Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

SL_128

gambar


SL 128

Kunci hitam.
Kunci hitam dari ‘Cursed Mystery Box’. Itu bersinar, seolah ingin memberitahu Jin Woo, tentang keberadaannya.
Jin Woo yang terpana oleh pemandangan yang ajaib itu, dengan hati-hati menjatuhkan senjata yang ia pegang, dan meraih kunci dari dalam Inventory.
 ‘…..’
Dan saat dia membuka tangannya.
[ Kunci ke Zona Baru Carthenon
Rarity: ???
Type: Kunci
Persyaratan Anda telah dipenuhi.
Ini adalah kunci untuk memasuki kuil Carthenon. Dapat digunakan di Gate yang sudah ditentukan. Lokasi Gate yang ditentukan, akan dipublikasikan setelah periode waktu tertentu.
Waktu sebelum dipublikasikan: 417 jam 06 menit 52 detik]
Informasi tentang rincian barang yang belum pernah dilihatnya, muncul seketika itu juga.
“Kuil Carthenon?”
‘Mengapa?’
Walau dia belum pernah mendengarnya, tapi kenapa dia seakan merasa akrab dengan nama itu?
 ‘Tidak, aku pernah mendengarnya.‘
Setelah dia memikirkannya, Jin Woo membuka matanya lebar-lebar.
 “Double Dungeon!”
Dan kuil tua yang berada di ujungnya. Patung batu, patung Raja, lempengan batu yang dipegang patung batu. Ingatan Jin Woo tentang Kuil itu muncul dan membanjiri pikirannya.
‘Itu…’
Dan bahkan suara Song Chiyeol yang membacakan kalimat pertama, yang tertulis di atas lempengan batu yang dipegang patung bersayap, kembali terngiang di telinga Jin Woo.
 “Perintah kuil Carthenon.”
Lempengan batu itu dengan jelas memberitahu nama tempat, di mana dia berada. Lokasi yang dijaga oleh patung-patung batu yang mengerikan, yang dipanggil sebagai ‘kuil Carthenon’.
Lalu ini.
“Kunci untuk kembali ke tempat itu?”
Ketika ingatannya menjadi semakin jelas dan lebih jelas, Jin Woo merinding di bagian belakang dan lengannya.
‘Yang benar saja…’
‘Tidak, tak mungkin.’
‘Apa Sistem ingin aku kembali ke tempat itu?’
‘Ke tempat di mana semua ini dimulai.’
‘Item yang bercahaya, keterangan yang sangat rinci. Itu pasti disengaja oleh Sistem. Tapi,mengapa harus sekarang?’
Jin Woo ingat jika dia telah memenangkan ‘Cursed Mystery Box’ sebagai hadiah pertamanya, yang mana isinya tak diketahui.
Jadi saat itu, dia lebih dulu mengkonfirmasi hadiah kedua yang tak diketahui, yang didapatkan dari Demon Castle.
‘Gelar.’
 [Title: Demon Hunter
Persyaratan belum terpenuhi]
Itu belum berubah sejak saat itu.
‘Bukan yang ini.‘
 Selanjutnya, Jin Woo memeriksa item aksesoris raja iblis, yang mana ia hampir melengkapi semua setnya.
[Item: Demon Lord’s Ring
Rarity: S
Type: Accessory
Sense +20
Intelligence +20
‘Earring of the Demon Lord’s’, dikenakan bersamaan dengan ‘Necklace of the Demon Lord’, efek yang ditetapkan dibuka.
Efek 1 : Semua statistik +5
Efek 2 : Semua statistik +10]
[Set ‘Ring of the Demon Lord’s’ adalah set item terakhir yang perlu didapatkan]
Jin Woo memeriksa jika efek set lain terbuka, tapi ternyata tidak.
‘Jika begitu…’
Ada satu kemungkinan yang tersisa.
Jin Woo berbalik ke informasi ‘Level’.
[Level: 100]
 ‘Ini yang dikatakan item.’
‘Ini kemungkinan besarnya.’
Barang-barang yang dia taruh sekali di Inventory, dapat ditarik kembali atau dimasukkan ke dalam hanya dengan pikirannya. Jadi jarang sekali, dia harus secara langsung mengambilnya dan memeriksa tas penyimpanannya.
Itulah kenapa, dia baru menemukan perubahan pada kunci ini, setelah beberapa hari dia mencapai level 100.
Jika dia tak memutuskan untuk mengecek Inventory-nya hari ini. Tentu saja, dia mungkin tak dapat menemukan kunci itu untuk sementara waktu.
‘Aku senang karena ketidak-beruntungan ini.’
‘Aku masih punya lebih dari dua minggu lagi yang tersisa, untuk pergi ke kuil.’
Sistem tak pernah berbohong.
Dikatakan jika Gate akan terbuka setelah waktu berakhir, itu pasti terbuka di tempat yang sudah ditentukan nanti.
‘Setidaknya, aku harus mulai membuat persiapan untuk itu …’
Dan saat sebuah ingatan buruk tentang kuil kembali muncul. Jin Woo terkejut.
‘Aku, apa aku benar-benar… akan kembali ke tempat itu nanti?’
Meskipun dia tak terbunuh saat itu, mayoritas anggota Raid yang masuk ke sana terbunuh. Dan dia bahkan hampir mati beberapa kali di sana.
‘Kakiku terpotong di sana.’
Jin Woo kembali mengingat kenang lama yang mengerikan. Dia masih mengingat, ketika berada di dalam altar kecil, dan itu masih terus menghantuinya.
Tapi…
‘Aku yang sekarang, berbeda dengan yang saat itu.‘
Ada keyakinan seperti itu di dalam diri Jin Woo. Selain itu, jika dia tak mengikuti aturan sistem, Pinalti apa yang akan dia terima nanti.
Tangan Jin Woo yang memegang kunci hitam itu sangat berkeringat.
Kembali melihat kunci hitam itu. Jin Woo menelan ludahnya.
’Jangan terlalu bersemangat.‘
‘Tetap tenang, tetap tenanglah seperti biasanya.’
Lalu, jantung Jin Woo berdetak lebih lambat dan lebih lambat. Jin Woo yang sudah menenangkan diri kemudian membuka matanya.
“Yosh.”
‘Jika sistem melakukan ini untukku, mungkin ini maksud dibaliknya.’
[Cursed Mystery Box].
‘Apakah item ini memberi tahuku apa yang aku butuhkan?’
 ‘Tapi sebelum itu.’
Ada hal lain yang harus dia lakukan lebih dulu. Jin Woo sudah menunda pembuatan Guild, beberapa waktu lalu.
‘Jadi pertama-tama, ayo kita buat Guild dulu.’
Dengan begitu, akan lebih mudah baginya untuk memasuki Gate dan menaikkan level dirinya sendiri dan Shadow Army.
‘Sudah seberapa jauh aku mempersiapkannya?’
Jin Woo hendak memanggil Yoo Jin Ho. Tapi, setelah memeriksa waktu, dia mengurungkan niatnya dan meletakkan kembali ponselnya.
‘Ini sudah terlambat.‘
Hari sudah terlalu malam, dan dia juga masih punya urusan lain yang harus dilakukan besok.  Jadi lebih baik, menunjukkan dirinya sendiri ke sana esok.
‘Aku harus mampir ke kantor besok.’
***

 Mata Jin Ho terlihat lelah.
Tapi matanya terus menatap monitor, seperti elang yang sudah melihat mangsanya.
Flashing…
Percikan salju turun.
“Mereka yang menghalangi jalan Hyung-nim tak bisa dimaafkan!”
Setelah dengan cepat menyimpan beberapa postingan dan komentar, Jin Ho langsung mengajukan keluhan terhadap artikel tersebut.
Ada satu lagi hari ini.
“Fiuh…”
Dengan ekspresi bangga, Jin Ho menghela napas dengan tatapan menonjol dan mengusap keringat di dahinya dengan tangannya.
‘Hyung-nim adalah wajah dan harapan Guild.’
Mereka yang menghujat Hyung-nim atau menyebarkan gosip tentangnya adalah orang-orang yang tak bisa dimaafkan, tapi dia juga tak bisa mengabaikan masa depan Guild. Dalam waktu dekat, dia akan menjadi wakil Guildmaster.
Ini bukan perasaan pribadi, tapi hanya sebuah bentuk layanan publik, untuk Guild yang akan dibuat di nanti.
Tapi tetap saja.
“Aku belum bertanya pada hyung-nim, tentang nama guildnya?”
Jin Ho bermasalah.
Bagaimana dengan nama Guild-nya?
Bagaimana dengan Guild Sungyoo setelah menggabungkan nama Sung Jin Woo dan nama Yoo Jin Ho?
Tapi, dia menggelengkan kepalanya.
“Walau kelihatannya lumayan bagus, tapi ini sedikit …”
Lebih baik mengubah urutan katanya. Tapi pasti akan sulit diterima, jika nama wakil Guildmaster malah mendahului nama Guildmaster itu sendiri.
 “Begitu hyung-nim datang, aku harus berbicara mengenai ini dengannya.”
Sudah dua hari sejak Jin Ho pindah ke kantor ini. Dan Jin Ho yang punya banyak waktu untuk menjaga kantor kosong itu sendirian. Di saat Jin Woo sedang kesusahan, karena perhatian dari seluruh penduduk Korea, setelah Raid Pulau Jeju.
‘Dengan nama hyung-nim dan dua huruf dari namaku, aku bisa membuatnya menjadi Guild Friendly bukan?‘
Kemudian,
“Apa yang sedang kamu pikirkan, dengan seserius itu?”
“Ugh!”
Jin Ho melompat karena terkejut. Ketika dia berbalik, dia melihat Jin Woo sudah berdiri di sampingnya.
“Ah, hyung-nim!”
‘Kapan dia datang?’
‘Aku benar-benar tak merasakan apapun.’
Dia tak benar-benar berkonsentrasi, tapi Jin Ho tak dapat mendengar apa pun. Hyung-nim selalu saja menjadi orang yang sulit dipahami. Jin Ho yang kewalahan karena terkejut, menggaruk bagian belakang kepalanya dan bertanya.
“Kapan kamu tiba, hyung-nim?”
“Baru saja.”
Jin Woo yang memberikan jawaban sederhana, melihat ke arah monitor yang sedang ditatap Jin Ho sebelumnya.
Tapi segera, Jin Ho menutupinya dan berkata,
“Kamu tak perlu khawatir tentang itu. Aku akan mengurus semua orang ini.”
“Itu kamu.”
Beberapa hari ini, ketika komentar buruk atau artikel palsu tentang Jin Woo muncul, ada orang yang akan langsung melapor dan meminta penghapusan postingan terkait.
Dan orang itu ternyata Jin Ho.
Jin Ho yang tertangkap basah oleh Jin Woo tersipu malu.
“Oh, hyung-nim … Itu hanya hal yang harus aku lakukan, tentu saja.”
Jin Woo yang melihat mata Jin Ho bersinar, merasa jika Jin Ho mengharapkan pujian. Karena itu, Jin Woo memberinya senyuman dan berkata.
“Ya, kerja bagus.”
Jin Ho yang menerima senyum sebagai ekspresi kepuasan dari Jin Woo, dengan tegas berjanji untuk melanjutkan kegiatannya lebih aktif lagi di masa depan.
Kemudian,
“Hah? Ke mana kamu akan pergi hari ini?”
Jin Ho bertanya setelah menyadari, jika pakaian yang dikenakan Jin Woo berbeda dari biasanya. Dan Jin Woo menjawabnya dengan ringan.
“Banyak yang harus aku lakukan hari ini.”
“Ah …”
Jin Ho meledak ke dalam kekaguman yang mendalam. Walau melihat Jin Woo yang mengenakan setelah berwarna hitam dari ujung kaki hingga ke kepalanya itu aneh. Tapi itu juga mengejutkan.
Tapi Jin Woo yang tak punya waktu untuk menjelaskan secara detailnya kepada Jin Ho, menatap jam tangan di pergelangan tangannya dan berkata.
‘Ini sudah waktunya … ‘
Jin Woo mengangkat kepalanya dan bertanya.
“Untul lisensi Guildmaster ,aku tak perlu membawa apapun, kan?”
“Ya, kamu hanya harus pergi ke asosiasi dan mendapatkan lisensi setelah tes sederhana, hyung-nim.”
“Baiklah.”
‘Apa hyung-nim akan pergi ke Asosiasi sekarang?’
Jin Ho memiringkan kepalanya dan segera mengerti.
“Sekarang kamu seorang selebritas, jadi kamu harus selalu khawatir tentang pakaianmu, yah.”
Terkenal itu baik, tapi melelahkan Jin Ho yang kenal banyak orang di seluruh dunia yang hanya bisa berbicara dengan orang-orang disekitarnya saja, menghela nafas sedikit berkabung untuk mereka.
Jin Woo lalu menunjuk ke ujung meja.
“Aku akan meminjam mobilmu.”
Ujung jarinya mengarah ke kunci.
“Gunakanlah sesukamu, hyung-nim!”
Jin Ho mencoba mengambilkan kunci mobilnya.
Tapi matanya terbuka lebar, ketika dia melihat kunci yang ia ingin raih, sudah berada di telapak tangan Jin Woo. itu seolah-olah telah ditarik masuk ke sana.
“Hyung-nim,itu…”
“Skill-ku.”
“……”
Jin Ho terdiam.
Sekarang dia merasa, jika bukan hal yang aneh lagi, jika melihat Jin Woo bisa terbang di langit.
 ‘Apa yang tak bisa hyung-nim lakukan?’
Seperti bawang yang telah dikuburkan, semakin kamu tahu, maka itu akan semakin mengejutkanmu.
‘Oh, ini bukan waktunya untuk melakukan ini.’
Jin Ho tersadar.
Ini adalah kesempatan berharga, karena hyung-nim datang ke kantor.
‘Aku harus mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya.’
Jin Woo melihat mata Jin Ho dan menyadari, jika dia memiliki sesuatu untuk dikatakan.
 “Hmm?”
“Hyung-nim, hanya sehari setelah aku memposting lowongan pekerjaan. Aku sudah mendapatkan banyak yang mendaftar dan aku juga sudah menyusun daftarnya.”
“Oh,itu bagus.”
‘Ini sudah semakin terlambat.’
Ketika melihat Jin Woo tampak terburu-buru, Jin Ho menjadi tak sabar.
Lalu…
“Ah, Hyung-nim! Sudahkah kamu memutuskan nama Guild-nya?”
Seperti yang diharapkan, ini adalah masalah yang paling penting. Jantung Jin Ho berdebar hebat saat menunggu jawaban Jin Woo.
‘Jika sulit untuk membuat keputusan, aku akan menyarankan nama yang telah aku pikirkan.’
‘Sungyu, Jinjin, Friendly … Apakah ada yang kamu suka? ‘
Ketika Jin Ho menunggunya, Jin Woo membalas dengan senyum lebar.
“Bagaimana dengan Guild Solo?”
“Ya?”
Jin Ho mengedipkan matanya.
‘Haruskah aku tertawa di sini?’
Itulah yang dipikirkan Jin Ho. Tapi melihat dari ekspresi Jin Woo, ini sepertinya bukan lelucon. Seolah tak mengharapkan reaksi Jin Ho, Jin Woo berbalik dan pergi.
“Sampai jumpa lagi.”
Setelah melihat Jin Woo meninggalkan kantor, Jin Ho berpikir.
‘Hyung-nim … ternyata ada sesuatu yang tak bisa kamu lakukan.’
‘Aku juga punya satu, hyung-nim.’
Jin Ho benar-benar takut, jika nama Guildnya itu menjadi ‘Soleple’. Tapi Jin Ho menaruh sedikit sisi kemanusiannya untuk itu.
***

Upacara pemakaman Hunter S-Rank Min Byunggu.
Awalnya, ini hanya akan diadakan di tempat kecil, dengan hanya anggota keluarga secara pribadi saja yang datang. Tapi itu diubah menjadi tempat terbuka, karena banyak orang yang ingin menunjukkan belasungkawa mereka.
Banyak orang mengunjungi Binso(pemakaman) untuk menghormati pengorbanan Hunter Min Byunggu.
Tapi…
Tak semua orang datang hanya untuk Hunter Min Byunggu.
Beberapa dari mereka saat ini sedang melihat orang-orang yang datang, dengan hati-hati dan penuh kewaspadaan. Dan setelah beberapa saat, mata mereka bersinar.
 ‘Uh, di sana …’
‘Akhirnya datang .‘
‘Ini nyata.’
Chit chat chit chat..
Orang-orang yang melihat kemunculan Jin Woo mulai menjadi gembira.



< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "SL_128"