Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

ARK_V01E05P05

gambar


5. Balas Dendam Viscount Haverstein (5)



"Seraang, habisi semua monster terkutuk di sini!"

"Ooaaaaaaaah!"

Gelegar 50 Sylphid Knights terdengar di mana-mana. Dengan pedang dan tombak, mereka menghabisi monster di reruntuhan dengan cepat.

Gargoyle dan Goblin memenuhi reruntuhan. Tapi, ketika monster tersebut mencoba menghalangi pasukan ini, regu Mage yang berada di belakang formasi, melemparkan api dan membakar monster tersebut.

Monster yang berhasil menghindar dari kobaran api, berakhir mengenaskan dengan penuh tusukan tombak dan tebasan pedang dari para Knight.

Menghabisi ratusan monster level tinggi hanya 10 menit saja.

Ark melihat pertarungan ini dengan takjub.

'Sangat kuat.'

Dua hari telah berlalu sejak mereka mulai memasuki reruntuhan ini.

Reruntuhan ini seperti labirin, banyak jalan yang membingungkan. Jadi, sangat sulit menentukan arah di dalamnya. Tiap kali mereka melalui persimpangan jalan, selalu ada gerombolan monster yang menunggu dan menyergap.

Akan tetapi, monster tadi tetap bukan tandingan Sylphid Knights.

Sylphid Knights adalah kelompok ksatria yang selama ini selalu berada di sisi Viscount Haverstein, di tiap medan pertempuran. Di lihat dari Equipment mereka saja, sudah sangat berbeda dari prajurit biasa.

Senjata dan Armor mereka seakan bersinar dan terlihat mempunyai kualitas tinggi. Skill dan level mereka juga tinggi, karena mereka sanggup menghadang tiap serangan dengan tameng mereka. dan tiap kali mereka menyerang, Critical Hit pasti muncul.

Ini adalah pertama kali Ark melihat pertempuran antar NPC dengan skala sebesar ini. level pertarungan yang ada membuat dirinya agak kehilangan kepercayaan dirinya.

Setelah beberapa kali berhasil mengatasi gerombolan monster, tanda ‘+’ terlihat jelas di atas kepala beberapa Knight. Hal ini menunjukkan jika beberapa dari mereka naik level.

"Sebenarnya, berapa level pasukan ini?"

Sistem level tentu saja berlaku juga pada NPC juga. Seperti Player yang tiap kali berhasil membunuh monster, level mereka juga akan naik, namun NPC sepertinya tak tahu konsep sistem level, seperti Player.

Jika Ark bertanya kepada salah satu Knight, berapa levelmu? Maka Knight tersebut hanya akan balik bertanya, ‘apa itu?’

Dan jika Ark mencoba menjelaskan konsep level, Knight tersebut akan marah dan tak akan percaya.

Di New World, istilah level dan statistik tak akan dimengerti oleh NPC.

Istilah tersebut hanya diketahui dan dimengerti oleh para Player.

Skill dan magic yang berguna untuk mengintip level dan skill yang dimiliki para Knight ini tak menunjukkan apa-apa. Hal ini berarti, level mereka berada jauh di atas level Ark.

'Yah, selama aku berada di tengah-tengah pasukan ini, kemungkinan aku mati menjadi sangat kecil.'

Quest ini mempunyai tingkat kesulitan: +E.

Tingkat kesulitan tersebut menunjukkan jika mustahil bagi Ark untuk menyelesaikannya sendiri, tak peduli cara apa yang ia gunakan.

Tapi, jika dia bergabung dengan rombongan Viscount Haverstein, quest ini bahkan tak tampak sulit.

Masalahnya adalah salah satu penentu sukses tidaknya quest ini adalah hidup matinya Viscount.

Setelah mereka mulai mengeksplorasi reruntuhan ini, kondisi Viscount semakin memburuk. Ark yang mempunyai Nursing, bisa memperkirakan jika nyawa Viscount sebentar lagi akan melayang, karena sakit yang ia derita.

Jika Viscount meninggal sebelum Ark menyelesaikan quest ini, maka sia-sialah perjuangannya selama ini. Dan lagi, Sylphid Knights yang mendampingi Viscount akan kembali ke kastil, jika Viscount meninggal.

Itulah alasan, walaupun Ark tak perlu mengatasi monster di sekitarnya, quest tersebut tetap mempunyai tingkat kesulitan: +E.

'Tak peduli apapun yang terjadi, aku harus menjaga Viscount agar tetap hidup. Bah, ini sangat sulit.’

Wujud Viscount yang lemah dan batuk-batuk, membuat Ark jengkel.

Jika quest Ark tak memintanya untuk menjaga Viscount tetap hidup, dia tak akan peduli tentang hidup matinya Viscount. Setidaknya, dia ingin ikut membunuh satu dua monster yang berada di sekitarnya. Karena, exp yang dimiliki monster tersebut sepertinya cukup banyak.

Para Knight dengan level tinggi di sekitarnya saja terus naik level tanpa henti. Pada level Ark sekarang, satu monster saja mungkin cukup untuk membuatnya naik level. Tapi, dia harus menjaga nyawa Viscount dengan skill Nursing, ditinggal sebentar saja, kemungkinan Viscount akan langsung mati.

"Uhuk, uhuk!"

"Tenang, Anda tak apa-apa. Penyakit itu datangnya dari pikiran. Jika Anda pantang menyerah, Anda bisa mengatasi penyakit apapun. Tunjukkan keberanianmu, jangan sampai hilang harapan."

Sembari menyemangati Viscount dengan kata-kata yang dia sendiri tak percayainya, Ark terus mengaktifkan skill Nursing dan wajah Viscount perlahan-lahan menjadi lebih cerah.

"Terima kasih. Jika aku mendengar kata-katamu, entah kenapa kekuatanku kembali dan cukup untuk mengurangi rasa sakit ini. Tapi aku paham, tak peduli sebesar aku mengeraskan hatiku, sudah tak ada harapan lagi untukku..."

"Apa maksudmu?"

"Karena jujur saja, penyakit ini bukan penyakit biasa."

"Apakah Anda tahu penyebab penyakitmu ini?"

"Apakah kamu tahu, kenapa aku tetap memimpin pasukan ini kemari, bahkan dengan kondisi seperti ini?"

Haverstein memandang sekitarnya dengan pilu.

"Karena, di sini adalah sarang iblis yang membunuh para leluhurku dan memberikan penyakit ini padaku."

"Iblis apa? Bisakah Anda memberitahukan detailnya?"

"Sebaiknya aku beri tahu semuanya, karena kamu telah terlanjur ikut. Dulu, ada sebuah musibah besar di Castle Jackson. Terdapat wabah penyakit dan gagal panen yang melanda kotaku. "

"Apakah Anda pikir, hal itu terjadi karena iblis yang hidup di sini?"

"Ya. Hal itu terjadi karena kutukan iblis jahanam itu.

Leluhurku yang mengetahui ini, mengumpulkan pasukan untuk membasmi iblis itu. Tapi, ayahku yang merupakan salah satu keturunan Jackson yang terkuat, gagal membunuh iblis itu. Meski Iblis itu hanya membutuhkan satu pukulan untuk binasa, namun iblis pengecut itu berhasil kabur dan bersembunyi di tempat ini.

Tiap keturunan Jackson akan terkena penyakit in,i dan pada akhirnya akan mati, ketika mereka berumur 20 tahun, selama iblis itu masih hidup."

"Apa?! Jadi Viscount saat ini masih berumur..."

"Alasan aku masih hidup adalah karena ayahku."

Haverstein memegang kalung perak yang menggantung di dadanya dengan erat.

"Seperti yang leluhurku selalu lakukan, ayahku juga ingin menghilangkan yang selama ini melanda keluarga kami. Di saat aku lahir, akhirnya ayahku mengetahui lokasi iblis itu berada. Ayahku yang mengetahuinya datang kemari.

Tapi, tempat iblis itu berada ditutupi oleh pintu kuno yang mustahil untuk dibuka dengan kekuatan semata. Batu yang kamu temukan adalah kunci untuk membuka pintu itu.

Seperti yang kita lakukan sekarang. Ayahku berhasil menemukan batu itu, dan pada akhirnya bertarung dengan iblis itu. Knight yang mendampingi ayahku, beberapa dari mereka yang saat itu berhasil kembali hidup-hidup, menceritakan jika ayahku bertarung dengan gagah berani.

Setelah bertarung sengit dan lama, kemenangan sepertinya sulit diraih. Dengan tenaga terakhirnya, ayahku berhasil memberikan luka yang fatal pada iblis itu. Sayang, iblis itu tak mati. Dia hanya kehilangan kekuatannya.

Namun, karena iblis itu melemah, kutukannya juga melemah. Jadi, aku hidup sampai sekarang adalah berkat ayahku."

"Jadi, itu berarti Viscount kembali sakit, karena iblis itu mulai pulih kembali."

"Ya, beberapa tahun lalu, kutukan penyakit ini juga muncul di anakku yang sekarang berusia 15 tahun. Kekuatan iblis itu mulai pulih.

Tapi, ketika ayahku meninggal, batu itu juga ikut menghilang.

Selama 3 tahun ini, aku berjuang menemukan batu ini, tapi tak ada hasil. Ketika kondisiku mulai kritis, aku berpikir untuk melakukan perjuangan terakhir, dengan datang kemari dan membuka pintu itu dengan paksa. Untung saja kamu berhasil menemukan batu ini."

"Jadi, jika iblis itu binasa, Viscount akan sembuh?"

Haverstein menggelengkan kepalanya.

"Sudah terlambat untukku. Bahkan, jika aku berhasil membunuh iblis itu sekarang, aku akan tetap mati. Tapi, aku tak dapat membiarkan anakku mengalami nasib yang serupa denganku. Seperti ayahku, aku juga ingin melindungi anakku dan keturunannya, dan membunuh iblis itu. Sudah kewajibanku, sebagai seorang Jackson, untuk membunuh iblis itu.

Aku percaya, aku akan berhasil. Datangnya petunjuk Dewa, jika batu itu datang melalui dirimu bersamaan dengan bulatnya tekadku untuk membunuh iblis itu. "

Ark merasa sangat terharu.

Seorang ayah demi anaknya, rela kehilangan nyawanya, rela berjuang di tengah-tengah kondisinya yang sekarat. Tentu saja mereka hanya NPC. Walaupun sangat mirip dengan manusia nyata, mereka bukan manusia sebenarnya.

NPC hanyalah program yang berfungsi, karena adanya aliran listrik di sebuah komponen.

Namun, di luar itu semua, tekad Viscount benar-benar menggerakkan hati Ark. Menurutnya, perasaan Haverstein yang ingin menolong anaknya, benar-benar dari dalam lubuk hati.

Bagi para NPC, dunia ini adalah dunia nyata. Dan seperti masyarakat di dunia, ada yang baik dan ada yang jahat. Di samping itu, berbeda dengan orang-orang nyata atau Player, setidaknya NPC di sini benar-benar jujur apa adanya. Dan hal itulah yang membuat Ark berpikir, jika NPC di sini adalah lebih baik daripada manusia pada umumnya.

"Harapan Viscount akan terkabulkan."

"Terima kasih."



< Prev  I  Index  I  Next >