Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

SCG_056

gambar

SCG_056


Bab 56. Menenangkan Jiwa (1)


Seperti yang sudah diduga Samuel, makam itu tak tersembunyi. Bahkan, mereka hampir melewatinya, saat berjalan melewati bukit yang besar. Tapi, mata Pathfinder yang berpengalaman masih berhasil menangkap bagian-bagian yang dibuat dengan tangan manusia, secara akurat.
Sudah lama waktu berlalu, dan makam itu hampir menjadi satu dengan alam. Namun, empat lorong dan pintu baja berkarat yang akhirnya mereka temukan, tersembunyi di sekitar 'bukit' ini. Dengan jelas membuktikan, jika ini bukan gundukan tanah sederhana. Melainkan makam yang sebenarnya.
"Sekarang aku memikirkannya, seluruh area ini agak aneh."
Begitu Ian mengucapkan kata-kata itu, perhatian semua orang langsung menimpanya.
Sebagai salah satu aktor utama yang memungkinkan ekspedisi ini ke Forest of Denial. Setiap kata yang ia ucapkan, membawa beban berat. Juga, ketika mengingat fakta kalau dia membujuk Samuel, ketika lelaki muda itu ingin melanjutkan ekspedisi, tepat sebelum pertempuran melawan para Lioner pecah. Jelas jika dia ingin menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa.
"Ahh. Aku tak mengatakan itu dengan cara yang buruk. Jadi, santai saja. "
Ian dengan ringan melambaikan tangannya, dan kelegaan datang membasahi seluruh anggota ekspedisi.
"Yah, rasanya seperti… Mm, apa yang harus aku katakan di sini, aku ingin tahu. Aku tak bisa terlalu yakin. Dan itulah sebabnya, Aku belum mengatakan apa-apa sampai sekarang, tapi…"
Ian dengan hati-hati mengatur ulang pikirannya, baru kemudian dia angkat bicara.
"Sebenarnya, aku merasa lebih nyaman di dada dan kepalaku, saat beberapa saat yang lalu. Semakin dekat kita ke makam ini, efek dari hutan ini tampaknya semakin melemah… Tidak. Rasanya seolah-olah sihir itu sendiri mengelilingi makam, dengan di tengah sihir itu menghilang. "
Paradise adalah dunia di mana 'perasaan' seseorang, memiliki nilai yang sangat kecil. Jika itu ada hasil akhirnya, maka harus ada penyebabnya. Jadi, orang lebih suka kebenaran yang terbentuk dari informasi aktual dan nyata, daripada perasaan sederhana dan asumsi yang tak berdasar.
Terutama untuk Archer. Benar-benar dilarang bagi mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka.
Namun, Ian adalah seorang Mage. Tentu saja, Mage juga berusaha menjaga sikap untuk mencari penjelasan logis dalam segala hal. Tapi tak seperti Archer, mereka benar-benar tak dilarang berbicara dalam pikiran mereka, untuk sebagian besar waktu.
Tak lupa, Ian adalah orang Bumi yang terkenal, karena ruang lingkup pengetahuannya. Akan ada alasan baginya, memilih untuk membuka mulut di sini. Bahkan, jika itu adalah masalah yang tak penting.
“Setelah Aku menemukan keberadaan makam di dalam Forest of Denial, Aku mulai berteori jika pemakaman ini bisa menjadi sumber dari semua bencana, yang terjadi di daerah ini. Aku berpikir, jika dendam kuat dan mengerikan terhadap orang mati, telah menjadi kutukan yang menyelimuti negeri ini.”
"Tapi, kamu bilang itu bukan kutukan, tapi mantra sihir."
"Itu benar, Samuel. Kebetulan, apakah kamu tahu, siapa yang dimakamkan di makam ini? "
Samuel menggelengkan kepalanya.
“Menurut sejarah tertulis yang aku temukan di perpustakaan kerajaan. Itu diduga adalah makam putri cantik dari keluarga bangsawan, yang dulu pernah menikmati pujian besar, sekali sebelum pengaruh mereka memudar. Dan dia bahkan terpilih sebagai orang suci, setelah kematiannya. ”
"Orang suci, katamu?"
"Mm. Biarkan aku menjelaskan padamu, satu hal. Arti orang suci dari zaman itu agak berbeda dari apa yang kita kenal sekaranh. Bagaimana aku harus mengatakan ini… Itu lebih merupakan isyarat simbolik daripada yang lainnya. "
Ian dengan ringan batuk untuk membersihkan tenggorokannya, dan perlahan melanjutkan kisah itu.
“Ini adalah kisah dari beberapa abad yang lalu. Pemilik makam ini mengalami nasib tragis, karena dikorbankan dalam pernikahan yang diatur secara politis. Tentu saja, perkawinan semacam itu adalah praktik yang umum pada waktu itu. Tapi masalahnya adalah, dengan calon suaminya. ”
"Apakah dia memukul dan melecehkannya atau sesuatu?"
Ketika Hugo bertanya, Ian menggelengkan kepalanya.
“Tak ada catatan dia melakukan kekerasan. Hanya, dia terserang penyakit mematikan dan hampir meninggal dunia. ”
"Sekarang, mengapa ada orang yang mengirim putrinya untuk menikah dengan pria seperti itu?"
"Mengapa? Karena mereka telah mencapai kesepakatan. Bukankah agak jelas, mengapa rumah tangga bangsawan yang hancur, akan menikahkan anak perempuan mereka yang terakhir. Seolah-olah mereka menjualnya? ”
Ekspresi Hugo menunjukkan, betapa bingungnya ia.
“Di sisi lain, keluarga bangsawan dari calon suami yang berada di dusun terpencil ini, mungkin akan mendapat untung besar dari pernikahan ini. Bahkan jika mereka dalam kemunduran, kejayaan masa lalu masih tetap sebagai kemuliaan. Dan juga…"
"Kebetulan, apakah calon suami itu satu-satunya anak bangsawan itu?"
Seol Jihu bertanya, setelah diam-diam mendengarkan kisah itu. Mata Ian terbuka lebih lebar, sebelum senyum terbentuk di bibirnya.
"Itu benar. Ketika putra satu-satunya berada di ambang kematian, mereka akan sangat tergesa-gesa untuk mewarisi ahli waris baru. Itu akan menjadi satu-satunya cara, untuk memastikan jika garis keturunan akan terus berlanjut. "
"…."
"Jadi, mereka mengatur masa depan dengan upacara pernikahan, tapi…"
Ian tampak agak sedih, ketika dia berbicara.
“Agak kebetulan, sang suami akhirnya sekarat, begitu upacara pernikahan selesai. Memang, dia meninggal, bahkan sebelum tujuan penting untuk melanjutkan garis keturunan telah terpenuhi. "
"Itu agak kejam, karena suatu kebetulan."
"Nasib wanita itu tak beruntung, bisa dibilang. Namun, sejak saat itu, kisah itu menyimpang cukup mencolok, antara catatan resmi dan yang tidak resmi. ”
Ian melanjutkan.
“Sejarah resmi sebenarnya cukup singkat. Meskipun mereka tak bisa berbagi malam pernikahan bersama, wanita itu mengajukan diri untuk mengikuti suaminya ke kubur. Dan Kekaisaran memuji keinginannya untuk menjaga kesucian dan integritasnya. Dan dengan demikian, kejadian itu menjadikan wanita itu orang suci. Sehingga, dia bisa menjadi contoh yang ideal bagi orang lain. "
Ekspresi Hugo kusut tak sedap dipandang.
“A-apa-apaan ini? Apakah mereka menguburnya hidup-hidup ?! ”
"Secara teknis, memang mereka bisa."
“Sungguh sekelompok bajingan gila! Kenapa mereka melakukan hal seperti itu? ”
“Kamu seharusnya tak mencoba memahami budaya zaman itu, dengan proses pemikiran kita. Gelar orang suci, pasti telah digunakan dalam makna semacam itu, saat itu. "
"Walaupun begitu…"
"Hugo, aku setuju jika hal seperti itu tak manusiawi. Namun, sejarah kita sendiri di Bumi, sama matangnya dengan kekejaman seperti itu. Apa yang akan dipikirkan orang-orang di Firdaus, ketika mereka mengetahui tentang kebiasaan manusia Bumi kuno, yang menawarkan korban manusia? "
Ketika Ian berbicara dengan nada suara yang serius, Hugo tak punya pilihan selain menutup mulutnya.
"Hmm. Sekarang, kisah yang ditemukan dalam sejarah tak resmi benar-benar berbeda. Justru sebaliknya, sebenarnya… Wanita itu menolak dimakamkan, tapi keluarga bangsawan sang suami menggunakan cara-cara menekan, untuk menguburnya di sini. Sampai saat dia ditempatkan di peti mati, dia dengan keras melawan dan melemparkan penghinaan dan segala macam kutukan. Kata-katanya penuh dengan kebencian. "
Seol Jihu mengerutkan kening dan bertanya.
"Apakah keluarga wanita itu tak melakukan apa-apa?"
"Terlihat seperti itu. Meskipun itu tak lebih dari isyarat simbolis. Memiliki orang suci di keluargamu, akan menjadi kehormatan besar saat itu. "
Ian melanjutkan, terdengar lebih meyakinkan sekarang.
"Seperti yang aku katakan sebelumnya, Aku berasumsi jika efek buruk dari hutan ini adalah karena kutukan wanita itu. Namun, hanya setengah dari pikiranku yang terbukti benar. Tanpa ragu, dendam wanita itu tetap ada. Tapi, keluarga bangsawan juga bertindak dengan sangat hati-hati. "
"Sikap yang hati-hati, seperti pada…"
“Sejarah resmi tak memiliki catatan lagi tentang peristiwa ini. Tapi yang tak resmi memang memiliki satu paragraf tambahan lagi. Tiga bulan kemudian, orang bijak Kekaisaran yang terkenal, yang juga merupakan seorang Mage, datang untuk mengunjungi hutan tempat suami dan istri berbaring bersama. Atas perintah dua keluarga bangsawan. "
Seol Jihu dengan cepat segera mengetahuinya, dan dia mengeluarkan desahan lembut.
“Ceritaku agak terhambat, tapi akhirnya aku bisa memberikan jawabanku. Aku sekarang percaya, jika efek dari Forest of Denial sebenarnya dari sihir pertahanan yang muncul oleh orang bijak tersebut. Mantra abadi yang akan melindungi kedua keluarga, dari kebencian wanita itu. ”
Ian mengangkat bahu.
"Jika orang bijak itu bermaksud menangkal kebencian wanita itu dan membantunya mencapai keadaan nirwana. Maka maka aku harus mengakui, seberapa baik sihir ini dipikirkan dengan matang. Tentu saja, Aku tak bisa 100% yakin akan hal itu. Bagaimanapun juga, itu akan tetap sebagai teori sampai sepenuhnya terbukti. Masih…"
Tiba-tiba Ian menurunkan suaranya.
“Jangan lupakan ini. Jika bahkan setengah dari teoriku ternyata tepat, maka…"
Ekspresinya berubah serius, ketika dia menatap makam itu.
"Tempat paling berbahaya di seluruh Forest of Denial, harusnya ada di dalam makam itu."
Seol Jihu menggosok tangannya, setelah mendengar pernyataan yang mengerikan itu.
"Aku rasa, kita harus mencari tahu."
Dylan membuka mulutnya, setelah mendengarkan kisah itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Aku tak akan menekan emosiku di sini. Jika efek dari hutan tak muncul setelah beberapa saat. Maka, salah satu teorimu harus terbukti benar, Tuan Ian. "
Ian mengangguk.
“Mari kita coba. Tapi, berhati-hatilah. "
***

Mereka menghabiskan waktu di dekat makam, tapi efek dari Forest of Denial tak muncul. Jika itu hanya satu orang, tentu saja, itu bisa dihubungkan secara kebetulan. Tapi, ketika beberapa orang juga berhenti menekan emosi mereka, dan tak ada pikiran aneh memasuki kepala mereka. Itu adalah akhir, di mana hal itu memperkuat dugaan Ian.
Tentu saja, fakta jika efek dari hutan tak lagi mengancam mereka adalah hal yang baik. Tapi, dari apa yang dikatakan Ian, itu juga bukan sesuatu yang patut dirayakan.
Jika sihir luas ini benar-benar perlindungan, maka seberapa kuatkah kebencian yang terkumpul di dalam makam itu?
"Tak ada yang mudah, ya."
Seol Jihu hanya bisa meratap dalam hati. Dia telah berpikir, meskipun itu disebut ekspedisi, seharusnya tak terlalu berbeda dari apa yang ia alami sejauh ini. Dia hanya pergi sedikit lebih jauh, melawan beberapa monster, menemukan semacam reruntuhan sejarah, mencapai hasil, dan keluar dari sana.
Itu yang ia pikirkan.
Namun, kesenjangan antara pikirannya dan kenyataan yang sebenarnya, terbukti sangat besar. Apakah situasi ini memenuhi syarat untuk disebut 'ketidak-beruntungan di atas yang lain'?
Tepat setelah mereka menakhlukan monster yang disebut 'Lioner', mereka harus menghadapi bahaya yang lebih besar. Tentu saja, tak ada yang terjadi sejauh ini, tapi masih…
Seol Jihu mengaktifkan 'Nine Eyes' dan mulai mengunyah bibirnya dengan ganas. Dari semua yang ada di sekitarnya, hanya makam yang berada di bawah bayangan, berwarna hitam pekat. Setelah dia mendapatkan kembali kemampuannya, ini akan menjadi yang kedua kalinya melihat warna itu. Peringatan untuk 'segera melarikan diri'.
"Ini tak benar."
Samuel sedikit mengernyit, setelah berjalan mengitari pintu masuk makam. Chohong mendekatinya.
"Dan apa yang tak benar?"
"Pintu masuk."
"Bagaimana dengan pintu masuk?"
"Aku melihat beberapa jejak."
"Serius? Jejak macam apa?! ”
Ketika Chohong mengungkapkan kekesalannya, Samuel mengigit bibirnya. Dia tampak agak tercengang saat ini.
"Sepertinya, tim Kahn juga menemukan makam ini."
"Eh?"
"Aku yakin itu. Jejaknya cocok dengan apa yang aku temukan, saat datang ke sini. "
"Tunggu sebentar. Tunggu."
Chohong dengan cepat memanggil sisa tim ekspedisi. Segera setelah semua orang berkumpul, Samuel memulai penjelasannya.
“Jejak yang masuk dan pergi masih terlihat oleh mata. Tapi, ada perbedaan mencolok antara keduanya, dan itu adalah jejak yang pergi seperti terburu-buru. Seolah-olah mereka diusir… Sepertinya, mereka melarikan diri sambil mempertaruhkan hidup mereka, dan berpisah ke mana-mana. ”
"Itu aneh."
Dylan juga menegaskan kembali, dan ketidak-pastian itu ditulis besar pada ekspresinya.
"Jika aku tak melihatnya salah, pemimpin Lioner membawa senjata Kahn, bukan?"
Dia tak melihat kesalahan di sana. Lagipula, semua persenjataan yang dikumpulkan setelah pertempuran, di simpan di dalam tas yang dibawa oleh para poter.
“Tapi, tim Kahn menemukan makam, memasukinya, diusir, dan berpencar ke mana-mana untuk melarikan diri… Mereka tak dibunuh oleh para Lioner? ”
"Aku tak tahu. Mungkin saja mereka diburu satu per satu. Tapi… Aku tak bisa mengetahuinya. Sesuatu ada yang salah. Sesuatu tak ditambahkan di sini. "
Merasa bertentangan sekarang, Samuel memijat dahinya. Dia mengerang dan bergumam, seolah-olah dia tak bisa menahannya.
"Kita tak akan menemukan apa-apa dengan tetap di sini, saat merusak otak kita. Ayo masuk saja, dan cari tahu dulu. "
Dylan tampaknya tak sepenuhnya yakin, tapi dia juga tak setuju dengan gagasan itu. Karena hanya ada sedikit informasi, satu-satunya cara yang tersisa adalah menghadapinya secara langsung dan mencari tahu.
"Sepertinya kita harus mengubah formasi. Chohong dan Hugo seharusnya ada di depan… "
"Tunggu sebentar."
Seol Jihu mengangkat tangannya. Pendapat Samuel adalah memasuki makam lebih dulu, dan mencari tahu sisanya nanti. Tapi, itu pasti tak bisa terjadi. Meskipun kata-katanya terganggu, Samuel tampaknya tak puas.
"Seol? Apakah ada masalah?"
"Kita tak boleh masuk seperti ini."
"Kita tak boleh?"
Seol Jihu dengan cepat membuka mulutnya, setelah menerima tatapan untuk menuntut jawaban mendarat padanya.
"Uhm… Makam ini adalah tempat mayat kuno beristirahat, kan? ”
"Tentu, itu masalahnya."
"Tak hanya itu, itu adalah sebuah makam jika seorang wanita yang penuh kebencian. telah dikubur hidup-hidup. Namun, jika kita masuk begitu saja dan mencoba mencuri barang di sana, bukankah dia akan benar-benar marah pada kita? "
Kata-katanya masuk akal, tapi hanya itu saja.
"Apa yang kamu katakan adalah, kita tak boleh menyerang makam ini hanya karena kewajiban moral kita?"
Seol Jihu bingung, apa yang bisa ia tambahkan di sini. Dia ingin menghentikan mereka masuk. Tapi bahkan dari sudut pandangnya, alasannya terdengar sangat lemah. Bukankah ini bentuk ekspedisi hanya untuk tujuan penjarahan makam ini?
Jika dia tak senang dengan hal itu, maka dia seharusnya tak berpartisipasi sejak awal.
"Bukan itu yang ingin aku katakan…"
Namun, itu tak berarti, dia bisa mengungkapkan keberadaan 'Nine Eyes'-nya.
"Bukan? Tak apa-apa, jadi tolong katakan pikiranmu. Kamu juga anggota ekspedisi ini. "
Satu-satunya alasan mereka mendengarkan kata-katanya adalah, karena dia mendapatkan jasa besar selama pertempuran melawan para Lioner. Tapi, jika dia ingin mengubah opini 'pemimpin' dari ekspedisi, maka dia membutuhkan alasan yang sangat bagus untuk melakukannya.
'Apa yang harus aku lakukan?'
Dia merenung sejenak, lalu keberadaan barang tertentu yang dimilikinya, memasuki otaknya.
"Beri aku sepuluh menit. Tidak, lima menit. Ada sesuatu yang ingin aku coba terlebih dahulu. "
“Lima menit seharusnya tak terlalu sulit. Tapi, apa yang Kamu rencanakan? ”
Alih-alih jawaban, Seol Jihu membuka mulut tasnya yang tersampir di bahunya. Tas perlengkapan telah diserahkan kepada portir, tapi dia selalu membawa tas emasnya.
"Tuan Ian, bolehkah aku memiliki selembar kertas cadangan yang tak akan Kamu gunakan?"
"Mm? Ini dia."
Ketika Seol Jihu bertanya sambil mengobrak-abrik tasnya, Ian dengan cepat mengeluarkan kertas. Dia kemudian diam-diam menatap pemuda itu, seluruh ekspresinya dipenuhi dengan rasa ingin tahu. Seolah, dia ingin mencari tahu apa yang bisa dilakukan Warrior Level 1 ini selanjutnya.
"Aku menemukannya."
Tak lama kemudian, Seol Jihu mengeluarkan pena bulu panjang.
"Hah?"
Grace menunjuk pena dan berteriak.
“Itu, benda itu! Hei, apakah kamu mendapatkannya di Tutorial? "
"Ya. Bagaimana kamu tahu?"
“Aku juga mengerti itu selama perburuan harta karun, begitu. Ini item Spesial, bukan? "
"Itu benar."
"Wow, sudah lama sekali, sejak terakhir kali aku melihatnya."
Ketika Grace terdengar bingung, Chohong tak bisa untuk tidak bertanya padanya.
"Jadi, apa itu?"
"Oh itu. Ini disebut ‘Pena Bulu Kesadaran yang Mengalir’. Kamu mendapatkannya dari mesin draw item atau apa pun itu, jika kamu beruntung. Harganya seperti 300 koin Survival, saat itu. "
"Efek apa yang dimilikinya?"
"Mm... Singkatnya, ini mengubah aliran kesadaran target menjadi kata-kata. "
"Dan bagaimana kamu menggunakannya, kalau begitu?"
Wajah Chohong menunjukkan, betapa bingungnya dia. Grace terkekeh.
“Aku menggunakannya, setelah memasuki Zona Netral. Ada orang yang kami kunjungi sejak Tutorial. Dan aku jadi penasaran, kenapa dia terus menjagaku. ”
"Dia… eh. Jadi apa yang terjadi?"
"Seperti yang aku harapkan, Kamu tahu? Sungguh kejadian yang luar biasa. ‘Sosok pejuang’, ‘ingin menampar pantat itu’, ‘ingin mendorongnya ke bawah dengan keras’, ‘haruskah aku memaksakan diri padanya?’, dll. ”
Ketika Grace dengan berani mengucapkan kata-kata itu, Samuel mulai batuk dengan keras sekali, untuk suatu alasan. Sementara itu, Chohong tersenyum cerah.
“Pu-hah. Sungguh melegakan. Kamu tahu, sebelum dia melakukan sesuatu padamu, itu bagus. ”
Grace kemudian memiringkan kepalanya.
"Tidak, tidak juga?"
"Apa? Kamu tak berpisah, bahkan setelah melihat hal-hal itu? "
"Mmm. Aku hanya membiarkan dia mengambil keuntungan dariku. ”
Grace berbicara seolah itu adalah hal paling alami di dunia. Bukan hanya Chohong, tapi bahkan Hugo menatapnya dengan tak percaya, menyebabkan Grace menggumamkan keluhan.
“Kenapa kamu menatapku seperti itu? Ini pilihanku, oke? Harap hormati itu. "
"Berhenti berbohong!!!"
Tiba-tiba, Samuel berteriak marah.
“Kamu yang mengambil keuntungan dariku, bukan sebaliknya!! Aku tertidur, tapi kamu merangkak seperti kucing dan naik ke atas tempat tidurku, lalu…”
"Kek. Tapi bukankah hal-hal itu ditulis oleh pena bulu kesadaran? "
"Keuk!"
Samuel terus bergidik sementara Grace terkikik pelan.
"Dasar idiot… Itu sebabnya, kamu harus melompatiku, ketika aku memberimu kesempatan. Aku memberimu banyak kode, tapi Kamu sangat ragu-ragu, Kamu tahu? Karena itulah noona ini harus…"
"Baiklah, baiklah. Cukup. Kita berada di tengah ekspedisi, oke? Lanjutkan pertengkaran kekasih kalian, setelah kita kembali ke rumah. Dan untuk saat ini, jangan lupa di mana kita berada. "
Dylan melompat di tengah dan mengubah suasana. Samuel memalingkan wajahnya, sementara Grace menjulurkan lidahnya.
"Bagaimana kamu menggunakan pena bulu burung ini, saat itu?"
Ketika Seol Jihu bertanya padanya, Grace meletakkan jari telunjuknya di dagunya, dan memutar matanya.
“Mungkin… Hmm, aku membungkus rambut Samuel di sekitar pena… Aku pikir? Rambutnya panjang bahkan saat itu, jadi mendapatkan satu atau dua helai tidaklah sulit, kan? "
‘Untaian rambut, bukan?’
Seol Jihu melihat sekelilingnya. Dia kemudian melihat rumput tinggi tumbuh di makam itu sendiri.
"Bolehkah aku memikirkan itu, sebagai bagian dari makam ini?"
Dia memutuskan untuk mencari tahu. Seol Jihu mengulurkan tangan dan menarik tangkai pohon. Lalu, dia membungkusnya erat-erat, di sekitar pena. Ketika dia dengan hati-hati meletakkannya di atas kertas milik Ian, pena bulu mata secara misterius mulai bergetar dengan sendirinya.
“Menggunakan ‘Pena Bulu dari Kesadaran yang Mengalir’ untuk mencari tahu apa yang 'dipikirkan' makam itu…. Huhu, orang yang sangat menarik. ”
Ian mengungkapkan kekagumannya dan menatap kertas di bawahnya. Bukan hanya dia, tapi setiap anggota ekspedisi berfokus pada pena bulu dan kertas.
Itu dulu.
Tak ada yang menyentuh pena, tapi tiba-tiba itu berdiri. Dan kemudian, seperti orang yang menggila, benda itu mulai berkeliaran untuk menuliskan banyak surat. Kepala semua orang berkumpul lebih dekat ke kertas itu.
'Ayo lihat.'
Beberapa saat kemudian.
Kulit Seol Jihu membeku sangat kaku, setelah dia membaca paragraf pertama.
Krrt, Krrt, Krrt, Krrt, Krrt, Krrt, Krrt, Krrt.
[Mari datang dan bunuh mereka semua, bunuh bunuh hehehe.. harus membunuh, aku mau membunuh, hehehehe
Tidak adil, aku marah, mengapa aku menjengkelkan, semua orang terkutuk
Aku ingin merobek dan cabik-cabikmu. inginku menarik matamu dan memerasnya sampai kering. bunuh bunuh!
Ya… masuklah ke sini, dan aku akan membunuh, bunuh bunuh kekeke… bunuh hehehee!!]
Krrt, Krrt, Krrt, Krrt, Krrt, Krrt, Krrt, Krrt.



< Prev  I  Index  I  Next >