Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

SL_115

gambar


SL 115

Tiba-tiba, para semut evolusi itu terbang, setelah melihat kedatangan helikopter.
Boo Woong..
Boo Woong…
Semut yang terbang hanya ada tujuh.
“Aku akan membereskannya.”
Choi Jongin, satu-satunya Hunter yang memiliki serangan jarak jauh di tim, keluar menyerang.
Skill ‘Flame Spear’.
Ketika rapalan berakhir, tujuh batang api muncul seperti tombak dan menyerang semut.
Syaaaah!
Walau sulit untuk membunuh semua semut yang terbang, dalam satu kali serangan. Itu masih cukup untuk membakar sayap mereka.
Thud..
Thud..
Semut terbang yang sayapnya terbakar berjatuhan. Choi Jongin memandangi kejadian itu dan mengepalkan tinjunya. Tapi, itu bukan waktunya untuk menikmati rasa kemenangan.
Choi Jongin berbalik dan bertanya pada Ma Dongwook.
“Bagaimana dengan Jepang?”
Semut lain memperhatikan tim yang mendekat dan mulai bergerak. Itu berarti, tak ada lagi waktu untuk bersantai.
Beep.. beep..
Ma Dongwook mendapatkan kabar dari alat komunikasinya. Di operasi kali ini, dia menjadi pemimpin tim Korea.
“Kita masuk sekarang.”
Boooooooomb…
Tepat setelah konfirmasi itu selesai, ada ledakan mengerikan muncul.
Kuaang!
Bang!
Seolah-olah itu isyarat, ledakan keras lainnya mulai terdengar dari seluruh pulau, dan asap hitam tebal mulai terlihat di udara.
Itu adalah tanda awal, dari operasi pembersihan Pulau Jeju yang keempat.
Lim Taekyu, Guildmaster Reaper, mengerutkan kening. Saat dia melihat ke bawah dari helikopter. Ribuan semut muncul dari sarang mereka, dan tersebar dalam tiga kelompok. Mereka bergerak ke arah timur, barat, dan utara pulau itu.
“Itu menjijikkan, sangat menjijikkan.”
“Sepertinya mereka sudah keluar semua?”
“Ya.”
Garis panjang semut meninggalkan sarangnya dengan sangat cepat, dan yang tersisa adalah lubang besar menganga di tanah.
Itu adalah pintu masuk ke sarang semut.
Ukuran pintu masuk gua semut itu sangat lebar. Ukurannya kurang lebih sama dengan lebar jalan tol. Dan bagian terdalamnya, ada Ratu semut.
Yang merupakan tujuan utama dari operasi kali ini.
“Guys.”
Tepat sebelum memasuki sarang semut, Ma Dongwook memberi isyarat kepada semua anggota timnya. Dia juga melambaikan tangan ke kameramen yang ragu-ragu. Setiap orang yang berpartisipasi dalam operasi menatapnya.
“Dalam ratusan simulasi, Hunter Jepang mampu bertahan selama sekitar satu jam. Jadi, kita harus membunuh Ratu kurang dari itu.”
Dia tak mengatakan sesuatu seperti,’Jika kita gagal’.
Operasi kali ini berbeda dengan operasi pertama, kedua, dan ketiga. Semua itu karena dalam operasi kali ini, mereka tak memiliki cara melarikan diri. Karena dalam 1 jam ke depan, mereka akan berada di sarang utama monster semut itu.
Ma Dongwook melihat wajah tim satu per satu, dan mereka semua mengangguk dengan tegas.
“Mereka adalah anggota tim terbaik.”
Kecuali jika operasi ini berakhir menjadi tragedi, akan ada kesempatan untuk pembentukkan tim ini lagi.
Ma Dongwook merasa terhormat menjadi pemimpin tim ini.
Setelah melihat kebulatan tekad semua anggota timnya, Ma Dong-Wook berkata.
“Ayo pergi.”
Enam anggota tim penyerang di helikopter dan satu kameramen.
Secara total, tujuh Hunter melompat turun dari helikopter.
***

 “Sudah berapa lama sejak tim Korea masuk?”
Goto bertanya.
“Tunggu sebentar.”
Awalnya, itu adalah tanggung jawab Goto untuk menghubungi pusat kendali. Tapi saat ini, ada Hunter lain melakukannya, dan dia menjawab pertanyaan Goto.
“Sudah kurang dari 10 menit.”
“Sepuluh menit.”
‘Aku akan bersiap-siap untuk keluar dari sini.’
Goto melihat sekeliling, sebentar sebelum bersiap-siap meninggalkan Pulau Jeju.
Mayat semut yang dibantai, tertumpuk di banyak tempat. Dalam serangan ini, tujuan permukaan tim Jepang adalah menimbulkan gangguan.
Alih-alih menyingkirkan semut, mereka lebih fokus pada memberi waktu dan melawan semut yang mundur. Tapi, mereka tetap mencapai tingkat kesuksesan ini.
“Ini mungkin lawan besar bagi Korea. Tapi itu tidak, untuk negara kami.”
Dengan keyakinan yang kuat, satu sisi mulut Goto naik. Goto menendang jauh tubuh semut itu, dan memerintahkan untuk bersiap mundur pada timnya.
Sudah saatnya untuk bergerak, demi tujuan nyata tim Jepang.
Tapi…
“Hei, Goto.”
“Umm?”
Ekspresi Hunter yang bertanggung jawab atas komunikasi menjadi sangat serius.
 “Aku tak bisa menghubungi tim ketiga.”
“Apa perangkatnya rusak ?”
Ini tak biasa untuk mesin yang selalu bekerja, bahkan setelah beberapa pemeriksaan. Bagaimana itu rusak pada saat pekerjaan penting?
Titik pendaratan tim ketiga adalah area selatan.
Itu tak jauh dari tim pertama yang mendarat di barat.
 ‘..…’

“Seberapa jauh dari lokasi kita saat ini ke lokasi, di mana kita kehilangan kontak dengan tim ketiga?”
“Kita bisa sampai di sana dalam 10 menit, dengan kecepatan kita saat ini.”
Ini tak sejauh yang Goto harapkan.
Jika ini dibiarkan apa adanya, tim ketiga tak akan dapat mendengar perintah mundur. Dan mereka akan tetap sendirian di pulau, mereka hanya akan terbantai.
‘…..’
‘Kita tidak boleh kehilangan lima Hunter S-Rank.’
Terutama, mengingat tim ketiga yang terdiri dari Hunter terbaik. Sehingga, mereka diberi perintah mendarat di dekat sarang semut.
Kehilangan mereka adalah kerugian yang menyakitkan bagi Jepang.
“Yah, tak apa-apa. Tapi …”
Pasti ada beberapa masalah.
Setelah berpikir sejenak, Goto sampai pada suatu kesimpulan.
“Kita akan pergi ke sana.”
***

Ketika hujan berhenti, suara mekanis yang familiar muncul.
*Ding!*
 [Jarak berlari saat ini: 10 Km]
[Anda selesai berlari 10 Km]
Tak seperti, ketika dia pertama kali mendapatkan Quest harian, pernapasan Jin Woo saat ini tak terganggu sama sekali. Jin Woo mengulangi Quest harian setiap hari. Dan sekarang, rasanya itu sudah berubah menjadi bagian dari rutinitas kehidupan sehari-harinya.
Segera, jendela pesan yang disertai dengan hadiah harian muncul.
‘Statistik.’
Dari 3 poin hadiah harian, Jin Woo menempatkan 2 poin pada Agility, dan yang sisanya pada Strength.
Statistik:
Strength
219
Vitality
200
Agility
230
Intelligence
250
Sense
200


Poin yang tersedia: 0

Efek:
Physical Damage Reduction: 46%

Melihat statistik yang berakhir dengan angka 0, membuat Jin Woo senyum puas.
‘Andai saja, aku punya 1 poin lagi…’
Sayangnya, Jin Woo tak bisa mendapat poin lagi hari ini. Tapi tetap saja, senyum masih terpancar dari wajahnya, karena melihat statistik yang seimbang.
‘Yosh.’
Setelah Intelligence ditingkatkan menjadi 250 poin, dia menyeimbangkan statistik keseluruhannya, untuk menghindari masalah di masa depan.
“Kelima statistik ini tak ada yang tidak berguna.”
Itu adalah kesimpulan yang Jin Woo peroleh, setelah periode panjang proses peningkatan levelnya.
‘Lalu…’
Jika tak ada yang terjadi di masa depan, dia akan menyesuaikan keseimbangan stats ini. Jin Woo menutup jendela stats dengan wajah puas.
Lalu dia melihat sekeliling.
Meskipun itu adalah lingkungan yang sepi, jumlah orang yang berjalan di sekitarnya benar-benar sedikit hari ini.
Alasannya sepenuhnya bisa dimengerti. Jin Woo mengeluarkan ponselnya, dan memeriksa waktu.
‘Kalian semua tahu.’
Ini sudah waktunya bagi aliansi Korea-Jepang untuk melakukan Raid. Seluruh negara akan terpaku pada layar televisi saat ini.
Jin  Woo mengubah arahnya.
Quest sudah berakhir, tapi langkahnya ke rumah lebih cepat dari biasanya.
***

 Operasi itu lancar.
Tim Ma Dongwook memasuki bagian dalam gua semut tanpa masalah, semua seperti yang direncanakan Jepang.
Bagian dalam sarang semut mirip dengan Dungeon tipe gua. Tapi bedanya adalahm para Hunter masuk ke dalam Dungeon tipe gua ini tanpa batu bercahaya.
‘…..’
Gelap.
Meskipun dia memiliki pengalaman yang cukup banyak di dalam Dungeon, cameramen itu tetap saja menelan ludah keringnya karena tegang. Dia berada di bagian paling belakang tim.
Di depan, Choi Jongin menyalakan api, dan seluruh Hunter mengikutinya dengan cermat.
Walau kamera yang dibawa kameramen juga bisa mengeluarkan cahaya. Itu tak membantu, seperti sihir milik Hunter S-Rank dalam kegelapan yang nyaris tak bisa mengungkapkan area sekitarnya.
 “Terlalu sepi …”
Ma Dongwook mengangguk setuju dengan kata-kata Choi Jongin.
 “Umm.”
Ma Dongwook yang berdiri di garis depan sebagai pemimpin dan tank, memiliki tugas untuk melindungi Choi Jongin.
‘Apa itu?’
Dengan mata yang tajam, Ma Dongwook waspada terhadap segala arah. Dia tak bisa bertinda semena-mena seperti biasanya.
Baek Yoonho juga berbeda dari biasanya.
Sejak awal, dia membuka ‘mata’-nya ketika memasuki gua semut. Dan dia berusaha untuk tak melewatkan aliran kecil mana sedikitpun.
Min Byunggu dan kameramen juga terlihat sangat gugup.
Hanya Cha Haein yang berjalan diam-diam, dengan tangannya pada gagang pedang dan ekspresi seperti biasa.
Saat itu..
 “Di sana …”
Seolah-olah dia telah menemukan sesuatu, Choi Jongin bersuara.
 “Hah.”
“Emm…”
Para Hunter menggaguk dalam diam.
Dihadapan mereka, ada deretan telur semut tak berujung di dinding dan langit-langit. Ada larva yang berputar-putar, di kulit abu-abu yang tembus cahaya.
Saat ini hanya ada satu emosi yang bisa mereka rasakan.
‘Itu menjijikkan.’
 “Apa kamu ingin aku membakar benda ini?”
Choi Jongin bertanya, dan mengerutkan keningnya.
Ma Dongwook tertawa untuk pertama kalinya, sejak memasuki gua semut.
“Ya, tapi kita tak punya waktu sekarang.”
Bahkan jika mereka semua menetas, masa hidup mereka hanya satu tahun. Jadi, tak ada gunanya melakukan itu.
Jika mereka bisa menyingkirkan ibu mereka, mereka tak perlu khawatir.
“Ada yang datang.”
Baek Yoonho memperingatkan, dan menunjuk ke arah kegelapan. Dan sebelum dia bisa berbicara, Cha Haein sudah menarik pedangnya.
Ma Dongwook mengangkat perisai sebesar tubuhnya, dan bersiap.
Sasassac.
Sepuluh semut muncul dari kegelapan. Seolah-olah mereka lahir di Pulau ini, semuanya berjalan dengan sangat berani.
“Apakah mereka semut penjaga ratu?”
Choi Jongin menggelengkan kepalanya.
“Tidak, aku pikir mereka yang menjaga tempat ini.”
“Ini tak akan sulit.”
‘ Jika kamu bukan pengawal bos dan hanya monster biasa, kamu tak akan bisa menahan kekuatan serangan yang dibuat oleh kami, Hunter S-Rank!’
Ma Dongwook yang sangat menyadari kurangnya waktu yang tersisa, menyerang mereka lebih dulu.
“Ayo!”
Para Hunter mengikuti. Kemudian, percikan api melintas beberapa kali dari ujung jari Choi Jongin. Dan panah yang ditembakkan oleh Lim Taegyu memecah udara.
Sesuai dugaan Ma Dongwook, pertarungan dengan cepat berakhir.
-Kieh!
Semut terakhir jatuh. Cha Haein menyapu cairan tubuh semut dari pedangnya.
Tiba-tiba Ma Dongwook berkata.
“Jika telur mereka ada di sini …”
Choi Jongin melanjutkan kata-kata Ma Dongwook dengan tenang.
“Itu berarti, ruangan Ratu ada di dekat sini.”
Sementara masing-masing dari mereka memeriksa peralatan mereka. Si kameramen yang melihat sekeliling, tiba-tiba menjerit.
 “Huck!”
Para Hunter menatap kameramen.
“Aku minta maaf, aku minta maaf.”
Dia membungkuk meminta maaf, melupakan fakta jika semua orang menonton siaran dengan kamera di kepalanya.
Baek Yoonho mendekat, dan bertanya karena penasaran.
“Ada apa?”
“Oh,tak ada …”
Kameramen tertawa dan menunjuk ke satu sudut.
“Hanya ada tumpukan besar telur yang sudah menetas, dan salah satunya sangat besar.”
‘….!’
Mata Baek Yoonho melebar.
‘Itu benar.’
Sementara telur semut-semut lain hanya seukuran roda sepeda, telur yang kameraman tunjuk, memiliki ukuran sebesar manusia …
‘Tidak.’
Karena bentuk oval memanjang itu mungkin salah satu dari telur Ant-Hybrid/mutasi semut-manusia.
“Apakah ini telur semut?”
“Apa yang akan dilahirkan dari itu?”
Min Byunggu yang baru saja mendekati telur monster itu, tampak terkejut.
Baek Yoonho yang wajahnya mengeras untuk beberapa saat, tiba-tiba menenangkan diri dan menepuk punggung Min Byunggu dengan senyum lebar.
“Kita hanya perlu mengalahkan ratu. Kamu tak perlu khawatir tentang hal lain.”
“Ya.”
Min Byunggu berbalik dan pergi ke tempat para Hunter. Tapi Baek Yoonho sekali lagi kembali menatap telur itu.
***

‘Tak masuk akal…’
Goto tak bisa mempercayainya.
“Huck!”
“A…!”
Para Hunter lainnya terdiam atau menelan ludah.
Goto melihat sekeliling dan mengerutkan kening. Hunter dari tim ketiga ditemukan di tempat, di mana mereka kehilangan kontak.
Dan semuanya tanpa kepala.
Ini sangat mengejutkan, bagi para Hunter lain untuk melihat lima Hunter teman mereka terbaring mati di lantai dengan kondisi mengenaskan.
‘..…’
Goto yang terdiam, mendekati dan melihat mayat para Hunter itu.
“Mereka tak terpotong oleh sesuatu yang tajam.”
Tenggorokan para Hunter itu lebih seperti dicabik-cabik.
“Berapa banyak kekuatan yang diperlukan, untuk mencabik tenggorokan seperti ini?”
Sementara Goto kaget, satu Hunter mendekat dan muntah.
“Semut-semut ini …”
Goto menggelengkan kepalanya.
“Bukan mereka.”
“Apa?”
“Ini semut mutasi,”
“Itu berarti?”
Glups.
Goto menelan ludah.
Tak peduli seberapa dia teliti melihat sekeliling, tak ada tanda pertempuran di sekitar mayat. Jika semut menyerang dengan jumlah dan tim ketiga dimusnahkan, maka mayat semut dan tanda-tanda lainnya seharusnya tetap ada.
Tapi, sama sekali tak ada yang seperti itu.
‘Selain itu, luka para Hunter ini.’
‘Menilai dari posisi serangannya, dia sepertinya diserang oleh seseorang.’
“Apa yang bisa membuat Hunter Jepang paling elit menjadi seperti itu…”
Satu-satunya orang yang bisa melakukan hal seperti itu, pada saat tertentu, adalah bos dari Dungeon S-Rank.
Goto mengambil transceiver(telepon satelit) yang digunakan oleh Hunter di sebelahnya, dan memberi kekuatan pada suaranya.
 “Ini Goto.”
-Bicaralah.
“Di mana ratu? Apakah dia keluar dari sarang?”
“Aku akan periksa.”
Pria itu memeriksa dengan kamera pendeteksi kekuatan sihir, yang terpasang pada satelit. Itu adalah teknologi yang hanya dimiliki oleh Amerika Serikat, Jepang, dan Cina di seluruh dunia ini.
Tapi pada kenyataannya, salah satu dari mereka, Cina telah meretas teknologi Amerika itu dan menyalinnya. Sehingga, teknologi asli dimiliki oleh Amerika dan Jepang.
Lokasi Ratu yang dipantau Jepang secara real time dengan teknologi kelas dunia, berasal dari receiver.
-Tidak. Sang ratu berada diruangannya sepanjang waktu. Ah, Hunter Korea sudah masuk ke sana sekarang.
“Apa?”
Goto tiba-tiba berdiri. Dia merasa hatinya tenggelam ke perutnya.
“Itu bukan Ratu?”
Napas Goto bertambah cepat. Ada yang salah di sini.
Goto berkata dengan tergesa-gesa.
“Segera berikan perintah mundur… Katakan pada semua Hunter Jepang untuk segera meninggalkan pulau.”
-Dipahami.



< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "SL_115"