LMS_V34E07P04

7. Padang Gurun yang Sunyi (4)
Keesokan harinya.
Weed dan Seoyoon sekali lagi mulai berjalan saat fajar.
Masih ada satu tegukan di dalam botol, sehingga mereka bertahan untuk tak minum
selama mungkin.
Dan mereka berbagi air, setelah mereka tak bisa tahan lagi.
Setelah tak ada tetes air yang tersisa, Weed menempatkan botol air kosong ke
dalam ranselnya.
"Sekarang tak ada air."
"Kita akan lanjutkan berjalan."
Seoyoon menjadi lebih kurus, setelah menjadi lelah. Melihatnya
sedih, membuat Weed ingin memeluknya.
'Seoyoon mengalami
masalah, setelah bertemu dengan orang yang salah. Akan lebih baik, jika aku
mengingat momen ini untuk membuat patung.'
Harapan bodohnya untuk berjalan ke arah utara menghilang.
Dia dikelilingi oleh gurun, sehingga dia tak bisa memiliki pikiran positif.
Weed dan Seoyoon berjalan di atas partikel pasir kecil.
Angin meniup butiran pasir ke arah mereka. Tak ada harapan untuk menemukan
daerah tropis di tengah padang pasir.
Bibir Weed benar-benar kering dan pecah-pecah.
"Maafkan aku."
"Kenapa?"
"Aku membawamu ke sini, untuk membantuku dalam
quest."
"Tak apa-apa. Jangan menyerah dan terus berjalan. Jika
kita terus melanjutkan, mungkin ada akhir."
"Tapi sekarang sudah berakhir."
*Ding!*
[Anda menderita demam tinggi, karena rasa haus yang serius.
Anda melihat halusinasi dan vitality tidak pulih.
HP berkurang.
HP akan terus menurun kecuali suhu tubuhmu diturunkan.]
"Aku tak pernah menyangka akan mati di padang gurun,
karena kekurangan air."
Weed terlalu lemah, sehingga dia bahkan nyaris tak bisa
mengambil satu langkah. Seoyoon menggunakan semua tenaganya untuk berjalan,
sehingga dia bahkan tak bisa membantu Weed. Dia memiliki sedikit air untuk
diminum, sehingga dia memiliki kekuatan lebih.
'Tentunya keberhasilan
atau kegagalan dari quest ini tak tergantung pada seberapa banyak air yang
dibawa kan?'
Itu dapat dimengerti jika dia berpikir seperti itu. Dia tak
khawatir tentang jumlah air, saat menyelamatkan Seoyoon.
Weed benar-benar tak bisa berjalan lagi. Dia menderita halusinasi
parah dan kakinya tak bisa berjalan dengan lurus. Dan mereka memanjat bukit
pasir yang lain. Pasir mencapai pergelangan kakinya, sehingga sulit untuk
berjalan.
"Ada sebuah pohon."
"Fatamorgana lagi..."
"Ini adalah pohon sungguhan!"
Weed mengangkat kepalanya, saat dia mendengar teriakan
Seoyoon. Ada pohon-pohon yang nyata. Ini adalah gurun pasir, tapi ada pohon
sesekali tumbuh dengan daun yang meneteskan air dengan kelembaban.
"Ada pohon sungguhan?"
"Sepertinya begitu."
Sekarang, dia telah mencapai batasnya. Weed dan Seoyoon
dengan penuh penderitaan tiba di dekat pohon tersebut.
*Ding!*
[Anda telah lolos dari Desert of Tranquillity.
Gelar Desert Traveller telah didapatkan.
Jumlah vitality yang terkonsumsi, ketika bepergian melintasi
gurun akan berkurang.
Perseverance meningkat sebesar 45 poin.]
"Kita akhirnya tiba!"
Weed berbaring di samping pohon. Dia kemudian mengeluarkan
Sculpting Knifenya. Kemudian dia memotong pohon-pohon. Temanya adalah pelangi
sederhana dan hujan. Dan kemudian dia menggunakan sebuah skill.
"Cloud Sculpting!"
Sebuah skill yang memanggil awan di langit!
Dia bisa membuat sebuah patung sekarang, menunjukkan jika dirinya
melewati Desert of Tranquillity.
"Cloud Sculpting, Cloud Sculpting, Cloud Sculpting,
curah hujan dari awan."
Awan gelap berkumpul, seperti keajaiban atas wilayah gurun.
Swaaaaaang!
Dan hujan jatuh di atas gurun!
Weed dan Seoyoon menyaksikan langit, dan berbaring dengan
mulut terbuka, saat mereka minum air hujan.
[Rasa hausmu telah dilegakan.]
Sekarang pikirannya jernih karena hujan.
*Ding!*
[Nature Sculpting telah mengubah benua.]
* * *
Yoo Byung-jun mengagumi hujan yang jatuh di atas padang
pasir.
"Kesabaran yang luar biasa."
Mereka berjalan tanpa kenal lelah, melintasi padang gurun
tanpa kehilangan harapan. Hal ini tak bisa dilakukan oleh sembarang orang.
Orang tak bisa meremehkan keputus-asaan dan pikiran negatif dalam situasi
seperti ini.
Weed dan Seoyoon berusaha menghemat air, sambil terus
bergerak melintasi Desert of Tranquillity. Titik awal untuk quest ini
tergantung pada jumlah air yang mereka miliki sejak awal.
Weed dan Seoyoon tak membuang-buang waktu, untuk bertengkar karena
masalah persediaan air atau saling menyalahkan. Mereka hanya berjalan, sampai
akhirnya mereka tiba di tempat tujuan. Kesabaran mereka, memungkinkan mereka
mencapai tujuan, meskipun vitalitas rendah.
"Dan gurun akan berubah sekarang, setelah quest
berhasil."
Yoo Byung-jun melirik monitor lain. Monitor itu menunjukkan
Benua Versailles di masa sekarang.
Tetesan hujan tak banyak terlihat, saat meresap ke dalam
tanah. Tapi Desert of Tranquillity di selatan sangatlah luas, dan awan hitam
yang mengandung air hujan dengan cepat menyebar ke seluruh area. Dan hujan
deras terjadi!
Hujan membasahi gurun dan menyebabkan pohon, rumput, dan
oasis untuk tumbuh.
Sungai baru terbentuk, dan mengalir ke tanah di sekitarnya,
membuat tanah menjadi subur. Hujan yang diakibatkan oleh Weed, membawa
perubahan yang luar biasa terhadap Benua Versailles di waktu saat ini.
Sungai yang mengalir mengikis tanah gurun yang lemah. Dan
ngarai/sungai di kelilingi jurang mulai terbentuk!
Erosi menciptakan ngarai berwarna-warni, di mana sungai
besar dengan lebar belasan meter, mengalir melalui ngarai itu.
Waktu yang lama diperlukan untuk adegan ini terjadi. Weed
membuat patung indah yang diwujudkan dari waktu ke waktu.
Ada sedikit player yang aktif di padang gurun. Lingkungan
terlalu panas dan menyakitkan, dengan sedikit monster. Sehingg,a hanya beberapa
orang datang ke padang gurun untuk menyelesaikan quest.
Tapi sekarang, setelah Weed menciptakan sungai yang mengalir
dan ada jurang misterius, banyak player mulai berdatangan.
Sama seperti di utara, Weed mengubah gurun di selatan. Yoo
Byung-jun menatap monitor, di mana Weed dan Seoyoon sedang beristirahat di
tengah hujan.
Sinar matahari terik bersinar melalui awan gelap. Sebuah
pelangi gurun mengelilingi dua orang yang sedang berbaring.