ARK_V01E05P06
5. Balas Dendam Viscount Haverstein (6)
Haverstein lalu tertidur dengan ekspresi nyaman.
Setelah itu, Ark benar-benar memperlakukan Haverstein dengan sepenuh hati.
Ayah yang rela melakukan segalanya demi anaknya.
Ark jadi teringat oleh almarhum ayahnya sendiri. Jadi, dia merasa Haverstein adalah seorang sosok yang sangat mirip dengan ayahnya.
Sehari berlalu, semenjak Ark memperlakukan Haverstein dengan sepenuh hati, muncul pesan yang tak disangka olehnya. Dari skill yang Ark pelajari, perkembangan Nursing adalah yang paling pelan. Walaupun dia menggunakan Nursing pada nenek Johansson sebanyak 10 kali, poin yang ia kumpulkan hanya 20 saja. Bahkan, setelah berkali-kali menggunakan Nursing pada Haverstein, poinnya hanya hanya naik menjadi 30.
Namun, setelah Ark merawat dan menggunakan Nursing dengan sepenuh hati, tanpa Ark sadari skill Nursing naik dengan cepat, dan akhirnya mencapai tahap Intermediate.
Setelah merawat seseorang dengan sepenuh hati, Nursing naik dengan cepat dan naik satu level.
[Nursing (Intermediate, Active):
Dapat meningkatkan daya hidup dan memurnikan jiwa seseorang. Makin tinggi level skill, makin ahli penggunaan skill ini.
Jika digunakan pada orang sakit, Vigor dan Courage naik 40%.
Konsumsi mana: 10
*Bonus efek Nursing Intermediate
Nurse's Soul: Dapat sepenuh hati mendoakan kesembuhan jiwa dan raga orang yang sedang sakit. Semua stats akan sedikit meningkat. Semakin dalam dan serius doanya maka tingkat ketahanan pikiran pada kutukan akan meningkat.*
Mulut Ark terbuka lebar.
Ark takjub bukan karena level skillnya meningkat, tapi alasan penyebab level skillnya meningkat.
'Berarti, sistem tahu perbedaan antara perlakuan sepenuh hati dan perlakuan sembarangan?"
Level-nya meningkat dengan sangat cepat, ketika Ark mulai merawat Haverstein dengan sungguh-sungguh. Berarti, perubahan perilaku Ark terhadap seseorang, juga mempengaruhi perkembangan karakter di dalam game.
Hal itu secara fisik tentunya mustahil, hati seseorang tak nampak dari fisiki semata. Namun, unit khusus yang digunakan untuk memainkan New World, melakukan scan otak. Dan seseorang bisa menggerakkan karakter di game melalui perubahan sinyal otak.
Sederhananya, sinyal otak yang seharusnya menggerakkan tubuh, dialihkan untuk menggerakkan karakter. Emosi pada dasarnya adalah perubahan sinyal otak. Jadi, tak mustahil bagi sistem untuk mendeteksi emosi pada Player, ketika dia memainkan New World. Tapi, Ark tak menyangka jika emosi juga mempengaruhi perkembangan skill karakter...
'Jadi, entah itu berinteraksi dengan NPC atau berkaitan dengan yang lain. Perkembangan skill akan optimal, jika aku mau bekerja dengan sepenuh hati.'
Prinsip itu berlaku juga di dunia nyata, walau kadang hasilnya tak sepadan. Perbuatan baik akan dibalas Sang Pencipta dan hal lain semacam itu. Tapi siapa sangka, jika New World juga menggunakan prinsip yang sama.
Hal ini amat mengejutkan. Ini adalah penemuan yang sangat mengagetkan. Karena dia terbunuh berkali-kali dari manipulasi Andel di desa Harun. Untuk memulihkan stats-nya, Ark membuang banyak waktu sehingga skill dan levelnya lumayan tertinggal.
Walaupun dia mendapat bonus stat 12 poin dari gelar yang didapatnya, mengejar ketertinggalan setengah bulan dari pelamar yang lain, dan itu masih tidaklah mudah.
Ark bahkan berpikir, ada baiknya kandidat yang lain beristirahat, layaknya dongeng kancil dan kura-kura. Sehingga, dia bisa menyusul mereka. Tapi, Ark sadar jika hal itu mustahil terjadi. Tapi sekarang, dengan
penemuan ini, Ark merasa telah menemukan cara untuk mengejar ketertinggalannya.
Dia menemukan harapan baru.
Setelah itu, Haverstein mulai lebih sering muntah darah.
Daya hidupnya mulai jatuh, kondisinya menjadi sangat parah. Bahkan, Haverstein mulai tak mengenali orang-orang di sekitarnya. Untung saja, skill Nursing Ark sudah mencapai Intermediate. Tiap kali Haverstein nyaris mati, skill ini berhasil menyeretnya kembali hidup.
Ark benar-benar berharap Haverstein bisa menyelesaikan ini semua, sebelum dirinya benar-benar mati.
***
"Akhirnya kita sampai!"
Emosi Haverstein meningkat, saat melihat pintu kuno di depannya. Wajahnya walaupun pucat, menyinarkan sebuah harapan.
Sudah lima hari semenjak rombongan ini masuk reruntuhan. Akhirnya, mereka mencapai ujung reruntuhan. Di depan mereka, ada sebuah pintu dengan dekorasi dan ukiran yang sangat rumit.
Iblis yang mereka cari berada di balik pintu ini.
Pintu itu mengeluarkan aura haus darah. Di tengah-tengah pintu tersebut, ada lubang yang mempunyai ukuran yang sama, dengan Batu Tulis milik Ark.
Haverstein melihat Ark dan menganggukkan kepalanya. Dengan tegang, Ark berjalan menuju pintu dan memasukkan batu itu ke lubang. Seluruh ruangan mulai bergetar, seiring dengan terbukanya pintu.
"Semuanya bersiaplah untuk pertempuran sengit, kita akan masuk sambil melindungi Viscount!"
"Yaaaaaa!!"
Ruangan berbeda dengan ruangan lain di reruntuhan, mulai terlihat dari balik pintu. Dinding dan lantai dengan pola yang aneh, atap yang penuh dengan stalagtit, dan itu menimbulkan kesan angker.
Sarang iblis ini seakan bukan buatan tangan, tapi merupakan kehendak alam setelah ribuan tahun.
Setelah seluruh pasukan memasuki ruangan ini.
[Boss 'Twisted Dream Weaver, Debra' telah muncul.]
"Iblis telah menampakkan dirinya!"
Ark menjerit memperingatkan orang-orang di sekitarnya. Di saat yang sama, dari arah depan muncul aura kegelapan, yang menjalar menuju ke arah pasukan. Setelah mendengar peringatan, para Knight di depan berusaha mengangkat tameng mereka untuk menangkis aura itu. Tapi, dari aura tersebut muncul gelombang yang menghempaskan hingga 3-4 orang.
"Kuekeke, ada gerombolan lalat yang datang untuk dibunuh!"
Dari balik kegelapan, muncul makhluk besar setinggi 10 meter. Di tubuhnya, ada Armor dengan aura gelap dan pedang raksasa. Di belakangnya, sayap jubah berwarna merah darah, berkibar dan menebarkan aura amis darah.
Boss Debra ini lalu maju sambil menebaskan pedangnya. Tiap tebasan memunculkan aura yang bisa menghempaskan orang yang mengenainya. Para Knight mulai panik.
"Iblis itu d-datang!"
"Twisted Dream Weaver, Debra yang mengerikan!"
"Jangan takut! Jahanam ini hanyalah monster pengecut yang hanya bisa sembunyi dan melarikan diri di balik pintu!"
Haverstein berusaha menyemangati pasukannya. Setelah itu, para kstaria mulai membentuk formasi dan melawan.
Gelombang listrik berwarna biru keluar, tiap kali Debra membuka mulutnya.
Debra juga menebaskan pedang raksasanya kemana-mana. Satu tebasan menghancurkan tameng 3-4 Knight, hingga berkeping-keping. Sylphid Knights yang sebelumnya tak terkalahkan di reruntuhan ini, ternyata bukan tandingan Boss Debra.
Gelombang listrik Debra yang keluar dari mulutnya, bisa melelehkan Armor dan senjata para Knight. Dan gelombang serangannya, mulai mengurangi jumlah pasukan satu demi satu. Tapi, Sylphid Knights bukan prajurit amatir. Mereka juga melawan dengan sangat sengit dengan tebasan pedang, tusukan tombak, tembakan panah, dan sihir.
Setelah beberapa kali saling serang, tubuh Debra mulai sedikit terhuyung ke belakang, menandakan Debra juga mengalami luka.
"Hari ini adalah hari terakhirmu!!"
Para Mage di belakan formasi secara bersamaan menyerang dengan petir dan api, yang didukung oleh sihir Penetrasi.
Lalu, Ark melihat warna merah di atas kepala Debra yang menunjukkan Health telah berkurang setengahnya.
Semangat pasukan naik, dan jeritan menggelegar serangan mereka mulai semakin garang.
"Iblis bangsat ini sudah kehilangan setengah nyawanya!"
"Ayo semuanya, terus seraaaang!"
"Huuuk, dasar bajingan..."
Mata Debra berkelebat dan aura gelap mulai menyelimuti tubuhnya dan sekitarnya.
Knight yang terkena aura tadi diam dengan ekspresi kosong, menunjukkan mereka telah terkena ilusi. Tiba-tiba Knight tadi mulai saling serang.
"Hati-hati itu adalah sihir ilusi! Pasukan Mage, lakukan sesuatu!"
"Siap!"
Pasukan Mage yang berada di belakang formasi dan jauh dari pengaruh Debra, mulai melafalkan mantera.
Resistance, Cleanse, Strengthening Willpower, dan mantra yang lain dikeluarkan oleh pasukan Mage. Namun, efek ilusi Debra gagal dipatahkan. Situasinya semakin serius dan 3-4 Knight bahkan sekarat oleh serangan teman mereka sendiri.
Pasukan Mage mulai kelabakan.