SL_218

SL 218
“Apa kamu sudah bangun?”
Begitu dia mendengar suara yang yang tak dikenal, Jin Woo
membuka matanya dengan lebar. Bau desinfektan yang merangsang, memenuhi ruangan
dengan langit-langit berwarna putih bersih.
Jin Woo tahu tempat ini, bahkan walau tak ada perasaan
tempat tidur yang keras yang menyentuh punggungnya.
Rumah Sakit.
‘Tapi, aku sangat
yakin jika belati es itu menusuk tepat di jantungku.’
‘Kenapa… aku masih hidup?’
Jin Woo mengangkat tubuh bagian atasnya. Dan dia melihat dua
orang yang memiliki wajah jengkel, karena sudah menunggu cukup lama.
Salah satunya adalah orang yang Jin Woo kenal dengan baik.
“Presiden Woo Jincheol. Para Monarch … Tidak, apa yang
terjadi dengan monster-monster itu? Bagaimana aku masih bisa hidup?”
Woo Jincheol saling memandang staf pengawas di sebelahnya, kemudian
melepas kacamata hitamnya dan berkata.
“Aku akan memberitahumu tiga hal.”
Kemudian dia menarik kursinya mendekati sisi tempat tidur
dan lalu duduk di atasnya.
Staf lain menempel erat di belakangnya.
“Pertama, aku bukan Presiden Asosiasi, tapi hanya seorang
pengawas. Kedua, patung-patung batu bergerak adalah bagian yang ingin aku tanyakan
kepadamu,Hunter Sung Jin Woo. Dan yang ketiga …”
Matanya menyipit.
“Bagaimana kamu bisa mengenalku? Apakah itu dari internet, atau
berita?”
“Tunggu, tunggu sebentar. Patung yang bergerak?”
“Kami telah menerima laporan dari para korban yang selamat,
dan segera mengunjungi tempat kejadian bersama dengan Guild Baekho.”
“Tidak bukan itu.”
Jin Woo yang memotong perkataan Woo Jincheol, menggelengkan
kepalanya. Karena, dia tak bisa mengerti apa yang sedang terjadi.
Dengan kata-katanya, emosi yang tak bisa diungkapkan
terdorong keluar.
Tentu saja begitu, Jin Woo menatap langit-langit dengan
lemah.
‘Karena aku bisa
membuka mata, aku pikir akan disajikan sebuah pemandangan yang indah. Tapi, ini…’
‘Apa ini …’
‘Aku menghabiskan dua
minggu di sini sebelumnya.’
Ruangan VIP di rumah sakit yang disediakan oleh Asosiasi
Hunter.
‘Setelah selamat dari
tusukan belati Monarch of the Cold, aku kembali ke rumah sakit.’
Tempat di mana aku
pertama kalinya membuka mata, setelah mendapatkan pesan Sistem.’
‘Tapi, tunggu…’
Ketika Jin Woo memikirkan kata-kata Woo Jincheol, sesuatu
seakan runtuh di dalam tubuhnya.
“Bagaimana ini bisa terjadi?”
Woo Jincheol dengan cemas bertanya pada Jin Woo, yang
terlihat depresi.
“Apa kamu baik-baik saja?”
Jin Woo mengangkat tangannya sebagai tanda agar Woo Jincheol
tak perlu mengkhawatirkannya. Dia kemudian mengusap dahinya.
“Aku ingin menenangkan pikiranku sendiri. Ayo segera
selesaikan pengukuran kekuatan sihirku.”
“Bagaimana kamu tahu, kami mencurigai kemungkinan
Kebangkitan Kedua darimu?”
Woo Jincheol yang memandang Jin Woo dengan ekspresi kosong.
Dengan cepat menggelengkan kepalanya, seolah sedang berusaha melepaskan
kekacauan di pikirannya.
“Aku ingin mendengar tentang apa yang terjadi di dalam. Apa
yang kamu lihat sebelum kamu kehilangan kesadaran …”
“Seperti yang aku katakan sebelumnya, aku tak ingat.”
Sebagai seorang pengawas, Woo Jincheol sudah bertemu banyak
Hunter sebelumnya. Tapi, dia seakan tak bisa melupakan nama ‘Sung Jin Woo’
dalam ingatannya.
‘Apa aku pernah
bertemu dengan Hunter Sung Jin Woo sebelumnya?’
‘Tidak, tak mungkin.’
‘Aku benar-benar tak
pernah bertemu dengannya.’
“Sepertinya, kamu sedang bingung, karena menerima kejadian
besar.”
Woo Jincheol yang melihat kondisi Jin Woo dan menyimpulkan
seperti itu.
‘Jika begitu.’
Woo Jincheol yang berpikir jika dia harus segera
menyelesaikan pekerjaannya berkata.
“Sini.”
Staf yang membawa pengukur kekuatan sihir kecil mendekat,
karena instruksi Woo Jincheol.
‘Hah … ‘
Melihat situasi yang tak berbeda dari ingatannya, Jin Woo
menghela nafas.
“Kamu harus meletakkan tanganmu di atas marmer ini sebentar.”
“Ya.”
Berkat kerja sama Jin Woo, proses pengukuran berakhir dengan
cepat. Tapi Woo Jincheol yang mencoba memeriksa hasil pengukuran, terkejut.
Kemudian, dia menataf staf yang telah diperintah untuk
mengecek mesinnya beberapa kali.
“Kenapa tak bekerja?
Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk memeriksanya sebelum kemari?”
“Ya?”
Karyawan yang dimaraha kemudian melihat pengukur, dan itu
benar-benar mati.
Pengukur yang beroperasi secara normal sebelumnya, diambli
dan digunakan kembali pada Jin Woo. Dan itu tak berfungsi lagi.
“Tsk.”
Woo Jincheol mendecakkan lidahnya, dan meminta maaf kepada
Jin Woo.
“Aku pikir ada sedikit masalah. Bisakah kamu menunggu
sebentar? Tolong, ini prosedur yang diperlukan untuk penyelidikan kasus ini. Tolong
bekerja sama …”
Sebelum penjelasannya Woo Jincheol selesai, Jin Woo yang
menatapnya dan menganggukkan kepala. Dan Woo Jincheol kemudian berjalan keluar
dari kamar bersama bawahannya.
Tapi, Woo Jincheol segera berhenti setelah beberapa langkah.
‘Apa?’
Jin Woo mengangkat kepalanya, karena perilaku Woo Jincheol yang
merupakan satu-satunya orang yang ia kenal di sini.
Woo Jincheol kemudian bertanya kepada Jin Woo.
“Apa kamu tahu… hukuman bagi pendaftar yang curang?”
“…”
“Aku sudah bertemu banyak Hunter terkemuka. Tapi, aku belum
pernah melihat Hunter dengan wajah yang sama denganmu. Jika ada sesuatu yang
disembunyikan, sekarang…”
“Tak ada.”
Jin Woo menjawab dengan singkat, yang mana itu langsung
memotong perkataan Woo Jincheol. Mendengar itu, Woo Jincheol menundukkan
kepalanya.
“Permisi.”
Melihat bagian belakang Woo Jincheol yang keluar dari ruangan.
Jin Woo berpikir jika dia adalah orang yang lebih cocok untuk memantau,
daripada menjadi Presiden Asosiasi.
‘Itu benar.’
“Jendela stats.”
Level saat ini ditampilkan di jendela statistik yang Jin Woo
panggil, tanpa terganggu dengan pesan yang mengambang di udara.
Nama
|
Sung Jin Woo
|
Class
|
Monarch of Shadows
|
||
Level
|
146
|
Gelar
|
Devil Hunter (2 more)
|
||
|
|||||
Health
|
93.300
|
Mana
|
155.720
|
||
Fatigure
|
0
|
|
|
||
|
|||||
Statistik:
|
|||||
Strength
|
324
|
Vitality
|
320
|
||
Agility
|
340
|
Intelligence
|
340
|
||
Sense
|
321
|
|
|
||
Poin yang tersedia: 0
|
|||||
|
|||||
Efek:
Physical Damage Reduction: 65%
|
|||||
|
|||||
Skill:
|
|||||
1. Skill Pasif
|
|||||
Evolution
|
Lv. Max
|
||||
Unyielding Spirit
|
Lv. 1
|
||||
Dagger Mastery
|
Lv. Max
|
||||
2. Skill Aktif
|
|||||
Celerity
|
Lv. Max
|
||||
Bloodlust
|
Lv. 2
|
||||
Stealth
|
Lv. Max
|
||||
Mutilate
|
Lv. Max
|
||||
Impale (Diablo III)
|
Lv. Max
|
||||
Power of Rulers
|
Lv. Max
|
||||
3. Skill Class-specific
|
|||||
Active Skills
|
|||||
Shadow Extraction
|
Lv. 2
|
||||
Shadow Storage
|
Lv. 2
|
||||
Domain of the Monarch
|
Lv. 2
|
||||
Shadow Exchange
|
Lv. 2
|
||||
|
|||||
Equipment:
|
|||||
Sword of the Red Knight
|
S-Rank
|
||||
Demon Lord’s Earring
|
S-Rank
|
||||
Demon Lord’s Necklace
|
S-Rank
|
||||
Demon Lord’s Ring
|
S-Rank
|
||||
Investigator’s Sword
|
A-Rank
|
||||
Investigator’s Glove
|
A-Rank
|
||||
‘Apakah ini karena Exp
yang aku dapat, setelah membunuh Monarch Insect?’
Dalam Inventory, semua barang yang Jin Woo masih tertata
rapi di sana.
Ketika dia melihat
Karmish’s Wrath masih ada di sana, Jin Woo merasa senang.
‘Aku kembali ke masa
lalu, sambil membawa semua yang aku dapatkan sebelumnya.’
‘Shadow Army-ku … ‘
‘Apa aku harus
mengumpulkannya lagi?’
Jin Woo yang membawa skill dan ingatan sebelumnya. Yakin jika
dia bisa melakukan hal jauh lebih baik dari sebelumnya.
Tapi..
‘Bagaimana ini bisa
terjadi?’
‘Mengapa ini terjadi?’
Jin Woo tak bisa menertawakan, apa yang sedang ia alami saat
ini. Dia lalu mendongak, dan melihat kembali apa yang telah ia lupakan.
Segera …
‘Aku tahu itu.’
Adiknya muncul tepat waktu, sama seperti yang ia ingat.
“Oppa!”
Setelah kehilangan teman, Jin Woo tak bisa menertawakan dirinya
sendiri. Dan juga, dia melihat seperti apa bagaimana ekspresinya, begitu juga
wajah saudara perempuannya yang selalu senang.
Jin Woo yang patah hati, saat menatap wajah saudara
perempuannya, memeluknya.
“Oh, Oppa?”
Jin Ah yang berusaha menghentikan Jin Woo, menyerah setelah
tak bisa melakukannya.
“Apa? Kenapa ini? Apakah kepalamu terluka?”
Melihat Jin Woo yang terlihat seakan kehilangan dan lemah
membuat Jin Ah merasa aneh. Walau Jin Ah tak bisa mengatakan dia seorang pria
sejati. Tapi, dia memang merasa ada sesuatu yang berbeda, dari kakak
laki-lakinya.
Dia juga terkesan oleh fakta jika saudara laki-lakinya
menjadi lebih tinggi, hanya setelah beberapa hari tak bertemu dengannya.
Saat Jin Ah bingung, pikiran Jin Woo secara bertahap menjadi
tenang.
‘Hal-hal yang aku lakukan
harus sesuai dengan yang sebelumnya.’
Jin Woo melepaskannya Jin Ah dan lalu berganti pakaian. Dia
mengenakan pakaian, yang sama seperti yang ia kenakan sebelumnya. Karena tak
mungkin untuk berjalan di kota dengan mengenakan baju pasien.
Melihat Jin Woo berganti dan terburu-buru pergi, Jin Ah berteriak.
“Oppa, ke mana kamu pergi?”
“Ke Asosiasi Hunter.”
“Kenapa kamu mau ke sana?”
“Aku akan berhenti menjadi Hunter.”
“Benarkah?”
Jin Woo memutar matanya mengejek Jin Ah.
“Aku tahu kamu izin keluar sebentar. Jadi, kembalilah ke
sekolah segera.”
“Apa?”
Dengan cepat, Jin Ah
tak sadar jika sosok Jin Woo sudah menghilang dari hadapannya.
* * *
Seorang anggota Staf di Asosiasi yang memeriksa hasil
pengukuran, mengeceknya beberapa kali.
‘Seharusnya aku kemari
2 tahun, setelah insiden Double Dungeon…’
Wajah karyawan yang menatap S-Rank kesepuluh berubah menjadi
putih. Pria yang ia abaikan sebelumnya, ternyata seorang Hunter S-Rank.
“Wah, aku sedang
mengukur kekuatan sihir Hunter Sung Jin Woo dengan perangkat sekarang.”
“Aku tahu. Tapi, apa aku bisa bertemu dengan Presiden sekali,
sebelum pengukuran ulang?”
“Presiden Asosiasi?”
“Ya.”
Ketika Jin Woo yang sedang menjalani proses pengukuran ulang,
meminta pertemuan dengan Presiden Asosiasi. Jadi, staf itu segera mengangkat
gagang telepon.
“Ya. Ya. Ya. Benar. Pengukuran Rank. Oke. Ya. Akan aku katakan,
jika begitu.”
‘Yang benar saja.’
‘Presiden Asosasi
bilang dia akan bertemu pria ini.’
“Kalau begitu, aku akan membimbingmu ke kantor Presiden …”
“Aku tahu lokasi kantor Presiden. Aku akan pergi sendiri.”
Setelah sapaan singkat, wajah staf terlihat malu, saat dia
melihat Jin Woo mendekati lift.
“Bagaimana bisa orang luar mengetahui lokasi kantor Presiden?”
Lift segera naik menuju lantai, di mana ruangan Presiden berada.
“Hmmm …”
Seorang karyawan yang menyaksikan tanda pergerakan lift, menatap
dengan tatapan cemas.
Ting..
Ketika lift terbuka, Jin Woo dengan cepat keluar. Dia lalu
berbalik.
“Kamu..”
Jin Woo menahan terbuka, ketika dia berbicara.
“Apakah itu aku?”
“Kamu memiliki Skill Stealth, dan belum melaporkannya. Yah,
walau aku tak terlalu peduli.”
Wajah Kang Taesik dari Departemen Pengawasan Hunter (HSD) menjadi
gelap.
“Apa maksud …”
“Seseorang akan memintamu untuk mebalaskan dendam putri
mereka. Aku tak peduli apa yang kamu lakukan dengan para penjahatnya. Tapi jika
kamu menyakiti Hunter yang tak bersalah, kau akan mati di tanganku.”
Ketika Jin Woo mengancam, Kang Taesik mencoba mencari
sesuatu dari pinggangnya. Namun, itu tak ada.
Kang Taesik yang bingung, sadar. Jika pisaunya telah
menghilang.
“Apa kamu mencari ini?”
Jin Woo melemparkan dan mengembalikan pisau yang telah ia
curi.
Kang Taesik yang menyadari jika Jin Woo berbeda dari para
Hunter yang ia permainkan di masa lalu. Karena dia bisa mengambil pisau itu
dengan diam-diam.
“Peringatan itu hanya
aku berikan satu kali.”
‘Jika aku tak menyukaimu, Aku dapat membunuhmu dengan cepat,’
Itulah yang Jin Woo sampaikan. Jadi, Kang Taesik mengangguk
perlahan, dan meletakkan pisaunya ke bawah.
Kemudian dia berbalik dan bertanya pada Jin Woo.
“Hei … siapa kamu?
Apakah kita pernah bertemu?”
Jin Woo berjalan di koridor tanpa mengucapkan sepatah kata
pun, dan diam-diam dia menuju kantor Presiden.
Setelah kepergiannya, Kang Taesik yang sedang memandangi
tangannya yang penuh keringat, pergi ke dalam lift.
“Rasanya senang menjadi hantu.”
* * *
‘Presiden … ‘
Jin Woo berhenti.
Presiden Asosiasi saat ini sedang duduk kursinya, dan sedang
meninjau beberapa dokumen. Dari pintu, Jin Woo menatap Presiden dengan tatapan
rindu.
Go Gunhee lalu berkata sambil tersenyum.
“Kamu sudah membuka
pintunya dengan percaya diri. Kamu bisa masuk, Hunter Sung Jin Woo.”
Go Gunhee bangun dari kursinya dan berjalan ke bagian depan,
meminta Jin Woo untuk duduk di sofa. Dan dia juga ikut duduk di sisi yang lain.
“Apakah kamu tak akan duduk?”
Tiba-tiba, ketika dia melihat wajahnya, perasaan yang
tumpang tindih dirasakan oleh Jin Woo. Dan itu membuat wajahnya Jin Woo
mengeras.
Jin Woo yang berdiri, kemudian duduk.
“Tidak.”
Go Gunhee yang
melihat Jin Woo duduk, memulai pembicaraan.
“Jika kamu mencariku tepat setelah Pengukuran ulang, aku pikir
aku tahu beberapa prosedur…”
“Benar.”
“Kalau begitu, aku akan memberitahumu dengan mudah.”
“Sebelum itu, aku punya sesuatu yang ingin aku sarankan
kepada Presiden.”
“Saran?”
Go Gunhee merasa heran, dengan pemuda yang bertindak
seolah-olah dia tahu, jika dia akan menjadi seorang Hunter S-Rank. Tapi, dia
adalah senjata yang bagus untuk kaum muda.
‘Aku tak membenci pemuda ini.’
Jadi, Go Gunhee mendengarkan kata-kata pemuda itu, tanpa
menyembunyikan senyum alaminya.
“Apa yang kamu ingin sarankan, Hunter?”
“Tolong ubah peraturan untuk pembatasan anggota Raid.”
“Untuk mengubah peraturan… Ini permintaan yang cukup sulit.
Aku, harap itu akan disertai dengan bayaran yang menarik.”
Jin Woo yang sudah tergesa-gesa kemudian berkata.
“Aku akan membunuh semua semut di Pulau Jeju.”
Sekarang adalah situasi mendesak bagi Jin Woo, untuk
menambah Shadow Army-nya. Dan ada banyak benih berkualitas baik, yang menunggu
untuk dijadikan Shadow Army di Pulau Jeju.
Jika proposal ini diterima, tak hanya Shadow Army yang tak
perlu dikhawatirkan. Pembatasan anggota Raid juga tak perlu dipermasalahkan.
Dia ingin menyelesaikan pekerjaan ini, sebelum dia
membangunkan Ibunya dari Eternal Sleep.
Tapi di telinga Go Gunhee, proposal Jin Woo terdengar
seperti permintaan bunuh diri.
“Jangan konyol!”
Jawaban Go Gunhee adalah hal yang wajar.
Jin Woo kemudian mengeluarkan semua kekuatan sihir yang
tertidur dalam dirinya dengan tenang, tanpa menahan diri sama sekali.
Dari Jin Woo, kekuatan besar yang tak bisa diprediksi
keluar. Dan hanya orang yang kuat yang bisa merasakan kekuatan itu.
‘Sangat kuat.’
Presiden Asosiasi Go Gunhee, yang juga disebut top Hunter
Korea, menggelengkan kepalanya dengan wajah tak percaya.
“Bagaimana… bagaimana
ini… apa ini?”
‘Sensasi ini.’
‘Aku tak pernah
merasakan kekuatan sihir ini, di mana pun dan pada siapa pun.’
‘Hunter Rank Nasional?’
‘Tidak, ini lebih dari
itu.’
Dan karenanya Ketua Go Gunhee tak bisa menutup mulutnya.
“Aku bisa membunuh semua semut yang ada di Pulau Jeju.”
Dikatakan jika ini adalah salah satu impian Presiden
Asosiasi. Dan saat dia melihat ekspresi percaya diri pada wajah Jin Woo, Go
Gunhee menyerah dan bertanya dengan gugup.
“Benarkah… Apakah
kamu?”
Jin Woo mengangguk dan berkata.
“Aku bisa melakukan itu. Tolong serahkan semuanya padaku.”
* * *
Jin Woo memandangi
bangkai semut yang berserakan dari ujung ke ujung lainnya. Dan sekarang di
bawah kakinya.
‘Ber’. Tidak, tubuh Semut
Mutasi ada di sana.’
‘Aku belum lama bertemu
dengannya. Tapi, aku sudah rindu dengan suara ‘Ber’saat memanggilku Tuan.’
Jin Woo meratap ke arah mayat Semut Mutasi dan….
“Bangkitlah.”
Kemudian, dari bayangan mayat semut yang berserakan di depan
mata Jin Woo, para Shadow Army muncul satu per satu.
Dan di antara mereka ada ‘Ber’.
“Tuan …”
Melihat sekeliling pada ribuan semut yang berlutut padanya, Jin
Woo perlahan mengangguk.
‘Pasukan baru.’
Dari awal, Shadow Army selalu berjanji setia pada Jin Woo.
Tapi..
Jin Woo tak merasa nyaman dengan mereka.
“Mari hentikan ini.”
Kekosongan di hatinya yang tak terisi, meskipun sudah
mendapatkan Shadow Army.
‘Ber’mengangkat kepalanya dengan tatapan khawatir. Tapi, apa
yang Jin Woo lihat semuanya berbeda.
Jadi, saat dia menatap mereka, dia merasa lebih sakit lagi. Pembuluh
darah muncul di leher Jin Woo, saat ia berteriak.
“Aku tahu semua ini palsu. Berhentilah dan tunjukkan
identitasmu!”
‘Walaupun mimpi ini
bisa dibilang cukup indah.’
‘Dan bahkan aku
sendiri ingin ini menjadi sebuah kenyataan.’
‘Tapi entah kenapa, semakin
banyak waktu yang aku habiskan di sini.’
‘Semakin besar juga
kekosongan yang aku rasakan.’
“Cepat!”
Jin Woo yang berteriak ke udara, merasakan ada sesuatu yang
berubah.
Waktu terhenti.
Mata semua tentara semut yang mengangkat kepalanya, diam
saat menatap ke arahnya. Kelopak mata mereka benar-benar diam.
Kemudian..
Dari kaki Jin Woo, bayangan yang gelap menyebar dengan
cepat. Semua yang menyentuh bayangan itu langsung menghilang.
‘Ber’, Shadow Army, mayat semut, tanah, laut, dan akhirnya
menelan langit. Segera, seluruh dunia menjadi gelap. Dan berubah menjadi
kekosongan yang sangat gelap dan dalam.
Lalu, sebuah suara berat datang dari suatu tempat di dalam
kegelapan itu.
“Jika kamu mau, kamu bisa tinggal di dunia ini selamanya.
Sama seperti berada dalam mimpi yang bahagia. Itu juga tak akan pernah rusak.”
Jin Woo melihat sekeliling mencari arah suara yang tak
dikenal itu.
“Apa kamu bermaksud untuk tetap mengunciku, dalam fantasi
yang kamu buat?”
“Tidak. Ini bukan aku. Dunia ini, kamu yang membuatnya
sendiri.”
“Aku?”
‘Sialan.’
Jin Woo merasakan sesuatu mendekatinya dengan cepat.
‘Di belakang.’
Jin Woo lalu berbalik. Dan seperti yang diharapkan olehnya. Seseorang
sedang berjalan keluar, dalam kegelapan di sana.
Dia mengenakan Armor hitam rumit, yang benar-benar berbeda
dengan Shadow Army lainnya. Dan tekanan mengejutkan yang tak bisa dirasakan
dari mahluk lain, juga bisa dirasakan darinya.
Jin Woo mengalami kesulitan, bahkan untuk membuka mulutnya,
saat dia menghadapinya.
Orang itu kemudian berkata.
“Dunia yang diciptakan dengan menambahkan kekuatanku pada
hasratmu, untuk menebus kesalahan yang telah kamu buat sebelumnya. Ini adalah
kematian, daerah kekuasaanku.”
Jin Woo yang mendengar itu. Menyadari jika kegelapan yang
menyelimuti dirinya adalah kegelapan yang lebih gelap daripada tempat lain di
dunia.
‘Ini adalah tempat
peristirahatan abadi … ‘
‘Kematian.’
‘Lalu, siapa orang
yang mengatakan, jika dunia ini adalah wilayahnya …’
Karena penasaran, Jin Woo kemudian bertanya.
“Kamu?”
Pria berbaju hitam itu perlahan mendekat.
“Aku sudah mengawasimu lebih lama, dari yang kamu pikirkan. Kamu
lebih dekat dengan kematian daripada siapa pun, dan telah melawan dengan putus
asa lebih dari siapa pun.”
‘Dia mengawasiku ?’
Pria itu menatap Jin Woo dengan mata hitam, yang seakan bisa
menghisap apapun ke dalamnya.
“Aku adalah karya pemberontakanmu, pertanda perlawananmu, hadiah
rasa sakit. Aku kematian, peristirahatan, dan ketakutan.”
Setiap kata yang ia katakan, terasa berat untuk didengar Jin
Woo. Dan kenangan yang telah jatuh muncul, seperti ombak pada benak Jin Woo.
Setelah meraih pergelangan tangan Jin Woo, pria itu
mendekatkan tangannya Jin Woo ke dadanya.
Mata Jin Woo membesar, saat tangannya menyentuh dada pria
itu.
Meskipun itu dihalangi oleh armor tebal, Jin Woo bisa
merasakannya dengan jelas.
‘Bagaimana mungkin?’
Detak jantung yang ia kenal ini, selalu dapat Jin Woo dengar,
jika dia sedikit berkonsentrasi. Bunyi jantung kedua yang tik diketahui dari mana
itu berdetak.
‘Black Heart.’
Black Heart berdetak cepat di dalam tubuhnya.
“Aku adalah…”
Pria itu berbicara pelan.
“Kamu.”
Post a Comment for "SL_218"
comment guys. haha