Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

KOB_289

gambar

Bab 289

KOB_289

Muyoung merasakan ledakan di dalam kepalanya. Dia segera merasa kabur dan tak berdaya.

“Apakah semuanya direncanakan oleh Baal?”

Muyoung mulai mempertanyakan segalanya. Jika Baal dengan sengaja menciptakan Muyoung, dan semua yang telah ia lakukan sampai saat ini adalah untuk saat ini, itu tak tertahankan.

Muyoung berlomba untuk datang ke sini tanpa istirahat, dan menyerahkan segalanya untuk kemenangan. Tujuan keberadaannya adalah untuk melahirkan anomali dan menarik perhatian Solomon.

Muyoung adalah jebakan yang dipasang oleh Baal, dengan tujuan untuk menangkap Solomon!

“Tidak.”

Saat itulah, gema kecil terdengar di kepala Muyoung. Malaikat lain yang bersembunyi muncul saat keilahian Solomon, menggali jiwa Muyoung.

‘Kamu bukan hanya wadah, dan kamu berjanji kepadaku, jika kamu akan mengatasi semua cobaan dan kesulitan. Jangan kalah.”

Suara siapa ini?

Muyoung merasa rindu, seperti yang sudah lama ia dengar. Tapi, dia tak ingat siapa itu.

“King Slayer membuat persiapan untuk membangunkanku, untukmu. Dia telah mengucapkan Time Oath pada Solomon, dan kami mendapat waktu, berkat itu.”

Pada saat keilahian Solomon bercampur dengan Muyoung, Time Oath yang diberikan King Slayer pada Solomon diaktifkan. Merupakan kutukan untuk mengurung Salomon, yang telah lolos dari batasan waktu, kembali ke Realitas.

Kutukan itu memungkinkan malaikat waktu, Ars Paulina yang telah tertidur jauh di dalam jiwa Muyoung, untuk bangun.

Sayap menyebar di atas kepala Muyoung, dan seorang malaikat cantik dengan delapan sayap putih bersih itu menunjukkan dirinya.

“Ars Paulina! Kamu pasti mengerahkan kekuatanmu!”

Baal berteriak kaget, pada kejadian tak terduga ini.

“Baal, tak semuanya akan mengikuti keinginanmu.”

“Bagaimana? Apa yang bisa kamu lakukan?! Sekarang, Vessel itu sudah ada di tanganku, dan peranmu sudah selesai!”

“Muyoung bukan hanya Vessel, tapi seseorang yang jauh lebih mulia darimu. Dia hanya perlu mengerti.”

Ars Paulina menyatukan kedua tangannya, dan Baal memelototi tindakannya.

“Apa? Kamu bajingan, kamu akan…!”

Dengan suara mendidih, waktu Baal dan Muyoung terhenti. Semua cahaya menghilang dari sayap Ars Paulina, dan dia jatuh. Dia hanya bisa menghentikan waktu sebentar, dengan kekuatan yang ia miliki.

Itu benar-benar satu-satunya kesempatan mereka.

“Tolong, menangkan seperti sebelumnya. Kamu ingin menang, kan?”

Ars Paulina percaya, jika Muyoung akan menjadi sempurna dengan menyerap keilahian Solomon, dan tak akan tertelan oleh Baal. King Slayer memberikan semua yang ia miliki untuk satu kesempatan ini.

Jadi, dia terus percaya seperti orang lain.

Tiba-tiba Muyoung, Baal, dan Solomon menghilang.

‘Apa yang terjadi?’

Gremory terkejut, seperti iblis dan Demon Lord lainnya. Tapi, perang ini tak berakhir, karena mereka telah menghilang.

“Muyoung akan kembali, karena dia adalah seseorang yang tak akan mati, karena orang lain mencoba membunuhnya.”

Tacan mendekati mereka lebih dulu, dengan pedang di tangannya. Dia tahu, jika garis pertempuran harus segera dibentuk saat ini.

Crimson Balrog, Hellhorse, dan unicorn, undead, termasuk rubah dan iblis di bawah komando Gremory, juga berkumpul bersama. Mereka kalah jumlah, tapi Gremory tak sendiri.

“Amon?”

“Jangan salah paham. Aku hanya tak ingin dijebak oleh Solomon atau Baal lagi.”

Amon ada di pihak Gremory. Dia adalah tuan dari sihir dan menjadi lebih kuat oleh Muyoung, yang membebaskannya dari belenggu. Amon sekarang adalah inti dari sihir itu sendiri.

Tapi, mereka masih berada di pihak yang kalah karena tidak ada seorang pun dari koalisi yang memihak Gremory. Hanya ada tiga puluh ribu tentara, termasuk bawahan Amon yang bisa dilawan Gremory, dan lawan memiliki pasukan puluhan kali lebih banyak.

“Amon! Apakah kamu mengkhianati kami?”

Demon Lord ke-8 Barbatos berbicara dengan marah, saat tanduk kambingnya bergetar. Amon menggelengkan kepalanya, dengan dingin.

“Aku tidak pernah menjanjikan kesetiaanku pada Baal. Dia hanya bertindak berdasarkan ketakutan kita.”

Semua Demon Lord telah menundukkan kepala mereka secara sukarela untuk menekan rasa takut mereka, dengan setia kepada Baal.

Amon dulu sama, tapi sekarang tidak lagi. Dia tak akan dikuasai oleh ketakutan sekarang.

“Apa kamu yakin Baal benar? Kita bukan serangga yang bisa ia masukkan ke dalam pot, untuk kita lawan sendiri.”

Semua Demon Lord tahu apa yang diinginkan Baal. Jadi, tak ada yang ikut campur dalam perang ini. Mereka hanya memberi perintah untuk membasmi semua ras dan lawannya. Karena mereka tahu, Baal hanya akan mengambil satu ras, yang akan selamat dari perang dengannya, ketika dia kembali.

Itulah sebabnya, mereka begitu putus asa. Dan Baal pernah menjadi tiran yang kejam, karena para pengikutnya benar-benar percaya padanya. sementara, mengkhianati Baal adalah tindakan yang benar.

“Amon, hanya dia yang bisa melindungi kita dari segalanya. Kita tak akan kehilangan rumah kita dengan sia-sia, seperti itu lagi. Kita tidak akan membiarkan hidup kita terinjak-injak.”

Tentu saja, Amon mengerti pikiran mereka.

Mereka merasa tak berdaya oleh musuh yang tiba-tiba muncul suatu hari, yang menghancurkan rumah mereka, dan menyebabkan banyak kematian. Mereka tak mau mengulanginya lagi dan mencari pelindung.

Kedua belah pihak hanya memiliki ide yang berbeda, untuk mencapai tujuan itu.

Amon menggelengkan kepalanya, karena dia tahu kata-katanya tak akan sampai ke mereka.

Barbatos berbicara lagi.

“Kami akan kembali ke Bumi, rumah kami! Jadi, kami akan melenyapkan kalian semua. Kami akan menghancurkan dan mengambil semuanya untuk kami. Jangan mengutuk kami, sebagai orang yang hina dan kejam. Kalian juga telah merampas segalanya dari kami.”

“Ya, kamu tak bisa bertahan di sini, jika kamu normal.”

Amon mengakui keinginan dan pikiran mereka, seperti yang dilakukan Gremory. Dia tak dapat mencela mereka, karena mengambil jalan yang berbeda. Tapi itu terbukti, jika hanya pihak yang menang yang akan bertahan.

Mereka bersiap untuk menyerang, dan Crimson Balrog menjerit.

Mereka tak tahu siapa yang akan kembali, apakah itu Baal, Solomon, atau Muyoung. Tapi, mereka semua terbakar, karena keinginan dan cita-cita mereka.





< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "KOB_289"