KOB_287
Bab 287
KOB_287
“Aku percaya dirimu.”
Itu adalah kalimat koheren pertama yang diucapkan Snow, setelah kehilangan ingatannya. Snow telah banyak melihat di sisi Muyoung dan mengawasinya, dia berdiri setelah dia jatuh berulang kali. Dia tahu jika Muyoung mengatakan yang sebenarnya, dan jika dia memiliki kekuatan untuk membuat yang tak mungkin menjadi mungkin.
Snow yakin, jika Muyoung memiliki kekuatan itu.
Dia tak akan memaksanya untuk percaya, jika Diablo adalah
ilusi. Tapi, Muyoung bisa mengalahkannya. Snow mulai percaya itu.
Muyoung mengangguk dan berbalik. Tidak perlu kata-kata lagi.
Kepercayaan akan menjadi kekuatan untuk mengubah segalanya.
“Tak ada yang berubah! Kamu tak akan pernah mengalahkan
Diablo!”
Kata-kata Solomon seperti mantra, karena dia ingin Muyoung
melihat dia tak bisa menang melawan Diablo. Itu adalah bentuk hipnotis. Tapi
sekarang, Muyoung menyangkal semuanya.
Solomon sudah selesai. Muyoung membantah Diablo.
“Kamu bukan dewa.”
Bahkan jika mereka benar, Muyoung akan menentang gagasan itu,
dan akan membuktikan jika mereka tak berbeda darinya. Karena dia menyangkal dan
menginjak mereka. Pedangnya mulai mengerang dengan kejam.
Muyoung sedang menebang ilusi, dan dia bahkan tak perlu
menemukan gandum. Daging Diablo menghilang seperti asap.
“Bagaimana bisa, manusia biasa…!”
Solomon berteriak. Alur telah berubah, dan Diablo tak bisa
berbuat apa-apa terhadap Muyoung. Terlebih lagi, manusia adalah ras yang gagal.
Bagaimana salah satu dari mereka mencapai keilahian?
Tak peduli bagaimana Solomon mencoba menyangkalnya, Muyoung
adalah manusia yang telah membuka semua kemungkinan itu.
Kemungkinan kata… Solomon tidak dapat melihatnya, dan
menolak untuk mengenalinya. Dia menyangkal kemungkinan yang ada di semua ras,
dan hanya ingin membasmi mereka. Tentu saja, Solomon tak mau mengakuinya. Tapi,
Diablo mulai menghilang, setiap kali pedang Muyoung menyentuhnya.
Ini adalah kenyataan, yang tak hilang, tidak peduli seberapa
keras Solomon berusaha menyangkalnya!
‘Apakah itu efek dari keilahian?’
Serangan Diablo tidak dapat merusak Muyoung lagi, karena
‘dewa palsu’ kalah dari ‘dewa asli’. Muyoung memotong tubuh Diablo. Dan
fenomena aneh terjadi, ketika Diablo benar-benar dilenyapkan.
Apakah itu karena Diablo hanyalah ilusi?
Semuanya kembali, bahkan tanah yang hancur dan hangus, iblis
yang mati, dan Gregory dan Amon yang berada di ambang kepunahan. Bawahan
Muyoung juga kembali.
‘Luar biasa.’
Itu adalah pemandangan yang membuka mata, karena semuanya
kembali. Seolah-olah, tak ada yang terjadi. Tapi, jejak di tubuh Muyoung, dari
pertarungan Diablo tak menghilang.
“Aku tidak percaya.”
Amon berbicara sambil berdiri. Dia adalah ahli sihir, tapi
yang baru saja terjadi adalah keajaiban. Sementara Amon memiliki perasaan yang
rumit, dia jelas telah bangkit kembali.
“Muyoung… kamu menang.”
Gremory membuka mulutnya, saat dia melihat sekeliling. Dia
memahami situasinya, tapi tidak tahu mengapa itu terjadi. Solomon menggertakkan
giginya, karena usahanya tak menghasilkan apa-apa.
“Kamu akan menyesal, karena menghancurkan Diablo.”
“Menyesal?”
Solomon yang seharusnya menyesal, karena tak akan terjadi
apa-apa jika dia tak menargetkan Muyoung. Serangannya adalah kesempatan yang
dibutuhkan Muyoung.
Karena Solomon, Muyoung telah naik beberapa tingkatan, ke
area yang tak dapat ia capai, jika dia hanya menghadapi Demon Lord. Saat itulah
Solomon memandang langit, dan mengerutkan kening.
“Bajingan itu! Dia sudah di sini?”
Langit tiba-tiba menjadi hitam. Seolah-olah mengumumkan, jika
masih ada lagi yang akan datang. Hujan mulai turun, dan awan gelap mengelilingi
mereka.
‘Ini…’
Muyoung menyadari perubahan tak terduga, yang pastinya bukan
fenomena alam. Juga, banyaknya sihir dan indikasi yang tak terhitung jumlahnya,
dari sesuatu yang mendekati mereka mengkhawatirkan.
Solomon menatap Muyoung.
“Dia tak bisa dihentikan tanpa Diablo. Berikan Ars Nova dan
Ars Paulina padaku sekarang! Atau kamu dan semua yang kamu yakini akan hilang!”
Solomon tampak putus asa, karena dia takut apa yang akan
terjadi. Muyoung hampir tak bisa mempercayainya. Semua Demon Lord paling takut
pada Solomon, tapi sekarang dia lah yang paling takut.
Alis Muyoung berkerut, karena reaksi Solomon dan sihir
kental dalam jumlah besar yang bisa ia rasakan, hanya menandakan satu hal.
Apakah Baal akan datang?
“Baal… ya, kamu memanggilnya begitu.”
Kata-kata Solomon sangat penting, dan badai petir dahsyat
menghancurkan langit, pada saat yang bersamaan. Banyak iblis yang berkumpul
dari sekitar melihat ke atas.
Ada Demon King dan Demon Lord di antara mereka, dan mereka
dengan cepat berkumpul di dekat Muyoung. Tapi, mereka tak menyerang Muyoung
atau Solomon, dan hanya berlutut menghadap angin puyuh besar itu.
“Baal!”
“Baal!”
“Selamatkan kami!”
“Selamatkan kami!”
Para iblis itu bernyanyi dengan keyakinan fanatik, dan ‘dia’
muncul dari tengah angin puyuh.
‘Apakah itu benar-benar Baal?’
Muyoung mengerutkan kening, saat dia melihat Baal. Matanya
tak menipunya, tapi Muyoung masih tak percaya, dengan apa yang dilihatnya.
Penguasa dari semua Demon Lord.
Orang yang berdiri di atas segalanya. Satu-satunya makhluk
yang bisa melawan Solomon!
Mereka memanggilnya ‘Baal’.
Tapi, Muyoung tak tahu apa yang sedang terjadi.
‘Baal dan Solomon…’
Keduanya tak hanya memakai wajah yang sama di luar, tapi
mereka identik, sampai ke sifat keberadaan mereka!
Post a Comment for "KOB_287"
comment guys. haha