dengan sering sampai kamu bosan."
"Ini sepertinya akan berakhir dengan lancar."
Ketika Hakim sedang terlena dengan sanjungan awak kapal.
"Kapal Perang Angkatan Laut Kerajaan Arpen ada di depan!"
Seorang awak kapal mengamati dari teropong.
"Skalanya?"
"Itu..."
"Ada lebih dari 30 kapal! Mereka semua berukuran kapal layar kecil."
Jumlah dan tipe kapal, merupakan hal yang paling penting dalam pertempuran laut. Kapal yang lebih besar mampu membawa meriam yang lebih banyak, dan memiliki akurasi yang lebih tinggi.
"Apakah Kerajaan Arpen menggunakan keuangan mereka untuk membangun sebuah armada? Tapi mereka semua kapal layar kecil jadi meriam tak bisa di gunakan. Segera bertempur! Kembangkan semua layar! Maju dengan kecepatan penuh!"
"Siap, Kapten-nim!"
"Bersiap pada posisi bertempur!"
Para awak kapal langsung bersiap, mengembangkan layar, dan mengisi peluru meriam. Armada milik Hakim bergerak maju dalam formasi bertempur dengan kecepatan penuh. Mereka menggunakan strategi menerobos langsung ke barisan musuh, dengan menggunakan meriam dan dengan cepat memusnahkan musuh.
Kekuatan tembakan mereka yang tak tertandingi, kemampuan menembak dengan cepat, dan kecepatan berlayar untuk menghancurkan musuh.
"Musuh muncul lebih banyak lagi. Caravel kecil. Mereka berjumlah 40!"
"Sebanyak itu hanyalah seperti cemilan. Siapkan peluru degradasi!"
Hakim memerintahkan kapal-kapal lain. Peluru degradasi biasanya digunakan untuk menghancurkan sebuah kota, tapi dia memutuskan untuk menggunakannya di laut. Takkan ada masalah, selama bisa menang melawan musuh. Tapi, dia ingin meminimalisir damage yang diterima armadanya.
"Terdapat 8 fregat berukuran sedang di belakang barisan musuh!"
"Aku mulai bosan. Segera tenggelamkan mereka."
"Kapal-kapal galley juga telah muncul. Mereka adalah kapal-kapal bajak laut!"
Kapal-kapal bajak laut milik 3 Mad Shark dari Becky Nin!
Mereka telah membawa 24 kapal galley ke dalam pertempuran. Kapal-kapal Galley dapat melakukan perjalanan pendek dengan cepat, karena para budak yang tertangkap, yang mendayungnya.
Para bajak laut berada di atas dek untuk bersiap melakukan pertempuran, setelah kapal saling bertubrukan. Biasanya dalam pertempuran laut biasa, para bajak laut sangat bagus dalam bertempur di atas dek.
"Konsentrasikan peluru pada kapal-kapal galley. Terus bergerak maju!"
"Jumlah kapal musuh terus bertambah. Terdapat 300 kapal kecil tambahan!"
"Bagaimana bisa?!"
Hakim sedang melihat dari dek. Kapal-kapal terus bertambah di hadapannya. Terus dan terus bertambah, kapal layar dengan ukuran kecil bisa terlihat. Mereka hanya dipersenjatai dengan 8 meriam paling banyak, tapi dengan menembak bersamaan akan memberikan mereka kekuatan yang lebih.
Meskipun kapal terguncang-guncang dan akurasinya sangat rendah, masih ada kemungkinan mereka mengenai sesuatu.
"Bagaimana bisa ada kapal sebanyak ini?"
"Ada sangat banyak kapal Merchant. Kapal nelayan yang juga ikut dalam pertempuran."
"Ini..."
Ini adalah hal yang sangat tak bisa diprediksi oleh player dari Guild Hermes. Mereka sangat sulit mempercayai jika ada kapal sebanyak ini. Layar-layar kecil berkembang dan kapal-kapal tersebut menuju ke arah Hakim.
"Komandan Kapal-nim, kita akan segera bertabrakan."
"Kalau begitu bersiap untuk bertarung dengan musuh."
Hakim berniat untuk menembakkan meriam yang ada di kiri dan kanan, untuk menenggelamkan musuh. Lautan penuh dengan kapal kecil. Tak akan lama lagi sebelum mereka mulai menembak. Akan tetapi, pasukan darat mengikuti di belakang armada perang.
Keadaan akan menjadi cukup rumit, jika mereka terjebak diantara kapal-kapal itu. Jika mereka bercampur dengan kapal bajak laut, maka mungkin akan banyak kapal yang tenggelam.
"Berputar. Jangkauan meriam mereka pendek. Gunakan kecepatan kita untuk tetap berada di luar jangkauan mereka."
Armada Hakim berputar. Mereka menjaga jarak sambil menembakkan meriam mereka. Tapi, kapal-kapal kecil mulai mendekat dari sisi timur, barat, dan laut lepas. Kapal-kapal yang bersembunyi di balik bayang- bayang pulau, juga mendekati armada Hakim. Hakim mengamati kalau mereka tidaklah tak kompeten.
Biasanya kapal berukuran sedang dan kecil bersembunyi. Tapi, kapal-kapal kecil dan rakit-rakit tengah menghalangi jalan di belakang mereka.
"Bendera mereka menunjukkan, kalau mereka bukan milik Kerajaan Arpen. Terdapat gambar lain."
"Apa itu?"
"Hiu dan Paus, kura-kura, dan itu... rockfish, ikan pedang, dan bahkan Ikan Kembung juga ada."
"Apa?"
Jarak pun semakin dekat, dan sorak sorai bisa terdengar dari kapal-kapal kecil.



< Prev  I  Index  I  Next >