Overlord Side Story Part 3
OL_Side_Story_3
Side Story Overlord
Hari-hari Pleiades
Part 3
Yuri Alpha tiba di depan ruangan Supreme One. Di tiap-tiap
sisinya ada bawahan Cocytus, yang mirip serangga dan tak bergeming ditugaskan
sebagai penjaga.
Meskipun level mereka lebih tinggi daripada Yuri, itu
bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.
Yang lebih penting bagi Yuri adalah, memfokuskan diri pada pintu besar dan tebal, yang ada di hadapannya.
Dia menghela nafas. Tentu saja, Yuri tak perlu bernafas,
karena dia undead. Jadi, hanya melakukan gerakannya saja. Lalu, menghirupnya.
Kemudian, dia menaik-turunkan bahu, seakan untuk melepaskan
ketegangan tubuhnya.
Rasa tegang dirinya, bukanlah karena alasan yang bagus. Seperti,
gembira karena dipanggil ke ruang Supreme One. Tapi, itu karena alasan yang
buruk.
Itu karena, dia tak tahu, mengapa dirinya dipilih, dari
sekian banyak makhluk lain yang lebih kuat dan lebih bijaksana di dalam
Nazarick. Kemungkinan yang terbesar adalah, Supreme One memiliki urusan dengan
dirinya, sebagai asisten pimpinan dari 7 sister pleiades.
Namun, Yuri merasa, kelihatannya Supreme One akan menegur
dirinya, karena ‘diam’ saja.
Pemikiran negatif ini terus mengambang di dalam kepalanya.
Apapun jawabannya, Yuri akan tahu, setelah pintu itu dibuka.
Yuri mengulurkan tangan, untuk mengetuk pintu.
Kemudian, reguler maid, Decrement menjulurkan kepalanya
keluar. Mungkin, dia adalah yang bertugas untuk hari ini.
Dia adalah pelayan berambut pendek yang riang.
Matanya yang lugu dan polos, selalu berkilauan. Dan gerakan
tubuhnya yang lucu seperti binatang kecil, membuat senyum Yuri merekah.
Terutama reguler maid, Increment, yang diciptakan oleh Supreme Being yang bersamaan
dengan Yuri.
Dia memiliki sebuah cara untuk membuat punggungnya tegak,
saat dia sedang membaca membuat Yuri merasa sangat hangat.
Namun, raut muka ceria Decrement telah hilang. Tidak tepat
jika dikatakan dia sedang gugup. Karena, tugasnya di hari ini. Sedikit warna
hijau di wajahnya, menunjukkan adanya perasaan ketakutan.
Sesuatu yang dingin, mengalir turun di punggung Yuri.
Jantung Yuri yang seharusnya tak bergerak, seperti melompat.
Tragedi apa yang terjadi, sebelum Yuri tiba?
Namun, ketika dia mengenali siapa Yuri, sebuah perasaan lega
muncul di mata Decrement. Akhirnya, dia mendapatkan sedikit ketenangan.
Mengapa seorang pelayan yang seharusnya menyimpan emosi ini,
terpaksa harus memperlihatkannya?
Raut wajah Decrement menunjukkan, jika situasinya berlawanan
dengan apa yang Yuri bayangkan.
Bagaimanapun situasi di dalam ruangan itu, kehadiran Yuri
telah membuat Decrement menjadi tenang. Dengan kata lain, kehadiran Yuri telah
menyelamatkan Decrement.
“Aku Yuri Alpha. Aku hadir, untuk menjawab panggilan
Ainz-sama.”
“Aku mengerti. Tolong tunggu sebentar.”
Seperti yang diduga, suara Decrement mengandung tanda-tanda
kelegaan.
Pintu di depan Yuri tertutup. Tentu saja, Decrement sedang
menunggu instruksi dari sang tuan, yang ada di dalam ruangan.
Yuri yang terdengar menelan ludah, mempersiapkan diri, untuk
menghadapi apapun yang sedang menunggunya, di dalam ruangan tersebut.
Decrement membuka pintu itu, sekali lagi.
“Ainz-sama telah mengizinkannya. Silakan masuk.”
Seakan didorong maju oleh suara tegang Decrement yang tak
seperti biasanya, Yuri masuk.
Pandangan mata Yuri berhenti ke arah sang tuan, sambil
mengamati keadaan interior ruangan tersebut, tanpa menggerakkan matanya… situasinya
sedang gawat. Dan ketika Yuri merasakan apa yang sedang terjadi, wajahnya sesaat
berubah.
Tidak heran, jika Decrement terlihat seperti itu. Diciptakan
oleh Supreme Being yang sama, wajar jika mereka memiliki wajah yang sama,
ketika merasa khawatir.
Namun, Yuri berusaha mengabaikan itu. Kemudian, dia berjalan
melewati pintu tersebut, hingga tiba di depan sang tuan.
“Pelayan Anda Yuri Alpha, telah datang memenuhi panggilan,
Ainz-sama.”
Yuri membungkukkan kepalanya, yang lansung direspon oleh
Ainz, seakan ingin agar dia segera mengangkat tubuhnya lagi.
“Mm. Kamu datang di saat yang tepat Yuri.”
Sang Tuan perlahan menelungkupkan jari-jarinya di depan mulut.
“Apakah kamu tahu, apa yang ingin aku bicarakan?”
“Jika Anda memperkenankan hamba untuk memperkirakannya...”
Yuri ingin melihat ke salah satu bagian sudut ruangan
tersebut. Namun, dia menahan diri.
“Begitukah... Wah, aku jadi tak perlu bersusah payah untuk
menjelaskannya.”
Yuri tahu, mata sang tuan telah berpaling darinya, menuju ke
arah yang paling ingin diabaikan Yuri.
Yuri menguatkan tekadnya, lalu berbicara.
“Apakah ini mengenai masalah itu?”
“Memang benar. Memang mengenai masalah itu.”
Di tempat tersebut ada saudari Yuri, Solution Epsilon.
Karena suatu alasan, dia sedang berada dalam posisi seiza.
[TL: Seiza adalah cara orang Jepang dalam duduk secara
formal, dengan melipat kedua kaki di bawah paha. Lalu, meletakkan pantat di
atas tumit kaki.]
Kenyataannya, jika dia sedang duduk dengan postur seperti
itu di dalam ruangan Supreme One. Itu menandakan, jika dia telah melakukan
suatu perbuatan yang layak, untuk dimarahi.
Yuri adalah seorang undead. Namun, perutnya tiba-tiba terasa
sakit.
“...A-apa yang telah saudariku lakukan?”
“..Umu...”
Supreme One perlahan bangkit dari tempat duduknya. Lalu, dia
membelakangi Yuri.
Setelah melihat ke langit, selama beberapa detik. Kemudian,
dia memutarkan kepalanya, dan berbicara.
“Solution mengambil Miyoshi-kun milikku. Tidak, Miyoshi. Aku
tak tahu, apakah kamu sudah tahu. Jadi, aku akan menjelaskannya dengan cepat. Dia
adalah slime berwarna safir, yang aku gunakan untuk tugas tertentu. dan,
Solution telah menyembunyikannya di suatu tempat. Meskipun aku sudah bertanya
kepadanya, dia menolak berbicara. Oleh karena itu, aku memanggilmu kemari.”
“Aieeee…”
Sebuah jeritan melengking keluar dari bibir Yuri.
Itu benar-benar dosa yang sangat besar. Tak heran, jika ada
orang yang akan dipenggal, karenanya. Tidak, itu adalah sebuah dosa yang
membutuhkan pemusnahan total, terhadap pihak yang ditanyai.
Yuri mengumpulkan seluruh tenaganya, untuk bicara.
“...Jika dia memang harus ditanyai. Pelayan Anda menyarankan,
jika Neuronist-sama yang mungkin lebih cocok.”
Yuri berusaha mati-matian menahan air mata, yang seharusnya
tak dimiliki oleh seorang undead, agar tak keluar dari matanya.
“.. Aku tak akan melakukan itu. Pertama, jika aku
benar-benar serius menyelidiki masalah ini, aku hanya perlu membaca ingatannya.”
“Benar!”
Memang benar. Itu artinya, alasan mengapa dia dipanggil
kemari adalah, untuk menanggung beban tanggung jawab sebagai seorang kakak…
untuk membuat Solution mengaku, meskipun dia harus menggunakan metode yang
keras.
“Aku mengerti.”
Yuri menguatkan hatinya.
Solution adalah seorang slime. Jadi, dia ahli dalam
menghadapi serangan fisik, dan dia memiliki resistance kuat terhadap serangan
tusukan ataupun tebasan sihir. Namun, serangan benda tumpul bisa melukainya.
Yuri mengaktifkan gauntlet miliknya. Setelah memakai
gauntlet tersebut, dia melangkah ke arah Solution.
“Tunggu...”
Kali ini, sang tuan yang memberikan perintah berhenti.
“Bolehkah aku tahu, ada masalah apa Ainz-sama?”
“Yuri, apa yang ingin kamu lakukan?”
“...Pelayan Anda ini berencana, untuk menginterogasi
Solution.”
“…Umu. Kalau begitu, mengapa kamu menggunakan gauntlet-mu?”
Yuri menyadari maksud sang tuan, lalu terdiam. Maksud yang
ditangkap oleh Yuri adalah, dia harus melakukannya dengan tangan kosong. Dia
akan langsung merasakan sensasi memukuli sang adik.
Itu juga berarti, itu akan menyiksa Yuri. Orang yang
memberikan pukulan tersebut.
“A-aku mengerti. Jika itu yang Anda perintahkan, Ainz-sama.”
Yuri melepaskan gauntlet miliknya. Sang tuan mendengus dan
mengangguk, lalu memiringkan kepalanya.
“Hm... kelihatannya pertanyaanku tidak dijawab. Tapi jika
kamu memang mengerti, maka itu akan membuat keadaan menjadi sederhana. Yah
lupakan saja… Lanjutkan saja... Dapatkan jawabannya dari Solution, Yuri.”
“Baik.”
Yuri berdiri di depan Solution. Mungkin dia tahu, apa yang
akan terjadi kepadanya setelah ini. Tapi, adiknya hanya melihat ke bawah. Yuri
mengangkat tinjunya tinggi tinggi, bersiap untuk menyerang.
“…Hentikan!”
Yuri merasakan kekhawatiran di dalam suara sang tuan, saat tubuhnya
menjadi kaku. Lalu, dia pun menoleh ke belakang.
“Kamu... apa yang akan kamu lakukan?”
Yuri tidak memahami arti dari ucapan sang tuan. Jadi, dia
merasa bingung.
"Tidak, ah, menurut perintah Anda. Pelayan Anda ini
berencana untuk mendapatkan jawaban dari Solution..."
"…Uh... hm? ...Apakah aku salah? Biar aku tanya lagi.
Bagaimana caramu untuk membuat Solution menjawabku?"
"Banar! Pelayan Anda ini berniat untuk menghajar dia
sampai mati. Lalu mendapatkan jawaban darinya, ketika otaknya masih tersisa."
Setelah mendengar ini, sang tuan terdiam membeku. Lalu, dia
menatap tajam kepada Yuri.
Apakah dia salah bicara?
Setelah Yuri dilanda kegugupan, sang tuan membelakanginya
sekali lagi.
Setelah beberapa detik yang terasa sangat lama, sang tuan
perlahan mulai berbicara.
"Yuri. Bukan itu yang aku perintahkan. Mungkin saja,
Solution menyembunyikan Miyoshi milikku atas perintah Herohero-san. Itu adalah
sesuatu yang tak bisa ia katakan kepadaku. Itulah kenapa, aku berpikir, mungkin
kamu bisa membantuku untuk menanyakan jawaban itu kepadanya."
"M-Maafkan aku sebesar-besarnya!"
Yuri cepat-cepat meletakkan tangannya di lantai, dan
membungkuk dalam-dalam.
Memang benar, jika memang karena alasan itu, maka Solution
tak bisa disalahkan. Asisten ketua pelayan tersebut bisa dimaafkan. Karena,
Supreme Being telah memutuskan demikian.
Bagaimanapun, mengizinkannya dan mencurinya adalah hal yang
berbeda.
"Tak mengapa. Aku yakin, kamu hanya salah paham. Aku
tak marah, terhadap apa yang dilakukan oleh Solution. Namun itu lebih kepada,
aku merasa sangat tertarik dengan hal itu."
Yuri menyadari, jika bukan hanya ekspresi dirinya saja yang
berubah. Namun, Decrement dan Solution juga.
‘Mengapa begitu?’
Sebelum Yuri bisa bertanya, sang tuan sudah berbicara.
"…Solution."
"...B-Baik, Ainz-sama."
Ini adalah pertama kalinya, Yuri mendengar sang adik
berbicara, sejak dia masuk ke dalam ruangan itu. Suaranya sangat berbeda, dari
Solution yang biasanya ia tahu.
Sang Tuan memutari meja tersebut, lewat di dekat Yuri, lalu
berdiri di depan Solution.
Kemudian, sang tuan mengeluarkan sebuah kristal data.
Kelihatannya, dia tahu kemampuan apa yang dimiliki kristal itu, hanya dengan
menggenggamnya, Namun, hampir semua kristal data memiliki penampilan luar yang
sama.
Dan, hanya ‘job’ tertentu, yang bisa membedakan tipe kristal
data itu, hanya dari penampilan luarnya saja.
"Sekarang, aku memberimu perintah. Memang tak diragukan,
jika item ini adalah milikku… tapi, hancurkan."
"M-Meskipun itu adalah titah Anda. M-Maafkan aku,
Ainz-sama..."
Solution menolak, dengan suara gemetaran.
"Aku mengerti. kalau begitu, ayo kita lanjutkan."
Sang tuan menunjuk ke arah lampu, yang ada di atap.
"Lampu itu adalah bagian dari ruanganku. Tapi, kamu
harus menghancurkannya."
"T-Tapi…"
"Memperbaiki kerusakan dari great Underground Tomb of
Nazarick, membutuhkan biaya. Namun, seseorang bisa memperbaiki sebuah kerusakan
dengan nilai tertentu, tanpa biaya, setiap harinya.
Terutama, lantai-lantai atas yang didesain dengan murah. Karena
melihat kenyataan dari para penyusup yang sering mencoba masuk. Jadi, meskipun
memperbaiki keseluruhan dari lantai itu, bukanlah sebuah pengeluaran yang
besar...
Sebaliknya, barang-barang di lantai 9 sangatlah mahal. Yah,
barang-barang di ruangan royal suite biasanya memang mahal. Itulah kesan yang
biasanya terlihat di dunia."
Sang tuan melebarkan tangannya.
"Meskipun begitu, memperbaiki sebuah lampu, bukanlah
pengeluaran yang besar. Dan seharusnya, itu masih berada pada kategori
perbaikan gratis harian. Baiklah… ayo lakukan."
"...Apakah itu benar-benar tak apa-apa?"
"Ini adalah perintahku. Jadi, tak apa. Lakukan."
Solution bangkit dan berjalan ke bawah lampu tersebut. Lalu,
mengulurkan tangannya. Tangan berbentuk slime itu, menelan lampu tersebut. Lalu
setelah beberapa saat, terdengar suara hancur dan remuk.
Dengan sebuah lampu yang hancur, interior ruangan tersebut
menjadi sedikit lebih gelap.
"Aku paham, aku paham.
Jadi, aku harus mempertimbangkan, jika aku bisa memberikan perintah
untuk menghancurkan markas guild, selama tak menyebabkan kerugian yang besar
bagi Guild?
Solution, mengapa kamu menghancurkannya? Atau lebih
tepatnya, mengapa kamu bisa menghancurkannya?"
Solution terlihat terkejut.
"...Aku paham, kelihatannya ada masalah, dengan caraku
bertanya. Tak usah dihiraukan. Kalau begitu… jika kamu bisa mengancurkan,
selama tak memberikan kerugian besar kepada Guild. Sampai mana yang bisa
dianggap sebagai kerugian besar itu?...
Insting sang pencipta? Ataukah karena aku yang
memerintahkannya? Apakah ada perbedaan, antara Aura dan Mare? Hmm, sekarang ini
tambah menarik."
Sang tuan kelihatannya sedang berada dalam dunianya sendiri.
Seakan, tak ada orang lain di dalam penglihatannya.
"Tetap saja, kamu hanya bisa menghancurkannya, karena
fungsi friendly fire (melukai teman sendiri) sudah diaktifkan. Jadi, akankah
ini menyebabkan biaya tambahan? Jika memang begitu, maka bertarung di dalam
Nazarick, akan sangat menyusahkan...
Aku harus menyelidiki ini dengan detail.
Ini menakjubkan, Solution. Jika kamu tidak menyembunyikan
Miyoshi-kun, aku tak akan terpikirkan untuk menyelidiki ini."
Dengan itu, sang tuan berputar lalu melihat ke arah
Solution.
"Kamu telah memberiku sebuah topik penelitian yang
menarik. Bagus sekali."
"T-Terima kasih banyak, Ainz-sama."
Yuri bisa memahami kebingungan
Solution, dengan sangat baik. Alasan dia mendapatkan pujian dari Supreme One,
jauh terlalu misterius bagi kekuatan kecil mereka, untuk bisa memahaminya.
"Kalau begitu, aku akan melanjutkan penyelidikan
tersebut. Yuri, berikan barang milikmu kepada Solution."
Tak ada keraguan, saat Yuri menyerahkan gauntlet miliknya
yang berharga, yang telah diberikan oleh penciptanya, kepada Solution.
"Sekarang, hancurkan gauntlet itu."
"M-Maafkan aku, Ainz-sama."
Solution merendahkan kepalanya.
"Hmmmm. Aku anggap, kamu tak bisa menghancurkan barang
miliknya. Kalau begitu…"
Seorang Death Knight tiba-tiba muncul di depan sang tuan.
"Hancurkan dia."
Solution menggelengkan kepalanya, yang masih tertunduk.
"Kamu tak bisa menghancurkan seorang Death Knight yang
aku buat? Kalau begitu, bisakah kamu menelannya, tanpa harus
menghancurkannya?"
"Jika hanya itu."
Solution mendekati Death Knight tersebut, lalu mendorongkan
wajahnya.
Kepalanya membesar seperti melayang. Lalu, rambutnya sudah
tak berbentuk lagi.
Itumenunjukkan sifat aslinya sebagai slime yang berwarna
kotor, saat menelan Death Knight tersebut secara keseluruhan. Setelah itu,
kepala Solution kembali seperti semula. Dan, tubuh besar yang baru saja berdiri
di sana, hilang tanpa jejak.
"Hmmm... Jika aku meng-unsummon Death Knight dalam
keadaan seperti ini, apakah itu akan membuatmu kesakitan?"
"Tidak, tidak sama sekali."
"Benarkah? Kalau begitu akan aku lakukan. Bagus, aku
mengerti, hm... dengan kata lain, pertimbangan dasarnya adalah, menyembunyikan
itu saja, bukanlah sebuah kejahatan?
Kalau begitu, mempertahankan bentuk lain, harusnya juga poin
yang penting, kan? Atau, apakah ada alasan lain? Apakah aliansi adalah
kuncinya...? Atau apakah alasannya adalah sistem?
Friendly Fire masih aktif, kan?
Itu bisa juga karena alasannya adalah keengganan… huh.
Seperti yang aku duga, aku sudah melakukan segala macam percobaan. Tapi, aku
masih belum cukup menyelidikinya. Kenyataannya adalah, jika aku bisa memperkuat
poin itu juga. Itu adalah hasil yang luar biasa…"
Sang tuan yang berbicara sendiri, tiba-tiba terdiam. Lalu,
dia menepukkan kedua tangannya, dan melihat ke arah Yuri.
"...Apa yang sedang aku lakukan? Bukankah aku memanggil
Yuri kesini, untuk mendapatkan lokasi Miyoshi-kun dari Solution? Maafkan aku.
Kelihatannya, aku tenggelam sendiri dalam investigasi."
"Tidak, aku tak berani. Pelayan Anda mengerti, jika
investigasi Anda adalah hal yang sangat penting, Ainz-sama."
Jelas sekali, jika sang tuan sedang memikirkan masalah yang
sulit dan rumit. Jika salah satu dari dua puncak intelektual Nazarick ada di sini.
Mungkin, mereka akan mampu menjelaskan sebagian dari pemikiran sang tuan.
Sayangnya, Tak ada satupun yang hadir di sini. Alhasil, yang
dia tahu adalah mampu memahami sang tuan adalah hal yang menakjubkan. Tapi, dia
tak tahu tepatnya, seberapa menakjubkan itu.
Yuri sedikit tak puas dengan itu.
"Sekarang... Pergi dan bicaralah kepada Solution, untuk
mencari tahu, mengapa dia melakukan hal semacam itu."
"Baik! Aku telah mendengarnya, dan patuh!"
Dia ingin berkata, jika sang adik sekarang bicara seperti
biasa. Tapi, Yuri dalam hati menggelengkan kepalanya. Setidaknya, sang tuan pasti sudah tahu secara
kasar, alasannya kenapa.
Dia teringat, dengan apa yang dikatakan Sebas hari ini.
Sebagai yang satu-satunya mengumpulkan para Supreme Being. Tak
mungkin beliau tidak melihat, apa yang sedang dipikirkan oleh sang adik. Dengan
kata lain, pasti ada alasan tertentu untuk ini.
Yuri berbalik ke arah Solution, yang telah melanjutkan
posisi Seiza di suatu tempat.
"Sebelum aku bertanya kepadamu, di mana kamu
menyembunyikan Miyoshi-kun sama. Jawablah sebuah pertanyaan dariku. Mengapa
kamu melakukan hal itu? Miyoshi-kun sama adalah milik Ainz-sama. Seharusnya,
kamu tahu hal itu."
Mata Solution berkedip.
Agar membuatnya tak teralihkan dari pertanyaan, Yuri menekankan
kedua tangannya di wajah Solution, dan memaksa mata mereka saling bertemu.
Bagi seseorang yang tak memiliki bentuk tetap seperti
Solution, kabur dari dekapan kedua tangan itu, seharusnya semudah membalik
telapak tangan. Namun, dia tidak melakukannya.
Dan, kebetulan bola mata Solution juga palsu. Jadi, beradu
tatapan dengannya adalah hal yang sia-sia.
Lagipula, dia tak menggunakan pandangannya, untuk menipu
orang lain. Meskipun begitu, Yuri menatap mata sang adik. Karena, Solution bisa
memahami bagaimana perasaannya.
Dua orang itu saling melihat satu sama lain.
Akhirnya, bibir Solution bergerak.
"Yuri-nee... A-Aku tak senang dengan hal ini."
“Apa yang membuatmu tidak senang?”
Alasan kenapa Yuri tak bertanya seperti itu adalah, karena
Yuri merasakan, jika Solution belum selesai bicara. Jadi, dia melepaskan
genggamannya dari wajah Solution, lalu melangkah mundur.
"...Ainz-sama."
Mata solution berpindah dari Yuri, kepada sang tuan.
"Mengapa?! Katakan kepadaku, mengapa?! Aku juga seorang
slime! Aku bisa membersihkan Anda lebih baik daripada Miyoshi-kun sama! Mengapa?!
Mengapa Anda tak membiarkanku memandikan Anda, dan menjilat tubuh Anda yang
agung, sampai bersih?!"
Sang tuan berbalik.
Merasakan penolakan dari sikap sang tuan, wajah Solution
dipenuhi rasa kekecewaan. Yuri bisa memahami penderitaan ini, dengan sangat
baik. Dan dari sudut matanya, dia melihat Decrement membuat wajah yang sama.
‘Mengapa jadi berakhir seperti ini... jika bukan karena
harapan dari para Supreme Being... maka, adikku yang aku sayangi itu, tak akan
melakukan sebuah dosa yang buruk ini...’
Itu adalah kesalahan fatal, dan layak mendapatkan hukuman
mati. Tidak, tak ada hukuman lain yang mungkin, selain daripada kematian.
Sudah berapa lama waktu yang terlewatkan, sejak sang tuan
berbalik?
Sementara jumlah waktu yang lewat mungkin tidaklah lama.
rasanya, memang sebanyak itu waktu yang terlewatkan bagi Yuri.
Kapan sang tuan akan memberi perintah, untuk menghukum sang
adik?
Akhirnya, sebuah pertanyaan terdengar.
"...Hanya itu?"
"Alasan lain apa, yang seharusnya ada?!"
Solution menangis, membalas pertanyaan sang tuan. Meskipun
air matanya bukanlah bagian dari tubuh Solution. Dan, air mata itu diserap
kembali ke dalam tubuhnya, ketika itu tiba di dagu Solution.
Yuri bisa memahami perasaan sang adik. Tapi…
"Solution Epsilon! Beraninya kamu!"
Setidaknya, Yuri ingin melakukannya dengan tangannya sendiri.
Yaitu, tangan seorang kakak. Dengan berpikir demikian, Yuri mengepalkan
tinjunya…
"...Tidak apa. Yuri, ada..."
Yuri melihat ke arah sang tuan karena suaranya. Lalu, mata Yuri bertemu dengan titik cahaya
merah, yang sedang menatapnya. Tidak, itu tak benar, jika tatapannya mungkin terlihat
tertuju kepada Yuri. Tapi, bukan itu masalahnya. Seakan, mata itu sedang
melihat ke arah yang sangat jauh, jauh sekali.
‘Apakah ada sesuatu yang terjadi,’ pikir Yuri, saat
dia berhenti bergerak. lalu, dia mendengarkan sebuah suara lirih yang mengatakan
kalimat "dasar-bodoh…?"
Suaranya sangat lirih. Jadi, dia tak mendengarnya dengan
jelas. Saat sang tuan melihat ke arahnya dengan wajah bingung, dia terbatuk
untuk membersihkan tenggorokannya.
"Tidak, Yuri. Ah... tak perlu memukulnya. Bagaimanapun
aku tak marah, kan?"
"Aku mengerti. terima kasih banyak!"
Mata Yuri menjadi basah, terhadap hati sang tuan yang lebar
dan penuh ampun. Yang bahkan, bisa memaafkan sikap tak sopan Solution. Tidak,
jika dia bukan seorang undead, Yuri pasti akan menangis deras sekarang ini.
"Uh, Umu... kalau begitu. Solution. Aku mengerti,
bagaimana perasaanmu. Kelihatannya pertimbanganku tak tepat. Sedangkan, alasan
mengapa aku tak memerintahkanmu untuk melakukannya, Solution.
Salah satu alasannya adalah, karena kamu tak diciptakan
olehku. Jika aku melakukannya. Aku akan merasa malu, menghadapi
Herohero-san."
"Herohero-sama?!"
Mungkin, karena dia telah menyebutkan Supreme Being yang
menciptakan Solution. Jadi, Solution mengeluarkan suara yang sulit dibayangkan
sebelumnya, bila ia dalam kondisi biasa.
"Umu. Memang benar begitu. Membiarkan seseorang seperti
dirimu, yang merupakan Putri Herohero-san melakukan ah, apa ya… ya begitulah, melakukan
semacam hal itu, pasti aku akan dimarahinya."
Solution menundukkan kepalanya, lalu segera diangkat lagi.
"...Ainz-sama, mohon terima permintaan maafku, yang
sebesar-besarnya. Pelayan Anda akan dengan senang hati menerima segala hukuman
yang Anda berikan kepadaku."
"Umu, seperti yang aku bilang. Kali ini, pertimbanganku
tidaklah sempurna. Jika aku menjelaskan ini sejak awal, maka keadaannya tak
akan menjadi seperti ini. Solution, aku tak akan mengejar sifat berontak kecil
dirimu, yang lucu itu.
Kejadian hari ini harus tetap menjadi rahasia, di antara
kita berempat. Apakah ada yang keberatan?"
Tak mungkin ada yang keberatan.
Yuri menghela nafas lega, di dalam hati.
Bagus, jika sang adik tak terbunuh.
"Kalau begitu, di mana Miyoshi milikku?"
"Di sini," mulut Solution mengembang besar. lalu,
sebuah slime biru mengalir keluar dari sana.
"Ini."
"Oh..."
Solution menggenggam Slime di tangannya, dan dengan hormat
menyodorkannya kepada Ainz. Namun, sang tuan tak mengulurkan tangan untuk
mengambilnya.
"Solution, kembalikan ke tempatnya semula. Dan jangan
lupa, membasahinya dengan air."
Niat sang tuan adalah, agar dia bisa bertanggung jawab
sepenuhnya, sampai akhir.
Jika dipikir-pikir, itu memang bisa diduga.
Saat Yuri mulai merasa malu karena tak menyadarinya.
Solution bangkit, dan meninggalkan ruangan tersebut.
"…Ainz-sama, aku tak bisa merasa cukup berterima kasih,
atas ampunan Anda kepada Solution."
"Hm?"
Sang tuan yang sedang mengamati Solution yang pergi,
kelihatannya berbicara untuk membangkitkan semangat Yuri.
"Tidak, itu adalah sebuah kegagalanku, karena tak
mempertimbangkan gambaran sepenuhnya. Seharusnya, aku mencoba mempertimbangkan
sudut pandang Solution… meskipun, aku tak berniat untuk mempercayakan tugas
mandiku kepadanya, apapun alasannya."
"Meskipun begitu, aku masih tetap berterima
kasih."
"Hmm... ngomong-ngomong, apakah kalian, para battle maid,
tak puas dengan situasi sekarang ini?"
"Bolehkah aku tahu, apa maksud Anda dengan hal
itu?"
"Aku tak menyadari sikap tidak puas Solution. Aku gagal
sebagai seorang tuan."
"Tapi itu adalah…"
Yuri berhenti di separuh perkataannya, karena sang tuan
mengangkat tangan.
"Kalau begitu, tolong dengarkan aku. Aku ingin kamu
membantuku mencari tahu, jika battle maid lain juga merasa tak puas. Di masa
lalu, aku meminta Death Knight menanyakannya kepada para Guardian, tentang hal
yang sama.
Memang benar, waktu itu, aku hanya bertanya tentang sumber
daya yang mereka butuhkan. Kalau begitu, Yuri Alpha."
"Aku di sini!"
"Sekarang, aku berikan kepadamu, sebuah tugas. Pergilah
dan temui battle maid lain, dan lihat apakah mereka tak senang, dengan keadaan
dan perlakuan saat ini."
"Aku mengerti. Pelayan Anda akan langsung
melaksanakannya."
"…Dan juga, aku akan memberimu sebuah peringatan.
Ketika kamu bertemu dengan musuh yang tidak diketahui, kamu tak boleh berkata
seperti 'kami akan hajar mereka dahulu dan memikirkan, apakah kami bisa
mengalahkan mereka nanti'. Apakah kamu mengerti?"
"B-Baik. Aku mengerti."
Sebuah kebingungan sesaat, membuat Yuri tak mampu merespon
secara langsung. Itu karena, dia tak tahu, mengapa sang tuan berkata seperti
itu kepadanya.
Namun, itu adalah perintah dari Supreme One. Jadi wajar saja,
jika yang bisa ia lakukan adalah mematuhinya.
Dia dilarang menyerang mereka, lalu mempertimbangkan, apakah
bisa atau tidak mengalahkan musuh yang tidak diketahui itu.
Yuri mencatatnya dalam pikiran.
Post a Comment for "Overlord Side Story Part 3"
comment guys. haha