ARK_V02E04P06
4. Mengambil Hati Penduduk Lautan (6)
"Baik, akhirnya aku paham alasannya. Tapi, aku tak bisa
membiarkanmu bertarung dengan Dunphil dengan kondisimu sekarang!."
"B-Bos!"
"Jika cara bertarungmu sama seperti kemarin, tak peduli
apapun usahamu, kamu akan selalu kalah melawannya. Jika kamu tak ingin kalah,
kamu harus menurutiku. Pertama-tama, kamu harus menjadi lebih kuat."
Bat tersentak kaget, menjadi lebih kuat. Dengan kata lain,
menjadi target dari eksperimen masakan Ark.
Untung saja, kebencian Bat lebih besar daripada
ketakutakannya pada masakan Ark, dia hanya menggertakkan gigi dan mengangguk
setuju,
"Baik, aku paham Bos, asal aku bisa menang, gunung
penuh duri pun akan aku terjang."
"Baik, dan sebagai tambahan, kamu harus mengasah teknik
bertarungmu lagi. Dunphil secara statistik lebih kuat darimu, tapi bukan
berarti kamu tak bisa menang. Mulai sekarang, bersiap-siaplah. Aku akan
memberimu latihan langsung dari neraka!"
Siang melakukan bisnis, malam melatih Bat. Sejak saat itu,
keseharian Ark berlangsung seperti itu. Selain itu, begitu dia memasak resep
baru, Bat harus mencicipinya.
Masakan yang terbuat dari material yang berasal dari dasar
laut, memiliki kesempatan tinggi untuk mengeluarkan efek yang bagus. Tiap kali
itu terjadi, stat Bat naik sedikit demi sedikit.
Salah satu bentuk latihan Bat adalah berlatih tarung melawan
Ark.
"Lakukan dengan benar! Gerakanmu salah! Jika caranya
begini, kamu tak akan bisa menang melawan Dunphil! Kamu mau kalah dan
dihajarnya lagi ya!"
"T-Tidak! Aku tak akan kalah lagi!"
*PAK PAK PAK*
Hari-hari latihan dari neraka untuk Bat telah dimulai.
Lain dengan waktu sebelumnya, tiap kali Bat menderita, tiap
kali Bat mengalami luka, dan tiap kali Bat keracunan masakan, semangat Bat
malah semakin membara. Setelah latihan intens selama beberapa hari, Ark lalu
memanggil Dunphil kembali.
Namun sayang, walau kemampuan Bat sudah meningkat, hal itu
belum cukup untuk mengalahkan Dunphil. Tapi, perkembangan Bat jelas terlihat. Karena
situasi pertarungan jauh berbeda dari sebelumnya, Dunphil lumayan kewalahan
melawan Bat.
"Hah hah hah, ini, ini masih belum cukup untuk
mengalahkanku."
Pada akhirnya Dunphil menang lagi. Tapi, gap kekuatan mereka
semakin mengecil. Ark hanya tersenyum dingin pada Dunphil yang tubuhnya
sempoyongan. Berkebalikan dengan ucapan dan sikapnya yang arogan.
"Besok akan lebih sulit lagi."
"Huh, makhluk lemah mau bagaimanapun adalah makhluk
lemah."
Dunphil lalu menghilang kembali ke Netherworld.
'Sial, aku harus
menunggu 24 jam lagi. Lain kali, aku hanya akan memperbolehkannya bertarung
melawan Dunphil, saat aku yakin akan kemenangannya. Sambil menunggu, sebaiknya
aku merevisi menu latihan Bat. '
Setiap hari Ark sibuk dengan kegiatan ini, namun dia merasa
senang dengan situasi seperti ini.
***
Ark dengan pasti mulai mengumpulkan banyak Pearl.
Tapi seperti ombak yang pasang surut, situasi dirinya juga
demikian.
Seiring berjalannya waktu, bisnis nyalambat laun mulai
melemah. Bahan-bahan dari daratan sudah lama habis. Jadi, sejak itu dia memasak
menggunakan bahan dari lautan. Walau rasanya lebih lezat, tapi bangsa Mer sudah
lama terbiasa memakan bahan-bahan ini. jadi, lama-lama ketertarikan mereka
mulai memudar.
Bisnis memperbaiki equipment dengan Magic Restoration juga tak
lagi laris manis. Saat ini, tak ada perang berlangsung. Jadi, tak ada alasan
untuk equipment tiap bangsa Mer menjadi cepat rusak. Biasanya, setelah kondisi
equipment pulih, butuh waktu beberapa minggu hingga benda itu rusak kembali.
Pada akhirnya, dia terpaksa gulung tikar setelah sepuluh
hari.
Ark membuka bisnis tanpa modal, hanya mengandalkan kecapakan
bicara, dan skill uniknya. Dia sedikit menyesal, tapi dia sadar, dia tak bisa
terus menerus tinggal di Nodelesse.
Selain itu, tak peduli sebanyak apapun Pearl yang ia miliki,
jika dia tak menukarnya dengan Gold, dia akan sulit melakukan transaksi di
tempat lain. Bisnis ini pada akhirnya memang harus terhenti.
Walau sedikit menyesal, Ark tetap merasa puas. Karena,
walaupun dia tak bisa mendapatkan keuntungan lagi, tujuan utamanya melakukan
bisnis akhirnya tercapai. Dia sudah menjadi bagaikan selebriti di kota
Nodelesse.
Di manapun dia berada, bangsa Mer yang ditemuinya, semua
mengenal dirinya.
Saat dia membuka stand, dia mendapat banyak penggemar setia
yang selalu datang tiap harinya. Saat ini, dia sudah bisa menanyakan informasi
yang sebelumnya tabu.
"Apakah kamu mengenal seseorang yang bernama
Christin?"
"Christin katamu..."
Sebelum membuka stand, ketika menanyakan hal ini, respon
pertama bangsa Mer adalah berlagak tak tahu dan mulai menyumpah-nyumpah, jika dia
memaksa. Tapi situasinya sekarang sudah berbeda.
Pria Mermaidman lanjut usia yang ditanyai Ark dengan
sungguh-sungguh memikirkan pertanyaan itu,
"Tak ada yang tidak akan aku beritahu padamu sekarang.
Tapi jujur saja, aku juga tak begitu mengenal Christin. Tak hanya aku, sebagian
besar penduduk juga tak begitu mengetahui detail mengenai Christin.
Tapi lucunya, tak seorang pun di sini yang tak pernah
mendengar nama Christin. Christin adalah nama yang sangat terkenal di sini,
namun hampir semua orang tak mengetahui sebabnya."
"Aku tak mengerti. Kalau begitu, kenapa semua orang
tersinggung, saat mendengar aku menanyakan hal ini sebelumnya?"
"Hal ini karena pengaruh orang tua kami sejak kecil.
Aku hanya mendengar cerita para orang tua jika dahulu para bangsawan Mer,
memerintahkan penduduk untuk membenci orang dengan nama Christin. Tapi setelah
dipikir-pikir lagi, aku tak pernah mendengar alasan, kenapa kami harus
membencinya."
Tak heran mereka hanya mematuhi perintah tanpa
bertanya-tanya, mereka adalah ikan.
"Apakah ada cara untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
ini?"
"Hmm..."
Mermaidman itu merenung sebentar dan tiba-tiba kepalanya
tersentak ke atas karena teringat sesuatu.
"Aku ingat, sejarah bangsa Mer tercatat di Crystal
Pillar, yang berada di depan istana. Aku yakin, pasti ada sedikit catatan
mengenai Christin, mengingat ada perintah untuk membencinya. Tapi, aku sendiri
tak pernah membacanya. Karena tulisan di Crystal Pillar menggunakan bahasa kuno
yang sudah tak digunakan lagi.
Kamu adalah orang yang sangat berbakat, pasti kamu bisa
memecahkan hal ini. jadi, pergi ke sana dan cobalah."
"Terima kasih."
"Jadi, sekarang menuju topik yang lebih penting. Kenapa
kamu menutup restoranmu?"
"Aku tak lagi punya bahan untuk memasak."
"Aku menyesal mendengarnya, makananmu lezat sekali..."
Mermaidman lanjut usia itu hanya terduduk lesu dan menjilati
bibirnya.