Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

SL_237

gambar


SL 237

‘Apa yang ingin ia lihat, di saat dunia akan segera berakhir?’
‘Tidak, apa orang ini benar-benar Hunter Sung Jin Woo?’
Direktur menggelengkan kepalanya, saat dia merasa berhalusinasi karena terlalu mabuk. Tapi, dia segera menyadari, jika orang yang berdiri di depannya bukanlah yang palsu.
Dia lalu bertanya.
 “Apa yang kamu ingin lihat?”
“Runestone.”
Jin Woo dengan sangat jelas mengatakan niatnya kepada Direktur.
“Tolong serahkan padaku Runestone yang ditinggalkan oleh Karmish.”
“…..!”
Kejutan untuk sementara waktu menghinggapi benak Direktur. Dan dia bahkan hampir menggelengkan kepalanya secara refleks.
“Seperti yang diketahui Hunter, Runestone dari Karmish adalah Biro Hunter… “
Ucapannya dengan cepat terpotong.
Apa yang ingin dia katakan adalah, akibat karena terlalu banyak bekerja.
Apa itu Biro Hunter?
Biro Hunter adalah kekuatan milik Amerika Serikat. Tapi apa gunanya memikirkan hal yang seperti itu saat ini.
‘Yah, aku kira aku belum mabuk.’
Direktur tertawa.
Dia menampar pipinya hingga merah, dan kemudian menggelengkan kepalanya. Pandangannya yang buram dengan cepat membaik. Dan kini, Direktur mengerti, jika alasan Jin Woo jauh lebih penting dari Biro Hunter, atau ke Amerika Serikat itu sendiri.
Setelah sedikit kesulitan.
Direktur berkata kepada Jin Woo.
“Aku bisa menunjukkannya. Tapi mengapa kamu menginginkannya?”
Jin Woo segera menjawab tanpa ragu-ragu.
“Aku akan menggunakannya, sebagai alat untuk melakukan serangan balasan.”
* * *

Jin Woo yang sudah terbiasa, bisa mengkonfirmasi Skill yang terukir pada Runestone hanya dengan melihatnya. Dan dia sudah melihat ada kekuatan naga, saat melihat sebelumnya.
Dan alasan mengapa dia tak menunjukkan ketertarikan pada Runestone saat itu, adalah karena Jin Woo menganggap skill itu lemah. Dan itu adalah kekuatan yang tak diperlukan untuk Jin Woo sebelumnya.
‘Tapi … segalanya telah berbeda saat ini.’
Direktur dan Jin Woo yang turun ke lantai sembilan gedung Biro Hunter. Berdiri di depan sebuah kotak kaca bertulang yang berisi Runestone.
Jin Woo yang belum mendekat sudah mengerti Skill apa yang ada di dalam Runestone. Dan itu adalah skill yang sama seperti sebelumnya.
Skill dengan kekuatan yang mengerikan. Tapi dalam situasi ini, kekuatan mengerikan itu akan mengimbangi kekurangan. Jantung Jin Woo yang melonjak.
Direktur yang berada di sisinya lalu bertanya.
 “Bukankah Hunter Sung mengatakan jika para Rulers juga mengirim pasukan ke sini?”
“Ya.”
“Jadi, kenapa mereka membiarkan para Monarch melakukan ini?”
“Ini adalah strategi mereka, membantu manusia untuk berburu dengan lebih efisien.”
Apa yang para Rulers inginkan adalah, agar Mana bisa berakar di bumi, dengan memanfaatkan pertempuran sengit antara manusia dan Monarch.
Pengorbanan manusia itu semacam efek sampingnya. Dan itu bukan tujuan akhir mereka. Dan Runestone yang akan secara otomatis menyegel kekuatan kemampuan pemiliknya. Adalah pertimbangan Rulers untuk membantu manusia untuk berburu.
Kekuatan Karmish yang disimpan juga sama. Dan Jin Woo mencari kekuatan naga, untuk dijadikan sebagai kunci serangan baliknya.
Direktur yang menatap Jin Woo dengan mata tegang, menelan ludahnya.
“Benarkah… bisakah kamu menghentikan mereka, jika kamu melakukan itu?”
“Aku akan mencobanya.”
Bahkan pada saat ini, pasukan yang dipimpin oleh naga sedang menghancurkan segala sesuatu yang ada di dunia. Mereka terus maju dan maju.
Berkat para Rulers yang memperkuat Bumi dengan Mana, kecepatan maju Legion itu berada pada tingkat yang rendah. Tapi itu hanya untuk sementara waktu.
Setelahnya, seluruh bumi akan terbakar.
‘Apa aku akan menyaksikan dunia hancur seperti ini?’
‘Kekuatan Monarch of Shadow yang sangat mereka takuti.’
‘Aku ingin menunjukkan kepada mereka, bagaimana makhluk yang lebih lemah melawan.’
“Aku akan berusaha melakukannya.”
Niat Jin Woo terngiang di kepala Direktur.
Di depan Jin Woo yang tak berusaha melarikan diri dari pertarungan, meskipun dia tahu kekuatan musuh dengan benar. Dia menjadi jijik kepada diri sendiri, karena mencoba melarikan diri.
‘Aku ingin pergi ke tempat anakku? Tapi pria ini … ‘
‘Aku sangat malu kepadanya.’
‘Bahkan jika hasilnya buruk, aku melihat semuanya sampai akhir.’
“Aku tak memiliki kekuatan… dan aku sangat menghargaimu. Jadi tolong. Tolong hentikan mereka. Tolong hentikan monster-monster itu.”
Air mata mengalir dari mata Direktur yang membungkuk saat mengatakan itu.
Mungkin, apa yang sebenarnya ingin ia hindari, bukan mati di tangan monster. Sebagai kepala Biro Hunter Amerika yang harus memimpin pertempuran melawan monster di garis depan. Dia hanya ingin melarikan diri dari saat-saat. ketika dia terpaksa harus melihat warga negara yang harus ia lindungi terbunuh.
Direktur benar-benar tak ingin itu terjadi. Dan akan lebih baik, jika itu tak terjadi sama sekali. Dia bahkan berharap, bisa menangkap segala jenis harapan jika mereka ada.
Hati yang menggebu membuat dadanya menjadi sangat panas.
Jin Woo meletakkan tangannya di bahu Direktur tanpa berbicara.
“….. “
Tapi, Direktur merasa jika satu sentuhan itu lebih baik daripada seratus kata.
Direktur menghapus air matanya.
 “Ini memalukan. Maafkan aku, Hunter.”
 Jin Woo menunggu sebentar agar ia tenang, dan lalu dia membuka mulutnya.
“Dan satu lagi. Aku ingin menemui seseorang.”
* * *

 Jin Woo pergi ke apartemen yang ada di dekat markas Biro Hunter bersama dengan Direktur.
‘Apa aku pernah sedekat ini dengannya?’
Itu tak masalah, saat ini Biro Hunter hanya akan membantu semua yang Hunter Sung Jin Woo butuhkan.
Direktur memilih menggunakan tangga, karena lantai yang dituju tidaklah terlalu tinggi. Ketika bagian belakangnya mulai sedikit berkeringat, Direktur yang berhenti di depan pintu di lantai empat menatap Jin Woo.
Melihat itu.
Jin Woo mengangguk.
‘Baiklah.’
 Direktur kemudian mengetuk pintu dengan ringan dua kali alih-alih menekan bel.
Setelah beberapa ketuka.
Petugas yang melihat wajah Direktur membukakan pintu.
 “Direktur?”
Agen yang mencium aroma alkohol menusuk di hidungnya, melompat saat melihat Jin Woo berdiri di samping Direktur.
“….!”
‘Bukankah lebih baik tak mengeluarkan pistol, seperti saat aku pertama kali bertemu dengannya?’
Ketika dia melihat Jin Woo dan secara naluriah menyentuh punggungnya, agen itu terlihat tampak sangat malu.
‘Hunter Sung Jin-woo ?’
‘Mengapa Hunter terkuat di dunia datang kemari, dan bahkan Direktur sendiri yang membawanya?’
Agen lain yang sedang menunggu di dalam, keluar hanya untuk melihat, jika tamu itu adalah Direktur.
“Bagaimana dengan Madam Selner?”
“Dia ada di dalam. Ugh!”
Sama seperti agen yang membuka pintu, agen lain yang keluar juga terkejut, saat dia melihat Jin Woo.
“A-ada Direktur?”
“Hunter ingin bertemu Madam Selner. Maukah kalian memberi tahu Madam Selner jika Hunter Sung Jin Woo datang?”
“Baik.”
Kemudian…
“Aku tak menyangkan, akan ada seseorang yang datang menemuiku saat ini.”
Seolah dia sudah menunggu, seorang wanita berjalan keluar dari dalam ruangan. Dan itu adalah Madam Norma Selner.
Sebelumnya, dia telah bekerja sebagai seseorang yang membawa para Hunter mencapai kekuatan puncak mereka. Tapi sekarang, dia hanyalah seorang mantan spiritualis.
Setelah satu langkah maju, Jin Woo membungkuk dengan hati-hati kepada wanita tua itu.
 “Silahkan masuk.”
Wanita itu mengajak Jin Woo masuk ke dalam ruangan. Direktur yang berdiri di belakang mencoba untuk mengikuti Jin Woo, tapi Madam Selner menahannya dengan ringan.
“Hunter Sung mungkin ingin berbicara dengan tenang. Apa aku benar?”
Ketika Madam Selner berbalik dan bertanya, Jin Woo mengangguk menanggapinya.
Dan secara harfiah. Ini berarti Direktur tak dipersilahkan ikut. Dan dia menggaruk bagian kepalanya untuk menenangkan diri.
***

Madam Selner yang telah menutup pintu, perlahan-lahan berbalik dan berjalan ke salah satu sudut ruangan. Tapi, saat Jin Woo duduk di hadapannya. Wanita tua itu tak bisa menghentikan kekaguman yang keluar dari mulutnya.
“Ya Tuhan! Ini terlihat sangat berbeda dari terakhir kali aku melihatnya. Kamu… kamu bukan orang yang aku kenal.”
Matanya bergetar.
Sebelumnya, ada kegelapan berada di kedalaman Jin Woo. Tapi sekarang, dia telah menjadi kegelapan itu sendiri.
Matanya jelas melihat kekuatan kematian, yang ada di sekitar Jin Woo. Namun, Jin Woo menyilangkan kepalanya ke kiri dan kanan dan menyangkalnya.
“Aku adalah orang yang sama. Tapi kegelapan yang dilihat Madam Selner pada waktu itu telah menjadi satu denganku.”
“Ya ampun…”
‘Apa kata yang bisa dengan tepat mengungkapkan pemandangan indah ini?’
‘Itu adalah kekuatan Tuhan yang dimiliki oleh seorang manusia.’
Menatap kekuatan yang mengalir tanpa ujung dari Jin Woo, Madam Selner hanya bisa terus kagum. Dia bahkan tak bisa menutup mulutnya untuk waktu yang lama.
“Aku tak memiliki kekuatan untuk membantumu … Hunter.”
“Tidak.”
Kemampuan apa di dunia yang dapat membantu pria ini?
Dia sudah menjadi manusia yang tak manusiawi. Tapi, apa yang dipikirkan Jin Woo itu berbeda.
Jin Woo menatap Madam Selner yang ketakutan padanya dan bertanya.
“Kamu bilang sebelumnya, jika kamu bisa melihat masa depan bukan?”
“Ya, Sampai batas tertentu …”
“Lalu, apa kamu ingin melihat masa depanku?”
Sebelum memasuki pertarungan penuh, Jin Woo ingin melihat akhir pertarungan ini melalui mata Madam Selner. Bahkan jika sebuah jawaban yang tak diharapkan akan keluar, setidaknya itu bisa menenangkan pikirannya.
Madam Selner yang ragu-ragu, mengangguk pelan.
Dia mengulurkan tangannya dan menutup matanya. Melihat ke dalam kegelapan membutuhkan keberanian besar.
Tapi lebih dari itu.
Tidak, dia tak bisa menolak permintaan prajurit yang bersedia menghadapi musuh kuat. Yang mana dibutuhkan keberanian besar untuk melakukannya.
Waktu berlalu cepat.
Ketika Madam Selner membuka matanya, air mata yang tak bisa dikendalikan dari matanya mengalir turun.
“Kamu… Apakah kamu benar-benar akan menerima semuanya sendirian?”
“……”
Jin-woo tak menjawab.
“Bagaimana ini bisa… Bagaimana bisa beban ini hanya ditanggung oleh satu orang … apa mungkin untuk mempertahankan segalanya, dengan mengorbankan satu orang?”
Wajah Jin Woo telah berubah cerah.
“Untungnya, itu bisa,”
“Semoga beruntung! Tak ada yang akan mengingatnya. Dan ini akan menjadi pertarungan yang penuh dengan rasa kesepian!”
 Jin Woo meletakkan tangannya di genggaman Madam Selner. Ketika dia memutuskan untuk bertarung, dia sudah siap untuk semua itu.
Jin Woo lalu menjauh dari Madam Selner dan berkata dengan sopan.
“Aku minta maaf, karena terlalu banyak bertanya padamu.”
“Hunter Sung Jin Woo!”
Bahkan sebelum suara pahit Madam Selner berakhir, Jin Woo sudah tenggelam ke dalam bayangan di bawah kakinya.
Mendengar suara Madam Selner, orang-orang di luar bergegas masuk. Tapi, Jin Woo sudah benar-benar menghilang saat itu.
* * *

 “…..”
Jin Woo memanjat ke gedung tertinggi yang ada di kota dan memperluas indranya. Dan di bagian yang jauh darinya, di ujung daratan utara.
JIn Woo bisa merasakan ada begitu banyak pasukan di sana.
Terlebih lagi, dia juga bisa merasakan sedikit energi dari makhluk lain. Mereka semua adalah orang-orang yang telah terbunuh.
Min Byunggu, Go Gunhee, Adam White, dan Ayahnya.
Wajah-wajah dari mereka yang telah dikorbankan oleh pertempuran ini muncul di pikiran Jin Woo.
Marah.
Kemarahan yang datang dari bagian dadanya, mulai memenuhi ‘Black Heart’.
Jin Woo menutup matanya, dan mencari energi naga di Legion besar itu.
Tak begitu sulit untuk menemukan pusatnya, dalam masa kekuatan yang berputar seperti topan, dan menelan segala yang ada di sekitarnya.
 “Kemu.”
Jin Woo melihat naga yang ia cari.
Saat itu juga.
Naga itu juga melihat Jin Woo.
Suka cita yang tajam, terlihat dari kedua sosok yang saling menatap itu.
Sensasi ini membuat ketagihan.
Jin Woo lalu berhenti di puncak dan melihat ke arah, di mana naga itu berada.
Mata reptil yang jahat tak mengalihkan pandangannya dari Jin Woo untuk waktu yang lama. Karena dia tahu, jika Jin Woo adalah yang mengancamnya.
“….”
“….”
Monarch of Shadow dan Monarch of Destruction terus saling menatap satu sama lain.
Monarch of Destruction kemudian menunjukkan giginya.
[‘Aku di sini!’]
Keributan dahsyat yang dipicu ratusan dan ribuan badai petir, pada saat yang bersamaan. Sehingga, membuat seluruh bumi bergetar.
[‘Ribuan nyawa telah hilang. Berapa lama kamu akan bersembunyi seperti itu?’]
Mata Jin Woo bersinar dipenuhi kemarahan.
‘Aku akan dengan cepat mendatangimu.’
 Lalu..
Jin Woo yang menelan kata-kata yang ingin ia ucapkan, menghilang ke dalam bayangan.



< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "SL_237"