Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

BAE_056

gambar

The Beginning After The End


BAE_056

Chapter 56: Pertemuan Keluarga

 

#PoV: Proovesor Glory

 

Aku terlambat! Sial!

Apa yang terjadi dengannya?

Kenapa dia tiba-tiba pingsan?

Apakah ada yang salah dengan inti mana-nya?

Kenapa sekarang?

Aku hanya bisa menyaksikan dengan ngeri, saat serangan napas Pangeran Curtis menuju Putri Tessia. Dengan mutlak tidak ada pertahanan di sekelilingnya, akankah dia berhasil bertahan hidup melaluinya?

Jika demikian, apakah dia bahkan bisa terus menjadi mage?

Lupakan mage… dia mungkin harus hidup lumpuh seumur hidup setelah ini!

Aku bisa merasakan air mata berlinang di mataku, ketika aku dengan putus asa berjalan menuju mereka. Tapi aku tahu, aku tidak akan berhasil.

Apa konsekuensinya?

Aku akan senang jika ini hanya akan berakhir dengan dipecat. Yang lebih aku khawatirkan adalah jika ini akan memulai perang saudara. Selama masa penting di benua ini, apakah aku akan menjadi penyebab perpecahan antara tiga ras?

Ketika Curtis ‘World Howl’ menelan sang putri, aku menjerit ketakutan. Ekspresi terkejut juga melintas di wajah Pangeran Glayder, ketika dia menyadari setelah melepaskan serangannya jika Tessia sudah tidak sadarkan diri.

Tidak ada jalan lagi. Tidak ada cara untuk menghentikan serangan itu.

Tapi, setelah beberapa saat, sinar itu perlahan menghilang. Dan apa yang aku lihat mengejutkanku, bahkan lebih dari skenario terburuk yang aku bayangkan.

Dalam ketidak-percayaan sepenuhnya, aku hanya bisa tergagap.

“A-A-Arthur Leywin?”

Bagaimana dia bisa sampai di sana? Beberapa saat yang lalu, dia sibuk dengan Lucas di dalam Inferno’s Cage.

Teleportasi instan?

Apakah itu mungkin?

Tidak… tidak, tidak… tidak… itu tidak mungkin.

Aku segera melompat turun dari Torch, begitu aku cukup dekat dan bergegas menuju Arthur dan Putri Tessia.

Arthur dalam kondisi yang buruk. Sebagian besar pakaiannya hancur, dengan hanya bercak seragamnya yang utuh, dan perban aneh di lengan kirinya.

Dia berdarah di seluruh tubuhnya, dan aku juga bisa melihat luka dalam di sisi tubuhnya, di mana tulang rusuknya terlihat. Tubuhnya melindungi sang putri. Dan dari apa yang bisa aku lihat, dia sepertinya sudah menggunakan sebagian besar mananya untuk melindungi Putri Tessia.

Dan berkatnya, Putri Tessia nyaris lolos tanpa cedera.

Semua siswa yang lain bergegas keluar dari panggung tontonan dan berjalan ke sini. Untungnya, sang putri baik-baik saja, tapi Arthur membutuhkan perhatian segera. Tapi begitu aku cukup dekat untuk mencoba dan membantu mereka, ikatan kecil Arthur menghentikanku.

“Grrr…”

Biasanya, aku menemukan rubah putih kecil yang bersantai di atas kepala Arthur dengan lucu. Tapi saat ini, niat membunuh yang diberikannya sama sekali tidak biasa. Jumlah ancaman murni yang memancar dari rubah kecil itu bukan lelucon. Dan tampaknya, dia sedang melindungi Tuannya dan Putri Tessia.

“Tidak apa-apa sobat kecil, aku hanya berusaha membantu.”

Aku mencoba perlahan-lahan mengurangi jarak, tapi geramannya malah semakin keras.Torch yang biasanya tidak takut bahkan dalam kekacauan pertempuran, juga menahanku dengan paruhnya, yang mencengkeram bagian belakang bajuku.

“P-Profesor, aku-aku tidak bermaksud begitu. Maksudku, aku tidak tahu Putri Tessia akan tiba-tiba pingsan.”

Curtis berlari ke arahku, wajahnya pucat ketakutan.

“Tidak apa-apa, aku tahu. Aku tidak tahu bagaimana, tapi Arthur berhasil melindungi sang Putri. Tapi ikatannya tidak membiarkanku mendekati mereka.”

Aku mengepalkan tangan dengan frustrasi. Arthur membutuhkan bantuan segera. Mengapa ikatannya mempertaruhkan nyawa tuannya dengan melakukan ini?

Apa yang coba ia lindungi?

Curtis mencoba mendekati Arthur dan Tessia, tapi gagal juga. Jadi, kami semua hanya berdiri di sekitar mereka berdua. Setiap usaha untuk mendekati Arthur dan Tessia hanya membuat ikatan Arthur semakin marah.

“Seseorang cari Direktur Goodsky!”

Aku berteriak. Beberapa siswa lalu sadar kembali, tapi ketika mereka akan pergi, pekikan yang keras memenuhi udara.

Dari atas, seekor burung hantu hijau melonjak dan mendarat di depan ikatan Arthur.

“Kyu!”

“Hoo…”

“Kyu kyu…”

“Hoot!”

“A-Apa mereka berkomunikasi?”

Pangeran Glayder tidak bisa mengerti, tapi terbata-bata dalam kebingungan.

“A-Aku kira begitu?”

Aku menggaruk kepalaku, karena hal ini. Bisakah Mana Beast dari spesies yang berbeda, berkomunikasi satu sama lain?

Ketika kami semua berdiri di sana, menonton rubah putih dan burung hantu hijau ‘bicara’. Beberapa menit kemudian,Direktur Goodsky tiba, dengan tampak agak bingung.

“Astaga.”

Dia lalu berlutut di depan mereka berdua. Tapi kali ini, ikatan Arthur tidak melakukan apa pun untuk menghentikannya.

“Direktur Goodsky…”

Sebelum aku sempat menceritakan apa yang terjadi, dia menghentikanku.

“Tolong. Aku akan mendengar apa yang terjadi kemudian. Segera bawa mereka berdua ke rumah sakit, itu  adalah prioritas utama. Aku akan membawa mereka sendiri. Pergilah hubungi Guild Hall dan minta mereka mengirim healer top mereka,” katanya, sambil membawa Arthur dan sang putri.

Aku mengangguk, sebelum naik ke atas dari Torch.

***

 

#PoV: Arthur Leywin

 

“COUGH! COUGH! Aughh…”

Aku terbangun karena sentakan rasa sakit yang membakar di seluruh sisi tubuhku, menyebabkanku seakan meledak, hanya karena batuk. Seluruh tubuhku terasa terbenam dalam ramuan berbagai jenis rasa sakit saat ini.

Dari rasa sakit biasa hingga rasa sakit yang menusuk dan membakar, hingga rasa sakit yang berdenyut dengan sesekali, seakan mampu merobek seluruh tubuhku.

Tanpa kekuatan untuk menjerit, aku terus menggertakkan gigiku, ketika aku mengepalkan sisi tempat tidurku.

Mereka benar-benar perlu bergegas dan menemukan anestesi.

Beberapa menit kemudian, ketika aku mulai terbiasa dengan penderitaan yang dialami tubuhku. Dengan lemah, aku menoleh untuk melihat Sylvie tidur di sampingku.

“Bagaimana perasaanmu, Arthur?”

Suara akrab Direktur Goodsky kemudian datang dari sisi lain tempat tidur.

Tanpa kekuatan untuk menoleh lagi, aku merintih,

“Tidak pernah merasa sebaik ini. Mengapa Kamu harus menanyakan itu sekarang?”

“Jika kamu memiliki kemauan untuk menjawab dengan sarkastik, aku yakin kamu akan baik-baik saja,”

Dia terkekeh

Jika aku memiliki kekuatan untuk memutar mata padanya, aku akan melakukannya.

“Bagaimana Tessia?”

Aku bertanya, suaraku serak.

“Yah, kabar baiknya adalahTessia berada dalam kondisi yang jauh lebih baik daripada dirimu.”

Dia menghela nafas.

“…Tubuhnya tidak bisa menangani Beast Will miliknya, kan?”

“Bagaimana kamu tahu?”

Direktur Goodsky mendekat, hingga dia bisa menatapku sepenuhnya.

“Karena aku lah, yang memberikan Beast Will kepadanya.”

Aku mencoba untuk duduk, tapi rasa sakit dari tubuhku membuatku berhenti segera.

Sebelum melanjutkan apa yang aku katakan, aku mengertakkan gigi untuk menahan rasa sakit.

”Pastikan tidak ada yang tahu ,jika Tessia memiliki Beast Will. Setidaknya, untuk saat ini. Aku akan membantu Tessia dengan asimilasi itu sendiri, jika aku bisa. Tapi, aku akan menyerahkannya padamu.”

Aku tahu, dia ingin mengajukan lebih banyak pertanyaan. Tapi, dia menahannya demi diriku.

“Begitu aku membawa kalian berdua ke rumah sakit, aku tidak membiarkan orang lain melihat kalian selain healer. Tapi, aku menghubungi keluarga kerajaan, juga keluargamu. Mereka seharusnya segera datang.

Aku sebelumnya berasumsi, jika dia memperoleh Beast Will dari Virion. Tapi untuk berpikir itu berasal darimu…

Istirahatlah, Arthur. Meskipun tubuhmu sangat kuat dan aku tidak berpikir akan ada akibat dari bergerak segera, lebih baik berjaga-jaga daripada menyesal.”

Dia menuju ke pintu, tapi berbalik sebelum pergi.

“Terima kasih telah menyelamatkan Tessia.”

Aku tersenyum lemah ketika aku tertidur kembali.

***

 

Kali berikutnya aku terjaga adalah, karena Sylvie menjilati pipiku.

‘Papa, apa kamu merasa lebih baik sekarang?’

Aku pasti mengalami mimpi buruk, karena aku basah kuyup saat ini.

“Sayang! Art sudah bangun!”

Aku mendengar suara ibuku di sebelah kiriku.

Memalingkan kepalaku jauh lebih mudah, jika aku mengabaikan rasa sakitnya.

“Hei, Bu, kapan kalian tiba di sini?”

Aku memberinya senyum terbaik yang bisa aku buat.

“Apakah kamu baik-baik saja? Direktur Goodsky belum benar-benar memberi tahu kami apa yang terjadi. Bagaimana kamu bisa terluka begitu parah pada hari pertama sekolah?!”

Aku tahu dia ingin memelukku. Tapi, dia menahan diri setelah menyadari, jika aku mungkin tidak dalam kondisi terbaik untuk itu.

Adikku bergegas ke sisi lain tempat tidur dan membungkuk ke depan.

“Kakak!! Apakah kamu baik-baik saja sekarang? Apakah itu sakit?”

Mataku membelalak ngeri, ketika aku perhatikan, jika dia akan meletakkan tangannya di tubuhku untuk memeriksaku. Tapi sebelum dia bisa, Ibu menghentikannya.

“Kamu berkelahi, Nak?”

Ayahku menyeringai.

“Kamu harus melihat bagaimana penampilan orang itu,”

Aku balas tersenyum, membuatnya tertawa.

Ibuku hanya tersentak pada ini, dan mulai benar-benar membayangkan bagaimana rupa orang lain itu.

“Dia hanya bercanda, Nyonya Leywin.”

Masuk melalui pintu adalah Direktur Goodsky dengan seluruh keluarga Eralith, termasuk Tess yang tampak jauh lebih baik.

“I-Ini…”

Ayahku mundur selangkah kaget, ketika ibuku tersentak, menutupi mulutnya.

“Senang akhirnya berkenalan denganmu, Tuan dan Nyonya Leywin,”

Alduin Eralith, ayah Tessia dan mantan raja Elenoir. Dia meraih tangan ayahku yang terpana dan menjabatnya.

“Kami selalu ingin bertemu dengan orang tua Arthur. Senang sekali bisa bertemu langsung denganmu.”

Merial Eralith, mantan ratu Elenoir dan ibu Tessia,memeluk ibuku yang masih memegangi mulutnya dengan tak percaya.

Merial kemudian pergi ke Ellie, dan menepuk kepalanya dengan lembut.

“Kamu pasti adik perempuan Arthur. Kamu sangat menggemaskan!”

“A-aku melihat kalian di pengumuman beberapa bulan yang lalu…”

Keterampilan berbicara ayahku tampak menurun secara drastis di depan mereka, yang menurutku mengejutkan. Karena, mereka tidak bereaksi sebanyak ini, bahkan terhadap raja dan ratu Sapin sebelumnya.

“Salam. Aku dipanggil Virion Eralith, dan aku adalah mantan guru putramu.”

Kakek ini menyeringai nakal padaku, sambil menggenggam tangan ayahku.

Tanpa energi untuk membalas, aku hanya tersenyum tanpa daya, ketika tatapan ayah dan ibuku bolak-balik antara keluarga Eralith dan diriku.

“HHH-Halo! Namaku Tessia Eralith. Senang bertemu denganmu! Tolong jaga aku! Aku t-t-t-teman masa kecil Arthur, dan aku tidak yakin apakah dia sudah mengatakan tentangku dengan kalian atau tidak. Tapi, aku benar-benar diriku!”

Tessia membungkuk, sehingga tubuhnya berada pada sudut sembilan puluh derajat penuh. Suaranya campuran rasa hormat dan panik. Dia lalu dengan cepat bangkit kembali dengan rambutnya menutupi sebagian besar wajahnya, dan ketika dia mencoba memperbaiki rambutnya, aku bisa melihat wajahnya menjadi semakin merah.

Mendengar ini, orang tuaku menjadi sedikit lebih terkejut. tapi, ibuku menatapku dengan senyum malu-malu, yang seakan itu adalah saranku agar dia untuk melakukan sesuatu. jadi, dia berlutut di depan Tess.

“Aku mengerti. Yah, bukankah kamu gadis tercantik yang pernah aku lihat. Tolong jaga baik-baik putraku. Seperti yang kamu tahu, dia tipe yang sering mendapat masalah. Jadi, itu akan sangat membantuku, jika aku tahu, dia memiliki seseorang sepertimu di sebelahnya, sekarang dan di masa depan.”

Ibuku mengedipkan matanya, ketika dia membelai rambut Tess.

Aku tidak begitu yakin apa yang benar-benar didengar Tess. Tapi, dia pasti terlalu memikirkan segalanya. Matanya melebar saat wajahnya yang memerah, dia bahkan menjawab dengan suara yang satu oktaf lebih tinggi dari biasanya.

“Y-YAAAA!!!”

Dia lalu berseri-seri, sambil mengangguk dengan penuh semangat.

Ayahku masih tidak mengerti apa yang sedang terjadi, tapi aku hanya bisa mengeluh. Serahkan saja pada ibuku, untuk tugas seperti menanamkan pemikiran yang menyesatkan itu pada seorang gadis berusia 13 tahun.

Setelah bangkit, ibuku dan Merial tertawa terkikik-kikik, sementara adikku mulai cemberut. Mungkin, karena ibu kami mengatakan, jika Tess adalah gadis tercantik yang pernah dilihatnya.

“Bagaimana perasaanmu, bocah?”

Virion mengambil tempat duduk di tepi tempat tidur, ketika dia menepuk Sylvie yang kembali tidur. Tess mendapatkan kembali akal sehatnya, dan ia berjalan ke arahku juga, dengan ekspresi khawatir.

“Heh… aku bisa mengalahkanmu dalam pertarungan sekarang, Kakek.”

Aku mencoba menahan batuk yang akan keluar, tapi aku tidak bisa.

“Aku sangat menyesal, Art. Kalau bukan karena aku, kamu tidak akan…”

Aku menghentikan kalimatnya dengan menyentilnya dengan lembut di antara kedua alisnya, dengan jariku.

“Jangan mengerutkan alismu, Tess. Wajahmu akan menjadi jelek.”

Saat kekuatan di lenganku keluar, aku merosot kembali dan mengambil napas dalam-dalam.

“Kakek, apakah kamu melihat inti Tess? Bagaimana keadaannya?”

Mau tak mau, aku khawatir, karena aku tahu persis apa yang ia alami.

Dia tersenyum lembut padaku.

“Untungnya, tubuhnya tampaknya jauh lebih kompatibel dengan Beast Will daripada tubuhmu, ketika pertama kali diintegrasikan. Ngomong-ngomong… Bagaimana kamu bisa mengambil inti Elderwood Guardian?”

Dia membungkuk ke depan dan berbicara dengan suara lirih.

“Dengan membunuh satu, tentu saja.”

Aku menyeringai lemah padanya.

“Kamu bercanda… tidak… kamu bercanda, kan? Kamu memberi-tahuku, jika kamu membunuh Mana Beast kelas S?”

Wajah keras Kakek yang biasanya bulat, berubah takjub ketika dia semakin dekat. Wajah kami hampir bersentuhan.

“Kamu terlalu dekat, Kakek. Aku bisa mencium apa yang kamu makan terakhir kali… tunggu. Sudah berapa lama aku tertidur?”

Aku tidak bisa memahami berapa lama waktu telah berlalu.

“Dari apa yang dikatakan Cynthia kepadaku, itu sudah lebih dari satu hari sejak kamu pingsan. Kamu melewatkan hari kedua kelasmu.”

Tessia menghela nafas.

“Oh, tidak… aku rasa aku bisa melupakan pemotretan untuk kehadiran yang sempurna…”

Aku memberikan siku yang lemah ke lengannya, membuatnya tertawa.

Tessia terkikik dan dia juga duduk di tempat tidur.

“Sudah aku bilang! Aku teman terbaik Arthur Leywin! Kita seperti saudara! Jika aku tidak bisa mengunjunginya, lalu siapa yang bisa? Sudah aku bilang, itu kenyataan!!”

Aku mendengar suara yang dikenal bergema di kejauhan, dan aku hanya bisa terkekeh pada temanku itu.

Direktur Goodsky, mendengar ini juga. Jadi, dia memberi isyarat kepada keamanan untuk membiarkannya lewat.

“ARTHUR! Kamu baik-baik saja, bung?”

Dia bergegas ke arahku, benar-benar tidak memperhatikan orang lain yang ada di ruangan itu.

“Kamu terlambat. Dan kamu bahkan tidak membawa makanan?”

Menghela nafas berlebihan, aku hanya sedikit menggelengkan kepalaku.

“Haaa… aku kira kamu baik-baik saja, kalau bisa bicara seperti itu.”

Elijah menghela nafas, ketika kelegaan memenuhi wajahnya.

Aku mulai tersenyum, ketika kepalanya berbalik dan mengenali siapa orang lain di ruangan itu. Saat itu, wajah temanku berubah dari kelegaan menjadi terror, ketika dia menyadari jika selain keluargaku, Direktur akademi dan seluruh Keluarga Kerajaan Elenoir juga ada di ruangan itu.

“Uhh… oh ya…”

Rahangnya yang kendur gagal, membentuk kata-kata.

“Pfft, Hahaha… oww… haha!”

Perutku terasa seperti berdenyut, karena aku tidak bisa berhenti tertawa.

“Kakek, Tuan dan Nyonya Eralith, aku ingin kalian bertemu dengan teman terdekatku, Elijah.”

“S-Senang bertemu denganmu! Maaf karena bersikap kasar tadi!”

Elijah segera membungkuk, hampir menjatuhkan kacamatanya.

Setelah semua orang berkenalan, orang tuaku terus mengobrol dengan orang tua Tess di sisi lain ruangan. Dan Kakek akhirnya meninggalkanku sendirian dan mulai pergi dengan Direktur Goodsky, setelah memeras semua detail dan memberi-tahuku untuk meluangkan waktu baginya, begitu aku lebih baik untuk membahas lebih lanjut segalanya.

“Kakak. Siapa yang lebih cantik, aku atau dia?”

Ellie menunjuk ke arah Tess dan menatapku serius.

“Kalian berdua sangat jelek bagiku.”

Aku hanya mengangkat bahu tak berdaya, tapi aku menyesalinya begitu kata-kata itu keluar dari mulutku.

“OWW! Itu benar-benar sakit sekarang!”

Aku mengerang ketika mereka berdua mencubit dan memelintir kulit di lenganku.

“Tess, seperti yang aku katakan, Elijah adalah teman dekatku. Kalian harus akur.”

Aku berkata dengan gigi terkatup, lenganku masih berdenyut-denyut.

Lenganku lebih sakit karena kekuatan cubitan adikku dan Tess, daripada luka di tubuhku.

“Maaf, aku tidak pernah secara resmi memperkenalkan diri kepadamu. Aku Tessia Eralith, teman terdekat Arthur.”

Dia menjulurkan tangannya dan ketika Elijah menerima jabat tangannya, dia menjawab,

“Aku Elijah, sahabat Arthur. Senang bertemu denganmu.”

Percikan terbang di antara mereka, saat mereka saling melotot dalam kompetisi.

Aku hanya memutar mataku, ketika adikku terkikik. Aku juga mulai lelah, karena bangun selama ini, kelopak mataku mulai terasa berat.

Direktur Goodsky memperhatikan ini. Jadi dia mengumumkan kepada semua orang,

“Baiklah! Aku pikir, kita harus memberi Arthur waktu lebih banyak untuk beristirahat. Hidupnya tidak dalam bahaya, tapi dia harus sangat lelah sekarang.”

“Nak, pulanglah ke rumah setelah sembuh, oke?”

Ayahku memegang tanganku dan meremasnya dengan lembut, sebelum menggiring keluargaku keluar.

“Istirahat yang cukup. Oke, sayang?” kata ibuku, saat dia keluar.

Orang tua Tess mengucapkan selamat tinggal singkat, sambil menepuk lenganku dengan lembut, sebelum mengikuti orang tuaku.

“Kita akan segera bertemu lagi, bocah.”

Virion mengacak-acak rambutku, membuatku mengernyit. Lalu, dia menarik Tess dan Elijah bersamanya.

“Haa…” Aku menatap Sylvie, yang masih tertidur lelap.

Ketika aku hendak menutup mata, pintu berdecit terbuka sekali lagi.

“Apa kamu meninggalkan sesuatu, Tess?”

Melihat dari sudut mataku, aku tidak repot-repot menoleh.

“Hei, Arthur…”

Dia tiba di sampingku dan melirik ke pintu.

“Hmm?”

“Kamu bilang, kamu tidak bisa benar-benar menggerakkan tubuhmu, kan?”

Aku bisa melihat dari sudut pandangku, jika dia sedikit gelisah saat ini.

“Aku mungkin hanya bisa menoleh dan mengangkat lenganku sebentar, mengapa?”

Saat aku memalingkan kepalaku ke arahnya, mataku membelalak karena terkejut, ketika aku menyadari jika wajah Tess hanya beberapa senti dari wajahku.

Matanya menatapku dengan ekspresi yang belum pernah aku lihat dalam dirinya. Dan tak lama kemudian, aku merasakan bibirnya saat dia menutup matanya.

Sensasi lembut, hangat bibirnya di atas bibirku membuatku terkejut. Tapi, tubuhku tidak membiarkanku bereaksi. Dan sebagai gantinya, aku melihat tahi lalat kecil di sudut luar mata kirinya, yang tidak pernah aku perhatikan sebelumnya.

Saat dia menarik diri, matanya terkunci pada mataku. Lalu, dia cepat-cepat menoleh dan berlari keluar ruangan, meninggalkanku dalam kebingung yang lebih parah, daripada ketika aku pertama kali bangun.




< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "BAE_056"