Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

SL_218

gambar


SL 218

“Apa kamu sudah bangun?”
Begitu dia mendengar suara yang yang tak dikenal, Jin Woo membuka matanya dengan lebar. Bau desinfektan yang merangsang, memenuhi ruangan dengan langit-langit berwarna putih bersih.
Jin Woo tahu tempat ini, bahkan walau tak ada perasaan tempat tidur yang keras yang menyentuh punggungnya.
Rumah Sakit.
‘Tapi, aku sangat yakin jika belati es itu menusuk tepat di jantungku.’
 ‘Kenapa… aku masih hidup?’
Jin Woo mengangkat tubuh bagian atasnya. Dan dia melihat dua orang yang memiliki wajah jengkel, karena sudah menunggu cukup lama.
Salah satunya adalah orang yang Jin Woo kenal dengan baik.
“Presiden Woo Jincheol. Para Monarch … Tidak, apa yang terjadi dengan monster-monster itu? Bagaimana aku masih bisa hidup?”
Woo Jincheol saling memandang staf pengawas di sebelahnya, kemudian melepas kacamata hitamnya dan berkata.
“Aku akan memberitahumu tiga hal.”
Kemudian dia menarik kursinya mendekati sisi tempat tidur dan lalu duduk di atasnya.
Staf lain menempel erat di belakangnya.
“Pertama, aku bukan Presiden Asosiasi, tapi hanya seorang pengawas. Kedua, patung-patung batu bergerak adalah bagian yang ingin aku tanyakan kepadamu,Hunter Sung Jin Woo. Dan yang ketiga …”
Matanya menyipit.
“Bagaimana kamu bisa mengenalku? Apakah itu dari internet, atau berita?”
“Tunggu, tunggu sebentar. Patung yang bergerak?”
“Kami telah menerima laporan dari para korban yang selamat, dan segera mengunjungi tempat kejadian bersama dengan Guild Baekho.”
“Tidak bukan itu.”
Jin Woo yang memotong perkataan Woo Jincheol, menggelengkan kepalanya. Karena, dia tak bisa mengerti apa yang sedang terjadi.
Dengan kata-katanya, emosi yang tak bisa diungkapkan terdorong keluar.
Tentu saja begitu, Jin Woo menatap langit-langit dengan lemah.
‘Karena aku bisa membuka mata, aku pikir akan disajikan sebuah pemandangan yang indah. Tapi, ini…’
‘Apa ini …’
‘Aku menghabiskan dua minggu di sini sebelumnya.’
Ruangan VIP di rumah sakit yang disediakan oleh Asosiasi Hunter.
‘Setelah selamat dari tusukan belati Monarch of the Cold, aku kembali ke rumah sakit.’
Tempat di mana aku pertama kalinya membuka mata, setelah mendapatkan pesan Sistem.’
‘Tapi, tunggu…’
Ketika Jin Woo memikirkan kata-kata Woo Jincheol, sesuatu seakan runtuh di dalam tubuhnya.
“Bagaimana ini bisa terjadi?”
Woo Jincheol dengan cemas bertanya pada Jin Woo, yang terlihat depresi.
“Apa kamu baik-baik saja?”
Jin Woo mengangkat tangannya sebagai tanda agar Woo Jincheol tak perlu mengkhawatirkannya. Dia kemudian mengusap dahinya.
“Aku ingin menenangkan pikiranku sendiri. Ayo segera selesaikan pengukuran kekuatan sihirku.”
“Bagaimana kamu tahu, kami mencurigai kemungkinan Kebangkitan Kedua darimu?”
Woo Jincheol yang memandang Jin Woo dengan ekspresi kosong. Dengan cepat menggelengkan kepalanya, seolah sedang berusaha melepaskan kekacauan di pikirannya.
“Aku ingin mendengar tentang apa yang terjadi di dalam. Apa yang kamu lihat sebelum kamu kehilangan kesadaran …”
“Seperti yang aku katakan sebelumnya, aku tak ingat.”
Sebagai seorang pengawas, Woo Jincheol sudah bertemu banyak Hunter sebelumnya. Tapi, dia seakan tak bisa melupakan nama ‘Sung Jin Woo’ dalam ingatannya.
‘Apa aku pernah bertemu dengan Hunter Sung Jin Woo sebelumnya?’
‘Tidak, tak mungkin.’
‘Aku benar-benar tak pernah bertemu dengannya.’
“Sepertinya, kamu sedang bingung, karena menerima kejadian besar.”
Woo Jincheol yang melihat kondisi Jin Woo dan menyimpulkan seperti itu.
‘Jika begitu.’
Woo Jincheol yang berpikir jika dia harus segera menyelesaikan pekerjaannya berkata.
“Sini.”
Staf yang membawa pengukur kekuatan sihir kecil mendekat, karena instruksi Woo Jincheol.
 ‘Hah … ‘
Melihat situasi yang tak berbeda dari ingatannya, Jin Woo menghela nafas.
“Kamu harus meletakkan tanganmu di atas marmer ini sebentar.”
“Ya.”
Berkat kerja sama Jin Woo, proses pengukuran berakhir dengan cepat. Tapi Woo Jincheol yang mencoba memeriksa hasil pengukuran, terkejut.
Kemudian, dia menataf staf yang telah diperintah untuk mengecek mesinnya beberapa kali.
 “Kenapa tak bekerja? Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk memeriksanya sebelum kemari?”
“Ya?”
Karyawan yang dimaraha kemudian melihat pengukur, dan itu benar-benar mati.
Pengukur yang beroperasi secara normal sebelumnya, diambli dan digunakan kembali pada Jin Woo. Dan itu tak berfungsi lagi.
“Tsk.”
Woo Jincheol mendecakkan lidahnya, dan meminta maaf kepada Jin Woo.
“Aku pikir ada sedikit masalah. Bisakah kamu menunggu sebentar? Tolong, ini prosedur yang diperlukan untuk penyelidikan kasus ini. Tolong bekerja sama …”
Sebelum penjelasannya Woo Jincheol selesai, Jin Woo yang menatapnya dan menganggukkan kepala. Dan Woo Jincheol kemudian berjalan keluar dari kamar bersama bawahannya.
Tapi, Woo Jincheol segera berhenti setelah beberapa langkah.
‘Apa?’
Jin Woo mengangkat kepalanya, karena perilaku Woo Jincheol yang merupakan satu-satunya orang yang ia kenal di sini.
Woo Jincheol kemudian bertanya kepada Jin Woo.
“Apa kamu tahu… hukuman bagi pendaftar yang curang?”
“…”
“Aku sudah bertemu banyak Hunter terkemuka. Tapi, aku belum pernah melihat Hunter dengan wajah yang sama denganmu. Jika ada sesuatu yang disembunyikan, sekarang…”
“Tak ada.”
Jin Woo menjawab dengan singkat, yang mana itu langsung memotong perkataan Woo Jincheol. Mendengar itu, Woo Jincheol menundukkan kepalanya.
“Permisi.”
Melihat bagian belakang Woo Jincheol yang keluar dari ruangan. Jin Woo berpikir jika dia adalah orang yang lebih cocok untuk memantau, daripada menjadi Presiden Asosiasi.
‘Itu benar.’
“Jendela stats.”
Level saat ini ditampilkan di jendela statistik yang Jin Woo panggil, tanpa terganggu dengan pesan yang mengambang di udara.
Nama
Sung Jin Woo
Class
Monarch of Shadows
Level
146
Gelar
Devil Hunter (2 more)

Health
93.300
Mana
155.720
Fatigure
0



Statistik:
Strength
324
Vitality
320
Agility
340
Intelligence
340
Sense
321


Poin yang tersedia: 0

Efek:
Physical Damage Reduction: 65%

Skill:
1. Skill Pasif
Evolution
Lv. Max
Unyielding Spirit
Lv. 1
Dagger Mastery
Lv. Max
2. Skill Aktif
Celerity
Lv. Max
Bloodlust
Lv. 2
Stealth                               
Lv. Max
Mutilate
Lv. Max
Impale (Diablo III)
Lv. Max
Power of Rulers
Lv. Max
3. Skill Class-specific
Active Skills
Shadow Extraction        
Lv. 2
Shadow Storage            
Lv. 2
Domain of the Monarch
Lv. 2
Shadow Exchange
Lv. 2

Equipment:
Sword of the Red Knight
S-Rank
Demon Lord’s Earring
S-Rank
Demon Lord’s Necklace
S-Rank
Demon Lord’s Ring
S-Rank
Investigator’s Sword
A-Rank
Investigator’s Glove
A-Rank

‘Apakah ini karena Exp yang aku dapat, setelah membunuh Monarch Insect?’
Dalam Inventory, semua barang yang Jin Woo masih tertata rapi di sana.
Ketika dia melihat  Karmish’s Wrath masih ada di sana, Jin Woo merasa senang.
‘Aku kembali ke masa lalu, sambil membawa semua yang aku dapatkan sebelumnya.’
‘Shadow Army-ku … ‘
‘Apa aku harus mengumpulkannya lagi?’
Jin Woo yang membawa skill dan ingatan sebelumnya. Yakin jika dia bisa melakukan hal jauh lebih baik dari sebelumnya.
Tapi..
‘Bagaimana ini bisa terjadi?’
‘Mengapa ini terjadi?’
Jin Woo tak bisa menertawakan, apa yang sedang ia alami saat ini. Dia lalu mendongak, dan melihat kembali apa yang telah ia lupakan.
Segera …
‘Aku tahu itu.’
Adiknya muncul tepat waktu, sama seperti yang ia ingat.
“Oppa!”
Setelah kehilangan teman, Jin Woo tak bisa menertawakan dirinya sendiri. Dan juga, dia melihat seperti apa bagaimana ekspresinya, begitu juga wajah saudara perempuannya yang selalu senang.
Jin Woo yang patah hati, saat menatap wajah saudara perempuannya, memeluknya.
“Oh, Oppa?”
Jin Ah yang berusaha menghentikan Jin Woo, menyerah setelah tak bisa melakukannya.
“Apa? Kenapa ini? Apakah kepalamu terluka?”
Melihat Jin Woo yang terlihat seakan kehilangan dan lemah membuat Jin Ah merasa aneh. Walau Jin Ah tak bisa mengatakan dia seorang pria sejati. Tapi, dia memang merasa ada sesuatu yang berbeda, dari kakak laki-lakinya.
Dia juga terkesan oleh fakta jika saudara laki-lakinya menjadi lebih tinggi, hanya setelah beberapa hari tak bertemu dengannya.
Saat Jin Ah bingung, pikiran Jin Woo secara bertahap menjadi tenang.
‘Hal-hal yang aku lakukan harus sesuai dengan yang sebelumnya.’
Jin Woo melepaskannya Jin Ah dan lalu berganti pakaian. Dia mengenakan pakaian, yang sama seperti yang ia kenakan sebelumnya. Karena tak mungkin untuk berjalan di kota dengan mengenakan baju pasien.
Melihat Jin Woo berganti dan terburu-buru pergi, Jin Ah berteriak.
“Oppa, ke mana kamu pergi?”
“Ke Asosiasi Hunter.”
“Kenapa kamu mau ke sana?”
“Aku akan berhenti menjadi Hunter.”
“Benarkah?”
Jin Woo memutar matanya mengejek Jin Ah.
“Aku tahu kamu izin keluar sebentar. Jadi, kembalilah ke sekolah segera.”
“Apa?”
 Dengan cepat, Jin Ah tak sadar jika sosok Jin Woo sudah menghilang dari hadapannya.
* * *

Seorang anggota Staf di Asosiasi yang memeriksa hasil pengukuran, mengeceknya beberapa kali.
‘Seharusnya aku kemari 2 tahun, setelah insiden Double Dungeon…’
Wajah karyawan yang menatap S-Rank kesepuluh berubah menjadi putih. Pria yang ia abaikan sebelumnya, ternyata seorang Hunter S-Rank.
 “Wah, aku sedang mengukur kekuatan sihir Hunter Sung Jin Woo dengan perangkat sekarang.”
“Aku tahu. Tapi, apa aku bisa bertemu dengan Presiden sekali, sebelum pengukuran ulang?”
“Presiden Asosiasi?”
“Ya.”
Ketika Jin Woo yang sedang menjalani proses pengukuran ulang, meminta pertemuan dengan Presiden Asosiasi. Jadi, staf itu segera mengangkat gagang telepon.
“Ya. Ya. Ya. Benar. Pengukuran Rank. Oke. Ya. Akan aku katakan, jika begitu.”
‘Yang benar saja.’
‘Presiden Asosasi bilang dia akan bertemu pria ini.’
“Kalau begitu, aku akan membimbingmu ke kantor Presiden …”
“Aku tahu lokasi kantor Presiden. Aku akan pergi sendiri.”
Setelah sapaan singkat, wajah staf terlihat malu, saat dia melihat Jin Woo mendekati lift.
“Bagaimana bisa orang luar mengetahui lokasi kantor Presiden?”
Lift segera naik menuju lantai, di mana ruangan Presiden berada.
“Hmmm …”
Seorang karyawan yang menyaksikan tanda pergerakan lift, menatap dengan tatapan cemas.

Ting..
Ketika lift terbuka, Jin Woo dengan cepat keluar. Dia lalu berbalik.
“Kamu..”
Jin Woo menahan terbuka, ketika dia berbicara.
“Apakah itu aku?”
“Kamu memiliki Skill Stealth, dan belum melaporkannya. Yah, walau aku tak terlalu peduli.”
Wajah Kang Taesik dari Departemen Pengawasan Hunter (HSD) menjadi gelap.
“Apa maksud …”
“Seseorang akan memintamu untuk mebalaskan dendam putri mereka. Aku tak peduli apa yang kamu lakukan dengan para penjahatnya. Tapi jika kamu menyakiti Hunter yang tak bersalah, kau akan mati di tanganku.”
Ketika Jin Woo mengancam, Kang Taesik mencoba mencari sesuatu dari pinggangnya. Namun, itu tak ada.
Kang Taesik yang bingung, sadar. Jika pisaunya telah menghilang.
“Apa kamu mencari ini?”
Jin Woo melemparkan dan mengembalikan pisau yang telah ia curi.
Kang Taesik yang menyadari jika Jin Woo berbeda dari para Hunter yang ia permainkan di masa lalu. Karena dia bisa mengambil pisau itu dengan diam-diam.
 “Peringatan itu hanya aku berikan satu kali.”
‘Jika aku tak menyukaimu, Aku dapat membunuhmu dengan cepat,’
Itulah yang Jin Woo sampaikan. Jadi, Kang Taesik mengangguk perlahan, dan meletakkan pisaunya ke bawah.
Kemudian dia berbalik dan bertanya pada Jin Woo.
 “Hei … siapa kamu? Apakah kita pernah bertemu?”
Jin Woo berjalan di koridor tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dan diam-diam dia menuju kantor Presiden.
Setelah kepergiannya, Kang Taesik yang sedang memandangi tangannya yang penuh keringat, pergi ke dalam lift.
“Rasanya senang menjadi hantu.”
* * *

‘Presiden … ‘
Jin Woo berhenti.
Presiden Asosiasi saat ini sedang duduk kursinya, dan sedang meninjau beberapa dokumen. Dari pintu, Jin Woo menatap Presiden dengan tatapan rindu.
Go Gunhee lalu berkata sambil tersenyum.
 “Kamu sudah membuka pintunya dengan percaya diri. Kamu bisa masuk, Hunter Sung Jin Woo.”
Go Gunhee bangun dari kursinya dan berjalan ke bagian depan, meminta Jin Woo untuk duduk di sofa. Dan dia juga ikut duduk di sisi yang lain.
“Apakah kamu tak akan duduk?”
Tiba-tiba, ketika dia melihat wajahnya, perasaan yang tumpang tindih dirasakan oleh Jin Woo. Dan itu membuat wajahnya Jin Woo mengeras.
Jin Woo yang berdiri, kemudian duduk.
 “Tidak.”
Go  Gunhee yang melihat Jin Woo duduk, memulai pembicaraan.
“Jika kamu mencariku tepat setelah Pengukuran ulang, aku pikir aku tahu beberapa prosedur…”
“Benar.”
“Kalau begitu, aku akan memberitahumu dengan mudah.”
“Sebelum itu, aku punya sesuatu yang ingin aku sarankan kepada Presiden.”
“Saran?”
Go Gunhee merasa heran, dengan pemuda yang bertindak seolah-olah dia tahu, jika dia akan menjadi seorang Hunter S-Rank. Tapi, dia adalah senjata yang bagus untuk kaum muda.
‘Aku tak membenci pemuda ini.’
Jadi, Go Gunhee mendengarkan kata-kata pemuda itu, tanpa menyembunyikan senyum alaminya.
“Apa yang kamu ingin sarankan, Hunter?”
“Tolong ubah peraturan untuk pembatasan anggota Raid.”
“Untuk mengubah peraturan… Ini permintaan yang cukup sulit. Aku, harap itu akan disertai dengan bayaran yang menarik.”
Jin Woo yang sudah tergesa-gesa kemudian berkata.
“Aku akan membunuh semua semut di Pulau Jeju.”
Sekarang adalah situasi mendesak bagi Jin Woo, untuk menambah Shadow Army-nya. Dan ada banyak benih berkualitas baik, yang menunggu untuk dijadikan Shadow Army di Pulau Jeju.
Jika proposal ini diterima, tak hanya Shadow Army yang tak perlu dikhawatirkan. Pembatasan anggota Raid juga tak perlu dipermasalahkan.
Dia ingin menyelesaikan pekerjaan ini, sebelum dia membangunkan Ibunya dari Eternal Sleep.
Tapi di telinga Go Gunhee, proposal Jin Woo terdengar seperti permintaan bunuh diri.
 “Jangan konyol!”
Jawaban Go Gunhee adalah hal yang wajar.
Jin Woo kemudian mengeluarkan semua kekuatan sihir yang tertidur dalam dirinya dengan tenang, tanpa menahan diri sama sekali.
Dari Jin Woo, kekuatan besar yang tak bisa diprediksi keluar. Dan hanya orang yang kuat yang bisa merasakan kekuatan itu.
‘Sangat kuat.’
Presiden Asosiasi Go Gunhee, yang juga disebut top Hunter Korea, menggelengkan kepalanya dengan wajah tak percaya.
 “Bagaimana… bagaimana ini… apa ini?”
‘Sensasi ini.’
‘Aku tak pernah merasakan kekuatan sihir ini, di mana pun dan pada siapa pun.’
‘Hunter Rank Nasional?’
‘Tidak, ini lebih dari itu.’
Dan karenanya Ketua Go Gunhee tak bisa menutup mulutnya.
“Aku bisa membunuh semua semut yang ada di Pulau Jeju.”
Dikatakan jika ini adalah salah satu impian Presiden Asosiasi. Dan saat dia melihat ekspresi percaya diri pada wajah Jin Woo, Go Gunhee menyerah dan bertanya dengan gugup.
 “Benarkah… Apakah kamu?”
Jin Woo mengangguk dan berkata.
“Aku bisa melakukan itu. Tolong serahkan semuanya padaku.”
* * *

 Jin Woo memandangi bangkai semut yang berserakan dari ujung ke ujung lainnya. Dan sekarang di bawah kakinya.
‘Ber’. Tidak, tubuh Semut Mutasi ada di sana.’
‘Aku belum lama bertemu dengannya. Tapi, aku sudah rindu dengan suara ‘Ber’saat memanggilku Tuan.’
Jin Woo meratap ke arah mayat Semut Mutasi dan….
“Bangkitlah.”
Kemudian, dari bayangan mayat semut yang berserakan di depan mata Jin Woo, para Shadow Army muncul satu per satu.
Dan di antara mereka ada ‘Ber’.
 “Tuan …”
Melihat sekeliling pada ribuan semut yang berlutut padanya, Jin Woo perlahan mengangguk.
‘Pasukan baru.’
Dari awal, Shadow Army selalu berjanji setia pada Jin Woo.
Tapi..
Jin Woo tak merasa nyaman dengan mereka.
 “Mari hentikan ini.”
Kekosongan di hatinya yang tak terisi, meskipun sudah mendapatkan Shadow Army.
‘Ber’mengangkat kepalanya dengan tatapan khawatir. Tapi, apa yang Jin Woo lihat semuanya berbeda.
Jadi, saat dia menatap mereka, dia merasa lebih sakit lagi. Pembuluh darah muncul di leher Jin Woo, saat ia berteriak.
“Aku tahu semua ini palsu. Berhentilah dan tunjukkan identitasmu!”
‘Walaupun mimpi ini bisa dibilang cukup indah.’
‘Dan bahkan aku sendiri ingin ini menjadi sebuah kenyataan.’
‘Tapi entah kenapa, semakin banyak waktu yang aku habiskan di sini.’
‘Semakin besar juga kekosongan yang aku rasakan.’
“Cepat!”
Jin Woo yang berteriak ke udara, merasakan ada sesuatu yang berubah.
Waktu terhenti.
Mata semua tentara semut yang mengangkat kepalanya, diam saat menatap ke arahnya. Kelopak mata mereka benar-benar diam.
Kemudian..
Dari kaki Jin Woo, bayangan yang gelap menyebar dengan cepat. Semua yang menyentuh bayangan itu langsung menghilang.
‘Ber’, Shadow Army, mayat semut, tanah, laut, dan akhirnya menelan langit. Segera, seluruh dunia menjadi gelap. Dan berubah menjadi kekosongan yang sangat gelap dan dalam.
Lalu, sebuah suara berat datang dari suatu tempat di dalam kegelapan itu.
“Jika kamu mau, kamu bisa tinggal di dunia ini selamanya. Sama seperti berada dalam mimpi yang bahagia. Itu juga tak akan pernah rusak.”
Jin Woo melihat sekeliling mencari arah suara yang tak dikenal itu.
“Apa kamu bermaksud untuk tetap mengunciku, dalam fantasi yang kamu buat?”
“Tidak. Ini bukan aku. Dunia ini, kamu yang membuatnya sendiri.”
“Aku?”
‘Sialan.’
Jin Woo merasakan sesuatu mendekatinya dengan cepat.
‘Di belakang.’
Jin Woo lalu berbalik. Dan seperti yang diharapkan olehnya. Seseorang sedang berjalan keluar, dalam kegelapan di sana.
Dia mengenakan Armor hitam rumit, yang benar-benar berbeda dengan Shadow Army lainnya. Dan tekanan mengejutkan yang tak bisa dirasakan dari mahluk lain, juga bisa dirasakan darinya.
Jin Woo mengalami kesulitan, bahkan untuk membuka mulutnya, saat dia menghadapinya.
Orang itu kemudian berkata.
“Dunia yang diciptakan dengan menambahkan kekuatanku pada hasratmu, untuk menebus kesalahan yang telah kamu buat sebelumnya. Ini adalah kematian, daerah kekuasaanku.”
Jin Woo yang mendengar itu. Menyadari jika kegelapan yang menyelimuti dirinya adalah kegelapan yang lebih gelap daripada tempat lain di dunia.
‘Ini adalah tempat peristirahatan abadi … ‘
 ‘Kematian.’
‘Lalu, siapa orang yang mengatakan, jika dunia ini adalah wilayahnya …’
Karena penasaran, Jin Woo kemudian bertanya.
 “Kamu?”
Pria berbaju hitam itu perlahan mendekat.
“Aku sudah mengawasimu lebih lama, dari yang kamu pikirkan. Kamu lebih dekat dengan kematian daripada siapa pun, dan telah melawan dengan putus asa lebih dari siapa pun.”
‘Dia mengawasiku ?’
Pria itu menatap Jin Woo dengan mata hitam, yang seakan bisa menghisap apapun ke dalamnya.
“Aku adalah karya pemberontakanmu, pertanda perlawananmu, hadiah rasa sakit. Aku kematian, peristirahatan, dan ketakutan.”
Setiap kata yang ia katakan, terasa berat untuk didengar Jin Woo. Dan kenangan yang telah jatuh muncul, seperti ombak pada benak Jin Woo.
Setelah meraih pergelangan tangan Jin Woo, pria itu mendekatkan tangannya Jin Woo ke dadanya.
Mata Jin Woo membesar, saat tangannya menyentuh dada pria itu.
Meskipun itu dihalangi oleh armor tebal, Jin Woo bisa merasakannya dengan jelas.
‘Bagaimana mungkin?’
Detak jantung yang ia kenal ini, selalu dapat Jin Woo dengar, jika dia sedikit berkonsentrasi. Bunyi jantung kedua yang tik diketahui dari mana itu berdetak.
‘Black Heart.’
Black Heart berdetak cepat di dalam tubuhnya.
“Aku adalah…”
Pria itu berbicara pelan.
“Kamu.”



< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "SL_218"