Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

ARK_V01E05P04

gambar


5. Balas Dendam Viscount Haverstein (4)



Setelah petualang itu memberikan batu itu kepadanya, Viscount seakan melamun memandang batu itu. Viscount mematung cukup lama. Setelah itu, Viscount kembali memalingkan mukanya ke arah Ark.

"Kamu pasti tak bisa membayangkan sebesar apa jasamu, karena telah menemukan batu ini. Sudah merupakan kewajibanku untuk membalas jasamu dengan hadiah besar. Jadi, aku, Haverstein, berjanji akan memenuhi segala permintaanmu, selama aku sanggup dan itu sesuai dengan jasamu. Sebutkan permintaanmu."

Cahaya cerah muncul dari mata Ark dan seakan-akan bersinar kemana-mana.

Akhirnya, dia bisa mendapatkan hadiah. Dan Viscount berjanji memberikan apapun yang ia minta!.

'Hmm, equipment yang langka? Atau minta koin emas ya?'

Ketika Ark berpikir keras untuk permintaannya, dia menyadari ada sesuatu yang ganjil. Lalu, Ark paham ada jebakan dari kata-kata Viscount.

"Permintaan apapun, selama aku sanggup dan sesuai dengan jasamu..."

Setelah berpikir dengan hati-hati, pernyataan semacam itu sangat ambigu.

Walaupun Haverstein menyebutkan 'apapun', tapi ada kondisi jika permintaan Ark harus memenuhi kondisi 'aku sanggup' dan 'sesuai jasamu'.

Pada akhirnya, apa yang diminta oleh Ark tetap mempunyai batasan. Karena batasan tersebut tak berupa angka, Ark dak bisa menebak sejauh apa dia bisa meminta. Metode apa yang bisa dilakukan untuk menebak batasan itu?

'Ah, tingkat kesulitannya!'

Ark membuka layar quest dan memeriksanya. Tingkat kesulitan quest ini hanya G. Dari pengalamannya, quest tingkat ini paling banyak hanya bisa mendapatkan 1 gold, atau item tertentu yang biasanya tak begitu berguna.

'Apakah hanya ini, yang bisa aku dapatkan dari quest ini?'

Kegembiraan Ark sebelumnya menghilang dan digantikan oleh rasa kecewa.

Untuk mendapatkan batu ini, Ark harus membunuh ribuan Tikus dan menghabisi Boss Setan Tikus. Dia merasakan penderitaan menunggang kuda selama sehari semalam, hingga punggungnya seakan mau patah. Tapi hadiahnya cuma 1 gold!?

Kemudian muncul pertanyaan lain di benak Ark.

'Apakah memberikan batu ini ke Viscount adalah akhirnya? Tapi, kenapa Cross memintaku menyusul Viscount?

Dia hanya perlu mengirimkan kurir saja, jika memang demikian. Dan questnya menyebutkan jika aku harus menemui Viscount. Tapi, itu tak tertulis jika aku harus memberikan batu ini kepadanya.

Benar juga, quest ini mempunyai cabang dan pilihan!"

Quest bercabang, hasilnya tergantung dengan cabang mana yang dipilih oleh si Player.

Setelah berpikir matang-matang, Ark percaya jika ini adalah quest bercabang. Pilihan Ark sekarang akan menentukan kelanjutan quest. Dengan kata lain, jika dia ingin mendapat hadiah sesuai bayangannya, dia tak boleh salah langkah di sini.

Ark lalu menyusun kata dan menjawab Viscount.

"Apa yang benar-benar aku inginkan adalah menemani Tuan Viscount masuk ke dalam reruntuhan."

"Apa? Kamu tak bisa melakukan itu!"

"Kenapa Anda mengatakan itu? Akulah yang menemukan batu ini. tentunya, aku layak menemanimu. Apakah Tuan Viscount merasa permintaanku terlalu berat dan tak sesuai dengan jasaku?"

"Apakah kamu tak tahu? Aku melarangmu mengikutiku, untuk kebaikanmu sendiri. Reruntuhan itu bukan tempat biasa. Itu adalah tempat di mana iblis berada. Aku tak bisa membawa orang sipil sepertimu ke dalam!"

"Apakah Anda melanggar janji anda sendiri Tuan Viscount?"

Ark menekan Viscount dengan nada yang tajam.

Seorang Player harus menjaga perilakunya di depan NPC, itu adalah aturan yang diterapkan Ark. Tapi, semuanya akan berbeda, jika hadiah besar merupakan taruhannya.

Ada banyak cara menaikkan keintiman yang jatuh dengan NPC. Tapi, tak ada cara untuk mendapatkan kembali item quest yang telah hilang.

Ketika NPC adalah seorang bangsawan atau Viscount, Ark sudah bersiap diri, bahkan untuk bertarung melawannya demi hadiah yang lebih besar.

"Kamu memang... uhuk, uhuk!"

Viscount yang sedari tadi memelototi Ark, tiba-tiba berlutut dan muntah darah.

"Tuanku!"

Prajurit yang berada di sekitar Viscount langsung mendekat. Tapi, ada seseorang yang dengan cepat membantu Viscount. Tentu saja dia adalah Ark.

"Serahkan Tuan Viscount kepadaku. Aku berpengalaman merawat orang sakit."

Ark lalu langsung mengaktifkan skill Nursing, perlahan kondisi Haverstein mulai membaik.

Ark berkata sambil tersenyum masam.

"Anda sepertinya sakit keras. Untuk masuk ke reruntuhan dengan kondisi seperti ini... dan tak adakah prajurit anda yang bisa merawatmu?"

"Aku tak membutuhkan pembantu atau apapun. Uhuk, uhuk!"

"Anda sedang sakit Tuanku. Anda bahkan sulit berjalan… apalagi bertarung. Tentunya, Anda tak mau menjadi beban prajuritmu sendiri, hanya demi menjaga harga dirimu kan?"

"T-tapi..."

"Saya mohon, berikan izin pada hamba untuk merawat Tuanku. Sebagai seorang perawat, hamba tak bisa meninggalkan orang sakit di dekat hamba."

Ark bicara dengan penuh kesopanan namun tegas.

Haverstein lalu menghela napas.

Itu adalah helaan napas yang mengakui dirinya telah kalah. Didampingi suara yang telah familiar di telinga Ark, dia berpikir jika dia telah memilih dengan tepat.

*Ding!*

Lalu, layar quest terbuka...

[Quest Berantai selanjutnya.

Secret of the Slate II >> Secret of the Slate III

Anda harus mengeksplorasi reruntuhan bersama rombongan Viscount Haverstein, untuk memecahkan rahasia di balik batu ini.

Quest akan gagal jika: Viscount Haverstein mati.

Tingkat kesulitan: +E]

***



< Prev  I  Index  I  Next >