Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

SL_114

gambar


SL 114

“Ah… T-tolong… aku …”
Eun Jimin melangkah mundur, memaksa agar suaranya keluar.
“Tidak, dia akan membunuhku..”
Tapi, dia tak bisa berjalan. Seolah-olah seakan ada gumpalan besi yang menggantung di pergelangan kakinya.
Dia mulai menangis.
***

Pembunuh itu melihat sekeliling.
Dia akan menyelesaikannya di sini, karena targetnya sepertinya tak bisa bergerak. Untungnya, tak ada seorang pun di sana.
Tak mungkin ada kamera keamanan, di gang yang gelap ini.
“Itu sebabnya, kenapa aku suka lingkungan yang seperti ini.”
Pria itu tersenyum licik dan mendorong pisau ke perut Eun Jimin.
Tapi pada saat itu, sebuah tangan keluar dari kegelapan dan menangkap bilah pisaunya.
“Apa?”
Pembunuh berantai itu mendongak, dan melihat seorang pria berdiri di hadapannya. Dia adalah pria yang terlihat kuat yang memakai hoodie. Hingga hanya rahangnya saja yang bisa dilihat.
‘Sarung tangan… tidak, kamu tak mengenakan apapun?’
Tapi tak ada setetes darahpun mengalir, dari pisau atau tangan itu.
 “Siapa kau?”
Pembunuh berantai mencoba melenturkan tangannya beberapa kali, tapi ketika pisaunya tak bisa digerakkan, dia melepaskannya pisaunya. Dan dia dengan cepat mundur.
“Sialan kecil yang aneh…”
Pembunuh berantai itu menoleh ke belakang beberapa kali. Dan pria aneh itu melihat sekeliling dan terus mengikutinya.
‘Siapa dia?’
Pembunuh berantai memancing lawannya dengan mengangkat bahu, mencoba menyeret pria aneh itu keluar.
“Jika tangan itu dilindungi oleh sesuatu, aku hanya perlu menyerang tempat lain saja.”
Ketika dia mendapatkan ide baru, pembunuh berantai melambat sedikit dan perlahan-lahan mempersempit jarak, antara pria aneh dan dengannya.
Jarak di antara mereka dikurangi menjadi satu langkah.
“Makan ini, brengsek.”
Pembunuh berantai tiba-tiba berbalik, dan mengeluarkan pisau lain yang ia miliki di lengan bajunya. Dan dia menusukkannya ke dada pria aneh itu.
“Kau ingin menyerangku, rasakan ini dulu?!”
‘Clang!’
Tangan pembunuh yang menusuk dada pria aneh itu, bergetar.
‘ Sangat keras?’
‘Pelindung? Apa itu?’
Si pembunuh berantai bertanya-tanya.
“Siapa kau? Apa yang kamu pakai di balik bajumu?”
Jika pembunuh itu bisa merasakan Mana, dia tak akan membuat pertanyaan bodoh seperti itu.
Dia telah menyerang dua kali. Tapi tetap saja, kata Hunter tak melintas di benak pembunuh itu. Dan kemudian suara yang dingin datang dari pria yang memakai hoodie.
 “Aku juga punya pertanyaan untukmu.”
 Itu suara Jin Woo.
Jin Woo mengambil pisau pembunuh berantai dan melemparkannya ke tanah.
“Mengapa kau melakukan ini?”
“Kenapa? Kau ingin aku menjelaskannya?”
“Yah, aku hanya penasaran dengan alasannya.”
Pembunuh berantai itu mendengus. Pembunuh itu mengira, jika Jin Woo sedang mencoba untuk bermain-main sebagai seorang pahlawan, saat melihatnya tiba-tiba muncul dan menyelamatkan wanita itu.
‘Ini hanya untuk pertunjukan, bukan?’
‘Bukankah kau sama denganku?’
Pembunuh berantai itu senang hati setuju, karena berpikir jika itu bisa berakhir dengan baik.
“Kenapa? Nah, jika aku benar-benar harus mengatakannya… Mungkin karena ini menyenangkan?”
“Menyenangkan?”
“Aku hanya ingin menggertak seseorang yang lebih lemah dariku.”
“Ha ha ha…”
Pembunuh berantai tak bisa meneruskan tawanya.
“Ahhhh!!”
Dia menjatuhkan diri ke lantai dan mencengkeram pergelangan kaki kirinya yang patah. Ketika dia mendongak, dia melihat pisau di tangan Jin Woo.
“Kapan kau mengambilnya ?”
Kemudian sosok Jin Woo menghilang lagi.
“Ahhhh !!”
Kali ini, pergelangan kaki kanannya.
Pembunuh berantai berguling-guling di lantai.
Jin Woo mencari-cari di saku Pembunuh berantai yang tak dapat bergerak, karena kedua ligamen pergelangan kakinya telah terputus. Dan dia mengeluarkan ponsel dan dompetnya.
 “Kau, apa yang kau, bangsat!”
Mengabaikan pembunuh berantai, Jin Woo dengan tenang berjalan berkeliling, memanggil ambulans (119) dan memeriksa kartu identitasnya dari dompetnya.
Kemudian Jin Woo melanjutkan, mengembalikan ponsel dan dompet kepada si pembunuh yang ketakutan di lantai.
“Menjelang tengah malam besok, serahkan dirimu ke polisi.”
“Apa?”
“Jika kamu ingin hidup.”
‘Aku sudah mengatakan semua yang perlu aku katakan.’
Jin Woo menanamkan Shadow Army ke dalam bayangan pembunuh berantai, sebelum dia berdiri. Dan dia memberi perintah kepada Shadow Army.
“Aku tak tahu, seberapa sabar Shadow High Orc itu, tapi …”
 Meskipun tak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan, tapi perintah berikutnya Jin Woo bisa dipastikan merupakan prioritas milik High Orc.
“Aku ingin dia hidup.”
Dia harus hidup agar bisa menyesali kesalahannya untuk waktu yang lama.
“Apa … Apa yang kamu katakan?”
Jin Woo perlahan pergi dari tempat kosong di mana pembunuh berantai itu gemetar kesakitan dan ketakutan.
Dia mendengar sirene ambulans dari jauh.
Jin Woo yang telah pindah ke tempat yang jauh, melihat jika tak ada orang di sekitar dan melepas tudungnya.
 “Fiuh…”
Prajurit yang menemukan pembunuh berantai itu mengirim sinyal, sehingga dia bisa tiba tepat waktu.
Shadow Exchange.
Ini adalah Skill yang berguna.
‘Bahkan jika itu bukan skill terbaik dari Runestone...
Jin Woo yang menyadari kekuatan ‘Shadow Exchange’ baru-baru ini, tersenyum senang.
Jika level skill naik dan cooldown berkurang, seberapa tinggi kegunaannya nanti?
Bahkan sekarang, sudah tak bisa ditebak bagaimana efektifnya skill itu nanti.
Saat Jin Woo mau pulang ke rumah.
“Umm?”
Ketika dia tiba-tiba melihat ke atas, bulan sudah mencapai bagian atas kepalanya.
‘Hmm … Apa ini sudah berganti hari?’
Raid aliansi Korea-Jepang
Hanya sebentar lagi. Bahkan jika dia tak bergabung dengan aliansi, dia memiliki beberapa perasaan terterntu dengan anggota Raid kali ini.
Jin Woo mengingat kembali wajah para anggota yang ia kenal dan berdoa dalam hatinya, agar mereka bisa kembali dengan selamat.
***

 Suasana ambisius memenuhi daerah sekitar. Goto berada di ruang latihan Asosiasi Hunter Jepang. Dua Hunter berada di depan Goto dan satu di belakangnya.
Dia dikelilingi oleh Hunter S-Rank
Kemudian Goto membuka matanya.
“Haaaaaa!”
Para Hunter yang melihat sebuah peluang, berlari mendekatinya bersamaan.
Tapi...
Thud!
Tiga Hunter itu jatuh ke tanah.
“Kerja bagus!”
“Seperti yang diharapkan dari Goto!”
“Aku tak bisa menjadi lawanmu.”
Tiga Hunter yang berbaring di lantai kayu ruang pelatihan, melompat untuk berdiri. Itu adalah hasil latihan, saat Goto menahan diri.
Goto membungkuk pada mereka sebagai tanda penghormatan atas kerja keras 3 Hunter itu.
“Juga tak ada masalah dengan kondisiku.”
Ini cara terbaik untuk mengevaluasi kekuatannya. Memikirkan menelan Korea saja sudah cukup untuk membangkitkan suasana hatinya.
Tapi kenapa…
‘Sung Jin Woo.’
‘Siapa dia sebenarnya?’
‘…..’
‘Semakin aku ingat, semakin aku penasaran padanya.’
Segera, Goto menggelengkan kepalanya.
“Yah, itu tak masalah.”
Bagaimanapun Juga, Sung Jin Woo tak akan berpartisipasi dalam Raid, dan rencana presiden asosiasi akan berjalan terus.
Jika Korea kehilangan Hunter S-Rank-nya karena insiden ini, Jepang tak akan punya pilihan selain mengambil inisiatif.
Pada saat itu, orang-orang kami akan menuntut hadiah yang wajar dari Korea.
Ketika itu terjadi.
“Apa yang bisa dilakukan Sung Jin Woo sendirian?”
Apakah Sung Jin Woo benar-benar Hunter yang kuat atau itu hanya khayalannya sendiri. Tapi yang pasti adalah, merupakan hal yang baik bagi Jepang jika dia tak akan berpartisipasi dalam Raid besok.
‘Tak ada yang perlu dikhawatirkan, kan?’
Besok adalah hari pertempuran.
Goto tersenyum diam-diam, saat diselimuti oleh cahaya bulan.
***

 “Semoga beruntung!”
Direktur stasiun membungkuk kepada seorang kameramen. Di hari biasa, itu adalah hal yang mustahil. Tapi pria di depan sutradara itu, bukan kameramen biasa.
Dia adalah Hunter A-Rank profesional.
“Raid kali ini akan menentukan kelangsungan hidup stasiun kita.”
Untuk mendapatkan lisensi penyiaran, setengah dari anggaran penyiaran digunakan. Itu karena, para pesaingnya terlalu ganas. Tapi ada alasan, kenapa mereka membuat keputusan yang berani ini.
Itu karena Gate S-Rank.
Jarang sekali Gate seperti itu muncul, dan kali bahkan ada event yang lebih besar dari itu.
Raid aliansi Korea-Jepang.
Walau ada banyak Gates yang muncul, mustahil untuk membawa peralatan ke dalamnya dan mengambil video dari sana.
Dengan kata lain, ini adalah kesempatan pertama dan terakhir bagi publik, untuk melihat Raid Gate S-Rank.
Tentu saja, jika tak ada kecelakaan, di mana Gate S-Rank muncul lagi. Selain itu, siaran ini ditayangkan langsung daripada rekaman. Meskipun ada penundaan 10 menit di dalamnya.
Berapa ratingnya? 70 persen? 80 persen?
Jika itu termasuk menghitung keuntungan dari menjual rekamannya ke negara lain, stasiun mereka bersedia menginvestasikan setengah dari anggarannya.
‘Itu, jika Raid tak gagal!’
Tak ada yang ingin melihat para Hunter S-Rank dimakan oleh semut di layar mereka. Tidak, dia bahkan tak bisa menyiarkannya, jika itu terjadi. Direktur menaruh semua harapannya pada keberhasilan Raid keempat ini.
Dan dia membungkuk beberapa kali kepada kameramen, yang akan merekam video seperti itu.
‘Aku bahkan bisa saja membungkuk di lantai, jika aku mau.’
“Jangan terlalu khawatir, Tuan”
Kameramen meyakinkan direktur yang cemas itu. Sebelum menjadi Hunter, dia mencari makan dengan kamera. Dan setelah menerima pekerjaan itu, dia sudah belajar keras.
Dia tak memiliki niat sedikit pun, untuk merusak siaran yang akan ditonton seluruh bangsa. Karena dia sendiri sadar, betapa besarnya tanggung jawabnya saat ini.
“Kamu akan merekamnya, seperti meraupnya dari udara.”
Walau dia sudah mendapatkan banyak uang sebagai Hunter A-Rank, hadiah itu masihlah menarik baginya. Jika dia melakukannya dengan benar, dia akan bisa memenangkan banyak uang dan ketenaran. Seperti para Hunter S-Rank yang berpartisipasi dalam operasi ini.
Dan mungkin juga, jika dia akan menjadi Hunter A-Rank yang paling terkenal di Korea.
Ada senyum di wajah kameramen, karena imajinasi yang menyenangkan itu.
“Dan kepala asosiasi Go Gunhee, berhasil menyelesaikan fotonya? Aku tak berpikir jika pria pintar itu melakukan ini demi uang.”
Direktur mengangguk dan berkata
 “Semua uang kami, didistribusikan kepada para Hunter yang berpartisipasi dalam operasi ini.”
“Terus kenapa …”
“Mengapa mereka mengizinkan kami untuk merekamnya?”
Direktur berbicara dengan hati-hati tentang pertanyaannya itu.
 “Aku pikir… itu untuk menghibur orang-orang nanti,”
Sebelumnya, Asosiasi Hunter Korea telah menderita tiga kali, karena monster Semut itu.
Asosiasi menderita banyak kerugian, karena kegagalan berturut-turut yang telah membuat mereka kehilangan kepercayaan dari banyak orang. Dan banyak orang jatuh ke dalam perasaan tak berdaya, saat mereka dalam menghadapi semut.
Dan kemudian muncullah kesempatan untuk membalikkan situasi itu. Ah, itu karena kamu dapat melihat reaksi banyak orang, hanya dengan melihat Internet hari ini.
‘Mungkin, Presiden asosiasi ingin melangkah lebih jauh dari keterpurukan itu. ‘
‘Jadi mari kita ambil kamera dan biarkan orang tahu momen kemenangan itu.’
‘Tekad presiden adalah tak ada lagi kekalahan.’
Kameramen mengangguk ke penjelasan direktur. Dia melihat jam di pergelangan tangannya dan berdiri dengan wajah muram.
 “Sudah waktunya untuk itu.”
“Sampai jumpa!”
Sekali lagi, sutradara membungkuk dengan lembut ke kameramen.
“Semoga beruntung, Hunter!”
***

Tata-ta-Tata-Tata-
Helikopter yang membawa Hunter terbang.
“…..”
“…..”
Ma Dongwook yang selalu tersenyum, Choi Jongin yang menunjukkan kepercayaan
dirinya dalam segala hal, dan Baek Yoonho yang memiliki kepribadian positif. Mereka tampak serius saat ini.
Kameramen melakukan pemeriksaan terakhir peralatan perekaman. Karena alat itu hanya perlu dikenakan di kepala dan diikat. Itu adalah benda yang tak mengganggu pergerakannya.
‘Jika itu adalah kamera yang membuatku tak nyaman, aku pasti tak akan berada di sini.‘
Sekarang, helikopter itu menuju bagian selatan Korea. Atau mungkin lebih tepatnya, adalah tempat paling berbahaya di dunia.
Kameramen yang mengingat tujuannya, menelan ludah. Tak peduli seberapa keras dia mencoba untuk tetap tenang, dia masih tak bisa tenang.
Hal yang sama berlaku untuk para Hunter S-Rank.
Untuk meredakan ketegangan, Baek Yoonho berbicara dengan teman dekat yang sudah ia anggap sebagai saudara.
 “Hei kawan, aku tak mengharapkanmu ada di sini.”
Min Byunggu tersenyum.
“Tanpa bantuanku, saudaraku akan menjadi orang pertama yang mati. Aku akan membantumu begitu aku melihatmu dalam kesulitan.”
“Ayolah, mengapa kamu harus mengatakan itu? Mengapa kamu mengatakan, kamu akan melindungiku, saat kebenarannya terbalik?”
Para Hunter tertawa, pada percakapan dua pria itu.
Min Byunggu adalah satu-satunya Healer S-Rank di Korea. Semua anggota menyambutnya, ketika mereka mendengar dia ikut dalam Raid ini, meskipun dia sudah pensiun.
Apakah ada Healer akan membuat perbedaan besar?
Ya, itu karena kamu bisa bertarung tanpa khawatir akan cedera.
Saat percakapan antara Baek Yoonho dan Min Byunggu berakhir. Cha Haein yang berada di sebelah Baek Yoonho, bertanya dengan suara pelan.
“Tuan Baek, apa kamu bertemu Sung Jin Woo? “
“Sung Jin Woo?”
“Ya.”
Baek Yoonho menggelengkan kepalanya.
“Tidak,Memangnya kenapa?”
“Ah… Tidak. Aku hanya penasaran.”
Then.
Ma Dongwook tertawa terbahak-bahak.
 “Hoho, ini dia.”
Para Hunter melihat ke arah yang ditunjuk Tanker itu. Dari balik kaca jendela helikopter, mereka bisa melihat sebuah pulau yang saat ini sudah berubah menjadi sedikit kehitaman, karena telah berubah menjadi sarang semut raksasa.



< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "SL_114"